Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 8 March 2015

PERANG SALIB



                                                            PERANG SALIB
I.                   Pendahuluan
Pada kesempatan kali ini kami para penyaji akan membahas mengenai perang salib. Apa yang melatarbelakangi perang salib, proses terjadinya perang salib dan apa dampak dari perang salib itu. semoga sajian kami bermanfaat bagi teman teman semua.
II.                Pembahasan
2.1  Definisi Perang Salib dan Tujuannya
Menurut kamu sejarah gereja perang salib adalah suatu perang yang dilaksanakan oleh orang Kristen barat untuk merebut kembali tanah suci dai kekuasaan islam turki. Perang salib ini disebabkan oleh gangguan yang dialami oleh orang Kristen eropa yang berjiarah ke yerusalem dan atas permintaan Alexius Komnenus, kaisar konstantinopel, yang terancam oleh serangan turki. Perang salib dimulai dari tahun 1095 dan berakhir pada tahun 1207. [1]
2.2  Latar Belakang Terjadinya Perang Salib
Kira-kira tahun 1070 palestina, siria,  dan asia kecil jatuh ke dalam tangan orang turki. Bangsa yang beragama islam itu mengancam kebudayaan dan agama Kristen di eropa. Orang-orang musafir Kristen yang mengunjungi tempat-tempat suci di palestina, sangat diganggu dan disiksa oleh orang turki itu. Mereka menyampaikan keberatannya kepada paus.[2] Disisi lain perang salib ini dimulai di spanyol sekitar tahun 1050 sampai 1450. Di spanyol perang ini merupakan perang pembebasan; yang dimana agama bukan factor utama di dalamnya. Kemudian orang orang eropa barat berpaling ke usaha yang pada hemat mereka jauh lebih mulia, yaitu pembebasan tanah suci, palestina, dari kekuasaan orang orang islam. Namun disini factor agama lebih tampil kemuka. Walaupun demikian, dalam babak kedua inipun perang salib bukanlah perang antara umat Kristen dan umat islam, melainkan perang antara “peranggi” dan turki. Di dalamnya bercampur factor agama dan factor lain. [3] Perang salib juga terjadi karena situasi orang Kristen di palestina dan di asaia kecil pada akhir abad ke 11 menjadi lebih sulit khususnya tahun 1071 tentara benzantium dikalahkan oleh tentara turkey saljuk dimantzikert sehingga benzantium kehilangan control atas perbatasannya di asia kecil. Pada tahun 1071 yerusalem juga ditaklukkan oleh tentara turkey saljuk sehingga tradisi orang Kristen melakukan zairah sering terganggu. Dengan tekanan-tekanan yang dialami orang Kristen maka Byzantium meminta pertolongan dari Paus Gregorius VII(1073-1085).[4]  Paus Gregorius ke VII mengembulkan jeritan minta tolong kaisar benzantium dengan tujuan membebaskan yerusalem dan inilah yang pertama kalinya melatarbelakangi munculnya perang salib.[5] Perang salib juga ditimbulkan karena kaisar konstatinopel yaitu Alexius Komnenus yang terancam oleh serang turki. Sehingga kaisar itu mendukung perang dalam merebut Tanah Suci termasuk juga yerusalem yang sebagai tempat orang Kristen eropa berziarah.