Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Monday 23 February 2015

KITAB ROMA


KITAB ROMA
I.                   Pendahuluan
Pada pertemuan kita saat ini kita akan membahas mengenai Kitab Roma. Kitab Roma adalah kitab yang ditulis oleh Paulus untuk disampaikan kepada jemaat di Roma, kitab ini terdiri dari 16 pasal. Yang mendapat penekanan ialah pergumulan Paulus menghadapi orang Yahudi yang menentangnya, surat ini ditujukan kepada orang non-Yahudi, orang Roma. Untuk menambah pengetahuan kita, marilah kita membahasnya secara bersama-sama.

II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Kitab
Dalam surat ini, Paulus secara terperinci memberikan rangkuman tentang Injil Yesus Kristus. Surat Roma bukan sekedar sebuah surat, tetapi terutama sebuah uraian teologis yang disusun dengan rapi. Pada zaman jemaat perdana, orang Kristen Yahudi dan Kristen bukan Yahudi kadang-kadang tidak sepakat bagaimana manusia “dibenarkan”, diterima oleh Allah dan bagaimana para pengikut Kristus seharusnya hidup. Dalam surat Roma, Paulus dengan berani mengatakan bahwa injil adalah “Kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya, pertama-tama orang yahudi, tetapi juga orang Yunani”.[1] Kitab Roma adalah kesatuan yang teratur dan lengkap, kecuali bagian penghabisaN, khususnya pasal 16. Hal ini dibuktikan oleh salinan-salinan dan oleh Bapa-bapa Gereja yakni menurut Origenes, Marcion memotong semuanya sesudah “segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa” (Rm. 14:23).[2]
2.2. Latar Belakang Kitab
Sebagai persiapan bagi langkah selanjutnya dari usaha pelayanannya, Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Roma. Surat ini dikirimkan dari Korintus, menurut pendapat lama, atau dari Filipi, sebelum berlayar ke Troas, karena Paulus menyatakan dalam pasal-pasal terakhir bahwa ia sudah memberitakan injil sepenuhnya sampai Ilirikum, bahwa ia membawa serta sumbangan dari jemaat di Makedonia dan Akhaya bagi orang-orang miskin di Yerusalem. Ia sadar bahwa kedatangannya di Yudea mungkin tidak akan bisa disambut baik oleh beberapa orang, tetapi ia ingin kembali sebentar sebelum mengunjungi Roma.[3]
Dalam surat ini terkesan bahwa tugas Paulus di kawasan Timur kekaisaran Romawi, antara lain untuk mengumpulkan dana bagi jemaat di Yerusalem, telah selesai. Nampaknya surat ini merupakan surat terakhir Paulus yang ditulisnya di daerah Yunani. Ada anggapan bahwa surat ini adalah sebuah ringkasan komprehensif dari seluruh teologi Paulus. Hal ini disebabkan keadaan jiwa Paulus yang lebih reflektif ketika menulis surat ini daripada surat Galatia atau surat Korintus. Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungan Paulus kepada mereka, dan selain itu, Paulus juga sedang memperhalus beberapa aspek pemikirannya yang ternyata disalahtafsirkan, sehingga hal ini menjadi prioritas Paulus saat itu.[4]
2.3. Waktu dan Tempat Penulisan
Pasal 16:1 menyatakan bahwa Surat Roma diantarkan oleh Febe, “saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea”. Kengkrea terletak di sebelah Timur Korintus pada tanah genting, yang menghubungkan Peloponesus dan Akhaya khususnya, merupakan pelabuhan untuk kapal dari jurusan Timur (a.l. dari Siria).
Berhubungan dengan catatan Kisah Para Rasul 20:3, kita menarik kesimpulan bahwa surat ini dikirim darikengkrea ketika paulus terpaksa mengambil keputusan untuk menempuh jalan darat. Agaknya surat yang panjang dan teratur ini sudah didiktekan terlebih dahulu, yaitu dalam jangka waktu tiga bulan, ketika Paulus berada di tanah Yunani (Kis. 20:2), antara lain juga di Korintus. Menurut catatan Kisah Para Rasul 20:6, surat ini ditulis dalam bulan-bulan pertama tahun 57.[5]
2.4. Tujuan Penulisan Kitab Roma
Pada saat Paulus menulis surat ini, pekerjaannya disebelah Timur, kerajaan Roma dianggap sudah selesai. Oleh karena Paulus tidak berniat memberitakan injil ditengah-tengah jemaat yang sudah ia masuki terlebih dahulu, maka ia memandang ke arah Barat yaitu Spanyol, daerah yang masih luas, dan juga menurut anggapan pada masa itu ujung bumi. Akan tetapi, sebelum ia memenuhi cita-citanya itu, ia mau berkenalan dulu di kota Roma.[6] Niat Paulus memberitakan Injil di Spanyol menyebabkan dia meminta bantuan jemaat Roma mendukungnya melaksanakan niat itu (bnd. Rm. 15:24). Saat memikirkan kunjungannya ke jemaat Roma, ia terpikir karunia rohaninya dapat ia layankan kepada mereka, dan ia maupun mereka akan terhibur dan ditopang (Rm. 1:11-12).[7]
