Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 8 March 2015

konsili gerejawi



KONSILI-KONSILI GEREJAWI
I.                   PENDAHULUAN
Konsili-konsili Gerejawi merupakan salah satu bagian dari perkembangan Sejarah Geraja. Disini kami para penyaji akan membahas tentang Konsili-Konsili Gereajawi.  mengupas tentang Pengertian konsili, latar belakang terjadinya konsili Nicea, konsili konstatinovel, konsili Efesus dan konsili Calchedon. Kemudian siapa saja yang hadir dalam konsili, apa saja hasil dari konsili dan apa saja  akibat dari hasil konsili tersebut.
II.                PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konsili
Konsili berasal dari bahasa latin Yaitu “Concilium” yang berarti ‘rapat’ atau merundingkan sesuatu.[1] Menurut KBBI konsili adalah musyawarah besar pemuka-pemuka gereja katolik Roma.[2]  Menurut kamus sejarah gereja Konsili adalah sidang resmi para uskub dan wakil beberapa gereja yang diundang dengan tujuan merumuskan suatu ajaran atu disiplin gereja. [3]
2.2. Latar Belakang Konsili
pada tahun 313 kaisar Konstatinus Agung, ketika berada dikota Milano, Italia mengeluarkan Edikt (perintah), yang biasanya disebut Edikt Milano. Dalam Edikt ini diberikan kebesan kepada warga negara untuk menganut Agama Kristen. Agama Kristen Tidak lagi  dilarang tetapi dibebaskan untuk menganutnya.[4]Karena  sudah diselsaikan oleh Bapa-bapa Gereja untuk membicarakan Teologia Gereja yang mennyebapkan timbulnya pertikaian pertikaian yang dibicarakan dan diputusakan pada konsili-konsili Okumenis, yaitu sidang-sidang yang dihadiri oleh para Uskup-uskup.
2.3. Konsili Necea (325)
2.3.1.      Latar Belakang Konsili Necea
Konsili Nicea diadakan sebagai reaksi atas ajaran-ajaran Arius. Arius merupakan seorang “presbiter” atau ‘imam’ dari Aleksandria.[5]   Ia mennyatakan bahwa Yesus memiliki sifat keilahian, namun bukan Allah. Putranya Yesus merupakan manusia yang diciptakan. Ia seperti Bapa tapi bukan Allah.[6] Dan banyak orang kafir yang menyenangi pendapat Arius karena dengan pandangannya itu, mereka mendapatkan peluang ide untuk mempertahankan ide yang telah mendarah daging yaitu Allah yang tidak dapat dikenal dan memandang yesus sebagai  pahlawan super yang bersifat ilahi yang tidak berbeda dengan pahlawan-pahlawan yang ada dalam Metolgi Yunani.[7] Arius mengajarkan dalam pengertain bahwa Allah adalah Allah yang sejati Bapa saja, Arius juga menolak bahwa Kristus mempunyai pengetahuan yang sempurna baginya kristus memiliki pengettahuan yang terbatas tidak dapat mengerti rahasia kedalaman Allah Bapa.[8]  Perbedaan Arius tidak percaya akan suatu hirarki pribadi-pribadi Ilahi. Ia memasukakan Monotaisme radikal kedalam system Origenesdengan kesimpulan bahwa hanya ada Bapa adalah Allah. Melalui Putra-Nya Allah menciptakan alam semesta, tetapi putra itu hanya ciptaan dari yang tidak ada, bukan Allah.[9] Alexander memutuskan agar Arius dihukum oleh sinde, namun iman yang populer itu mempunyai banyak pendukung. Maka timbullah kerusuhan di Alexandria karena persaingan teologis yang sangat mudah menyinggung perasaaan, dan para rohaiawan lain pun mulai berpihak kepada masing-masing kubu. Begitu kerusuhan timbul, kaisar Konstantinus tidak dapat lagi memandang perdebatan itu sebagai “persoalan agama belaka”. “Persoalan Agama”, mengancam keamanan negara. Untuk menangani masalah ini, Konstantinus mengadakan konsili di seluruh kekaisaran di kota Nicea.[10]
2.3.2.      Keputusan Dalam Konsili Necea
Konsili ini menolak dan mengutuk pandangan Arius.[11] Pengakuan iman yang diajukan oleh Arius ditolak dan pengakuan Iman yang diajukan oleh Alexander yang memasukkan istilah Homoousius (se-hakekat) diterima.[12] Dan pengakuan iman itu di sebut Pengakuan Iman Nicea, yang berbunyi:
“Aku percaya kepada Allah Bapa, Bapa yang maha kuasa, pencipta segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Dan kepada Tuhan Yesus Kristus Anak Allah yang diperanakkan dari apa, yang dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah sejati dari Allah sejati, yang diperanakkan bukan dijadikan, sehakekat (homoousius)dengan Bapa, yang oleh-Nya segala sesuatu ada, yaitu apa yang di surga dan di bumi. Yang demi kita manusia dan demi keselamatan kita, turun dan menjadi daging, menjelama menjadi manusia, menderita sengsara dan bangkit pada hari yang ketiga, naik ke surga, dan akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati dan kepada Roh Kudus.[13]




