Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 19 November 2017

Arti Dan Makna Hari Tuhan Dalam Perjanjian Lama

Arti Dan Makna Hari Tuhan Dalam Perjanjian Lama
                               I.            Pendahuluan
Hari ini, hari ini harinya Tuhan, mari kita mari kita bersukaria.....Ini merupakan penggalan lagu yang sering sekali dilantunkan ditengah-tengah anak sekolah minggu. Sehingga yang memberikan pemahaman yang kuat ditengah – tengah umat Kristen yang memahami bahwa hari minggu adalah Hari Tuhan. Dan pemahaman Hari Tuhan hanya dipahami dalam batasan untuk memuji dan memuliakannya. Tetapi banyak makna yang terkandung dari ungkapan Hari Tuhan dan ada satu hakikat yang akan terjadi di hari Tuhan, sehingga untuk itu penulis (Bona Sumbayak) telah menuliskan apa yang menjadi arti dan makna dari Hari Tuhan ini dalam terkusus di kitab Perjanjian lama dan menurut nubuatan para nabi.
                            II.            Pembahasan
2.1. Pengertian Hari Tuhan Secara Umum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan bahwa kata hari berarti Waktu dari pagi sampai pagi lagi (yaitu satu edaran bumi pada sumbunya, 24 jam) dan waktu adalah selama matahari menerangi tempat kita (dari matahari terbit sampai matahari terbenam, hari juga berrti keadaan yang terjadi di waktu 24 jam.[1]Sedangkan yang dimaksud dengan ata Tuhan adalah sesuatu yag diyakini, yang dipuja, yang disembah sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa.[2] Jadi dapat dikatakan bahwa hari Tuhan secara umum adalah Waktu atau keadaan yang dipakai untuk sesuatu yang diyakini dan dipuja oleh manusia, yang ia sebut sebagai Tuhan.
Menurut Matthew S. Demoss dan J. Edward Miller, Hari Tuhan merupakan periode di masa depan ketika Tuhan akan menghakimi orang yang tak beriman. Dalam Perjanjian Lama, istilah tersebut ditandai dengan adanya hukuman atas Israel (Yl. 1:15 ; Zef.1:7 ; 14) atau beberapa bangsa spesifik lainnya (Yer. 46:10) atau Manusia pada umumnya. Hari Tuhan pada Perjanjian Baru mengacu pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Secara sederhana “hari Tuhan” disebut dengan “hari itu”[3]. Begitu juga dengan pendapat Jenni yang mengatakan bahwa Hari Tuhan, merupakan satu dari pertunjukan yang akan datang yang berkaitan dengan intervensi Allah dalam antisipasi yang bersifat ramalan masa depan. Ini merupakan kepercayaan populer dimana konsepnya pertama kali ditemukan dalam kitab Amos. Menurut ramalan mereka, hari Tuhan itu akan menjadi hari kemalangan dan kegelapan bagi bangsa Israel yang tidak mematuhi hukum Tuhan, dan sebalinya hari ini akan menjadi keselamatan bagi bangsa Israel dan Allah akan ikut campur tagan dalam melawan musuh-musuh Israel.[4]
Jadi, berbeda dengan pandangan umum tentang hari Tuhan, hari Tuhan berkaitan dengan kedaulatan atau kuasa Tuhan yang dinyatakan melalui kehendak-Nya dalam suatu periode kedatangan-Nya, untuk mendatangkan kasih dan penghakiman bagi manusia. Jadipada periode ini, Allah akan mendatangkan kemalangan dan kegelapan bagi orang-orang yang tidak mengikuti hukum-Nya, dan keselamatan bagi mereka yang hidup dalam kehendak Tuhan.
