Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 8 March 2015

Bapa bapa gereja timur dan barat



Bapa-Bapa Gereja : Gereja Timur dan Gereja Barat
I.                   PENDAHULUAN
            Dalam sajian sebelumnnya, kita telah membahas bagaimana Kristen telah diakui (Religio Licito) dan bahkan dijadikan Agama negara. Orang Kristen sudah beribadah dengan bebas dan bahkan sudah memiliki tempat ibadah yang resmi. Tetapi, gereja pada saat itu sudah dipengaruhi hal-hal duniawi. Disini kami akan membahas mengenai Gereja Timur dan Gereja Barat yang merupakan bagian dari permasalahan dalam Gereja yang sudah menduniawi, dan bahkan didalamnnya muncul Bapa-bapa Gereja yang mempunyai pemikiran-pemikiran teologi dan tindakan agar gereja tidak lagi menjadi hamba dunia. Semoga sajian ini dapat menambah pengetahuan kita semua.
II.                PEMBAHASAN
2.1.Gereja Timur dan Barat
            Pada abad ke-IV mulai nyata bahwa corak di gereja bagian Barat ke Kaisaran Romawi, lain dari pada corak dibagian Timur. Dikemudian hari perbedaan itu mengakibatkan perpecahan antara dua bagian gereja Am itu, yang masih berlangsung terus sampai sekarang. Bagian Timur meliputi gerekan Ortodoks Timur. Di bagian Barat berkembang Gereja Katolik Roma dan selanjutnya juga gereja-gereja Reformasi (Protestan). Gereja Ortodoks Timur tetap memelihara suasana gereja lama dalam hal tata gereja yaitu berpegang pada sistem Episkopal, disebut Episkopal sebagai sistem pemerintahan gereja. Kepala gereja yaitu Patriak Konstantinopel, hanya memegang kehormatan utama. Sebaliknya, dalam gereja Katolik Roma, Uskup- uskup telah berada dibawah Paus.[1] Lama-kelamaan, sejalan dengan perjalanan gereja, makin nyatalah perbedaan dalam berbagai hal antara bagian Barat dan Timur. Orang Barat yang lebih aktif tabiatnya mementingkan perbuatan,  oleh sebab itu yang diutamakan dibarat ialah ajaran tentang amal dan jasa, praktek penitensia (penebusan dosa atau perbuatan penyesalan) dan organisasi gereja. Tetapi di Timur perenunganlah yang dipentingkan: Merenungkan Allah (mistik) dan merenungkan kebenaran (dogma).[2]

2.2.Bapa-bapa Gereja
a.    Riwayat Ignatius dari Anthiokia (35-107)
            Ignatius dilahirkan sekitar tahun 35. Sebelum menjadi kristen Ia adalah kafir dan diduga turut menganiaya orang kristen. Menurut tradisi, Ignatius adalah uskup di Anthiokia, Murid Yohanes. Karna kesalehannya ia diangkat menjadi uskup di Anthiokia menggantikan petrus sehingga ia menjadi uskup kedua. Menurut tradisi dikatakan bahwa pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun ke 9, Kaisar mengunjungi Anthiokia. Di Anthiokia Kaisar mengancam orang-orang yang tidak mau mempersembahkan korban bagi dewa-dewa dengan hukuman mati dengan demikian Trayanus mengunjungi Anthokia pada tahun 107, Ignatius mempertahankan imannya dan menolak untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewa. Ia menolak untuk menyangkal Kristus. Oleh karna itu Ia dijatuhkan hukuman mati dengan dibuang ke dalam Colloseum di roma.[3]
v  Pemikiran Ignatius
            Sekitar tahun 100 Uskup Ignatius dari Anthiokia ditangkap oleh pemerintahan romawi. Ia diangkut di Roma, dalam perjalananya Ia menulis tujuh surat kepada beberapa jemaat di asia kecil bagian barat dan kepada jemaat di roma. Dalam surat-suratnya Ignatius itu Ia memuji-muji kristus yang menyelamatkan manusia : “Kucari Dia yang telah mati untuk kita; kurindukan Dia yang telah bangkit untuk kita”. Ignatius sangat menekankan persatuan antara orang percaya dengan Kristus. Ignatius menekankan bahwa keselamatan adalah kehidupan. Yang dipentingkan dalam karya Kristus ialah kebangkitan. [4]
            Dalam suratnya juga Ignatius memesankan agar semua mengetahui bahwa Ia rela mati untuk Tuhan Ia berkata “Biarlah saya dimangsa binatang-binatang buas, karena melaluinya saya dapat mencapai Tuhan. Saya adalah gandum Tuhan, dan jika saya digiling oleh gigi binatang-binatang buas, kiranya nyatalah bahwa saya adalah roti yang murni.”[5]
b.   Riwayat Irenaeus (115-125)
            Ireneus adalah orang Yunani, yang lahir di Asia Kecil, mungkin dari Smirna dan berasal dari keluarga Kristen. Irenaeus adalah seorang Bapa Gereja Timur yang terpenting pada abad kedua (177).[6] Pada tahun 177 M ia sudah menjadi presbiter dan ia menyaksikan kekejaman atas saudara-saudara seimannya di Lyons dan Lugdunum. Uskup Lyons,Photinus, menjadi korban dari penghambatan ini sehingga Irenaeus diangkat menjadi penggantinya. Ia bukan saja menjadi uskup di Lyons tetapi juga di Wina serta beberapa paroki di Gaul Selatan. Irenaeus memberikan sumbangan pemikiran dalam membuktikan ketidak benaran ajaran sesat dalam memaparkan Kekristenan Rasuli.


