Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Friday 16 December 2016

Gereja Mula-mula Dalam Konteks Religio Illicito

Gereja Mula-mula
Dalam Konteks Religio Illicito

I.                   Pendahuluan
Ada orang bijak mengatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya” mengapa kami memulai dengan perkataan itu karena menurut kami sejarah itu unik. Mengapa? Karena sejarah hanya terjadi sekali saja sehingga membuatnya unik. Sama halnya dengan bangsa atau negara Gereja juga mempunyai sejarah berdiri di mulai dari hari lahirnya Pentakosta sekitar tahun ± Tahun 33 Masehi dimana dalam perjuangannya gereja sempat tidak diakui para tokohnya sering disiksa atau yang biasa di sebut para martir tentu hal ini sangat menarik untuk kita perbincangkan nah semoga saja sajian kami kali ini dapat menarik dan menambah minat kita dalam membahas sejarah perkembangan gereja dan kami berharap semoga sajian kami dapat berguna buat kita.
II.                Pembahasan
2.1 Pengertian Sejarah
Kamus Umum Bahasa Indonesia memberikan 2 arti untuk kata sejarah yaitu kejadian dan peristiwa, dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.[1]
2.1.1 Pengertian Gereja
            Pada tahun 251 M sejarah gereja. Gereja katanya adalah lembaga ilahi yaitu mempelai kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan keselamatan di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar Gereja, sakramen dan para rohaniawan –bahkan Alkitab- tidak ada arti nya.[2] Kata Gereja dalam bahasa Portugis adalah “igreja” yang berasal dari bahasa Yunani Ekklesia. Ekklesia berarti mereka yang di panggil.[3]sedangkan dalam pemahaman kami berdasarkan lagu pada Kidung Agung no 257 yaitu Gereja bukanlah gedungnya dan bukan menaranya gereja adalah orangnya yaitu orang yang bergereja.
2.2 Konteks/Keadaan
2.2.1        Peradaban Kekaisaran Romawi
2.2.2    Konteks Ekonomi
Pada saat Yesus dilahirkan orang-orang Yunani tanpa henti-hentinya berhubungan dengan bangsa-bangsa di Timur Tengah selama hampir delapan abad, membangun kota-kota yang lengkap di pantai Asia kecil, membangun pos-pos perdagangan di pantai Syiria, berdagang dengan orang-orang Fenisia dan mengadaptasi sistem tulisan mereka, serta mengunjungi Mesir untuk berdagang, berwisata dan bekerja sebagai tentara bayaran.[4] Sistem keagamaan di kekaisaran Romawi yang menganut Politeisme dan penyembahan berhala secara tidak langsung telah menyumbang bagi kehidupan ekonomi masyarakat pada waktu itu terutama penyembahan patung. Hal itu adalah propesi dari para pengrajin-pengrajin, tukang-tukang bahkan ada kuil-kuil yang dibuat dari perak, sehingga ini sangat membantu dalam hal kehidupan ekonomi.[5]
2.2.3    Konteks Politik
Dalam sistem pemerintahan raja-raja, para bangsawan pun sangat terbatas kesempatannya ambil bagian dalam pelaksanaan pemerintahan. Apalagi rakyat jelas tidak dapat berbuat banyak, kecuali menjadi pelaku atas setiap hal yang dikehendaki raja. Untuk menjalankan roda pemerintahan, di Roma, dibentuklah konsul senat dan majelis. Konsul merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dan dijabat oleh dua orang yang masing-masing mempunyai hak veto (hak menolak atas yang lain). Dengan cara demikian tiap konsul akan bersikap hati-hati dan tidak sewenang-wenang. Hanya dalam situasi darurat perang konsul menyerahkan kekuasaannya kepada seseorang yang dianggap mampu, yaitu yang dinamakan “sang diktator”. Senat yang anggotanya terdiri atas 30 orang. Kebanyakan anggotanya berasal dari kelompok patrchia atau bangsawan dan petani kaya. Senat itu sama dengan dewan penasihat. Anggota-anggotanya diangkat oleh konsul. Namun senat mempunyai hak memveto keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh pihak konsul. Adapun mengenai majelis merupakan lembaga perwakilan yang terdiri atas wakil-wakil suku (commitia curiata) dan utusan dari kelompok militer (commitia centuriata). Namun demikian dalam praktiknya majelis itu dikuasi orang-orang dari kelompok patricia. Akibatnya rakyat jelata merasa tidak terwakili aspirasinya.