Paulus telah mendengar beberapa kesulitan praktis yang dialami orang Kristen Roma, jadi dalam suratnya pada bagian (terutama pasal 14) ia berusaha memperbaiki penekanan yang salah tersebut. Dalam Roma 16:17-19, disinggung tentang guru palsu yang harus dihindari, tapi hal ini tidak dapat dianggap tujuan utama Surat Roma, kendati hal itu muncul kemudian sebagai renungan. Dan adalah jelas, bahwa tujuan menentang ajaran palsu tidak mendominasi Roma.[8] Soal pokok ialah bahwa seluruh bagian ini membicarakan permasalahan mengenai soal iman dan Taurat, jadi mengenai soal yang khas Yahudi. Padahal surat ini ditujukan kepada orang non-Yahudi, orang Roma termasuk bangsa-bangsa (ps. 1, 5-6), yakni “bangsa non-Yahudi” (ps. 1, 13-14).[9] Orang Yahudi oleh Paulus disebut “kaum sebangsaku secara jasmani”. Paulus menulis surat ke Roma supaya mereka diselamatkan. Paling jelas adalah Roma 11:13-14: “Aku berkata kepada kamu, hai bagsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka.[10]
2.5. Struktur Kitab Roma[11]
I.                   Kata pembuka                                                           1:1-17
Salam pembuka                                                           1:1-7
Penulis                                                                         1:1-5
Pembaca yang dituju                                                   1:6-7a
Salam                                                                          1:7b
Alasan                                                                         1:8-15
Tema                                                                           1:16-17
II.                Kebutuhan akan pembenaran ilahi                         1:18-3:20
Kefasikan bangsa-bangsa lain                                     1:18-32
Kebinasaan bagi yang menghakimi                             2:1-16
Dilema bangsa Yahudi                                                            2:17-3:8
Hukuman bagi semua orang                                        3:9-20
III.             Perwujudan pembenaran illahi                               3:21-8:39
Jalan menuju pembenaran: iman                                 3:21-31
Dasar pembenaran: janji                                              4:1-25
Hasil pembenaran                                                        5:1-21
Beberapa aspek pembenaran praktis                           6:1-7:25
Akibat pembenaran: hidup oleh roh                            8:1-39
IV.             Hubungan antara pembenaran dan           
Bangsa Yahudi                                                          9:1-11:36
Pilihan atas Israel                                                        9:1-31 
Keselamatan Israel                                                      10:1-21           
Kegagalan Israel                                                         11:1-36
V.                Penerapan pembenaran pada kehidupan Gereja  12:1-15:13
Himbauan unyuk menguduskan diri                           12:1-2
Pemanfaatan karunia                                                   12:3-8
Hubungan pribadi                                                       12:9-21
Hubungan politik                                                        13:1-7
Hubungan masyarakat                                                13:8-14
Hubungan persaudaraan                                             14:1-15:13
VI.             Kesimpulan                                                                15:14-33
Rencana pribadi                                                          15:14-29
Permintaan untuk berdoa                                            15:30-33
VII.          Kata-kata tambahan                                                 16:1-27
Salam                                                                          16:1-24
Berkat                                                                         16:25-27