2.3.3.      Akibat Konsili Nicea
Meskipun Arius ditolak, teologinya bertahan beberapa dekade lamanya.[14] Sekalipun Arius telah meninggal (336), nemum pengikut-pengikutnya meneruskan ajaran-ajarannya sehingga pertikaian terus berjalan[15] Konsili ini memecah Gereja menjadi dua kelompok utama. Di satu pihak kelompok Nicea (Gereja Barat) dan aliran Antiokhia dari Timur.[16]
2.4. Konsili Konstatinopel (381)
2.4.1.      Latar Belakang Konsili Konstatinopel
Konsili ini adalah lanjutan dari konsili Nicea untuk menyelasaikan persoalan Arianisme yang tidak diselasaikan secara tuntas oleh konsili Nicea. Konsili ini terjadi sebanyak 3 kali.[17] Konsili Konstantinovel I dipanggil oleh Kaisar Theodosius I pada tahun 381 untuk menyelesaikan persoalan Arianisme yang tidak diselesaikian secara tuntas oleh Konsili Nicea. Konsili ini dihadiri oleh 150[18] Uskup yang Ortodoks dan 36 orang Uskup Bidah.[19] Konsili ini dilatar belakangi oleh pertikaian dan perlawanan tang tetap terjadi antara Anthanasius dan pengikut ajaran-ajaran Arius.[20] Setelah konsili Nicea berakhir, timbul juga kesadaran bahwa keselamatan manusia hanya dijamin penuh kalau Ilahi Kristus penuh, jadi tidak hanya sehakikat tetapi juga sepenuh ke-Illahian Allah. Sekaligus timbul bahwa Roh Kudus, yang memainkan peran besar dalam penyelamatan manusia, juga harus di lihat sebagai Ilah penuh, bukan sebagai ciptaan tertinggi. Kadua hal ini diputuskan dalam Konsili Konstantinovel.[21] Pokok persoalan mengenai Kristologi ialah bahwa dalan Alkitab dinyatakan 2 hal, mengenai Kristus yang juga tidak bisa disejajarkan secara logis. Yang pertama ialah Kristus benar-benar Allah atau Tuhan. Yang kedua adalah Kristus benar-benar manusia.[22]
2.4.2.      Keputusan Dalam Konsili Konstatinopel
Konsili ini menegaskan keputusan konsili Nicea tantang hakekat Kristus dan mennyempurnakan pengakuan Iman Nicea.[23] Konsili ini mengasilkan Pengakuan Iman yang disebut pengakuan iman Nicea Konstatinopel.[24] Isi dari pengakuan Iman Nicea Konstatinovel ialah seabagi berikut:
“Aku percaya kepada stu Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala yang kelihatan dan tidak kelihatan. Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, yang lahir dari sang Bapa sebelum ada sang zaman, terang dari terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakikat (Homoousios) dengan sang Bapa. Yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu yang dibuat; yang telah turun dari sorga untuk manusia, dan untuk keselamatn kita, dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari dara anak Maria,dan menjadi manusia;yang disalibkan bagi kita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan; yang bngakit pada hari yyang ketiga, sesuai dengan isi Kitab-Kitab,dan naik ke sorga; yang duduk disebelah kanan Allah Bapa, dan akan datang kembali dengan kemuliaan yang akan kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaanya tidak berakir,aku percaya kepada roh kudus, yang jadi Tuhan dan menghidupkan, yang keluar dari sang Bapa. Yang bersama-sama dengan sang Bapa,dan sang anak yang disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantara para Nabi. Aku percaya satu Gereja yang Kudus dan Am dan Rasuli. Aku mengakui baptisan untuk pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan di zaman yang akan datang. Amin.[25]  
Sementara itu ada tiga ajaran yang dikutuk dalam konsili Konstatinopel :   
a.       Arianisme
Ajaran sesat ini dipelopori dan dipimpin oleh Arius. Kelompok ini mengajarkan bahwa anak Allah tidak kekal karena ia diciptakan oleh Bapa dari ketiadaan untuk tujuan penciptaan dunia. Oleh karena itu anak Allah tidak sehahekat dengan Allah Bapa.[26]
b.      Macedonianisme
 Tiga puluh enam diantara uskup-uskup yang hadir pada Konsili Konstatinopel adalah penggikut Macedonianisme. Mereka mengajarkan Yesus Kristus adalah Allah tetapi satu Roh kudus dianggap mahluk.[27]
c.       Apollinarisme
Ajaran sesat ini dipelopori atau dipimpin oleh Apollinarius dari Laodikea. Ia mengajarkan bahwa manusia mempunyai tubuh, jiwa, dan roh. Kristus memiliki tubuh dan jiwa manusia, namun roh-Nya bukanlah roh manusia melainkan roh illahi.[28]
2.4.3.      Akibat Dalam Konsili Konstatinovel
Konsili Konstatinopel dianggap sebagai konsili Okumenis. Karena pengakuan iman disitu tidak dapat menyakinkan pengikut Macedonius pada waktu itu, tetapi sekarang Pengakuan iman yang diakui paling oikumenis dari umat Kristen. Ia dipakai secara luas caik di Gereja Barat Dan Gereja Timur.[29] Kemudian akibatnya yang lain ialah konsili Konstatinopel membenarkan bahwa Yesus adalah sepenuhnya ( ajaran ini melawan ajaran Arianisme) dari manusia sepenuhnya ini melawan Apolinaris akibatnya dari kelompok Antiokhia majulah Nestorius yang membagi bagikan Yesus Kristus menjadi Allah yang firman dan yang manusia.[30]