[6] Ketika kaisar Konstatinopel meminta bantuan paus melawan orang muslim turki, Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama untuk mencapai tujuannya. Maka dalam Khotbahnya dalam konsili Clermont pada tahun 1095 “Telah tersebar sebuah cerita mengerikan... sebuah golongan terkutuk yang sama sekali diasingkan Allah...telah menyerang tanah atau negara orang kristen dan memerangi penduduk setempat dengan pedagang, mengajar dan membakar. Ia berseru pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah sebagai milikku.” Khotbah inilah yang mampu menggerakkan awal terjadinya Perang Salib dengan teriakan “Deus Vult! Deus Vult!”(Allah Mengkehendakinya).[7]
2.3  Proses Terjadinya Perang Salib
2.3.1        Perang Salib I (1095-1099)
Perang salib pertama dimulai pada tahun 1095. Perang ini dipimpin oleh Godfey dari Boulion, Raymond dari Touluse, Uskup Adhemar dari La Puy sebagai wakil paus, Bohemud dari Taranto, Robet dari Flanders, dan Stephen dari Blois. Dengan jumlah tentara sekitar  60.000-100.000 orang.[8] Untuk mendorong perang salib ini Urbanus dan para paus yang mengikutinya menekankan “keuntungan” spiritual dari perang melawan orang orang muslim itu. Urbanus meyakinkan para pejuang itubahwa melakukan perbuatan ini akan langsung masuk surge atau sekurang-kurangnya dapat memperpendek waktu di purgatory. [9] Keberhasilan perang salib ini diraih oleh tentara Salib karena tentara Turki yang melemah, mereka terkepung Sembilan bulan lamanya. Mereka menderita kelaparan diserang penyakit. [10] Perang Salib pertama merupakan yang paling sukses. Meskipun agak dramatis dan bersemangat, berbagai upaya kemiliteran ini tidak menahan orang-orang Muslim secara efektif.[11]
2.3.2        Perang Salib II (1147-1149)
Perang Salib yang kedua dipelopori oleh Benhard dari Clairvaux, yang merupakan tokoh gereja yang terkemuka di abad pertengahan. Benhardlah yang mempropagandakan perang salib ke 2 dikarenakan jatuhnya Edessa, benteng kekristenan terakhir di Palestina (1145). Namun perang salib yang kedua menuai kekalahan dimana tentara salib dikalahkan oleh Damascus dan Benherd kembali dengan kecewa. [12] Atas seruan dan Mandat dari paus Eugenis III dan mengatakan bahwa barang siapa yang ikut dalam perang ini akan mendapat pengampunan dosa yang istimewa dan dibebaskan dari hutang hutang. Oleh sebab itu ada 140.000 orang yang ikut dalam perang salib kedua ini.[13] Setelah kegagalan ini Sultan Saladin berhasil mempersatukan kembali wilayah Islam dari Mesir hingga Siria dan berhasil menduduki Yerusalem, tetapi tidak berhasil sebab sudah lumpuh di muka kota Damaskus.[14] Akibat dari kekalahan ini maka Paus dan Benhard dari Clairvaux dihina sebagai nabi-nabi palsu. [15]

