Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 8 March 2015

Teolog Gereja Katholik Roma Pada Abad Pertengahan



Teolog Gereja Katholik Roma Pada Abad Pertengahan
I.                   Pendahuluan
Pada Pertemuan yang sebelumnya kita telah membahas tentang Perang Salib. Dan pada kesempatan ini, Kami para penyaji akan memaparkan tentang Teolog Gereja Roma Katholik pada abad pertengahan, untuk lebih memperjelas bagaimana Teolog Gereja di Roma Katholik pada abad pertengahan. maka kami akan memaparkan latar belakang gereja pada Abad pertengahan, pemikiran para teolog, serta dampaknya pada abad pertengahan tersebut. Semoga sajian kali ini dapat menambah pemahaman dan wawaasan kita bersama.
II.                Pembahasan
2.1  Latar Belakang Gereja Pada Abad Pertengahan
Kata “Abad Pertengahan” mempunyai istilah timbul setelah reformasi untuk menuju waktu antara zaman Gereja kuno dan pemulihan kembali gereja pada zaman Reformasi. Untuk sejarah gereja awal Abad Pertengahan dikaitkan dengan kepausan Gregorius Agung(590-604) yang meletakkan dasar untuk penyebaran agama kristen ke suku-suku Eropa Barat dan untuk pengkristenan Eropa. Dasar pengkristenan suku-suku German di Eropa Barat diletakkan oleh Paus (uskup Roma) Greogorius Agung(590-604). Dengan mempunyai strategi “Pengkabaran injil”. Seringkali dikatakan bahwa pertumbuhan kepercayaan Takhyul dalam gereja Abad pertengahan adalah hasil Germanisai iman Kristen, yaitu akibat penyesuaian gereja terhadap kebudayaan suku-suku German. Pengkabaran injil  ditengah-tengah suku-suku German mendapat dorongan besar dari paus Gregorius Agung (590-604). Paus ini dijuluki ”Bapak Ketahkyulan”, karena ia mencoba membangkitkan semangat iman dengan cerita-cerita tentang orang-orang santo dan mujizat- mujizat yang dilakukan mereka. dengan demikian ia memberi tempat kepercayaan rakyat dalam kehidupan gereja.[1]
Selama zaman Abad Pertengahan (590-1492/1517) gereja di Eropa Barat memainkan peranan yang menentukan diseluruh kehidupan masyarakat. Ketika kuasa kekaisaran Romawi hilang sebagai kuasa yang mempersatukan Eropa dan situasi ini dapat berlangsung terus sampai akhir abad pertengahan. Pada awal abad pertengahan(590-910) Agama Kristen mulai disebar ke batas-batas Utara dan Timur laut Benua Eropa, sedangkan Timur Tengah dan Afrika Utara Gereja diancam oleh serbuan dari pihak Islam. mulai periode ini Gereja di Barat dan Gereja di Timur menjalankan sejarahnya masing-masing secara tersendiri.[2]
Pada zaman abad pertengahan, bangsa-bangsa yang muda di Eropa Barat dan Utara menerima saja segala ajaran teologia yang diwarisi dari gereja lama. Pada masa ini gereja tidak hanya memainkan peranan dibidang agama tetapi juga dalam bidang politik dan kebudayaan sehingga dapat dikatakan Gereja Khatolik Roma menentukan seluruh kehidupan masyarakat.[3] Hal ini juga tampak dalam kehidupan jemaat yang mempercayai sisa-sisa tubuh atau barang-barang dari seorang kudus yang telah meninggal berupa rambut, tulang, pakaian dan sebagainya (Relikwi) dan juga kekuasaan Paus untuk mengatur negara(kehausan paus akan uang semakin besar). Namun sesudah sekitar tahun 100, penduduk Eropa Barat mulai memperhatikan kembali karangan-karangan Filsafat Yunani. Karangan-karangan itu, terutama karya Plato dan Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Gereja. Maka itu yang menjadi cita-cita Teologi Abad Pertengahan ialah menyelaraskan ajaran gereja itu dengan filsafat Yunani, aliran teologi itu disebut dengan Teologi Skolastik.