v  Pemikiran Irenaeus
            Karyanya, ditujukan terhadap aliran Gnostik yang menganggap pengetahuan diatas segala-galanya.[7] Irenaeus mempertahankan bahwa Kristus adalah Allah sepenuhnya. Ajarannya yaitu : Sama seperti jiwa, begitu juga tubuh manusia diciptakan oleh Allah. Maksud Allah ialah supaya tubuh dan jiwa itu kelak diberi hidup kekal. Namun, karena manusia jatuh kedalam dosa, tubuh dan jiwa itu tidak dapat tidak harus binasa. Tetapi, ia telah berkenan kepada Allah untuk menebus kita. Dengan demikian, sesudah mati, kemanusiaan Kristus bangkit pula dan ikut naik ke sorga. Kita memakan tubuh Kristus, lalu tubuh itu menjadi suatu obat, semacam ragi, yang lama-kelamaan mengubah sifat tubuh dan jiwa kita menjadi kekal. Begitulah nanti sesudah mati, kita juga akan mati.[8] Walaupun demikian, pembenaran oleh iman dan salib Kristus kurang tampil kemuka dalam teologi Irenaeus, karena pokoknya bukanlah pertentangan antara dosa dan rahmat, melainkan pertentangan antara akibat dosa, yaitu kefanaan, dan akibat rahmat yakni hidup yang baka.
c.    Riwayat Tertilianus (150-220)
            Nama lengkapnya Quiltus Septimius Florens Tertilianus. Ia dilahirkan kira-kira tahun 150 di Cartago. Ayahnya adalah seorang komandan pasukan romawi dibawah Prokonsul Afrika. Tertilianus adalah seorang yang sangat mahir dalam hukum Roma. Tertilianus dibesarkan di dalam kekafiran. Pertobatannya menjadi kristen kira-kira sebelum tahun 197 karena tulisan apologianya yang terbit pada tahun tersebut.[9]
v  Pemikiran Tertilianus
            Allah berzat satu tetapi berpribadi tiga dan Kristus adalah satu pribadi dua tabiat. Ia memandang relasi manusia dengan Allah selaku terdakwa dihadapan hakim. Tertilianus mengajar bahwa Logos adalah suatu zat illahi yang lebih rendah daripada Allah.[10]
d.   Riwayat Origenes (185-254)
            Origenes adalah seorang Mesir, dari Aleksandria, lahir tahun 185. Bakatnya luar biasa. Ia Menguasai seluruh filsafat Yunani, tetapi sangat dalam juga pengetahuannya tentang Alkitab, yang sebagian besar hafal.[11] Ia mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di kemudian hari.[12] Pada tahun 203, saat berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi pemimpin sekolah kateketik di Aleksandria oleh Demeterius, uskup Aleksandria. Sebab, pemimpin sekolah tersebut, yaitu Clemens dari Aleksandria, melarikan diri akibat penghambatan. Origenes mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap sekolah itu. Murid-muridnya makin bertambah, bukan saja orang Kristen, melainkan juga orang kafir. Banyak juga orang kafir yang bertobat menjadi Kristen lantaran belajar pada Origenes. Origenes menjalani kehidupan asketis, menghabiskan waktunya pada malam hari dengan belajar dan berdoa, serta tidur di lantai tanpa alas. Mengikuti titah Yesus, ia memiliki hanya satu jubah dan tidak mempunyai alas kaki. Ia bahkan mengikuti Matius 19:12 secara harafiah; mengibiri dirinya untuk mencegah godaan jasmani. Origenes berhasrat setia pada gereja dan membawa kehormatan bagi nama Kristus. Pada tahun 228 ia mengadakan perjalanan perkunjungan yang kedua kalinya ke Palestina. Uskup Aleksander dari Yerusalem dan Uskup Theoctitus dari Kaisarea menahbiskan dia menjadi Presbiter.[13] Penahbisannya ini menyebabkan Origenes makin tersohor dikalangan orang kafir dan orang Kristen sehingga menimbulkan iri hati Demeterius. Origenes didakwa menyampaikan ajaran-ajaran sesat yang menodai kekristenan dengan pemikiran-pemikiran kafir, Karena hal itu Origenes dikucilkan.[14]
v  Pemikiran Origenes
