Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 8 March 2015

Gereja Roma Katholik dan Zaman Renaisans



Gereja Roma Katholik dan Zaman Renaisans
I.                   Pendahuluan
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas dan mempelajari tentang Skisma Barat dan pada kesempatan kali ini kami para penulis akan mencoba memaparkan dan menjelaskan tentang Renaisans. Semoga sajian ini dapat memberikan baru dan wawasan serta pengetahuan yang baru bagi kita semua dan semoga sajian ini berguna kelak dalam pelayanan kita.
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Renaisans
Ada banyak pengertian dari kata “Renaisans” yang dikemukakan para ahli dan para penulis memaparkan tiga diantaranya ialah sebagai berikut yaitu :
a)      Renaisans ialah era sejarah yang penuh dengan kemauan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkan tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi gereja Katholik Roma, bersamaan dengan berkembangnya humanisme. Zaman ini merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa Leonardo da Vinci. Penemuan percetakan (1440 M), dan ditemukanya benua baru (1492 M) oleh Columbus, dan kelahiran kembali sastra Inggris, Prancis, dan Spanyol, yang diwakili oleh Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan Ronsard dan saat itu juga muncul penemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi  dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ilmu dan filsafat.[1]
b)      Renaisans ialah kelahiran kembali atau semangat untuk kembali kepada kejayaan masa lalu. Untuk itu perlu kembali kepada sumber-sumber yang berasal dari zaman Yunani- Romawi yang berbahasa Yunani dan Latin dan sering diindetikan pada Humanisme yang muncul di Italia pada abad ke 14.[2]
c)      Renaians ialah kelahiran kembali, maksudnya kelahiran kembali kebudayaan, khususnya kebudayaan Yunani- Romawi, pembaharuan ini yang berlangsung dari abad ke 14 sampai abad ke 16 mulai di Italia dan dari sana disebarkan ke Prancis, Spanyol Inggris dan Jerman. Tujuanya untuk mengali sumber- sumber gereja yang ada di gereja kuno, dan lebih luas untuk kembali kepada sumber kebudayaan Kristen yang ada di kebudayaan Yunani dan Romawi[3]
2.2.Latar Belakang Renaisans
Renaisans muncul pada masa krisis yang dialami oleh kepausan karena pada masa ini gereja dan jemaat gereja sangat merasa kecewa terhadap kepausan terhadap terjadinya  dan timbulnya skisma barat yang sangat merugikan gereja dan pihak-pihak yang ada di dalam gereja dan hal ini menyebabkan orang-orang tidak percaya lagi kepada gereja dan mencari hal-hal di luar gereja yang bersifat akaliah dan juga menekankan budaya Romawi-Yunani.[4] Renaisans dimulai di Italia dengan yang ditandai dengan munculnya minat baru  pada pengkajian sastra Yunani dan Romawi klasik, renaisans ini memusatkan pada manusia dan hubungan dengan dunia ini dan bukan lagi pada Tuhan dan dunia akhirat seperti selama abad pertengahan.[5] Dan gerakan renaisans juga meluas hingga kearah Prancis, dan dalam hal ini para pengikut renaisans memberi perhatian pada pembaharuan gereja sesuai dengan prinsip apostolik.[6]
Meskipun istilah Prancis “Renaisans” sekarang secara umum menunjukan pada kebangkitan kembali sastra dan seni pada abad ke 14 sampai abad ke 15 di Italia, penulis-penulis kontemporer cenderung merujuk pada gerakan itu dengan memakai istilah-istilah lain seperti “restorasi, revival, kebagunan dan kesadaran dan perkembangan kembali. Pada tahun 1546 Paolo Giovio merujuk ke abad 14 sebagai abad kebahagian yang dalam tulisan-tulisan latin dipandang telah lahir kembali (renate). Sejarawan yang paling perlu dicatat adalah Jacob Burckhardt telah mengemukakan bahwa renaisans melahirkan era modern, dan dalam era inilah umat manusia untuk pertama kali mulai berpikir tentang diri mereka sebagai individu-individu.[7]