[4] Ilmu Skolastik tidak bermaksud menciptakan pasal-pasal kepercayaan yang baru, karena tidak ada lawan kafir atau sekta-sekta Kristen yang perlu dibantah. Pokok teologia ini telah ditetapkan oleh tradisi gereja lama. Ahli-ahli Skolastik berkeyakinan bahwa segala ajaran gereja itu bukan saja harus dipercayai tetapi juga dapat dimengerti oleh manusia. Sebab itu mereka berusaha untuk membuktikan bahwa segala sesuatu yang dinyatakan Allah dapat diterangkan dan dibenarkan terhadap akal budi manusia. Dengan demikian pokok utama yang diperbincangkan skolastik adalah Relasi antara pernyataan (Wahyu) Tuhan dengan akal budi Manusia.[5]
2.2 Teolog Pada Abad Pertengahan
2.2.1 Anselmus dari Canterbury
Anselmus adalah seorang teolog dan filsuf yang hidup pada Abad pertengahan. Ia adalah seorang yang sangat termuka diantara pemikir-pemikir skolastik. Anselmus dilahirkan pada tahun 1033 di Aosta, Italia. Ayahnya adalah Bangsawan di Italia yang bernama Gundulph dan ibunya bernama Ermenberga. Anselmus memasuki biara Bec yang dipimpin oleh Lanfranct seortang pemimpin biara. Tahun 1060, Lanfranc diangkat menjadi uskup agung di Canterbury, inggris dan Anselmus diangkat menjadi penggantinya. Tahun 1093 Anselmus mengantikan Raja William sebagai uskup Agung Canterbury. Anselmus menulis beberapa karya dalam bidang teologi maupun dalam bidang filsafat.[6] Pemikiran Anselmus adalah teologi barat pertama pada abad pertengahan ia sebagai pendiri aliran Skolastisme. Anselmus memiliki ide yang dikenal dengan sebagai “Teori Pengorbanan” bagi penebusan. Sampai saat ini teori tersebut merupakan penjelasan teologi terkenal tentang karya penebusan kristus. Ia memiliki sumber-sumber Alkitabiah seperti: “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka (2 Kor.5:19). Meskipun Anselmus mengetahui Alkitab dengan baik, tetapi ia ingin menguji kekuatan logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya. Dalam karyanya Proslogium Intellectum(Iman mencari Pengertian), Anselmus juga membuat pernyataan yang terkenal dengan ”Saya Percaya Agar dapat mengerti”. Yang dimaksud dengan pernyataan itu adalah bahwa mereka yang mencari kebenaran harus beriman dahulu, singkatnya ia menyatakan bahwa rasio manusi membutuhkan ide mengenai ada(Being) yang sempurna(Allah), oleh sebab itu Being tersebut harus  ada. Ide ini telah menawan hati banyak filsuf dan teolog sepanjang masa.[7]
            2.2.2  Innocentius III
Innocentius III adalah seorang paus pada abad pertengahan yang berhasil melepaskan gereja dari kekuasaan dan pengawasan pemerintahan duniawi(negara). Nama aslinya adalah Lotario dei Conti di segni. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga bangsawan di italia. Innocentius III belajar teologi Skolastik di Universitas Paris dibawah bimbingan Petrus dari Corbeil. Kemudian ia belajar ilmu hukum dan hukum kanon pada universitas Bologna dibawah bimbingan Uguccio dari ferrara. Setelah selesai pendidikannya di Bologna, ia kembali ke Roma  dan  segera menempati kedudukan yang penting dalam kepausan di  Roma. Pada tahun 1198 Paus Celestinus IV meninggal dunia dan Lotario terpilih menjadi paus. sepanjang hidupnya ia berjuang untuk mempersatukan Eropa dibawah kekuasaan seorang raja dan satu hukum moral kristen. Ia menyebut dirinya sebagai “Wakil Kristus”. menyatakan bahwa ia adalah duta Kristus dibumi, ia berkata bahwa paus adalah perantara antara Allah dan manusia, dibawah