2.3.3        Perang Salib III (1189-1192)
Pada tahun 1187 Yerussalem kembali direbut kembali oleh Sultan Saladin dari mesir. Hal inilah yang menyebabkan Perang Salib yang ke Tiga. Raja Inggris Richard I (hati singa), Prancis Philip August, Jerman Frederick Barbarossa (janggut merah) berusaha menggabungkan usahanya, tetapi kaisar Frederick mati lemas di Asia Kecil, sehaingga sebagian besar pasukannya kembali ke negrinya dan raja-raja yang lain berbantah-bantah saja. Sehingga mengakibatkan perang salib inipun gagal. [16]
2.3.4        Perang Salib IV (1202-1204)
Dimulai oleh Paus Innocentius III dengan tujuan yang sebenarnya adalah untuk memajukan perniagaan Venetia yang bersaing hebat dengan Byzantium.[17] Paus Innocentius III menggerakkan perang salib ini berharap agar tentara-tentara salib yang diberangkatan dari eropa barat menyerang benteng pertahanan Islam di Mesir. Akan tetapi pemerintahan Venezia yang membiayai perang salib ini mengalihkannnya untuk mengalahkan saingannya dibidang perdagangan Asia Konstantinopel yang ahirnya merea menjarah kota Konstantinopel.[18] Hasil dari perang salib ke 4 ini hanyalah kota Konstantinopel yang berhasil direbut.
2.3.5        Perang Salib V (1217-1221)
Tatkala orang-orang dewasa tidak suka lagi berangkat ke palestina maka diusahakanlah suatu perang salib anak-anak saja, sehingga perang salib ke 5 ini disebut sebagai perang salib anak-anak yang dipimpin oleh seorang yang bernama  Ehonte dati vemonte. Tidak ada seorangpun dari mereka yang sampai ke Tanah Suci karena kebanyakan dari mereka yang mati kelaparan atau jatuh ke dalam tangan saudagar-saudagar budak. [19]
2.3.6        Perang Salib VI (1228-1229)
Kaisar Frederik II melancaran perang salib ke enam berhasil mendapatkan Yerusalem, Betlehem, Nasaret dan pantai laut dengan jalan diplomasi.[20] Kaisar Frederik II mempunyai pengathuan yang luas mengenai Islam dan berbicara bahasa Arab sehingga Ia dilukiskan sebagai paus yang murtad[21]
2.3.7        Perang Salib VII (1248-1254)
Perang salib yang ketujuh ini oleh Raja Louis IX melancaran perang Salib dengan kekuatan pasukan yang besar sekali, dan mereka sampai di mesir tahun 1249. Dia segera menaklukkan Damietta, tetapi pada waktu itu sebagian besar pasukannya mati karena kelaparan, penyakit dan terbunuh. Dia pun ditangkap dan dipenjarakan di kairo. Ia bru dibebaskan setelah ditebus banyak uang.
2.3.8   Perang Salib ke VIII (1270-1272)
            Perang salib ini dipimpin noleh Raja Louis ke IX karena ikrarnya untuk menaklukkan mesir belum selesai. Dia berlayar bersama sejumlah besar pasukan perang salib dengan maksud darisanalah mereka melakukan serangan ke Mesir tetapi perang yang direncanakan itu gagal, karena separuh dari pasukan mereka telah meninggal diserang penyakit sampar, dan Ia sendiri mati dalam peristiwa ini. Sehingga perang ini tidak menghasilkan apa-apa.[22]
2.4  Dampak Perang Salib
2.4.1 Dalam Bidang Agama
            Perang Salib ini juga pasti berdampak dalam bidang agama karena salah satu alasannya adalah agama. Dengan terjadinya perang salib maka pandangan masyarakat pada saat itu semakin luas memahami segala sesuatunya tentang agama. Dan juga hubungan antara gereja-gereja Timur dan Barat menjadi rusak dan kekejaman para tentara perang salib hanya membuat musuh musuh lebih fanatic.[23] Peristiwa ini juga membuat dendam bagi pihak  pemerintahan Islam yang semakin keras terhadap kalangan Kristen pribumi di Syria, mereka ditindas karena mereka yang minoritas, juga memperdalam permusuhan antara Kristen dan Islam.[24] Secara rohani dan gerejani pandangan orang sangat bertambah luas. Ada yang mulai menyaksikan kebenaran agama Kristen, tetapi pada umumnya kesalehan sangat dimajukan, sebab kunjungan-kunjungan ke tempat bekas perang salib menyadarkan kaum Kristen tentang kerendahan dan pengasihan Kristus.[25] Perang salib ini membuat jurang yang dalam antara gereja timur dan barat, menimbulka keretakan yang hebat dalam hubungan Kristen dan Islam, serta mempercepat runtuhnya kekaisaran Konstatinopel.[26]
2.4.2 Dalam Bidang Budaya
            Kebudayaan setelah perang salib semakin diperbaharui karena terjadi perjumpaan antara budaya timur dan barat. Kebudayaan, Ilmu dan Kesenian Eropa sangat diperkaya oleh pertemuannya dengan kebudayaan Timur.[27]
2.4.3 Dalam Bidang Ekonomi
            Perdagangan mulai timbul dengan cepat, teristimewa di tanah eropa trutama di Perancis dan Italia. Oleh sebab itu kota-kota bertambah besar dan timbullah “lapisan ketiga” dalam masyarakat yaitu tokowan,tukang,pedagang, pegawai dan sebagainya.[28]