2.2. Pengertian Hari Tuhan Menurut Yudaisme
Hari Tuhan merupakan kepercayaan populer di kalangan Yahudi dimana hari Tuhan diartikan dengan akan datangnya suatu hari ketika allah secara dramatis campur tangan melepaskan umat Israel dari berbagai ketakutan dan penindasan. Harapan ini kemungkinan dirayakan melalui perayaan tahunan dengan mengadakan upacara-upacara korban, yang diharapkan menjamin kemakmuran dan kemenangan mereka atas musuh-musuhnya.[5] Dalam Yudaisme awal, pengharapan yang dimaksud terkait dengan pembangunan kembali kerajaan Israel pada masa yang akan datang. Maka dapat dikatakan, pengharapan itu bersifat nasional, historis, dan dapat ditelusuri sebab dalam sejarah, tetapi tidak mesti bersifat eskatologis. Masa depan yangmuncul deng segera berasal dari realitas konkret yang ada.[6]
Jika dikaitkan dengan akhir Zaman, maka dalam kaum Yahudi hal ini biasanya disebut sebagai akhir hari-hari (aharit ha-yaim, jjjj), yaitu sebuah ungkapan yang beberapa kali muncul dalam Tenakh[7]. Meskipun gagasan tentang bencana Mesianik memiliki tepat yag menonjol dalam pemikiran Yahudi, tetapi gagasan ini ditemukan bersama-sama dengan gagasan tentang penebusan dan penderitaan. Akhir zaman dalam eskatoloi Yahudi, meliputi sebuah tema yang saling terkait.
1. Mesianisme Yahudi
·         Penumpulan kembali orang-orang yang hidup dari pembuangan
·         Pembangunan kembali bait suci
2. Dunia yang akan datang (Olam Ha-ab,nnnn), sebuah istilah yang ambigu yang mungkin merujuk kepada kehidupan setelah kematian, dunia mesianik, atau kehidupan setelah kebangkitan.[8]
Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan menyaksikan: Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang ada secara geografis dikalahkannya semua musuh Israel, pembangunan (penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem dan dipulihkan kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah, kebangkitan orang mati. Selain dari pada itu hari Tuhan yang dipahami menyangkut hari akhir adalah dimana pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi raja Israel. Allah juga akan ikut bertempur dalam suatu pertempuran hebat yang dirujuk sebagai Harmagedon. Setelah memusnahkan musuh-musuh ini untuk selama-lamanya, Allah akan mengenyahkan semua kejahtan dri keberaaan manusia sehingga sampailah kepada masa kesucian, ketenagan, kehidupan rohani,dan perdamaianan di seluruh dunia, yang disebut sebagai Olam habba (dunia masa depan), dimana semua orang akan mengenal Allah secara langsung. Dalam Tulisan atau literatur para nabi ditemukan pengharapan eskatologis akan Hari Tuhan yang berkaitan dengan kehadiran kerajaan Allah. Mereka memandang kerajaan Allah sebagai pelaksana kedaulatan Allah.[9]Dalam Yudaisme juga memiliki ide eskatologi yang menyatakan adanya penghakiman kepda orang-orang jahat, yaitu musuh-musuh Israel da pemberian upah kepada orang benar yaitu bagsa Israel sendiri. Pandangan ini sesuai dengan konsep pemerintahan Allah yang dipimpin oleh Mesias terpilih dari keturunan Daud yang akan membawa kebahagiaan yang tidak terhingga kepada bangsa Yahudi. Jadi dalam pemahaman mereka, hari Tuhan itu berkaitan dengn kedatangan kerajaan Allah yang diperintah oleh Allah sendiri. Hal ini akan terjadi pada datangnya hari Tuhan.[10]
2.3. Hari Tuhan Menurut Perjanjian Lama
Ungkapan hari Tuhan juga merupakan ungkapan eskatologi Perjanjian Lama. Istilah yang dipakai dalam bahasa Ibrani untuk hari Tuhan adalah Yom Yahweh. Yom Yahweh merupakan hari yang mengerikan dan dahsyat dari Tuhan, dan ini bukan merupakan ekspresi hari sabbat atau hari Minggu Gereja atau hari kiamat sebagaimana yang diasumsikan. Yoh Yahweh dalam Perjanjian Lama merupakan ekspresi kolektif pemenuhan yang diharapkan dari nuuat besar Israel. Yom Yahweh adalah dimana Tuhan secara aktif bertindak menghukum dosa yang sudh mencapai puncak. Hukum ini bisa saja datang melalui penyerbuan (Ams. 5 dan 6  ; Yes.13 ; Yeh 13:5), atau melalui bencana alamseperti serangan belalang (Yl 1-2 ). Pad hari itu orang yang bertobat dan percaya akan diselamatkan (Yl. 2:28-32) tetapi orang yang tetp memusuhi Tuhan, baik orang Yahudi taupun bukan, akan dihukum. Hal itu mempunyai akibat-akibat alami juga terhadap alam semesta (Yes. 2)[11] Dalam Perjanjian Lama, “Hari Tuhan” dapat menunjukan hari dalam historis masa depan yang akan segera terjadi ketika Allah melawat umat-Nya dalam penghukuman (Ams. 5:18; Yes.2:12). Istilah ini juga menunjukan lawatan akhir Allah ketika i mendirikan kerajaan-Nya di dunia da membawa keseamatan kepada umat-Nya yang setia dan hukuman keapda yang jahat (Zef. 1:14; Yl. 3:14).[12] Perjanjian Lama melihat Allah bekerja dalam sejarah untuk mewujudkan tujuan-tujuan penebuasan-Nya, namun ini juga merujuk pada hari lawatan ilahi ketika Allah akan datang dengan pengukuman dan keselamatan dan mendirikan kerajaan Allah.[13]
Konsep Yom Yahweh ditemukan di sebagian besar kitab para nabi, baik nabi besar maupun nabi kecil, sebagai tema sentral dan jarang dibicarakan dalam masyarakat modern. Hal ini sering ditandai dengan tema yang berulang. Sekitar 70% dari bagian pertama dari kitab Yesaya atau Yesaya bab 1-32 terdiri dari ekspresi “Hari itu” karena berkaitan dengan nasib atau masa depan Israel, bangsa-bangsa dan iblis.[14] Yom Yahweh adalah hari yang mengerikan dan dahsyat dari Tuhan, dan bukan merupakan ekspresi hari sabat atau ari minggu gereja sebagaimana yang telah diasumsikan oleh beberapa orang. Tetapi ini merupakan ekspresi kolektif pemenuhan yang diharapkan dari nubuat besar Israel. Hari Tuhan mengacu pada intervensi Allah dimasa depan dalam sejarah.[15]Hal ini berhubungan dengan aktivitas terakhir Allah baik untuk atau melawan Israel. Hari Tuhan akan membawa penghakiman dan kebiasaan sekaligus membewa perlindungan dan pembersihan (Zak. 13). Ini prospek khusus Eskatologis yang sering juga disebut dengan “Akhir Hari”.[16]
2.4. Hari Tuhan Menurut Yesaya
Yesaya (ibrani: y’sya’yahu, Yahweh adalah Keselamatan) adalah putra Amos (ibrani amots, harus dibedakan dari nabi Amos, Ibrani amos), dan tinggal di Yerusalem (Yes.7:1-3; 37:2). Nubuatan-nubuatan pad periode, Yesaya paling awal terdapat dalam Yesaya 2:1-5:30, nubuat tentng kerajan damai yang akan datang (Yes. 2:2-5). Hari Tuhan akan merendahkan semua orang yang sombong dan yang memegahkan diri (Yes. 2:6-22).[17]
Nubuat masa depan Yesaya adalah ebagai berikut: ia menggambarkan keruntuhan Israel (Yes. 3:8). Hari Tuhan merupakan berita hukuman bagi semua bangsa yang meninggikan diri dan menolak jalan-jalan Tuhan (Yes.2:6-22). Dalam Yesaya 2:12-19 dikatakan betapa hebtnya hari Tuhan itu. Tuhan semesta alam akan ditinggikan, mengatasi segala bentuk yang tinggi dan mulia di alam semesta. Tempat-tempat pertemuan kultus dan patung-patung berhala akan dimusnahkan. [18] Ia mengatakan bahwa Sion, tempat Allah tinggal (Yes.8:8), menyimpan api-Nya di Sion dan dapur perapia di Yerusalem (Yes. 31:9), tidak dikuasai musuh (Yes. 29:7 dan 31:5). Pada masa keselamatan semua yang bertobat akan menjadi warga kerajaan baru. Pada hari itu, umat akan melihat Yahweh, Pencipta dan memandang orang-orang suci Israel yang kembalidatang ke Israel. Sebab Sion adalah tempat Allah, orang-orang yang bertobat itu akan dikumpulkan di Yerusalem. Semua dosa akan dihapuskan dan mereka yang terjerat dosa akan dimusnahkan (Yes. 29:20). Oleh sebab itu, Istilah Hari Tuhan menurut Yesaya mempunyai arti khusus sebagai suatu hari tertentu dimana Tuhan akan meyatakan murkaNya dan penghukumanNya secara universal, yang artinya bahwa penghukuman Tuhan itu adalah menyeluruh dan meliputi seluruh alam dan kehidupanmanusia di bumi.[19]Namun dalam arti mutlak, hari tersebutbarulah akan dinyatakan pada akhir zaman, dimana Tuhan akan menghakimi segala kuasa duniawi di seluruh bumi untuk dibaharui secara radikal. Tetapi hari Tuhan dalam kitab Yesaya ini juga bermakna bahwa Mesias yang dinubuatkan akan datang membawa hukum keadilan dan kebenaran bagi seluruh dunia, tidak hanya pada manusia.