Mereka kemudian melakukan tuntutan agar dibentuk tribun rakyat sehingga bisa memilih pejabat sesuai yang dikehendaki rakyat. Dengan pola pembagian kekuasaan seperti itu Roma dapat menghindarkan diri dari pemerintahan yang absolut atau mutlak. Hak-hak rakyat juga memperoleh perhatian baik. Sehingga mereka terhindar dari kesewenang-wenangan penguasa seperti yang biasa terjadi dalam pemerintahan raja. Sistem pemerrintahan Roma pada akhirnya menjadi dambaan masyarakat modern untuk mewujudkannya kembali.[6]Situasi politik pada saat masuknya kekristenan di Roma pada saat mengalami krisis yang buruk. Ekonomi yang sulit sehingga kekaisaran hampir runtuh. Namun setelah Diocletianus naik tahta, dia memiliki banyak ide dan memerintah sangat lama (284-395). Dia membuat perubahan yang besar terhadap pengumpulan pajak dan membagi wilayah provinsi Roma menjadi wilayah bagian kecil sehingga lebih mudah diurus. Dia menggandakan pelayanan masyarakat untuk meningkatkan kontrolnya terhadap negara dan dalam rangka untuk menekankan angka pemberontakan dia membawa sistem 4 kaisar dan dirinya sebagai yang pertama, Maxsimianus dan dua kaisar junior (Konstantinus I dan Galerius). Selain memperkuat militer hukum pernikahan yang lebih detail.5Diakhir abad ke III, keadaan politik romawi tengah berada dalam ancaman dan agar dapat melawan bangsa-bangsa pesaing maka perlu adanya kontrol terhadap penduduk kian sulit diatur. Pemerintah Romawi menciptakan tindakan pengalihan, yang dapat menyita perhatian penduduk. Mereka mempertontonkan “hiburan” berupa drama penyiksaan  yang mengerikan, diawali para budak sebagai pemainnya. Selama abad ke III, para budak Romawi semakin gencar memprotes takdir atau nasib mereka yang keras. Sebagian besar karena kecewa terhadap para kaisar yang menyadari bahwa masyarakat membutuhkan hiburan massal dan oleh karena masyarakat Romawi karena masyarakat Romawi kekurangan sarana untuk meluapkan frustrasi terpendam maka mereka mulai turun kejalan-jalan untuk melakukan kekacauan dan kerusuhan.6
2.2.4        Konteks Sosial dan Budaya
Kebudayaan dimana gereja lahir dan berkembang adalah kebudayaan helenisme. Helenisme pada dasarnya adalah kebudayaan Yunani yang disebarkan diseluruh wilayah kekaisaran Romawi, khususnya dibagian Timur, karena penyebaran ini wilayah ini mulai bercampuran dengan unsur-unsur dari kebudayaan lain, umpamanya diAsia Barat, Mesir dan Itali. Demikianlah Helenisme menjadi kebudayaan yang menentukan cara berfikir dan percaya semua pendidikan yang berada dikekaisaran Romawi termasuk orang Kristen.7Dunia Barat tidak pernah mengalami persatuan. Hanya satu bahasa pergaulan yang dipakai, yaitubahasa