            Origenes berpendapat bahwa, asal dan tujuan segala yang hidup ialah Allah, Bapa abadi, yang dari kekal melahirkan segala sesuatu yang ada. Yang pertama dilarikan ialah Logos, yang ilahi tetapi yang lebih rendah dari pada Allah. Logos atau Anak melahirkan Roh Kudus. Dari Roh itu berpancar segala roh atau jiwa yang lebih rendah yang juga bertabiat ilahi tetapi berkehendak bebas. Kehendak itu salah dipakainya ketika mereka melawan Allah.[15]
e.    Riwayat Cyprianus (200-258)
            Cyprianus dilahirkan sebagai dari satu keluarga yang kaya raya di Kartago, Afrika Utara, sekitar tahun 200-220. Orangtuanya beragama kafir. Ia memperoleh pendidikan sebagaimana untuk orang kaya pada masa itu yaitu retorika (ilmu berpidato).  Kira-kira tahun 245 sekitar umur 40 tahun, Cyprianus bertobat menjadi kristen berkat hubungannya dengan seorang presbiter yang bernama Caecillius. Cyprianus melukiskan bagaimana kehidupannya sebelum kristen sebagai berikut :
            “Bagaikan orang buta, waktu itu saya lari ke kiri dan kanan tanpa tujuan pada malam gelap gulita diombang ambingkan di atas lautan dunia yang bergelora. Saya melayang-layang tanpa pengetahuan yang benar tentang hidupku, jauh dari kebenaran dan terang. Melihat tingkah lakuku waktu itu saya merasa berat dan mestahil untuk melaksanakan perintah Allah yang merupakan jalan keselamatan.” Setelah Cyprianus menerimana sakramen baptisan kudus ia pun bertobat secara radikal. Harta miliknya dibagi-bagikan pada orang miskin.[16]
v  Pemikiran Cyprianus
            Cyprianus mengatakan gereja adalah lembaga Illahi, yaitu mempelai Kristus dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan keselamatan, di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar gereja, sakramen-sakramen dan para rohaniawan bahkan alkitab tidak ada artinya. Seseorang secara pribadi tidak dapat menjalani hidup seorang kristen melalui kontak langsung dengan Allah; Ia akan membutuhkan gereja. Karena Kristus mendirikan gereja diatas Petrus, Si Batu Karang[17] Dia juga mengatakan bahwa hanya didalam gereja ada keselamatan, dan membuat banyak orang tersesat (extra ecclesiam nulla salus)
f.     Athanasius (328-373)
Athanasius adalah seorang bapa gereja Yunani yang berkali-kali mengalami pengusiran dari kedudukannya sebagai uskup di Aleksandria karena ia gigih mempertahankan ajaran-ajaran Konsili Nicea[18]. Ia adalah seorang gerejawan dan mahir dalam administratif hierarkis Aleksandria.
v  Pemikiran Anthanasius
Athanasius berjuang keras untuk mempertahankan ajaran teologinya tentang pengakuan keallahan Yesus Kristus karena ia melihat bahwa keselamatan kita bergantung pada-Nya. Hanya Yesus Kristus yang Ilahi yang dapat menyelamatkan kita. Athanasius dihadapkan pada tuduhan-tuduhan dari pihak Yahudi dan kafir, bahwa inkarnasi dan penyaliban anak Allah tidan pantas dan mengurangi martabat-Nya. Athanasius menjawab bahwa inkarnasi dan salib justru pantas, tepat dan sangat wajar. Sebab, dunia yang diciptakan melalui Dia hanya dapat dipulihkan oleh Dia. Pemulihan ini tidak bisa terjadi, kecuali melalui salib. Kitalah yang menyebabkan Ia menjadi daging. Ia mengasihi kita sedemikian rupa sehingga untuk keselamatan kita, Ia lahir sebagai manusia. Dua mukjizat terjadi sekaligus dalam kematian Tuhan Yesus Kristus : Kematian seluruh umat manusia terlaksana dalam tubuh Tuhan dan maut serta kebejatan dimusnahkan karena firman yang telah menjadi satu dengan-Nya. Ia menyatakan diri dalam rupa manusia karena kita dapat mengerti Sang Bapa yang tak kelihatan itu ; Ia menanggung penderitaan orang agar kita mendapat hidup yang kekal.[19] Teologi Athanasius serupa dengan teologi Irenaeus dengan inti pokok bahwa Kristus adalah Allah sepenuhnya, dan tidak boleh dibedakan daripada Allah Bapa. Kalau Kristus bukan Allah maka bagaimana mungkin kita (termasuk tubuh kita) memperoleh kekekalan kelak ?[20]