2.5. Hari Tuhan Menurut Yeremia
Yeremia hidup dan bernubuat selama bertahun-tahun yang terakhir abad ke-7 dan tahun-tahun yag pertama dari abad keenam.[20] Pengharapan Mesianis/Eskatologis, terkait dengan kelestarian bangsa Daud kenyataan ini berkaitan dengan Perjanjian Allah dalam 2 Samuel 1:17; 23:1-7 dan Kej. 49:10. Jadi timbulh nubuat-nubuat yang menjanjikan pemerintahan seorang keturunan Daud yang mempunyai kemampuan luar biasa, Yaitu Mesias. Konteks pada masa itu adalah dimana bangsa Israel berada dalam pembuangan babel. Walaupun demikian, bangsa itu tidak mau bertobat, hatinya telah tergila-gila kepada berhala sehingga hidup mereka semakin merosot ke dalam kejahatan. Dengan demikian Yehezkiel mengatakan bahwa keberdosaan manusia,sangat berlawanan engan kekudusan Allah. Yehezkie menubuatkan bahwa hari tuhan akan dinyatakan atas semua bangsa-bangsa yang berpaling dari Tuhn (Yeh, 30.3). Penghukuman akan diberikan terhadap bangsa-bangsa yang tidak mau berbalik kepada Tuhan. Tetapi orang yang brtobat akan mendapatkan anugerah Tuhan (Yeh. 36:25-37) dan akan melaksanakan ibadah yang benar dalam bait suci (Yeh. 40-48).[21]
2.8. Hari Tuhan Menurut Yoel
            Nama Yoel, yang adalah nama biasa di Israel yang berarti “Tuhan adalah Allah”. Tempat nubuatan Yoel adalah Yehuda, dengan pusatnya di Yerusalem. Hari Tuhan dalam kitab Yoel terdapat dalam Yoel 2:1-11. Disana ia merujuk kepad hubungan tulah dengan hari Tuhan. Hari Tuhan adalah sumber ketakutan. Kejadian ini juga diumumkan dengan tanda-tanda kosmis. Pasukan belalang digambarkan tepat sekali dengan api yang menjalar ke segala penjuru. Tanah subur didepannya berubah menjadi gurun tandus hitam. Sejumlah metafora menggambarkan hari Tuhan dalam konteks pengharapan (ayat 4-9) kekuatan kosmis bergetar dan gelap.[22]
            Hari Tuhan menurut Yoel adalah keseluruan pengharapan-pengharapan eskatologis yang memuncak dalam kedatangan Tuhan, unsur yang paling penting berkenaan dengan itu adalah hukuman (Yl. 1:15). Gambaran-gambaran lain yang menjelaskan tentang manifestasi dari hari Tuhan dapat ditemukan dalam Yoel 2:1, 2:11, 2:31. Hukuman itu dilakukan atas bangsa-bangsa lain dan juga bangsa Israel. Bangsa-bangsa dihukum pada hari Tuhan karena mengancam keberadaan Israel dan di dalam permusuhan itu mereka berbuat dosa dengan berbuat jahat terhadap semua manusia. Oleh karena itu, Jatuhnya Yerusalem dan pembinasaan bait allah oleh raja Nebukanezer merupakan bencana didalam seluruh Israel yang setelah terjadi berfungsi sebagai latar belakang pengertian hari Tuhan, walaupun di dalam pengertian hari Tuhan unsur hukum dititikberatkan, namun tidak boleh dilupakan bahwa hari Tuhan tersebut selalu ditempatkan didalam terang masa dpan dan dalam konteks harapan. Istilah hari Tuhan menunjukan baha bukanlah Allah yang asing dan tidak dikenal yang menyatakan diri melainkan Allah perjanjian yang dipercayai dan yang telah menyatakan diri didalam sejarah keselamatan. Didalam bencana alam yang dialami oleh rakya yang mengancam  ekonomi dan kehidupan rohani juga. Inilah yang dilihat Yoel sebagai hari Tuhan itu, dimana ada satu aktu dimana Tuhan akan menyatakan