Allah tetapi diatas manusia. Kristus bukan saja  menyerahkan kekuasaan atas gereja kepada petrus, melainkan juga kekuasan atas seluruh dunia. Raja-raja adalah wali paus yang diangkat oleh paus untuk mengurus perkara-perkara duniawi. Oleh karena itu, raja-raja harus taat kepada paus. Raja dapat memerintah dengan benar bila raja melayani gereja. Innocentius III memakai gambaran matahari dan bulan. Matahari memerintah siang dan bulan (yang lebih kecil) memerintah malam. Begitu juga dalam gereja, Allah mengadakan dua pangkat besar, yaitu yang paling besar untuk memerintah jiwa dan yang kurang besar untuk memerintahkan tubuh. Pangkat-pangkat itu adalah kekuasaan paus dan kekuasaan raja. Puncak karya kepausannya adalah pemanggilan Konsili Lateran IV pada tahun 1215, pada konsili Lateran IV Gereja menyerap banyak ide-ide Innocentius. Dalam sidang yang selama tiga hari ini menghasilkan ratusan Dekrit, karena Innocentius merasa peduli bahwa setiap orang kristen yang telah dibaptis harus menampilkan citra kekristenan, sidang tersebut mewajibkan setiap orang mengaku dosa kepada seoranmg pastor dan mengambil komuni setiap tahun. Melalui Konsili Lateran IV ini  doktrin “Transubstansiasi” (Doktrin bahwa substansi roti dan anggur berubah menjadi substansi tubuh dan darah kristus). [8] Konsili ini memutuskan beberapa aliran sesat seperti golongan kathar, mewajibkan para raja dan pemimpinan negeri kristen menindas ajaran sesat dan mewajibkan uskup memeriksa pengajaran dijemaatnya.[9] Dalam Konsili IV dilateran(1215) yang berlangsung dibawah pimpinan Innocentius III telah disahkan menjadi dogma gereja.[10] Gereja memandang pengambilan komuni sebagai bagian penting untuk mendapatkan keselamatan; penyangkalan, seperti halnya dengan pengucilan, berbahaya bagi jiwa. Dengan kesempatan berhubungan langsung dengan tubuh dan darah Kristus, para imam memegang peranan penting dalam otoritas gereja. Pengucilan berkekuatan besar karena hal itu menyangkal hubungan seseorang dengan Kristus. Konsili itu juga menyerukan agar orang Yahudi diharuskan mengenakan identitas khusus. Orang-orang kristen dilarang mengadakan transaksi dagang dengan mereka, lambat laun hal ini mewujudkan perkampungan Yahudi tersendiri.[11]
      2.2.3 Fransiskus dari Asisi
Fransiskus dari Asisi adalah pendiri Ordo saudara-saudara Hina(Ordo Fransiskus, OFM). Ayahnya adalah seorang saudagar kain yang kaya di Asisi bernama Pietro Bernardone dan ibunya bernama Pica. Fransiskus dilahirkan pada tahun 1182. Pada Tahun 1205 ia mengadakan perjalanan Jiarah ke Roma, ketika memasuki pintu gerbang gereja St Petrus. Ia bertemu seorang yang berpenyakit kusta dan terdorong oleh rasa kasihannya, Fransiskus memeluk orang itu. Pada tahun 1206 Fransisikus berdoa dalam gereja St Damian di Asisi. Ia mendengar suara dari lukisan Kristus yang berkata supaya ia memperbaiki gedung gereja yang hampir runtuh. Fransiskus membagi-bagikan uang ayahnya kepada orang-orang miskin dan menjual kain-kain ayahnya dan dipergunakan untuk memperbaiki gedung tersebut sehingga ayahnya marah akibat tindakannya tersebut. Hak waris faransiskus dicabut ayahnya, Fransiskus adalah seoarng birawan dekat St damian. Pada tahun 1209 ia membantu melayankan misa dalam gereja diPortiuncola dekat Asisi, Fransiskus mendengar firman Tuhan(Matius 10:7-19) ia menganggap kata-kata itu adalah nasihat pribadi kepadanya. Fransiskus mengajarkan tentang kemiskinan, pertobatan, kasih persatuan dan perdamaian serta ia meninggalkan kekayaannya. Pada tahun 1210 Fransiskus pergi ke Roma untuk memperoleh persetujuan paus Innncentius III. Paus menyetujuinya dan nama ordonya adalah OFM.[12]