2.5. Konsili Efesus (431)
2.5.1.      Latar Belakang Konsili Efesus
Konsili ini dilakukan untuk menyelesaikan pertikaian Nestorius dengan Cyrillus. Konsili ini dibuka pada 22 Juni 431 oleh Memnon, Uskup Efesus,[31] dan Cyrillus dari Alexandria. [32] yang dipertikaikan oleh mereka adalah pertikaian tentang Trinitas dan Tentang kedua tabiat Kristus dan bagaiman eratnya hubungan antara kemanusiaan dan keilahian Kristus. Nestorius mengatakan bahwa hubungan  antara kedua tabiat Kristus itu tidak begitu erat, misalnya “seperti minyak dengan air” yang disatukan dalam satu gelas. Zat-zat itu tidak bercampur, tetapi masing-masing mempertahankan sifatnya sendiri. Sedangkan Cyrillus mengatakan hubungan itu seperti antara “susu dengan air”. Sifat kusus air tidak nampak lagi ketika dicampur dengan susu.[33] Latar belakang konsili ini juga dikaranakan Pertikaian mereka mengenai latar belakang Bunda Allah (Theotokos) untuk Maria. Jemaatnya terpecah belah menjadi dua, yaitu mereka yang mempertahankan pemakaian gelar Bunda Allah dan yang mempertahankan gelar Bunda manusia (Antropotokos) untuk Maria. Nestorius mengatakan suatu gelar baru bagi Maria yang dipandangnya lebih tepat, yaitu Bunda Kristus (Kristokos) sebab Kristus adalah sama dan manusia pada saat yang sama. Dan pendapat ini kembali lagi ditentang oleh Cyrillus supaya Maria disebut Theotokos. Tetapi Nestorius menolaknya agar Maria disebut Theotokos. Cyrillus dituduh sebagai penghasut biarawan di konstatinovel untuk melawan uskupnya.[34]
2.5.2.      Keputusan Dalam Konsili Efesus
Dalam konsili Konstatinopel ajaran Nestorius dikatakan sesat. Nestorius diminta untuk menerima ajaran seperti yang ditulis Cyrillus dan kalau tidak ia akan di kucilkan. Paus memberikan keistimewaan kepada Cyrillus untuk melaksanakan pengucilan jika ternyata dalam tempo sepuluh hari Nestorius tidak melaksanakan keputusan sinode.[35] Dan sidang konsili juga memutuskan bahwa Nestorius dipecat dari keuskupan Konstatinopel dan disekomonikasi serta ajaranya tentanag tabiat Kristus dikutuk. Dan ditegaskan lagi dalam sidang Konsili Efesus istilah Theotokos dibenarkan.[36]   
2.5.3.      Akibat dari Konsili Efesus
Nestorius dan Cyrillus terus bertikai walaupun sudah dilakukan konsili di Efesus. Kaisar pun tidak mampu mendamaikan mereka. Akhirnaya Teodosius Agung I membuang Nestorius kedalam pembuangan. Namun demikian ajaran Nestorius tetap diteruskan oleh pengikut-pengikutnya mereka mendirikan gereja sendiri dengan nama Gereja Nestorian.[37]
2.6. Konsili Chalcedon
2.6.1.      Latar Belakang Konsili Chalcedon