g.    Riwayat Ambrosius (340-397)
            Ambrosius adalah salah seorang bapa Gereja Barat (Latin) yang terkenal. Ia memiliki kepribadian yang tenang, seorang cendikiawan, plomat dan orator yang bersemangat. Ambrosius dilahirkan di Treves, daerah Rhein pada tahun 340. Pada tahun 370 dia diangkat menjadi gubernur Provinsi Italia Utara yang wilayahnya meliputi daerah-daerah Liguria dan Emilia dengan ibukota Milano. Uskup pada masa itu adalah Auxentius yang kemudian dia pun meninggal. Dan pada saat itu sangat sulit mencari penggantinya dan menyebabkan adanya perselisihan. Bahkan ada jemaat yang mengikuti berbagai aliran yaitu Arian dan Trinitarian. Pada saat itu juga, gubernur mempunyai tugas mengamankan gereja. Ambrosius ini dikenal dengan suara kenabian. Dia juga pernah berhadapan dengan 3 Kaisar : Gratius, Valentinianus dan Theodosius.
v  Pemikiran Ambrosius
            Ambrosius sangat besar pengaruhnya dalam gereja yang dimana ia bukan saja Uskup di Milano, melainkan juga sebagai penasehat keluarga Kaisar. Pengaruhnya dalam masalah-masalah kegerejaan dan kekaisaran melebihi Uskup Roma. ia berjuang dengan gigih untuk mempertahankan hak-hak dan kewibaan gereja dihadapan kaisar. Tuntutannya adalah agar kaisar menjadi pembela kepentingan gereja. Kaisar disebutkan sebagai prajurit Kristus. [21] Ambrosius menulis buku-bukunya yaitu on the faith dan on the Holly Spirit (tentang Roh Kudus) menetapkan arah bagi teologi katolik.[22]
h.   Riwayat Hieronymus (340-420)
            Hieronymus adalah seorang bapa gereja yang sangat bersemangat memajukan kehidupan kebiaraan serta menjadikan biara sebagai pusat studi ilmiah. Nama lengkapnya adalah Sophronius Eusebius Hieronymus. Ia dilahirkan di St.Redon pada daerah perbatasan Dalmatiah sekitar tahun 331 dan 342. Ia berasal dari keluarga kristen yang kaya. Di didik di Roma oleh seorang tata bahasa kafir yang bernama Donatus disana ia belajar returika yang terkemuka, yaitu Victorinus. Ia menerima sakramen baptisan pada tahun 370 dan setelah itu ia menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kerajaan Tuhan.[23]
v  Pemikiran Hieronymus
Dia menekankan keindahan dan kesalehan hidup rahib dalam Biara, ia memahami tiga bahasa dengan benar yaitu Ibrani, Yunani, dan Latin, sehingga ia menterjemahkan Alkitab kedalam berbagai bahasa yang disebut fulgata (untuk umum), fulgus= rakyat. Dengan hal ini Ia berkeinginan bahwa Alkitab bisa di baca oleh semua orang dikemudian hari.[24]