2.2.4 Bernhard dari Clairvaux
Bernhard lahir tahun 1090 di Fontaines( dekat Dijon) dari keluarga bangsawan. Sejak kecil ia telah bercita-cita untuk menjadi seorang biawaran. Pada tahun 1112, bersama tiga orang saudaranya serta 30 orang pemuda bangsawan lainnya, ia memasuki Biara Citaeux. Bernard dipilih menjadi pemimpin biara yang baru ini dan ia tokoh gereja yang termuka di Eropa pada Abad Pertengahan. [13] Bernhard disebut” Bapa Gereja yang terakhir”. Ia tokoh penting terakhir dari tradisi teologi monastik atau kebiaraan awal abad pertengahan. Ia seorang penulis yang hebat, sehingga digelari “ mengalirkan madu” atau semanis madu. Ia menulis serangkaian karya penting mengenai hidup kebiaraan. Mula-mula Bernhard menulis karya teologi yang bersifat akademis: De Gratia et libero Arbitrio (Anugerah dan kehendak Bebas). Ia mempertahankan pendapat bahwa pekerjaan-pekerjaan baik atau amal kita sekaligus semata-mata anugerah Allah(dengan demikian tidak ada tempat untuk bermegah) dan semata-mata hasil kehendak bebas kita, dalam arti bahwa kita yang mengerjakannya (sehingga layak untuk diberi ganjaran). Karya Spiritual Bernhard yang paling tenar ialah 86 Sermones in Canticum Canticorum (86 Khotbah tentang Kidung Agung). Melalui Khotbah-khotbah itu Bernhard mengajar para biarawan asuhannya mengenai kehidupan rohani dengan Allah secara mistik. Bernhard sangat menghormati kepausan. Paus adalah “satu-satunya wakil kristus yang bukan saja mengepalai satu bangsa tetapi semua bangsa dan ia berkuasa penuh ”.[14]
      2.2.5 Thomas Aquinas
Thomas Aquinas (1225-1274) adalah seorang teologi yang paling besar pengaruhnya pada Abad-abad pertengahan.[15] Thomas Aquinas lahir di Roccaseca, dekat Aquino Italia 1225. Ayahnya adalah pangeran landh uuf dari aquino. Orang tuanya adalah orang Khatolik yang saleh, karena itulah pada usia 5 tahun Thomas diserahkan di Biara Benecditus di Monthe Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang Biarawan. Setelah 10 tahun Thomas berada di Monthe Cassino, kemudian ia dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja dan ia berusaha untuk pindah ke ordo Dominikan, suatu Ordo yang sangat berperan pada abad itu. Sebagai anggota ordo dominikan, Thomas dikirim belajar ke universitas Paris, yaitu sebuah universitas yang sangat termuka saat itu. Ia belajar disana selam tiga tahun(1245-1248). Akan tetapi keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Reccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah pada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota ordo dominikan.[16] Ia berhasil menampung azas-azas filsafat dalam sistem teologi yang menyeluruh. Pola pemikirannya dapat dilihat dari cara ia membahas hubungan antara Rahmat Allah dan kemampuan manusia untuk berbuat baik. Thomas yang menyusun sistem teologi Skolastik yang paling digemari dan yang ada dalam Gereja Khatolik Roma merupakan teologi teladan yang sampai pada abad ini. Untuk menampung ajaran-ajaran filsafat, ia menggunakan bagan, yakni Bagan Kodrati-adikodrati.