Munculnya renaisans di Italia pada abad ke 14  ini membuat cara hidup di Italia mendapat bentuk baru, terutama di Italia utara kota-kota bertambah oleh perniagaan, perusahaan dan kerajinan penduduk. Golongan orang kota itu makin lama makin makmur dan makin sadar akan kepentingan dirinya dan makin berkuasa, dan dengan demikian berkembanglah suatu pandangan hidup yang baru yang antara lain teryata syair-syair pujangga Petrarca (1304- 1374) yang menyatakan bahwa  sebenarnya manusia tak usah mengikuti kuasa apapun diatasnya karena pusat hidup manusia adalah dirinya sendiri. Sikap ini berhubungan rapat dengan pandangan penyair-penyair Romawi dan Yunani zaman purba yang telah lama dikenal dan baru sekarang diinsafi dan diulangi pula. Kesadaran baru akan keindaha dunia dan manusia ini biasanya disebut dengan kata Prancis “renaissance” yakni kelahiran kembali dari kebudayaan dan kesenian kuno, dan pusat pergerakan ini ialah Florensa dan Roma.[8]
Ada beberapa faktor yang meyebabkan renaisans lahir di Florensa, yaitu:[9]
a)      Italia masih memiliki sisa-sisa kejayaan masa lampau, seperti yang ditunjukan oleh  Roberto weiss dalam bukunya Renaissance Discovery Of Classical Antiquity, reruntuhan ini memperlihatkan hubungan yang sangat penting dalam suatu masa lalu yang jaya. Reruntuhan tersebut tampaknya mengungah minat para pemikir renaisans untuk melihat peradaban Roma kuno yang juga merangsang mereka untuk memperoleh kembali vitalitas dari kebudayaan Roma klasik untuk ditempelkan dalam masa yang mereka anggap kering dan gersang secara kultural.
b)      Teologi Skolastik yaitu kekuatan intelektual utama dari periode abad pertengahan tidak pernah secara khusus mempunyai pengaruh di Italia. Meskipun banyak orang Italia yang memperoleh kemasyuran sebagai teolog besar seperti Thomas Aquinas dan Gregorius  yang pada umunya mereka aktif di universitas Eropa Utara dan dengan demikian terdapat kekosongan intelektual di Italia selama abad ke 14 dan kekosongan ini diisi oleh humanias renaisans.
c)      Kestabilan politik di Florence bergantung pada pemeliharaan akan pemerintahan republiknya. Jadi wajar untuk berbalik ke penelitian Republik Roma yang mencakup kesusastraan dan kebudayaan sebagai model untuk Florence.
d)      Kemakmuran ekonomis dari Florence menciptakan waktu luang dan dengan demikian menciptakan pula tuntutan akan kesusastraan dan kesenian.
e)      Karena Byzantium mulai runtuh dan akhirnya Konstantinopel jatuh pada tahun 1453 yang mengakibatkan terjadinya eksodus para intelektual berbahas Yunani ke arah barat. Italia kebetulan berdekatan dengan Konstatinopel dan mudah didatangi sehingga banyak imigran tinggal di Italia.

Renaisans ini menciptakan lapangan-lapangan baru di Negara Italia sendiri seperti lapangan ilmu pengetahuan, gerakan ini dinamai “humanisme” yang arti kata sebenarnya ialah “kemanusian” tetapi arti yang lebih luas ialah peradaban yang diperoleh dari kebudayaan kuno, peradaban bangsa Romawi yang mendahului peradaban Kristen sekarang dipelajari pula “Pulanglah kepada sumber-sumber” itulah semboyan humanisme dan segala karangan para filsuf dan pujangga kafir diselidiki dengan teliti oleh orang humanis itu[10]
2.2.1.      Renaisans di Italia
Semankin nyatalah bahwa humanisme Eropa bagian utara dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh humanisme-renaisans Italia. Humanisme kemasyarakatan sebagai contoh yang berkaitan dengan keadaan di kota Florence tidak diambil secara luas di Eropa bagian utara. Ada tiga hal penting yang mendukung penyebaran cita- cita reanisans Italia ke Eropa bagain utara:
a)       Para ahli Eropa bagaian utara berkunjung ke selatan, ke Italia untuk belajar sebagai anggota dari suatu misi diplomatik, dan sekembalinya ke tanah air mereka membawa semangat renaisans.