Latar belakang konsili ini adalah untuk menyelsaikan persoalan Eutyches yang telah dikutuk oleh Leo.[38] Ajaran ini mengajarkan ajaran yang dikenal Monophysitisme (mono artinya “Satu” Phisis artinya “kordat”). Ajaran ini berkata bahwa kodrat Kristus telah hilang dalam ke-Ilahian,” seperti setetes madu yang jatuh kedalam laut”.[39] Konsili ini diadakan  di Chalcedon dekat Konstatinopel  pada Tahun 451 .[40] Konsili ini juga merupakan lanjutan dari pertikaian antara Nestorius dan Cyrillus dalam konsili sebelumnya. Kemudian bergabunglah ajaran Monophysitisme. Didalam kosili Chalcedon Kaisar ingin mendapatkan pernyataan atau Pengakuan Iman yang diterima bersama, untuk mempersatukan kembali kekaisaran Roma.  Rumusan di Konsili Chalcedon mengutip pengakuan Nicea dan Konstatinopel untuk memberikan batasan-batasan ajaran dari Nestorius dan Eutyches.[41]
2.6.2.      Keputusan Dalam Konsili Chalchedon
Keputusan dalam Konsili Chalcedon  adalah:
1.      Eutyches dikutuk.
2.      Keputusan Nicea dan Konstatinopel tentang oknum Kristus dikuatkan kembali oleh ajaran Nestorius dikutuk.
3.      Mereka yang menolak gelar Theotokos bagi Maria dikutuk.
4.      Mereka yang mengatakan bahwa Kristus sebelum ber-inkarnasi mempunyai dua tabiat dan setelah inkarnasi menjadi satu tabiat ditolak.
5.      Surat Cyrillus kepada Nestorius dan surat Leo kepada Falvianus dibenarkan.
6.      Ajaran bahwa Kristus adalah satu oknum yang menpunyai dua tabiat yang tidak tercampur,  tidak berubah dan tidak terpisah ternyata dibenarkan.
7.      Uskup Konstatinopel menduduki kehormatan pada tempat kedua setelah kaisar Roma.
8.      Pengakuan Iman Chalcedon dibenarkan. Pengakuan Iman Chalcedon diterima dengan baik oleh Gereja Timur dan Barat. Adapu isi Pengakuan Iman Chalcedon adalah :
“Aku percaya Kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, Khalik Langit Dan Bumi. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari dara anak Maria, yang menderita dibawah pemerintahaan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik kesorga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi oarang yang hidup dan yang mati. Aku percaya kepada Roh kudus, Gereja yang  Kudus dan Am; Persekutuan oarng Kudus; pengampuna dasa;kebangkitan dagig; dan hidup yang kekal.”       
2.6.3.      Akibat dari Konsili Chalcedon
Pengakuan Iman Chalcedon diterima, dengan baik oleh Gereja Barat dan Geraja Timur. Namun, Gereja Monofisit menolaknya. Kedudukan Konsatatinopel sebagai Roma kedua ditolak oleh Gereja Barat. Keputusan konsili Chalcedon menyebabkan munculnya Gereja Nestorius dan Gereja Monofisit.[42] Pengikut Nestorius melarikan diri ke Persia dan mendirikan Gereja  Nestorion. Kaum Monofisit mendirikan Gereja yang kuat di Mesir (Gereja Koptik) dan Siria(Yakobit).