[17] Contohnya, para filsuf mengaku keesaan Allah; hal itu merupakan pokok pengetahuan yang kodrati. Akan tetapi orang-orang Kristen mengaku Allah Tritunggal, itu merupakan pengetahuan yang adikodrati. Dengan menggunakan bagan ini, Thomas dan pengikut-pengikutnya dapat menampung hasil-hasil pemikiran filsafat Yunani-Romawi. Karena itu, teologinya bersifat”Ilmiah” dan dapat memuaskan selera para cendikiawan zaman itu. Namun demikian, pengaruh filsafat atas teologi Thomas dapat dilihat dari pemikirannya mengenai Allah. Teologinya berbicara tentang Allah dengan cara filsafat Plato dan Aristoteles. Allah adalah yang tertinggi, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi; kita berada di tingkat yang lebih rendah, tetapi Allah mau mengangkat kita ketingkatnya sendiri(plato). Sekaligus Allah adalah Dia yang menggerakkan segala sesuatu, tetapi yang sendiri tidak bergerak(Aristoteles). Oleh karena itu, Rahmat Allah semata-mata karena rahmat-Nya, mencurahkan anugerahNya ke atas manusia. Anugerah itu adalah kekuatan yang adikodrati, yang disalurkan kepada manusia melalui sakramen.[18] Dengan sakramen-sakramen maka hidup Rahmat dari atas itu dilahirkan oleh Gereja ke dalam hidup kodrati manusia. Dengan demikian tabiat manusia beroleh tambahan ilahi itu, yang dibutuhkannya untuk mengembangkan hidupnya di dunia dan supaya diselamatkan untuk selama-lamanya. Jadi berdasarkan theologinya, Thomas sangat setuju dengan pendirian Innocentius bahwa kaisar patut taat kepada paus. Dan Theologia Thomas dijunjung tinggi oleh Gereja Roma dan ajaran Thomas telah disahkan sebagai theologia resmi dari Gereja Roma khatolik oleh paus Leo XIII (1879).[19] Thomas memiliki karya Teologi yang terkenal, yaitu:
a.                            Summa Contra Gentiles (pegangan Melawan Orang Kafir) yang ditulis pada permulaan tahun 1260 an dalam empat jilid. Karya ini menjelaskan pendekatan Thomas terhadap masalah kodrat/anugerah. Dengan dasar ini Thomas memastikan keberadaan Allah, apa sifat-sifatnya(seperti kasih, bijaksana dan mahakuasa) bahwa ia menciptakan dunia, pemeliharan dan predestinasi,
b.                            Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi) ditulis dalam sepuluh tahun menjelang akhir kematiannya  dan  dimaksudkan sebagai buku pegangan untuk menggantikan karya sententiarum dari petrus lombardus. Tulisan ini ditujukan kepada kaum Khatolik. Isi buku ini menguraikan tentang Tuhan Allah sebagai Pencipta, tujuan Allah sebagai manusia, kembalinya manusia kepada Tuhan Allah dan tentang Kristus sebagai jalan manusia kembali kepada Tuhan Allah.[20]
Dalam teologinya Thomas Aquinas juga mencetuskan ada beberapa mengenai tujuh sakramen-sakramen yang diperintahkan Kristus atau menyalurkan Anugerah Allah kepada orang-orang Kristen selama hidupnya. Ketujuh sakramen tersebut, yaitu:
1.      Baptisan, dianggap menghapuskan dosa turunan dan diperlukan secara mutlak untuk keselamatan.
2.      Konfirmasi (peneguhan) , diberikan oleh uskup kepada anak-anak yang sudah mencapai umur sekitar 7 tahun.
3.      Pengakuan Dosa, yang diucapkan di hadapan imam
4.      Misa atau Ekaristi. Roti dan Anggur yang bagi-bagikan itu dianggap adalah benar-benar tubuh dan darah kristus(transubstansiasi= perubahan menjadi zat lain, yang ditetapkan menjadi dogma resmi pada tahun 1215).
5.      Peminyakan,  yang terjadi dengan minyak “ Suci” atas orang-orang sakit yang akan meninggal.
6.      Nikah, yang dipandang sebagai sakramen juga, supaya hal yang “jamani” itu diangkat ke tingkat”rohani”
7.      Penahbisan Imam. Dengan penahbisan itu, maka imam menjadi pengantara yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan Anugerah-Nya kepada manusia.