b)      Surat menyurat ke luar negeri oleh orang-orang humanisme Italia, dan humanisme memusatkan perhatian pada penigkatan kefasihan tulis menulis.
c)      Buku-buku yang diterbitkan oleh Aldino Press di Venice sering dicetak ulang oleh percetakan-percetakan di Eropa bagian utara khusunya di Basel, Swis.
2.2.2.      Renaisans- Humanisme Swis Bagian Timur
Mungkin karena letak geografisnya, bagian timur Swis sangat terbuka bahkan menerima dengan baik ide-ide renaisans Italia. Humanism Swis timur menjadi subjek penelitian intensif dan etos dasarnya dimengerti dengan cukup baik. Bagi wakil-wakilnya yang menonjol yaitu Vadian, Xylotectus, Beatus Rhenanus, Glarean, dan Myconius, mereka melihat bahwa pembaruan memang diperlukan tetapi pembaruan yang terutama berkaitan dengan moralitas gereja dan pembaruan moral pribadi dari setiap orang percaya bukan pembaruan ajaran gereja. Program pembaruan Zwingli di Zurich yang bermula dalam tahun 1519 mempunyai tanda resmi moralisme humanis Swis, namun akhirnya Zwingli memutuskan hubungan dengan moralisme dari humanisme Swis (1523- 1525) tetapi pada saat ini program pembaruan didasarkan pandangan moralis yang menandai perhimpunan-perhimpunan humanis Swis dalam periode itu.
2.2.3.      Renaisans- Humanisme Legal Prancis
Pada awal abad ke 16 di Prancis pelajaran ilmu hukum mengalami pembaruan yang radikal, kerajaan Prancis dibawah Francis I dengan kecenderunganya yang semankin meningkat kearah sentralisasi administrasi pemerintah, segala sesuatu yang esensial bagi modernisasi Prancis. Seorang pelopor diantara para ahli ialah Guillaume Bude, yang berpendapat agar mereka kembali langsung ke sistem perundang-undangan baru yang dibutuhkan Prancis. Orang Prancis mengembangkan prosedur untuk mendekati secara langsung sumber-sumber perundang-undangan   klasik yang asli dalam bahasa mereka yang asli pula.  


2.2.4.      Renaisans- Humanisme Inggris
Mungkin pusat humanisme yang paling penting pada awal abad ke 16 di Inggris ialah Universitas Cambridge, meskipun peranan dari Oxford dan London tidak dapat dianggap ringan. Humanisme Inggris sama sekali bukan merupakan gerakan asli Inggris, melainkan import. Robert Weiss memperlihatkan bahwa asal usul humanisme Inggris dapat ditelusuri ke sejarah Italia pada abad ke 15. Pada awal abad ke 16 Cambridge cenderung mengangkat orang Italia menjadi dosen, seperti Gaio Auberino, Stefano Surigone dan Lorenzo Traversagni, namun para ahli Inggris juga mengunjungi Italia untuk menyerap semangat renaisans langsung dari tangan pertama. Dan pada pertengahan abad ke 15 john Gunthorpe dan William Selling mengunjungi Italia, perkunjungan mereka itu meletakkan suatu pola dasar bagi mereka- mereka yang mengunjungi Italia pada abad berikutnya. Satu pengangkatan pengajar di universitas renaisans Cambridge tampil menyolok melebihi semua yang lain sebagai kesaksian bagaimana Inggris menerima ide-ide renaisans. Dalam tahun 1511 seorang penulis humanis terkenal dari negeri Belanda ditunjuk sebagai pengajar dalam bidang teologi, yang baru saja didirikan oleh Lady Margaret Beaufort, namanya ialah Erasmus.[11]
2.2.5.      Renaisans Di Jerman