Yunani, yang pada zaman itu disebut bahsa Koine, artinya bahasa umum  (bandingkan dengan bahasa Indonesia sekarang). Perjanjian Baru juga dikarang dalam bahasa Koine itu. Tak ada batas-batas didalam kekaisaran Romawi itu, yang mungkin merintangi kesatuannya. Sekalipun bangsa-bangsa didaerah-daerah perbatasan takhluk kepada Roma secara politik tetapi kebudayaan tinggi, yang menguasai hidup rohani pusat kekaisaran Romawi itu, kurang mempengaruhi bangsa-bangsa itu. Mereka masih memelihara sifat dan adatnya sendiri.[7] Kehidupan dikekaisaran pada masa itu populasinya sangat banyak terdapat budak-budak. Walaupun banyak budak-budak pekerja ditambang yang dieksploitasi dengan kejam namun yang berada dikota tidak begitu keras. Banyak yang berubah dari orang bebas budak dan sebaliknya. Ada perbedaan yang sangat kontras antara kelas atas dikota besar dari pada orang-orang biasa.[8]
2.2.5    Konteks Agama
Walaupun dunia romawi terkhusus Athena seperti yang pernah diungkapkan Paulus “ sangat agamawi”, namun tidak dapat dipungkiri bahwa skeptis dan ateis juga ditemukan diantara kaum kelas atas. Agama pada masa ini kebanyakan adalah politeistik dan menyembah patung. Seperti menyembah dewa Zeus, Apolo, Aphrodite, dll. Begitu banyak kuli-kuil yang dibangun menunjukan penyembahan dalam bentuk kuno yang berkelanjutan. Banyak orang pada saat itu beragama karena beralasan yang egois, mereka bukan melayani Tuhan tapi mereka ingin dilayani Tuhan.  Gambaran ini terlihat dari magis. Kaisar Agustus pernah mengumpulkan dan membakar lebih dari 2000 buku magis. Keajaiban-keajaiban sangat terkenal. Kuil-kuil penuh dengan persembahan-persembahan yang orang-orang telah disembuhkan oleh para dewa. Ini menunjukan betapa dekatnya agama dengan kesehatan terutama dihubungkan dengan tempat-tempat “Spa kelas tinggi” dan ramalan-ramalan masih dipercayai. Selain itu kepercayaan akan keilahian raja juga tidak sepenuhnya bersifat politis, namun ini juga bagian kepercayaan bersifat kuno. Bahkan seperti Kaisar Gaiyus Cali Gula dan Nero menyebut diri mereka putra Allah atau Tuhan.[9] Didalam wilayah yang luas itu terdapat aneka ragam agama. Di wilayah kekaisaran Romawi dan di Mesopotamia terdapat sejumlah besar agama suku, akan tetapi banyak orang yang tidak puas lagi dengan agama-agama yang lama. Diseluruh daerah itu dapat ditemukan pula banyak penganut agama Yahudi. Penganut agama Yahudi hanya merupakan minoritas saja. Mayoritas penduduknya agama-agama dan kebudayaan lain, yaitu kebudayaan helenisme. Kedalam lingkungan inilah gereja terjun masuk, ketika injil mulai dikabarkan kepada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 11:20).