diri secara khusus[23]. Konteks pada masa itu ialah dimana hampir seluruh timur tengah dikuasai Asyur. Kerajaan utama Israel sudah musnah, dan perbuatan dengan Asyur hanya tinggal beberapa kilometer saja di utara Yerusalem; dan Yehuda tidak lebih dari satelit dari kerajaan raksasa Asyur. Mulai tahun 630 sM. Asyur mulai bergetar di bawah kekuasaan beberapa raja lemah. Harapan timbul dimana-mana. Bangsa-bangsa terjajah mulai bangkit dan juga Israel (Yehuda) mengharapkan kebebasannya. Zefanya menubuatkan baha, walaupun Asyur runtuh, jatuhnya kegelapan pada hari Tuhan akan tetap datang.[24]
2.9. Hari Tuhan Menurut Amos
Konteks pada masa itu adalah dimana orang-orang miskin dan orang-orang ky sangat dibedakan. Masyarakat miskin merupakan masyarakat yang terpinggirkan dan sering mengalami penindasan. Keadaan sosial dimas itu berpengaruh terhadap kebiasaan agamawi. Agama tidaklah diabaikan tetapi diperbaiki. Ditempat-tempat suci agama nasional (Am. 5:5) upacara-upacara terus dipelihara (Am. 4:4-5), tetapi hal itu diadakan bergandengan dengan sifat kefasikan yang tidak mengenal Allah dan menyalahi kesusilaan.[25]Di tengah ancaman dan penindasan, Tentu umat sudah merindukan kepada hari depan yang indah, dimana pada satu kali Tuhan itu akan datang, yaitu dimaa Tuhan dihadapan seluruh umat akan naik takhta-Nya untuk menghakimi dan mewujudkan kekuasaanNya. Tetapi dalam bayangan umat itu, bukanlah Tuhan dan kekuasaan-Nya yang menjadi pusat dan harapan kerinuan mereka, melainkan untuk kepentingan mereka sendiri, yaitu untuk menghukum musuh umat Israel dan akan menghukum musuh itu karena segala apa yang mereka lakukan kepada bangsa pilihan Allah. Dengan demikian hari Tuhan yang besar itu akan menjadi hari perayaan bagi Israel, hari kemenangan dan kebahagiaan.[26]
Amos mengatakan memang musuh-musuh Israel akan dihukum (Am. 1:2 - 2:3), yaitu karena segala perbutan jahat mereka (bukan oleh karena mereka musuh Israel), sebab memang hari Tuhan itu akan menjadi hari hukuman, hati yang suram, tetpi juga untuk orang Israel sendiri karena kejahatan mereka (Am. 2:6-16). Apa yang dimaksud Amos disini adalah pertama-tama dimaksudkan sebagai reaksi atas harapan-harapan palsu yang hidup diantara rakyat, yaitu seakan-akan hari Tuhan itu adalah dengan sendirinya hari kemenangan dn kegembiran untuk bangsa pilihan Tuhan yang begitu rajin melakukan upacara agamanya. Kepada orang-orang seperti itu, yang hidup dengan kerinduan yang palsu dan yang dalam hidup sehari-hari tidak menghiraukan Allah dan hukum-hukumnya, hanya dapat dikatakan: Allah akan datang untuk menghakimi, hari depn adalah suram. Tetapi ketika bangsa itu melkukan apa yng baik dimata Tuhan (Am. 5:14-15), dengan demikian mungkin Allah akan menaruh bels kasihan atas sisa-sisa Israel (Am. 5:15)
2.10. Hari Tuhan Menurut Zefanya
Nabi Zefanya hidup dan tampil sebagai nabi pada masa raja Yosia (Zef.1:1) tahun 622 sM. Waktu itu Asyur mesih kuat (Zef. 2:13). Ditafsirkan ia bernubuat kira-kita pada tahun 615 sM. Jadi kira-kira pada masa yang sama dengan nabi Habakuk. Sama seperti nabi Amos, dia memberitakan hari Tuhan merupakan hari kegelapan bagi bangsa-bangsa Israel selatan.