Di Jerman gerakan ini dari mulanya lain sifatnya daripada Italia, humanisme sangat mempengaruhi ilmu dan kesusastraan di tanah Jerman, tetapi renaisans yang berhaluan kafir tidak terdapat di sana. Sebab itu kaum humanis di Jerman tidak menolak gereja sebagai perbendaharaan kebudayaan, tetapi berusaha melayani gereja dengan pendapat-pendapat yang baru itu. Seorang humanis Jerman yang kenamaan ialah Reuchlin yang membuka jalan bagi pelajaran baru bahasa Yunani dan Ibrani, dengan demikian disediakannya alat-alat untuk membaca Alkitab nas asli.[12]
2.3.Tokoh-tokoh Renaisans
a)      Desiderius Erasmus
Desiderius Erasmus ialah tokoh humanisme yang paling termasyhur, ialah seorang Belanda, yang lahir dekat Gouda pada tahun 1469, tempat kediamanya ialah Rotterdam tetapi lama juga ia tinggal dan bekerja di Italia, Inggris, Belgia dan Swis, dan tahun 1536 ia meninggal di kota Basel. Bagi Erasmus Injil adalah suatu ajaran yang indah tentang kebajikan manusia, Yesus ialah kegenapan yang sesempurna- sempurnanya dari segala perkara yang baik dan benar, yang sudah terdapat juga dalam agama-agama kafir.[13]
Adapun naskah yang disunting oleh Erasmus sebagai berikut: [14]
1.      Laus Stultitiae (Pujian pada Kebodohan) ditulis pada tahun 1509 di rumah temanya Thomas More yang dipersembahkan kepadanya yang berisikan sindiran cemerlang terhadap rahib dan teolog.
2.      Pada tahun 1516, Erasmus menerbitkan PB dalam bahasa Yunani dengan terjemahan bahasa Latin yang diusahakanya sendiri.
3.      Erasmus mengawasi penerbitan banyak edisi buah tangan Bapa-bapa gereja purba. Ini adalah sebagian dari usaha mengadakan pembaruan gereja, yakni kembali pada Alkitab dan Bapa-bapa gereja.
4.      Pada tahun 1524 Erasmus menulis De Libero Arbtrio (Kebebasan Berkehendak), suatu serangan terhadap doktrin Luther, bahwa kehendak orang berdosa terbelenggu tidak mampu berbuat baik.
b)      Francesco Petrarca (1304- 1374)
Petrarca ialah seorang yang lahir pada tanggal 20 Juli 1304 di Tuscan, dan ia belajar hukum di Montplellier dan melanjutkan ke universitas Bologna. Namun ia tertarik pada seni sastra dan juga seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal serba naturalis, polos, apa adanya dan salah satu ungkapanya yang terkenal pada alam dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikaros, yang menekankan keagungan manusia.
c)      Giovani Boccacio (1313- 1375)
Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313, ayahnya seorang pedangang yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti Thebaid dan Aenid, prosa seperti Armeto, puisi seperti Armoroso Visione dan Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome adalah karya sastra berjudul De Genealogis Deorum Gentilium yang tersusun dalam 15 jilid.
d)      Lorenzo Valla (1405- 1457)
Valla lahir pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum, salah satu ungkapanya yang sangat terkenal adalah “mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan, adalah jalan menuju kebajikan tertinggi dan pada hal tertinggi”. Hasil karyanya antara lain adalah De Volupte (kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi kekagumanya pada etika Stoisisme yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De Libero Erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan individualitas manusai berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khusunya kebebasan sehingga kehendak awal sang pencipta tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahya.