2.2.6        Hambatan-hambatan Gereja Bertumbuh dan Berkembang
Hambatan dari dalam
Ø  Marcion
Marcion adalah seorang kaya dibandar sinope di pesisir laut hitam, dan ada perusahaan perkapalanya di daerah itu gereja
pandangan-pandanganya yang baru tentang injil. Akan tetapi gereja menolak ajaranya pada tahun 144 ia dikucilkan oleh jemaat di Roma. Marcion mengatakan bahwa Kristus bukan manusia sejati dan Marcion sangat bersemangat dan seorang organisator yang cakap. Ia membentuk sebuah gereja baru , yang berkembang dengan cepat , sehingga beberapa puluhan kemudian hamper sama berkembang dengan gereja katolik.[10]
Ø  Montanisme
Montanisme adalah serangan yang dialami gereja pada abad ke-11 disamping serangan gnostik dan marcion adalah serangan dari pihak Montanisme. Gerakan pembangunan rohani timbul di kedalaman Asia kecil kira-kira tahun 160 M. Kaum Kristen hanya mementingkan jabatan yang tetap dan organisasinya.[11]
Ø  Gnostik
Kata “Gnostik” berasal dari kata Yunani “Gnosis” sama dengan Pengetahua. Istilah “Gnostik” secara khusus dipakai sebagai sebutan bagi beberapa “aliran kepercayaan” Para mazhab-mazbah Gnostik lainnya menyatakan bahwa mereka mempunyai pengetahuan “gnosis” yang lama dan yang lebih tinggi daripada iman Kristen sperti yang dianut oleh anggota jemaat biasa.Iman ini hanyalah pengungkapan kasar yang dinyatakan jauh lebih sempurna dalam ajaran gnoystik.[12] Pada umumnya berbagai pengetahuan rahasia. Ajaran bersifat dualistik dan sinkretistik. Ajarannya mrupakan campuran unsur-unsur filsafat agama Yunani dan agama Timur bahkan dengan unsure-unsur agama Kristen. Ajaran gnostik berbeda dengan ajaran-ajaran Kristen terutama tentang penebusan,manusia dan dunia. Menurut gnostik dunia diciptakan oleh Allah yang lebih rendah Yang disebut Demiurgu. Dalam diri manusia terdapat terang ilahi. Manusia tidak dapat menyelamatakan dirinya sendiri. Manusia hanya diselamatkan oleh hanya dengan pengetahuan rahasia yang hanya dimiliki oleh kaum gnostik. Pengetahuan rahasia tersebut menyebabkan manusia mengetahui dirinya sendiri dan dari mana dia berasal sebenarnya. Gereja, dipimpin oleh Irenaeus, mengadakan perlawanan yang gigih terhadap ajaran gnostikdalam melawan ajaran gnostik, gereja menetaptakan tiga benteng pertahanan, yaitu Kanon,Pengakuan Iman Rasuli,Sussecio Apostolika.[13]
           
Hambatan dari luar
Munculnya filsafat Yunani yang menganggap bahwa manjadi Kristen adalah sebuah kebohongan, dan dari agama – agama lain. Untuk membela diri terhadap kritik dari kebudayaan Helenisme ini, gereja mulai membuktikan bahwa agama Kristen bukanlah kebodohan, melainkan filsafat yang lebih gunung  dan jalan yang benar kekeselamatan yang sejati. Dalam perkembangan gereja banyak sekali hambatan dan rintangan yang dialami .
1)      Kaisar Nero (37-68 M)
      Kaisar Nero memerintah pada tahun 54-68 M, ia dikenal sebagai kaisar yang tidak berperikemanusiaan , karena iatelah membunuh ibunya, istri dan guru filsafatnya,. Pada tahun 61 M  telah menjadi huru – hara pad tahun 64 M, dua per tiga kota Roma terbakar hingga 6 hari lamanya. Pada saat itu ia menyalahkan orang Kristen dan menuduh merekalah sebagai dalang dari kebakaran itu. Setelah kebakaran itu, Kaisar Nero dikenal sebagai orang yang membangun gedung – gedung baru yang megah setelah kebakaran itu. Maka tidak heran bahwa rakyat mencurigai kaisar sebagai sumber malapetaka itu dan kemungkinan kecurigaan itu benar.[14]
2)      Dominitianus (89-96 M)
        Di bawah pemerintahan Dominitianus seorang kaisar yang lalim, jemaat Kristen sangat ditindas di beberapa bagian kerajaan. Agama Kristen dilarang dengan maklumat – maklumat kaisa, sebab dianggapberbahaya bagi negara. Menurut tradisi pada masa inilah rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos.
3)      Trayannnus (98-117 M)
      Penganiayaan berkurang karena ternyata bahwa orang – orang Kristen bukanlah penjahat – penjahat yang mengancam keamanan negeri. Dalam suratnya yang terkenal itu kepada Plinius, wali negeri Bitinia di Asia Kecil maka Trayanus memberi perintah, supaya surat – surat buta yang mengadukan orang Kristen tak usah diperhatikan. Hanya apabila kaum Kristen sungguh – sungguh mengharu-birukan masyarakat, barulah pegawai – pegawai boleh mengambil tindakan untuk menangkap dan mengadili orang yang bersangkutan.