Pesan dasarian nabi Zefanya terdapat dalam pasal 2:3 dan pasal 3:12-13. Dia berkata tentang “orang rendah hati” dan “sisa” dari umat Tuhan akan selamat dan terluput dari hukuman. Zefanya menggambarkan hari Tuhan pada pasal 1:2-18. Menurut Zefanya, hari Tuhan yang menggoncangkan semesta dunia akan mendatangi kerjaan Yehuda, khususnya kota Yerusalem oleh karena pemujaan dewa/i kafir yang merajalela di jaman raja Manasye, Amon dan pada aal pemerintahan raja Yosia, dan juga dikarenakan adanya ketidakadilan yang dilakukan oleh para pemuka yang terpengaruh tata cara asing (Zef. 1:8-9)  
                         III.            Kesimpulan
Melalui Pemaparan diatas, kita dapat melihat bagaimana gambaran Perjanjian Lama mengenai hari Tuhan. Mereka tidak perlu berspekulasi tentang bagaimana Allah memperlakukan umat-Nya. Karena mereka mempunyai banyak kesempatan untuk menyaksikannya. Semuanya ini membuat mereka yakin bahwa Allah akan menyelamatkan mereka dimasa yang akan datang ketika Hari Tuhan tiba. Jadi Hari Tuhan adalah ketikaAllah bertindak dan menyelamatkan setiap umat Allah. Allah akan datang ketengah tengah manusia dan akan menghakimi setiap umat yang tidak hidup menurut kehendak-Nya dan menyelamatkan setiap umat yang percaya, Allah hadir dengan caranya tersendiri boleh mungkin melalui bencana alam atau itulah, dan yang pasti Allah hadir dengan kemuliannya.
                         IV.            Daftar Pustaka
..... Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 1999
Boland B.J., Tafsiran Kitab Amos, Jakarta:BPK-GM, 2007
Caragounis C.C.,Kingdom Of God Kongdom Of Heaven, in Dictionary Of Jesus And The Gospels, Op Cit,
D.W.Watts John, Word Biblical Commentary Isaiah 1-33, Texas: Word Book, Publishers, 1985
Delling Rad, ημέρα, dalam Theological Dictionary Of The New Testament Vol 2, Michigan: Eedmans Publishing Company, 1964
Demons Mathew S. & Miller J. Edward,Dictionary Of Bible and Theology Words, Grand Rapids Michigan USA: Zondervan, 2002
Hadiwinata A.S.,Tafsiral Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta:Kanisus, 2002
Huguenot Caleb Ben,Yom Yahweh, New York:N.P
Jenni E.,Day Of The Lord, In The Interpreter Dictionary Of The Bible Volume 1, Nashville:Abigdon Press, 1962
Karman Yonky, Kupulan Karangan Simposium Ikatan Sarjana Biblika Indonesia 2006, Jakarta:LAI, 2007
Kim S.,Kingdom Of God, in TheDictionary Of The New Testament, Leicester:InterVarsity Press, 2004
Klappert B.,King, Kingdom, in The New International Dictionary Of New Testament Theology Vol 2, Michigan:Zondervan Publishing House, 1978
M.Paterson Robert,Tafsiran Alkitab:Kitab Yeremia, Jakarta: BPK-GM, 2003
Pazdan Mary Margaret,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta:Kanisus, 2002
Rowley H.H.,The Faith Of Israel, Philadelphia: The Westminster Press, 1965
Soden Von, Bergman, dkk,Theological Dictionary Of The Old Testament Vol VI, Michigan: William. B. Eedmans Publishing Company, 1982
Tescher Achim,Kitab Yesaya, Jakarta:YKBK-OMF, 2001
Ucko Hans,Akar Bersama, Beljar Dari Iman Kristen dri Dialog Kristen-Yahudi, Jakarta:BPK-GM, 1995
W.R.F. Browning, A Dictionary of the Bible, 2nd Edition (Oxford Quick Reference), 132
Widyapranawa S.H.,Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya, Jakarta:BPK-GM, 2006