Dari ketujuh sakramen itu lah yang diakui sebagai sakramen sejak abad ke 12 dan yang dalam gereja khatolik roma dipertahankan sampai sekarang. Anggapan bahwa sakramen merupakan saluran anugerah yang utama menjadi tampak juga dalam tata kebaktian.[21]
2.2.6 Desiderius Roterodamus Eramus
Eramus merupakan Tokoh kaum humanisme yang ingin mengatasi Abad pertengahan itu kembali ke ajaran Gereja lama. Eramus berasal dari negeri Belanda, Eramus dilahirkan 27 oktober 1466. Ia adalah anak dilliuar pernikahan antara Gerard dan Margaret. Setelah ibunya meninggal, pada tahun 1486 Eramus dimasukkan ke dalam biara Augustinus oleh walinya tanpa kehendak Eramus sendiri. Ia tinggal dalam biara selama 5 tahun (1486-1491). Selama didalam biara ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa lainnya. Didalam tulisan-tulisannya tersebut berisi kritik keburukan-keburukan gereja dan keburukan hidup para biarawan. Kemudian Eramus keluar dari biara pada tahun 1492 dan ia ditahbiskan menjadi imam oleh uskup Cambray dan jabatan yang diterima Eramus merupakan jabatan yang tidak ia sukai, walaupun ia tetap menjadi imam seumur hidupnya dan tidak menikah. Ia menyerahkan dirinya kepada model kehidupan seorang humanisme. Atas bantuan uskup Camberay, Eramus meneruskan studinya ke Universitas Paris(1485). Dan ia hidup menjadi seorang humanisme yang sejati. Sebagai seorang tokoh humanisme ia menginginkan pembaharuan gereja dengan cara lemah lembut, karena ia tidak menyukai kekerasan dalam pembaharuan gereja. Eramus juga disebut Bapa aliran Kekristenan yang serba bebas. Dimana ia berpendapat bahwa injil merupakan suatu ajaran yang indah tentang kebajikan manusia, ajaran yang istimewa yaitu Khotbah Yesus dibukit. Dimana Yesus adalah kegenapan yang sempurna dari segala perkara yang baik dan benar, yang belum ada terdapat dalam agama-agama kafir.[22] Aliran humanisme ini sudah muncul pada abad yang ke -14, abad pertengahan menurut Eramus ialah hanya abad kegelapan. Dalam gereja lama sinar injil masih bercahaya dengan lebih terang, pada waktu itu anggota jemaat belum terikat berbagai- bagai takhyul dan pada segala upacara yang menurut gereja Abad pertengahan mendatangkan anugerah. Untuk mendukung ajarannya Eramus, ia menerbitkan karya-karya Irenaeus, Origenes, Ambrosius dan Augustinus. Akan tetapi, usaha yang utama yaitu menerbitkan Perjanjian Baru dalam Bahasa Asli, yaitu bahasa Yunani(1516). Selama Abad pertengahan kaum teolog pun menempuh ilmu Alkitab perjanjian lama berdasarkan(dalam bahasa latin). Berkat usaha-usaha Eramus, orang dapat kembali ke sumber-sumber sendiri.[23]
2.2.7 Jhon Wyclief
Jhon Wycielf hidup di Inggris pada abad ke – 14. Disamping itu, ia dikenal sebagai orang filsuf. Wycielf dilahirkan di Yorkshire pada tahun 1325 dan belajar pada Universitas Oxford. Ia memperoleh gelar Doktor Teologi pada tahun 1372. Meskipun menduduki beberapa posisi penting dalam gereja, namun dimuka umum ia belum dikenal hingga tahun 1374.[24] Pada tahun 1379 Wycielf memulai kegiatan- kegiatan keluar. Ia mengutus para sarjana dan orang-orang awam untuk berkhotbah dan membaca Alkitab kepada umat. Ia pun memulai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris untuk memenuhi kebutuhan kegiatannya. Dan pandangan Gereja yang realistis tentang perjamuan kudus dilawannya dengan keras ajaran transsubtansiasi dianggapnya sebagai ibadat kepada berhala.