Sejak waktu itu sampai tahun 250, kedudukan gereja Kristien dalam kerajaan Roma adalah seperti berikut: pemerintah curiga terhadap orabg Kristen, tetapi pada umumnya mereka dibiarkan saja. Sekalipun demikian acap kali juga berkorban api kebencian, sehingga disana- sini  jemaat disiksa dengan bengis. Agaknya penganiayan itu tidak ditetapkan langsung oleh kaisar-kaisar, tetapi perlu ada cara melaksanakannya, diaerahkan kepada pengusaha-pengusaha daerah, dan mereka pun biasanya barulah menganiaya kaum Kristen, apabila didesak dan dihasut olehrakyat.[15]

2.3    Gereja Lahir dan Berkembang
2.3.1    Munculnya Gereja Mula-mula
Hari kelahiran gereja adalah hari keturunan Roh Kudus pada pesta Pentakosta. Murid-murid dipenuhi dengan Roh Kristus, sehingga mereka berani bersaksi tentang kelepasan yang dikaruniakan Tuhan pada dunia. Di mana orang menyambut injil dengan percaya kepada Yesus Kristus, di sanalah terbentuk jemaat-jemaat kecil. Keadaannya nampaknya seperti mazhab Yahudi saja, karena mula-mula orang Kristen masih mengunjungi Bait Allah dengan rumah ibadat serta taat kepada taurat Musa. Walaupun demikian, nyata juga perbedaan besar antara orang Kristen Yahudi ini dengan kawan sebangsanya, karena mereka percaya mengajarkan bahwa Yesus dari Nazaret ialah Mesias yang dijanjikan itu. Dengan demikian taurat, Bait Allah dan Sinagoge lambat laun menjadi kurang penting bagi orang Kristen. Permulaan Gereja dapat kita pelajari dari kitab Para Rasul yang melukiskan kehidupan jemaat yang mula-mula itu, yang rukun dan dalam suasana gembira dan berbahagia.[16] Pola ibadah orang-orang Kristen perdana tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh para penerus mereka hingga saat ini. Mereka mengadakan pertemuan pada hari minggu- hari kebangkitan, bukan hari sabtu-sabat orang Yahudi. Dalam pertemuan itu mereka  merayakan ekaristi, mempelajari kitab Suci, berdoa, dan menyanyikan lagu pujian. Kelompok-kelompok kristen ini biasanya mengadakan pertemuan pagi-pagi sekali. Mereka membaca kitab nabi-nabi Yahudi dan tulisan para rasul serta para penginjil. Pemimpin liturgi menguraikan teks yang dibaca itu, dan orang-orang yang hadir menambahkan pemikiran-pemikiran dan penemuan-penemuan mereka sendiri. Mereka berdoa bagi mereka yang membutuhkan dan mereka yang sakit, mereka menyanyikan lagu pujian bagi Kristus Tuhan.[17] Perluasan Gereja bertolak dari wilayah Palestin-Syria. Dari sana injil dibawah kedaerah-daerah sebelah Barat, Timur dan Selatan. Pada parohan ke II abad ke II, agama Kristen sudah tersebar didaerah yang terbentang dari Eropa Barat sampai Asia Tengah. Paulus dan sejumlah orang lainmembawa injil kedaerah-daerah sebelah Barat Palestina. Pada masa pertama salah satu pusat pekabaran injil yang utama adalah Antiokhia. Utusan jemaat Antiokhia yang terkenal adalah Paulus. Dia mengabarkan iniil diwilayah Asia Kecil dan Yunani (47-57M).