2.6. Tema Utama Surat Roma[12]
a.       Kebenaran Allah
Di awal surat Paulus mengemukakan tema kebenaran Allah, dan ia menyatakan itu kepada orang percaya (Rm. 1:1-17). Untuk memahami perkembangan argumentasi Paulus sebagai keseluruhan, maka penting sekali untuk menalar maksud Paulus menggunakan dikaiosune yang artinya kebenaran.
b.      Kebaikan Allah
Paulus khusus mengarahkan perhatian kepada kemurahan, kesabaran dan kelapangan hati Allah (Rm. 2:4).
c.       Kedaulatan Allah (pasal 9-11)
Paulus membicarakan nasib Israel dan hubungannya dengan nasib non-Yahudi. Tema ini segera menimbulkan masalah tentang keadilan Allah, dan Paulus mengemukakan perihal kedaulatan Allah menentukan pilihan-Nya. Paulus melukiskan pandangannya dengan merujuk pada zaman bapa-bapa leluhur dan zaman Musa.
d.      Kasih Karunia (Anugerah) Allah
Dalam pasal 6, Paulus bicara tentang berperannya anugerah Allah. Ia menandaskan bahwa berlimpahnya anugerah Allah sama sekali tidak boleh dipandang sebagai alasan untuk berbuat dosa lagi. Hal ini tidak boleh terjadi karena orang percaya berada dalam Kristus.
e.       Hukum Allah
Penilaian Paulus yang begitu tinggi akan hukum Yahudi dijelaskan dalam pernyataannya, bahwa hukum Taurat adalah kudus, benar dan baik (Rm. 7:12). Roh Allah dipertentangkan dengan daging (Rm. 8:4), memberikan hidup ganti maut (Rm. 8:11), bersaksi tentang orang Kristen sebagai Anak Allah (Rm. 8: 14), dan endoakan mereka sesuai kehendak Allah (Rm. 8:26). Dengan demikian kehidupan Kristen bukanlah ihwal tunduk kepada hukum yang sah melainkan kehidupan yang dituntun dan dihidupi oleh Roh berdasarkan hukum baru, mencakup kualitas-kualitas kebenaran dan kasih.

III.             Kesimpulan
Di dalam surat ini kita menemukan pernyataan yang matang tentang injil sesuai dengan pengertian Paulus. Injil itu yang tidak bergantung pada pemeliharaan hukum-hukum dan peraturan-peraturan. Beritanya cukup revolusioner, yakni berita tentang Tuhan yag hidup yang ingin menguasai hidup pengikut-pengikutnya. Di bawah bimbingannya mereka akan menemukan suatu cara hidup yang menyenangkan hati Allah dan baik orang yahudi maupun orang bukan yahudi.
Walaupun begitu, Paulus yakin Injil itu adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Rm. 1:16). Keselamatan diperoleh melalui iman di dalam Kristus. Tetapi iman Kristen juga menuntut penyerahan diri kepada Kristus sebagai Tuhan, dan keterbukaan terhadap kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup orang percaya.

IV.             Daftar Pustaka
…., Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2013
…., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011
Drane, Jhon, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Duyverma, M.E., Pembimbing Dalam Perjanjian Baru, Jakarta:BPK Gnung Mulia, 2009
Marxsen, Willi, Pengantar Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
SY. T. Jacobs, Paulus, Hidup, Karya dan Teologinya, Yogyakarta: Kanisius, 1983
Tenney, Merrill C., Survei Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2003


[1] …., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2013),1839
[2] M.E. Duyverman, Pembimbing Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 95
[3] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2003 ), 375
[4] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 369-372
[5] M.E. Duyverman, Pembimbing Dalam Perjanjian Baru, 95
[6] Ibid, 92
[7] …., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II M-Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011), 324-325
[8] Ibid, 325
[9] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 112-113
[10] T. Jacobs SY., Paulus, Hidup, Karya dan Teologinya, (Yogyakarta: Kanisius, 1983), 191-192
[11]  Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, 377
[12] …., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II M-Z, 325-327