[25] Perlawanannya dengan paus sebenarnya dimulai dengan pembelaan terhadap harta milik gereja di Inggris. Paus menutut bahwa hak milik Gereja di Inggris adalah milik Paus, namun Wycielf menolak tuntutan seperti itu. Ia berpendapat bahwa harta milik gereja di Inggris adalah milik negara. Persoalan pemilikan harta milik gereja itu mendorong Wycielf untuk menyelidiki dasar pemilikan dalam Alkitab. Ia menarik kesimpulan bahwa sebaiknya gereja jangan mempunyai harta milik duniawi. Gereja harus menjadi miskin dan sederhana sebagaimana gereja pada masa Perjanjian Baru, pada waktu itu Gereja sangat kaya dan memiliki kurang lebih sepertiga dari seluruh tanah di Inggris.[26] Wycielf memberikan tekanan utama kepada Alkitab. Ia menyelidiki Alkitab secara teliti sehingga ia menemukan bahwa sakramen konfirmasi tidak terdapat di dalam Alkitab. Ia pun menolak pemujaan kepada orang kudus, relikwi dan gambar didalam itu gereja. Dan akhirnya Wycielf bersama pengikutnya ditindas di Inggris dan akhirnya pada tahun 1384 Wycielf meninggal dunia.
                        2.3  Dampak Pemikiran Para Teolog Terhadap Gereja Roma Khatolik Pada Abad Pertengahan
Dari pemikiran para teolog diatas memiliki dampak bagi Gereja Khatolik Roma yaitu, Gereja ada yang mengikuti para pemikiran teolog diatas, seperti pemikiran Thomas Aquinas hubungan antara Rahmat Allah dan kemampuan manusia untuk berbuat baik dan dengan ke tujuh sakramennya, gereja menggunakan ketujuh sakramen itu sampai sekarang. Pemikiran ia sangat terkenal pada Abad pertengahan dan pemikiran para teolog lainnya juga ada yang mengikutinya. Tetapi dalam mengikuti itu dengan cara mempertimbangkannya terlebih dahulu, maka dari itu dampaknya terhadap Gereja Khatolik Roma untuk menyeimbangkan ilmu pengetahuan teologi yang berasal dari pemikiran para teolog abad pertengahan. Dan supaya filsafat yang sudah dikemukakan boleh dipakai sebagai suatu dasar Theologia Gereja.[27]
III.             Kesimpulan
Dari pemaparan sajian yang diatas dapat kami simpulkan Bahwa Abad Pertengahan mempunyai istilah timbul setelah reformasi untuk menuju waktu antara zaman gereja kuno dan pemulihan kembali gereja pada zaman Reformasi. Pada zaman abad pertengahan, bangsa-bangsa yang muda di Eropa Barat dan Utara menerima saja segala ajaran teologia yang diwarisi dari gereja lama. Adapun para teolog pada zaman Abad pertengahan, yaitu: Anselmus dari Canterbury, ia memiliki pemikiran terhadap gereja khatolik Roma memiliki ide yang dikenal dengan sebagai “Teori Pengorbanan” bagi penebusan dan karyanya Proslogium Intellectum(Iman mencari Pengertian), Anselmus  juga membuat pernyataan yang terkenal dengan”Saya Percaya Agar dapat mengerti”. Teolog Innocentius III pemikirannya Ia menyebut dirinya sebagai “wakil Kristus” menyatakan bahwa ia adalah duta Kristus dibumi, ia berkata bahwa paus adalah perantara antara Allah dan manusia, dibawah Allah tetapi diatas manusia. Pemikiran Teolog Fransiskus dari Asisi mengajarkan tentang kemiskinan, pertobatan, kasih persatuan dan perdamaian dan meninggalkan segala kekayaannya, Teolog Bernhard Melalui Khotbah-khotbah itu Bernhard mengajar para biarawan asuhannya mengenai kehidupan rohani dengan Allah secara mistik. Teolog Thomas Aquinas dengan hubungan antara Rahmat Allah dan kemampuan manusia untuk berbuat baik, bagan Kodrati-adikodrati dan melalui ketujuh sakramen untuk keselamatan. Teolog Eramus menginginkan pembaharuan gereja dengan cara lemah lembut, karena ia tidak menyukai kekerasan dalam pembaharuan gereja. Dan dalam pemikiran para teolog memiliki dampak bagi Gereja Khatolik Roma yaitu, menyeimbangkan ilmu pengetahuan Teologi.