Dalam abad-abad pertama jemaat-jemaat Kristen terutama terdapat dikota-kota, karena penyebaran injil mengikuti lalulintas dijalan raya. Berhubungan dengan itu penginjilan di Timur tidak diselenggarakan oleh orang-orang Kristen yang berbahasa Yunani melainkan orang-orang Yahudi Kristen dari Syria dan Palestina. Mereka ini berbahasa Aram sama seperti penduduk Partia Barat (Mesopotamia). Orang-orang Kristen Yahudi ini bisa mengatasi rintangan yang ditimbulkan oleh tapal batas politik melalui hubungan yang ada antara umat Yahudi di Syria dan jemaat-jemaat Yahudi yang berserak diwilayah kerajaan Partia. Itulah sebabnya sehingga dalam beberapa hal kekristenan di Timur dipengaruhi oleh pandangan-pandangan Yahudi. Salah satu pusat kekristenan di Syria Timur dan di Mesopotamia adalah Edessa. Selama abad ke II, kota ini merupakan negara merdeka  yang kecil yang menjadi penyanggah antara Roma dan Partia. Pada tahun 179, Raja Edessa masuk Kristen, sehingga Edessa merupakan negara Kristen yang pertama. Salah seorang yang menginjil disebelah Timur adalah Addai. Pada tahun 104 Addai menahbiskan uskup Kristen yang pertama dikota Abil ( Mesopotamia Utara). Dari situ, injil menyebar kearah Timur dan Tenggara. Namun daerah disekitar pegunungan Abil tetap merupakan wilayah yang paling banyak orang Kristennya. Dikemudian hari, daerah inilah yang menjadi pusat kekristenan di Asia dan pangkalan usaha pekabaran injil di situ agama Kristen sudah memasuki berbagai lingkungan kebudayaan dan bahasa. Masing-masing lingkungan itu mempengaruhi orang Kristen yang bersal dari padanya. Maka pada zaman ini sudah timbul sebagai cara yang berbeda untuk mengungkapkan keselamatan yang diberikan Allah didalam diri Yesus Kristus.[18]
2.3.2        Gereja Dalam Peradaban Kekaisaran Romawi
Gereja Kristen lahir ketika dunia Romawi tengah masuk ke dalam dunia internasional. Dibawah kekaisaran Romawi yang damai, orang-orang Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah, harta benda mereka, ide-ide mereka dan agama-agama mereka, semuanya bercampur dengan cara yang belum pernah mereka alami. Bagi agama khususnya pada masa itu merupakan masa kegelisahan yang aneh. Agama Romawi Kuno masih ditaati sebagian besar masyarakat di Barat. Pada umumnya orang Romawi membenci namun mengagumi orang Yahudi. Sebab mereka setia kepada agama leluhur dan beribadah didalam gedung Sinagoge dengan cara yang terbuka. Akan tetapi mereka menghina orang Kristen yang dikatakan telah menghianati agama nenek moyang dan berkumpul dirumah tertutup dengan sembunyi-sembunyi, apalagi orang Kristen lebih rajin berdakwa daripada orang Yahudi untuk meyakinkan orang lain untuk menjadi anggota baru, mereka hidup sederhana, bergaul dengan orang-orang miskin dan menjamu para musafir.[19]