e)      Dante Alinghiere (1265- 1321)
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze yang berasak dari keluarga kaya raya. Dante mulai menjadi pengkritik dan penetang otoritas moral kepausan yang dinilainya tidak bermoral dan tidak adil. Puncaknya ialah ketika ia menulis buku yang berjudul De Monarchia yang mengambarkan tentang kedudukan dan kebebasan Sri paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi gereja Katolik, mengapa menjadi raja dunia yang otoriter. [15]
Dan Dante juga pernah menulis buku yang berjudul The Divine Comedy (komedi ilahi) yang terbagi atas tiga bagian yaitu ”Inferno”yang berarti neraka, kedua “Purgatory” (pembersih jiwa) yang ketiga ialah “Paradise” yang berarti sorga.[16]
2.4.Hasil Dari Renaisans
a)      Leonardo Da Vinci (1452- 1519)
Leonardo lahir di daerah Italia tepatnya di daerah Vinci provinsi Firenze pada tanggal 15 april 1452. Leonardo ialah anak arsitek, musisi, pematung, dan pelukis pada zaman renaisans. Ia digambarkan sebagai Arketipe (manusia Renaisans) dan sebagai genius universal dan Leonardo terkenal dengan lukisan Perjamuan Kudus dan lukisan Monalisa.[17]

b)     Michelangelo (1475- 1564)
            Di bawah Julius II, Michelangelo menerima proyek melukis langit-langit kapael Sistina yaitu kapel pribadi paus. Dari tahun 1508- 1512 dia mewujudkan dengan fresco yang hebat yang mengambarkan lelaki dan wanita yang berdarah daging, yang tampaknya menerima hidup ini dengan senang hati. Kisah-kisah Alkitab yang dilukiskan secara duniawi adalah hal asing bagi seni lukis abad pertengahan, meskipun bertemakan spiritual orang-orang tersebut tampaknya bercitra duniawi ketimbang surgawi. Pada tahun 1534, Michelangelo kembali ke kapel Sisitina untuk melukis tembok di belakang altar, dan Last Judgment (penghakiman terakhir) melukiskan Yesus yang teguh dan figure-figur massif yang diselamatkan bangkit, sementara yang terkutuk jatuhdengan sedih tanpa harapan untuk mengubah nasib mereka, dan ketika paus Paulus I pertama kali melihat karya ini dengan rasa kagum ia berdoa “Tuhan, janganlah menghukum aku akan dosa-dosa ku bila engkau datang pada hari penghakiman”.[18]
c)      Christoper Columbus (1451- 1506)
            Coloumbus ialah seorang penjelajah dan pedanang asal Genoa, Italia. Yang menyebrangi samudera Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tahun 1492, perjalanan tersebut di danai oleh ratu Issabella dari Kastillia Spanyol setelah ratu tersebut berhasil menaklukan Andalusia, Columbus percaya bahwa bumi berbentuk bola kecil dan beranggapan bahwa sebuah kapal dapat sampai ke timur melalui jalan barat dan hasil dari perjalanan Columbus ini membuat orang-orang Eropa melakukan eskpansi perjalanan ke seluruh dunia.
d)     Nicolaus Copernicus (1478- 1543)
            Copernicus yang mengembangkan teori Heliossentrime (berpusat di Matahari), tata surya dalam bentuk terperinci sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Teorinya tentang Matahari sebagai pusat tata surya yang menjungkirbalikan teori geosentrisme (bumi pusat alam semesta) dianggap salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern.