III.             KESIMPULAN
Konsili-konsili Gerejawi merupakan salah satu bagian dari perkembangan Sejarah Geraja. Konsili adalah sidang resmi para Uskup dan wakil beberapa gereja yang diundang dengan tujuan merumuskan suatu ajaran atau disiplin Gereja.  Konsili ini terjadi oleh karena adanya pertikaian perbedaan pendapat antara para Theolog mengenai Trinitas Kristologi.  Para Theolog memiliki pemahaman tersendiri mengenai Theologinya yang diajarkannya kepada pengikutnya. sehingga terjadi perpecahan Gereja, dan pemerintahan Roma.  Disetiap keputusan konsili akan ada pihak-pihak yang tidak senag karena ajarannya ditolak dan dikutuk. Maka dari itu mereka terus melakukan perlawan dan itu sangat jelas terlihat bahwa konsili tidak bisa dilakukan hanya sekali tapi beberapa kali.  

IV.             DAFTAR PUSTAKA
......KBBI , Jakarta : Balai Pustaka, 1999
A. Kenneth, Curtis,100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,  Jakarta:GM, 2011
C. Petry , Ray, A History of Christianity, U.S.A.: Duke University, 1962
De Jonge, Cristian, Gereja Mencari Jawaban, Kapital Selekta Sejarah Gereja, Jakarta:BPK-GM,2009
Henry Bettenson, Documents of the Christian Church, U.S.A: Oxford University Press, 1971
Jonge, C.DE, Pembimbing Kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM,2009
Laen, Tony, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, Jakarta:GM, 2012
Scott Latourette, Kenneth, A History of Christian,  London:Harper & Row, Publishers, 1975
Ven Den End, Th, .Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM, 2011
Walker, Williston, A History ofChristian Education 4th Edition, British: T & T Clark LDT. Edinburgh, 1986
Wallen, F.D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja,  Jakarta: BPK-GM, 2011
Wellem, F.D., Kamus Sejarah Gereja,  Jakarta: Gunung Mulia, 2006



[1]  Cristian De Jonge, Gereja Mencari Jawaban, Kapital Selekta Sejarah Gereja,( Jakarta:BPK-GM,2009) , 1
[2] ......KBBI (Jakarta : Balai Pustaka,1999) 520
[3]  F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, ( Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 232
[4]  C.DE. Jonge, Pembimbing Kedalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM,2009), 56
[5] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, ( Jakarta:GM,2012), 23
[6] Ray C. Petry, A History of Christianity, (U.S.A.: Duke University, 1962), 67
[7] Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, ( Jakarta:GM, 2011),  20
[8] Tony laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, 236
[9]  Ibbid 23
[10] Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 21
[11] Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 21
[12] F.D. Wallen M.Th, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 16
[13] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 241
[14] Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 21
[15] F.D. Wallen M.Th, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja,16
[16] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, 25
[17] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 236
[18] Henry Bettenson, Documents of the Christian Church, (U.S.A: Oxford University Press, 1971), 83
[19] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 236
[20] Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 21
[21] Cristian De Jonge, Gereja Mencari Jawaban, Kapital Selekta Sejarah Gereja, 4
[22] Th. Ven Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 65
[23] Kenneth Scott Latourette, A History of Christian, (London:Harper & Row, Publishers, 1975), 112
[24] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja,236
[25] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen,32
[26] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 28
[27] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, 32
[28] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 26
[29] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, 32
[30] Ibbid,33
[31] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 235
[32] Williston Walker, A History ofChristian Education 4th Edition, (British: T & T Clark LDT. Edinburgh, 1986), 87
[33] Th. Ven Den End, Harta Dalam Bejana, 74
[34] F.D. Wallen M.Th, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, 142
[35] Ibbid,143
[36] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 234
[37] F.D. Wallen M.Th, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, 143
[38] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kriste, 50
[39] Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, 33
[40] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 234
[41] Tony Laen, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristen, 50
[42] F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, 234

No comments:

Post a Comment