Meskipun sebagian dari mereka dipengaruhi oleh Para filsuf yang skeptis. Sementara itu para kaisar mulai memberlakukan pemujaan kepada kaisar, sebagian besar sebagai cara untuk meningkatkan loyalitas rakyat mereka dalam istilah modern. Hal itu lebih bersifat politis daripada praktek religius. Julius Caesar adalah kaisar yang pertama didewakan dan setelah dia demikian juga semua kaisar. Rakyat diharuskan mengikuti ritual pengorbanan. Bagi para kaisar sebagai bagian dari religius mereka tanpa menghiraukan apakah mereka percaya atau tidak. Seseorang bisa saja mengikuti semua agama itu jika dia memiliki uang. Oleh karena itu dengan penuh kecurigaan masyarakat memperhatikan orang Kristen. Dan penolakan mereka untuk ambil bagian dalam ibadah manapun kecuali ibadah mereka sendiri. Tentu saja, jika bencana terjadi mereka menyalahkan orang Kristen yang tak beriman itu karena membuat para dewa marah.Pada mulanya Kristianitas hanya tampak sebagai agama baru dan berasal dari Timur jauh, salah satu di antara banyak agama baru. Kristianitas mungkin ditentang orang Romawi yang konserpatif, seperti sejarahwan Suetunius (69-140), “semua yang menjijikan berasal dari Timur ia memandang Kristianitas sebagai “kelompok orang yang cenderung sebagai tahkyul dan jahat.” Akan tetapi, kelahiran agama baru tidak tampak penting semata-mata hanya sensasi lokal disuatu provinsi yang tak kenal dan miskin lalu bagaimana Kristianitas banyak memberikan kemajuan ditengah-tengah masyarakat, dan memberikan banyak posisi yang berbahaya bagi orang-orang Kristen? Bagaimana gereja pada masa itu mengubah para penyembah berhala yang mentang Kristianitas dengan apati atau permusuhan? Barang kali hal itu disebabkan oleh kekuatan ajaran dan para imamnya. Barangkali kisah mengenai, kematian, dan kebangkitan Yesus sungguh kuat untuk menentang ketidakpercayaan. Bagi mereka yang baru pertama kali mendengar Kristianitas, ajaran-ajarannya sangat menarik. Allah atas segala allah, menjadi manusia dalam diri Yesus agar meyakinkan orang-orang untuk menyembah Allah yang penuh kasih. Didalam Dia ada belas kasihan dan sama sekali tidak ada ketakutan. Kerinduan akan kematian dijawab oleh janji Yesus yang bangkit bahwa para pengikut-Nya akan bersama-sama dengan dia dalam kehidupan yang abadi.Kemajuan Kristianitas juga dipengaruhi oleh kehidupan komunitas orang Kristen pada waktu itu, yang sangat menekankan persaudaraan dan kemurahan hati. Membangun kesatuan merupakan salah satu perhatian utama kepemimpinan gereja, sekarang dilakukan oleh para uskup, yang mendapat wewenang dari apa yang kemudian dikenal sebagai successio apostolica.[20] Istilah ini menunjuk pada fakta bahwa para uskup perdana ditunjuk oleh para Rasul, dan mereka menerima giliran untuk menetapkan para penerus mereka, yang dipandang sebagai ahli waris yang sah dari pada rasul sebagai pemimpin senior komunitas Kristen. Untuk menjaga kesatuan gereja para uskup berkomunikasi sesering mungkin. Lagipula para rasul menunjuk yang lain untuk membantu mereka dalam penyebaran Injil yang dikenal sebagai presbyter[21]dan dikenal sebagai penatua yang membentuk tugas diakon untuk membantu tugas kepemimpinan gereja dalam hal-hal yang praktis, seperti menyalurkan bantuan. Pada abad pertama diakones pun sudah ada. Pada zaman para rasul struktur kepemimpinan para rasul hampir selalu berubah. Menjelang akhir abad I, pola sandar muncul dimanapun gereja dibangun. Disetiap kota satu orang uskup mengambil kepemimpinan secara keseluruhan atas komunitas Kristen, ia dibantu oleh para penatua yang lebih dikenal sebagai imam.