e)     Galileo Galilei
            Galilei ialah salah satu tokoh yang memiliki peranan besar dalam revolusi ilmiah, Galilei memberikan sumbangan yang besar bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang astronomi karena ia berhasil menemukan teleskop untuk mengamati tata surya dan ia juga dikenal sebagai pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi Matahari dan akibat pandanganya itu ia dianggap merusak iman. Pemikrinya tentang Matahari sebagai pusat atat surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta dan ia dihukum pengucilan sampai akhir hidupnya dan ini menjadi konflik awal antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir (sains) di abad pertengahan.[19]
f)       Johann Gutenberg (1400- 1468)
            Selama abad pertengahan tidak banyak orang memiliki Alkitab atau buku-buku apa pun. Para biarawan menyalin teks dengan tangan di atas lembaran-lembaran papyrus atau kertas kulit hewan. Biaya bagi bahan maupun waktu penyalinan adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai orang-orang biasa, bahkan mengharapkan buku yang mungkin di butuhkan tersedia. Salah satu perubahan besar pada abad ke 15 mempunyai dampak besar bagi keadaan ini, tepatnya pada tahun 1440 an, Gutenberg bereksperimen dengan keeping-keping cetakan logam yang dapat dipindah-pindahkan. Degan menyusun buku dalam cetakan timah ia dapat menghasilakan salinan dalam jumlah besar dan dengan dana yang jauh lebih kecil dari pada sistem tangan, dan pada tahun 1456 Gutenberg dan sekelompok orang mencetak 200 salinan Alkitab vulgate terjemahan Hieronymus.[20]
            Dan dari renaisans ini juga timbul suatu gerakan baru di dalam gereja suatu jaman pencerahan. Pencerahan ialah suatu gerakan yang menyatakan bahwa dalam segala hal tidak perlu manusia tunduk pada kepercayaan atau keyakinan apa saja yang dianjurkan kepadanya oleh kekuasaan di luar dirinya sendiri, misalnya Alkitab dan gereja atau oleh adat istiadat yang dijalankan secara turun-temurun. Selama abad 16 ilmu-ilmu pengetahuan maju dengan pesat. Kopernikus membuktikan bahwa Bumi berputar di sekitar Matahari dan sebaliknya dan Newton yang menemukan daya berat sebagai hukum yang memerintah alam semesta.
            Dan renaisans yang menyebabkan timbulnya pencerahan memiliki dampak pula dalam bidang agama, mereka menyusun agama rasional yang percaya kepada Allah pencipta yang dapat dikenal lewat alam, tetapi Allah tidak mencampuri jalanya alam dan kehidupan manusia sebab alam itu berjalan menurut hukum-hukum yang ditanamkan padanya saat penciptaan.[21]
2.5.Dampak Renaisans Terhadap Gereja Roma Katholik
            Perkembangan zaman renaisans ini sangat memberikan dampak yang sangat besar bagi gereja maupun di luar gereja dari berbagai bidang yang ada baik secara  sosial politik, dan sosial ekonomi yaitu:[22]
a)     Bidang  Sosial- Politik
Di bidang sosial politik, sejak akhir abad ke 15 terjadi perkembangan sebagai berikut:
1.      Cita- cita persatuan semua orang Kristen dibawah pimpinan Paus sudah pudar.
2.      Timbul semangat emansipasi politik di hampir seluruh Eropa.
3.      Banyak raja yang ingin mengatur urusan negeri atau wilayah kekuasaanya masing-masing, dan tidak mau lagi mengakui supremasi gereja atau Paus atas Negara.
4.      Raja-raja tidak suka tunduk kepada kaisar dan kaisar lebih sering dipandang sebagai antek Paus daripada tokoh pemersatu khususnya di Jerman.
5.      Bangsa Jerman bangkit semangat nasionalisme yang menekankan kesetaraan bangsa- bangsa lain dan tidak mau tunduk dibawah kekuasaan bangsa lain, dalam hal ini Paus di Roma.
b)     Bidang ekonomi
            Eropa barat sedang mengalami perkembangan yang pesat, sejak akhir ke 15 bangkit kelas pedangang dan pengusaha di bidang perdangangan dan industri yang menjadi cikal balan kapitalisme. Perkembangan ini didukung oleh meningkatnya jumlah penduduk Eropa sejak awal abad ke 16 secara sangat mengesankan dan yang diikuti dengan ekspansi ke berbagai penjuru dunia.
            Dan menurut para penulis dapat juga dikemukakan beberapa dampak positive dan negative dari zaman renaisans ini terhadap gereja Roma Katholik, yaitu sebagi berikut:


a)     Dampak Positive
1.      Di dalam gereja dapat ditemukan lukisan-lukisan di sekitar langit-langit dan di belakang altar. Seperti di kapel Sistina yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci. Dan Vinci juga memberikan suatu gambaran atau lukisan yang bagaimana perjamuan terakhir dan lukisan inilah yang sampai sekarang dipedomani oleh setiap orang Kristen khusunya Roma Katholik tentang perjamuan terakhir atau perjamuan kudus.