IV.              Daftar Pustaka    
Abineno J.L.Ch.,Ibadah jemaat dalam Abad-Abad Pertengahan, Jakarta: BPK-GM,1965
Berkhof .H, Sejarah Gereja, Jakarta:Gunung Mulia, 1986
C Ira, Semakin Dibabat semakin Merambat, Jakarta:Gunung Mulia, 2000
de Christian,Gereja mencari jawab kapita selekta sejarah gereja, Jakarta:Gunung Mulia,1994
De Jonge .C, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja, Jakarta:Gunung Mulia,2012
Kenneth Curtis .A,dkk,100  peristiwa penting dalam sejarah kristen, Jakarta:Gunung Mulia,2011
Lane Tony, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran kristiani, Jakarta:Gunung Mulia,2012
Van Den End .Th, Harta Dalam Bejana, Jakarta:Gunung Mulia,2012
Wellem F.D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta:BPK-GM, 2003
Wellem F.D.,Kamus Sejarah Gereja,Jakarta:Gunung Mlia,2011               


[1] Christian de, Gereja mencari jawab kapita selekta sejarah gereja, (Jakarta:Gunung Mulia,1994), 12-13,62
[2] C. De Jonge, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:Gunung Mulia,2012), 60
[3] C. De Jonge, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:Gunung Mulia,2012), 62
[4]  Th. Van Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta:Gunung Mulia,2012),129
[5] H. Berkhof,Sejarah Gereja, (Jakarta:Gunung Mulia, 1986), 102
[6]  F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM, 2003), 5-6
[7]A.Kenneth Curtis, dkk, 100  peristiwa penting dalam sejarah kristen, (Jakarta:Gunung Mulia,2011), 53
[8] F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam sejarah gereja, (Jakarta:BPK-GM, 2009), 106
[9] F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta:Gunung Mlia, 2011), 239
[10] J.L.Ch. Abineno, Ibadah jemaat dalam Abad-Abad Pertengahan, (Jakarta: BPK-GM,1965), 10
[11]  A.Kenneth Curtis,dkk,    100  peristiwa penting dalam sejarah kristen, (Jakarta:Gunung Mulia,2011), 62
[12]F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam sejarah gereja, (Jakarta:BPK-GM,2009),81-82
[13] F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM,2009),37
[14]Tony Lane, Runtut Pijar Sejarah Pemikiran kristiani, (Jakarta:Gunung Mulia,2012), 94-96
[15] Ira C, Semakin Dibabat semakin Merambat, (Jakarta:Gunung Mulia, 2000),115
[16]F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam sejarah gereja, (Jakarta:BPK-GM,2009),13
[17] Th.Van Den End,Harta Dalam Bejana,(Jakarta:Gunung Mulia,2013),130
[18] Th.Van Den End,Harta Dalam Bejana,(Jakarta:Gunung Mulia,2013),132
[19] H.Berkhof,Sejarah Gereja,(Jakarta:Gunung Mulia,1986),105
[20]Tony Lane,Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani,(Jakarta:Gunung Mulia,2012),104-105
[21]Th.Van Den End,Harta Dalam Bejana,(Jakarta:Gunung Mulia,2013),133
[22]F.D.Wellem,Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja,( Jakarta:BPK-GM,2009),74
[23]Th.Van Den End,Harta Dalam Bejana,(Jakarta:Gunung Mulia,2013),146
[24] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh- tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2003), 191
[25] H. Berkhof,Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), 97
[26] Tony Lane,Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani,(Jakarta:Gunung Mulia,2012), 116
[27]H.Berkhof,Sejarah Gereja, (Jakarta:Gunung Mulia,2012),104

No comments:

Post a Comment