III.             Kesimpulan
Perang Salib diawali karena perpecahan antara Romawi Barat dan Romawi Timur sehingga peluang bagi Islam untuk masuk dan memanfaatkan keadaan oleh karena itu Paus Urbanus yang meneriakkan perang salib dalam Khotbahnya dalam konsili Clermont pada tahun 1095 mampu menggerakkan awal terjadinya Perang Salib dengan teriakan “Deus Vult! Deus Vult!”(Allah Mengkehendakinya). Perang salib bukan hanya disebabkan oleh faktor agama melainkan juga faktor politik yaitu perluasan daerah kekuasaan. Dampak dalam perang salib adalah negative.





IV.             Daftar Pustaka
Berkhof.H. dan I.H.Enklaar, sejarah gereja, Jakarta: BPK-GM,2012
Kaneth Curtis A., J.Stephen Lang,dkk, 100 peristiwa penting sejarah Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2011
L. Haines Byron & Frank L. Coly, Christian and Muslim Together, Philadepia: The Geneva Press,1987
Panjaitan M.S.M, Diktat Sejarah Gereja Kristen, Pematang Siantar: STT-HKBP,2003
Van Den End Thomas, Harta Dalam Bejana Jakarta : BPK-GM, 2012
Vand De End Th, Sejarah perjumpaan Kristen dan Islam, Jakarta : BPK-GM,1950
Wellem  F.D, kamus sejarah gereja, Jakarta:BPK-GM,2011
Wellem F.D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja dalam Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, 2011
Wetze Klaus, Kompendium Sejarah Gereja Asia, Malang: Gandum Mas,2010
Wongso Peter, Sejarah Gereja, Malang: SAAT,1992



[1] F.D Wellem, kamus sejarah gereja, (Jakarta:BPK-GM,2011),350
[2] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja, (Jakarta: BPK-GM,2012),82
[3] Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta : BPK-GM, 2012), 111
[4] Klaus Wetze, Kompendium Sejarah Gereja Asia,(Malang: Gandum Mas,2010),87
[5] Byron L. Haines & Frank L. Coly, Christian and Muslim Together,(Philadepia: The Geneva Press,1987), 32
[6] F.D. Wellem,Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM,2011),350
[7] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk, 100 peristiwa penting sejarah Kristen,(Jakarta: BPK-GM, 2011),55
[8] F.D Wellem, kamus sejarah gereja, 350
[9] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk,100 peristiwa penting sejarah Kristen,55
[10] Th Van End,  Harta Dalam Bejana, 112-113                                               
[11] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk,100 peristiwa penting sejarah Kristen,56
[12] Dr. F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja dalam Sejarah Gereja, (Jakarta : Gunung Mulia, 2011
),37-38
[13] Peter Wongso, Sejarah Gereja, (Malang: SAAT,1992), 350
[14] Dr. F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja,351
[15] Klaus Wetzel, Kampedium Sejarah Gereja Asia, (Malang: Gandum Mas,2000), 89
[16] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,83
[17] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,83

[18] M.S.M. Panjaitan, Diktat Sejarah Gereja Kristen, (Pematang Siantar: STT-HKBP,2003), 74
[19] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,83
[20] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,83
[21] M.S.M. Panjaitan, Diktat Sejarah Gereja Kristen, 78
[22] M.S.M. Panjaitan, Diktat Sejarah Gereja Kristen, 79
[23] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk, 100 peristiwa penting sejarah Kristen,56
[24] Th.Va3nd De End, Sejarah perjumpaan Kristen dan Islam,(Jakarta : BPK-GM,1950),44
[25] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,84
[26] Dr. F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja,35
[27] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,84
[28] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah gereja,84

No comments:

Post a Comment