i.      Riwayat Augustinus (354)
            Ia merupakan seorang bapa gereja yang pandangan-pandangan teologinya sangat berpengaruh dalam Gereja Barat. Dilahirkan di Tagaste, sebuah kota kecil, yang sekarang dikenal dengan  Souk-Ahras di Algeria, tidak jauh dari Hippo regius pada tanggal 13 November 354. Dia adalah orang Roma, Afrika.[25] Augustinus lama menjadi anggota katekumen, namun tidak bersedia untuk segera menerima sakramen Baptisan.[26] Agustinus merupakan petualang jasmani. Dia pernah menghadapi orang-orang pencari kenikmatan dunia (Hedonisme).Agustinus mengalami pertobatan setelah mendengar khotbah Ambrosius (Roma 13:13-14) dan mendirikan biara. Setelah menjadi Kristen, barulah dia diangkat menjadi Uskup.

v  Pemikiran Augutinus
            Augustinus adalah seorang teolog besar dalam sejarah gereja. Ia banyak menulis yang didalamnya kita dapat menimba pandangan teologinya. Ia juga seorang yang dikenalal sebagai pelawan penyesat-penyesat yang gigih. Dalam perlawanannya dengan Donatisme (aliran sesat), ia menguraikan pandangannya tentang gereja dan sakramen. Baginya, gereja bukanlah persekutuan yang eksklusif yaitu yang hanya terdiri dari orang-orang suci. Gereja adalah kudus pada dirinya sendiri, bukan karena kekudusan (kesucian) anggota-anggotanya. Mengenai sakramen, Augustinus berpendapat bahwa, Sahnya sakramen bukanlah bergantung kepada kesucian orang yang melayankan sakramen, tapi bergantung kepada Kristus sendiri. Pelayan sakramen hanyalah alat Kristus.
            Karya Augustinus yang lainnya ditulis dalam buku yang berjudul Confenssiones yang didalamnya diceritakan Riwayat hidup sampai pertobatannya. Karya besarnya yang lain adalah Decivitate (kota Allah) dan Detrinitate (Trinitas).[27] Pemikiran Augustinus tentang gereja adalah dimana gereja adalah tubuh Kristus, tempat kediaman Roh Kudus, Ibu semua orang percaya, tempat yang satu-satunya dimana manusia memperoleh keselamatan melalui iaman dan sakramen-sakraman,. Walaupun Allah dapat menyelamatkan orang-orang diluar gereja. [28]
j.        Riwayat Cyrillus (412-444)
            Cyrillus adalah uskup Aleksandria pada tahun 412. Ia menggantika Theopilus, pamannya, di Aleksandria. Pada tahun 415, ia menghancurkan sebuah sinagoge di Aleksandria. Dari tahun 428 hingga 444, kehidupan Cyrillus terjalin dengan pertikaian-pertikaian mengenai Kristologi atau Trinitas.[29]
v  Pemikiran Cyrillus
            Inti pandangan Cyrillus adalah bahwa Kristus Yesus bukan manusia yang didiami atau dipersatukan dengan Allah Firman, melainkan ia adalah Allah Firman yang telah menjadi manusia. Cyrillus menyatakan bahwa hal itu seperti hubungan antara susu dengan air. Sifat khusus air tidak tampak lagi bila dicampur dengan susu, begitu juga sifat khusus kemanusiaan Kristus menjadi hilang ketika tabiat itu digabungkan dengan keilahian Kristus sehingga tubuh Kristus mengambil alih sifat-sifat ilahi seperti kekekalan.[30] Kami tidak mengatakan bahwa kodrat firman berubah dan menjadi daging. Begitu pula kami tidak mengatakan bahwa firman diubah dan menjadi manusia seutuhnya, yaitu bertubuh dan berjiwa. Yang kami katakan ialah bahwa firman, dengan cara yang tak terungkapkan dan diluar pengertian manusia, secara hypostatis menyatukan dirinya dengan daging, dihidupkan dengan jiwa yang akali dan menjadi manusia.Ia telah mengambil bentuk daging dan darah sama seperti kita. Ia menjadikan tubuh-Nya sama seperti tubuh kita tanpa melepaskan keAllahan-Nya.[31]