2.      Penyebaran injil ke seluruh penjuru dunia menjadi lebih mudah karena Columbus mengatakan bahwa dengan kapal dapat mencapai wilayah timur dan wilayah-wilayah lainya serta semangat melakukan ekspansi ke berbagai daerah yang dimotivasi oleh Columbus ynag berhasil menemukan benua Amerika. Serta pendapat Marcopollo yang mengatakan bahwa bumi bulat dan tidak memiliki ujung karena dia telah berlayar dari titik dan kembali ke titik tersebut lagi dan ini mematahkan prinsip bahwa bumi memiliki ujung.
3.      Perekonomian semakin maju baik dalam bidang perniagaan dan juga perdangangann karena terjadi jual beli antar wilayah yang diikuiti oleh semangat ekspansi ke penjuru dunia dan hal ini menyebabkan penyebaran agama Kristen secara tidak lansung diserbarkan oleh para pedangang dan para penjelajah dari eropa menuju Timur khsuusnya.
4.      Alkitab sudah dapat dibaca oleh semua orang karena Gutenberg menemukan percetakan dan Alkitab dapat diproduksi dengan jumlah yang besar dengan waktu yang singkat dan membutuhkan lebih sedikit biaya dari pada sebelum- sebelumnya.
b)     Dampak Negative
1.      Semankin banyak orang yang ingin menemukan dunia baru yang lebih masuk akal dari pada gereja yang terlalu bersifat abstrak dan tidak memberikan kepuasan bagi orang yang ada di dalam gereja maupun di luar gereja.
2.      Kepercayaan kepada paus sudah sangat berkurang, karena paus dan gereja memandang paham Geosentrisme yaitu Bumi sebagai pusat tata surya dan hal ini ditentang oleh pendapat Copernicus yang mengemukakan Heliosentrisme yaitu Matahari sebagai pusat tata surya dan pendapat ini didukung oleh Galilei yang menemukan Teleskop sebagai teropong jarak jauh yang dapat melihat tata surya dan hal ini kemudian semankin dipercaya karena Columbus menemukan benua Amerika dan ini mematahkan pandangan paus dan gereja bahwa Bumi memiliki ujung.
3.      Orang-orang tidak memengang Alkitab sebagai pedoman hidup lagi karena diangap tidak menjawab persoalan dari masyarakat dan kemudian mereka beralih kepada tulisan dan karya-karya orang kafir dan budaya Romawi-Yunani.

            Selain dari pemaparan diatas ada beberapa dampak yang terjadi terhadap gereja menurut Van Den End terhadap timbul dan lahirnya Renaisans, yaitu sebagai berikut:
a)     Asas Ilmu Teologi
            Di samping Alkitab akal budi pun dapat mengenal Allah, yaitu dari alam meskipun pengetahuan itu terbatas.
b)     Biblika
            Alkitab bukan hasil penyataan ilahi saja, tetapi mungkin dalam satu proses sejarah dan proses itu dapat diselidiki sehingga jelaslah baga kita orang atau golongan siapa yang menghasilkan bagianya yang tertentu.
c)      Sitematika
            Di bidang ini pengaruh pencerahan cenderung mengurangi peranan dogma-dogma poko tradisional seperti Trinitas dan penebusan dosa oleh Kristus, dalam Kristologi kemanusian Kristus mendapat tekanan lebih besar.
d)     Tata Gereja Iman
            Batas antar gereja menjadi kurang penting, dalam gereja Katholik penganut pencerahan meragukan keutamaan paus dan mementingkan peranan uskup-uskup.
e)     Tempat Agama Dalam Masyarakat
            Pencerahan cendrung memandang iman sebagai urusan pribadi.[23]





III.             Kesimpulan
Dari pemaparan diatas kami para penyaji dapat menarik kesimpulan bahwa istilah renaisans ialah kata yang berasal bahasa Prancis yang berarti menujuk pada kebangkitan kembali sastra dan seni pada abad ke 14 dan ke 15 di Italia. Dan Renaisans dapat juga diartikan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan Romawi yang ada pada jaman Yunani Romawi kuno, dan Renaisans menjadi era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengadung arti bagi perkembangan ilmu.