[1] ..... Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999), 298
[2] ..... Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999), 965
[3] Mathew S. Demons & J. Edward Miller,Dictionary Of Bible and Theology Words, (Grand Rapids Michigan USA: Zondervan, 2002), 64
[4] E. Jenni,Day Of The Lord, In The Interpreter Dictionary Of The Bible Volume 1, (Nashville:Abigdon Press, 1962), 784

[5] W.R.F. Browning, A Dictionary of the Bible, 2nd Edition (Oxford Quick Reference), 132

[6] Yonky Karman,Beberapa Pendekatan Asa-usul Apokaliptisme Perjanjian Lama, dalam Apokaliptik: Kupulan Karangan Ssimposium Ikatan Sarjana Biblika Indonesia 2006, Seto Marsunu (Peny,,,),(Jakarta:LAI, 2007), 10
[7] Tenakh merupakan sebutan bagi kaum Yahudi, dimana dari antara 66 dalam Alkitab, 39 diantaraya dimiliki bersama baik orang-orang Yahudi maupun Kristen, yaitu dari kitab Kejadian sampai dengan Maleakhi, orang-orang kristen meyebut tersebut dengan Perjanjian Lama, sementara orang Yahudi menyebutnya dengan Tenakh, yaitu singkatan kata Ibrani; T menunjuk pada torah (lima kitab pertama, Pentateukh), N menujuk pada Neviim (para Nabi), dan K menunjuk pada Ketavim (tulisan-tulisan lainnya) Lih, Hans Ucko,Akar Bersama, Beljar Dari Iman Kristen dri Dialog Kristen-Yahudi,(Jakarta:BPK-GM, 1995), 655
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Akhir_zaman, diakses pada hari Sabtu, 19 November 2017
[9] C.C. Caragounis,Kingdom Of God Kongdom Of Heaven, in Dictionary Of Jesus And The Gospels, Op Cit, hlm 419
[10] B. Klappert,King, Kingdom, in The New International Dictionary Of New Testament Theology Vol 2,(Michigan:Zondervan Publishing House, 1978), 377

[12] H.H. Rowley,The Faith Of Israel,(Philadelphia: The Westminster Press, 1965), 177
[13] Dalam PL, istilah Kerajaan Allah dikenal dengan sebutan Malkut Samayim. Kata itu menunjuk kepada kedaulatan atau peratura-peraturan dalam sebuah istana. Dalam PL dan kepustakaan orang Yahudi, kata ini sering dihubungkan dengan keberadaan Allah an untuk menjelaskan wilayah kekuasaan suatu kerajaan sebagai tempat atau panggung dimana kekuasaan itu dinyatakan. S.Kim,Kingdom Of God, in TheDictionary Of The New Testament,(Leicester:InterVarsity Press, 2004), 641
[14] Caleb Ben Huguenot,Yom Yahweh,(New York:N.P),8-10
[15] Von Soden, Bergman, dkk,Theological Dictionary Of The Old Testament Vol VI,(Michigan: William. B. Eedmans Publishing Company, 1982), 18
[16] Rad Delling, ημέρα, dalam Theological Dictionary Of The New Testament Vol 2(Michigan: Eedmans Publishing Company, 1964), 945-946
[17] John D.W.Watts, Word Biblical Commentary Isaiah 1-33,(Texas: Word Book, Publishers, 1985), XXV
[18] S.H. Widyapranawa,Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya,(Jakarta:BPK-GM, 2006), 18
[19] Achim Tescher,Kitab Yesaya,(Jakarta:YKBK-OMF, 2001), 67
[20] Robert M.Paterson,Tafsiran Alkitab:Kitab Yeremia,(Jakarta: BPK-GM, 2003), 2
[21] A.S. Hadiwinata,Tafsiral Alkitab Perjanjian Lama,(Yogyakarta:Kanisus, 2002), 605
[22] Mary Margaret Pazdan,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,(Yogyakarta:Kanisus, 2002), 649-650


[25] B.J. Boland, Tafsiran Kitab Amos,(Jakarta:BPK-GM, 2007),64
[26] B.J. Boland, Tafsiran Kitab Amos,(Jakarta:BPK-GM, 2007),64