III.             KESIMPULAN
            Dari pemaparan diatas, maka menurut kami penyaji bahwa setiap abad dalam perjalanan sejarah gereja mempunyai Bapa-bapa gereja yang mempunyai pemikiran dan pengaruh terhadap gereja, yang dimana pemikiran dan pengaruh bapa-bapa gereja berperan didalam zaman mereka masing-masing, bahkan juga berpengaruh sampai sekarang.
IV.             DAFTAR PUSTAKA
            Berkhof, H. & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2012
            C, Ira., Semakin Dibabat Semakin Merambat, Jakarta : BPK-GM, 2000
            Cornish, Rick, 5 Menit Sejarah Gereja, Bandung: Yoner Jaya, 2007
            Curtis, A. Kenneth, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, Jakarta: BPK GM, 2012
            De Jonge, Ch., dkk, Apa dan Bagimana Gereja, Jakarta: BPK GM ,2003
            den End, Th. Van, Harta Dalam Bejana, Jakarta : BPK GM,2000
            Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta : BPK GM, 2012
            Marrou, Henri, Saint Augustine, New York: HARPER TORCHBOOKS, 1957
            Wellem, F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2011
            Wellem, F.D., Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta : BPK GM, 2003




      [1] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta : BPK GM,2000), 75-76
      [2] H. Berkhof & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 2012), 59-60
      [3] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 103
      [4] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 20-21
      [5] Ira C., Semakin Dibabat Semakin Merambat, (Jakarta : BPK-GM, 2000), 17-18
      [6] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK GM, 2003), 107
      [7] Tony Lane, Runtut Pijar, (Jakarta : BPK GM, 2012), 9
      [8] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 66
      [9] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 178-179
      [10] H. Berkhof & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 41
      [11] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 67
      [12] A. Kenneth Curtis, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: BPK GM, 2012), 13
      [13]Suatu jabatan di kalangan Kristen pertama, yang diambil alih dari sinagoge Yahudi. Kasih Para Rasul 11:30 dan 15:22 menyaksikan sistem pemerintahan gereja yang kolegial di Yerusalem. Dalam Kisah Para Rasul 14:23 disaksikan bahwa Paulus mengangkat presbiter dalam beberapa jemaatnya. Pada mulanya, presbiter tampaknya sama dengan penilik, sementara dalam KPR 20:17; Filipi 1:1 dan Titus 1:5,7, kedua jabatan ini dipakai berganti-ganti. Namun, sejak abad ke-2, gelar uskup biasa dipergunakan untuk ketua dewan presbiter dan uskup mendapat penghormatan, serta mempunyai hak prerogatif dari presbiter. Dewan presbiter memiliki baik kuasa administratif maupun pengajaran serta fungsi keimanan. (lih. F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 372)
      [14] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 150-151
      [15] H. Berkhof & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 42
      [16] F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dala Sejarah Gereja, 62
      [17] A. Kenneth Curtis, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen ,15
[18] Konsili untuk menyelesaikan pertikaian tentang Trinitas, (lih. F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2011, 240)
      [19]  Ibid., 77
      [20] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 69
      [21]F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 3
      [22] Rick Cornish, 5 Menit Sejarah Gereja, (Bandung: Yoner Jaya, 2007), 64
      [23] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 95
[24] H. Berkhof & I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, 60-61
      [25] Henri Marrou, Saint Augustine, (New York: HARPER TORCHBOOKS, 1957), 11
      [26] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 23
      [27] Ibid., 25
      [28] Chr. De Jonge, dkk, Apa dan Bagimana Gereja, (Jakarta: BPK GM ,2003), 21
      [29] F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, 63
      [30] Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, 71
      [31] Tony Lane, Runtut Pijar, 45

No comments:

Post a Comment