Zaman renaisans berarti zaman yang menekankan otonomi dan kedaulatan manusia dan berpikir untuk kembali mengembangkan seni, sastra, dan yang paling utama ialah pengembangan ilmu pengetahuan. Renaisans muncul di Italia pada abad ke 14 di Florence dan Roma dan hal ini semakin berkembang ketika dikenal istilah humanisme yang menekankan bahwa manusia ialah pusat dari segalanya dan ia berhak melakukan apa yang diinginkan. Dan dalam perkembangan renaisans ini seorang humanis Kristen yang terkenal yaitu Erasmus yang menekankan kembali ke sumber-sumber Alkitab yaitu Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani. Dan ada beberapa tokoh yang mengambil peran dalam gereja sebagai hasil dari perkembangan renaisans ini seperti Johann Gutenberg dengan menemukan percetakan untuk mencetak Alkitab dan juga Michelangeloi yang memberikan warna baru di langit-langit gereja dan juga kapel Sistina, serta Boccacio, Petrarca,Lenardo Da Vinci dan Lorenzo Valla. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan ada beberapa tokoh yang memberikan ajaran dan pemahaman baru yang berlawanan dengan ajaran paus dan juga gereja yaitu Christoper Columbus, Nicolaus Copernicus, dan Galileo Galilei. Renaisans memberikan dampak positive dan negative bagi gereja dan sangat berpengaruh pada perkembangan gereja dan sampai sekarang sehingga kita dapat merasakan dampak dari Renaisans tersebut







IV.              Daftar Pustaka
Aritonang, Jan Sihar , Sejarah Reformasi, Bandung: Jurna Info Media, 2007
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Curtis, A. Kenneth , dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, Jakarta: BPK GM, 2012
Eberle, Harold R, Kekristenan Tanpa Belenggu- Mengupas Tuntas Perbedaan Sejarah Iman Kristen Dan Pemikiran Barat, Yogyakarta: Andi, 2011
End, Thomas Van Den, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK GM, 2013
Enklaar, H Berkhof & L. H, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2013
Heuken, A., Ensiklopedi Gereja IV, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1994
Jonge, C. De, Pembimbing Ke Dalam sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2009
Jonge, C. De, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 1996
Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK GM, 2012
Mcgrath, Alister E, Sejarah Pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK GM, 2011




[1]Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 49-50
[2]Jan Sihar Aritonang, Sejarah Reformasi, (Bandung: Jurna Info Media, 2007), 10
[3]C. De. Jonge, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1996), 69- 70
[4]C. De. Jonge, Pembimbing Ke Dalam sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 2009), 68
[5]Harold R,Eberle, Kekristenan Tanpa Belenggu- Mengupas Tuntas Perbedaan Sejarah Iman Kristen Dan Pemikiran Barat, (Yogyakarta: Andi, 2011), 40
[6]A. Heuken, Ensiklopedi Gereja IV, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1994), 100
[7]Alister E. Mcgrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta: BPK GM, 2011), 51
[8]H Berkhof & L. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 2013), 99
[9]McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 52
[10]Berkhof & Enklaar, Sejarah GerejaI, 99-100
[11]McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 59-64
[12]Berkhof & Enklaar, Sejarah Gereja, 100
[13]Ibid, 100-101
[14] Tony Lane, Runtut Pijar , (Jakarta: BPK GM, 2012),  129-130
[15]Heuken,Ensiklopedi Gereja, 101-102
[16]A. Kenneth Curtis dkk,100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: BPK GM, 2012), 64
[17]Heuken, Ensiklopedi Gereja, 103
[18]Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 74
[19]Heuken, Ensiklopedi Alkitab, 103-104
[20]Curtis dkk,  100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 69-70
[21]Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK GM, 2013), 229-130
[22]Aritonang, Sejarah Reformasi, 13- 14
[23]End, Harta Dalam Bejana, 233

No comments:

Post a Comment