Diakon tetap membantu dalam hal praktis meskipun peranan mereka sudah berkurang. Setelah gereja Yerusalem hancur akibat perang Yahudi 66-70, para uskup dari kota-kota penting dalam kekaisaran Roma, Alexandria dan Anthiokia, memiliki wibawa dan pengaruh terbesar diantara para uskup. Pemujaan kekaisaran ada diantara berbagai bentuk pemujaan religius yang terdapat dalam kekaisaran Romawi. Pemujaan kaisar ini berasal dari provinsi-provinsi sebelah Timur, yang dikembangkan oleh pengikut Alexander, namun sistem religius ini belum diwajibkan hingga abad ke-3. Akan tetapi sementara itu ada usaha-usaha untuk menekankan orang-orang Kristen untuk menyembah kaisar, tetapi hal ini memperoleh perlawanan yang keras. Orang Kristen perdana menolak memberi gelar kehormatan (Kyrios) karena nama itu hanya diperuntukkan bagi Tuhan dan Kristus. Kekaisaran Romawi biasanya membiarkan agama-agama tetap hidup jika para pengikutnya mau berkorban bagi kaisar. Itu merupakan ujian loyalitas. Meskipun orang-orang Yahudi menolak hal itu, sangat tidak bisa dipungkiri bahwa mereka dibiarkan tetap hidup, seolah-olah mereka tetap loyal. Selama Kristianitas masih ilegal, orang-orang Kristen masih hidup dengan belas kasihan negara yang tidak menyukai mereka dan kebencian rakyat. Untunglah hingga tahun 249 tidak ada kaisar yang menganggap mereka sebagai ancaman yang menganggap mereka sebagai ancaman yang akan mengadakan kampanye secara sistematis diseluruh kekaisaran untuk melawan mereka. Akan tetapi, sejumlah daerah pada waktu tertentu terjadi penganiayaan dan ada beberapa martir, istilah bahasa Yunani yang berarti “saksi”.[22]Namun demikian, sering kali orang Kristen baru itu pertama-tama mendengar berita Kristen pada tingkat kontak pribadi yang lebih intim, melalui teman-teman dan kenalan yang kemudian membawa mereka kesalahsatu pertemuan minggu kelompok. Sebuah sel Kristen yang khas, biasanya dibatasi oleh daya tampung fisik,  rumah tempat mereka berkumpul.  Pemilik rumah berfungsi sebagai tuan rumah atau pelindung, namanya sering kali digunakan sebagai identifikasi. Kelompok ini jelas diorganisasikan berdasarkan kesetaraan. Orang-orang Kristen pertama di Yerusalem mempraktekan kebersamaan milik komunitas. Kaum perempuan memainkan peranan yang sama mencoloknya dengan kaum laki-laki. Kesalahpahaman memberikan kesan buruk terhadap Kristianitas dalam pandangan umum. Para budak dan orang-orang yang dimerdekakan sama-sama berbagi dengan mereka yang dilahirkan merdeka.[23]Ajaran ekaristi mengenai makan “tubuh dan darah Tuhan” disalahartikan sebagai kanibalisme, dan refrensi-refrensi komuni sebagai “perjamuan kasih” menimbulkan rumor mengenai inses pesta pora, dan pengorbanan bayi. Pada tahun 115, Tacitus menggambarkan orang Kristen sebagai “kelompok manusia yang disegani karena perbuatan mereka yang jahat” dan mengatakan bahwa  terbakarnya kota Roma pada tahun 64, mereka dihukum bukan alasan kriminal karena membakar rumah dengan sengaja, melainkan lebih disebabkan oleh rasa benci umat manusia.[24]
2.3.3                 Tantangan dan Hambatan Gereja Sebagai Religio Illicito di Wilayah Romawi
Penghambatan pertama terjadi dikota Roma pada tahun 64 Masehi atas perintah Nero yang mempersalahkan orang Kristen. Karena kebakaran besar yang memusnahkan sebagian dari ibu negeri itu, padahal Nero sendirilah yang menyuruh orangnya untuk melakukan pembakaran itu. Orang Kristen dianiaya sangat ngerinya, umpamanya dilabur dengan gala-gala, lantas dibakar hidup-hidup dan dijadikan obor pada pesta malam.Dibawah pemerintahan Domitianus, seorang kaisar yang lalim, jemaat Kristen sangat ditindas dibeberapa bagian kerajaan. Agamanya dilarang dengan maklumat-maklumat kaisar, sebab dianggapnya berbahaya bagi negara. Menurut tradisi pada masa ini Yohanes dibawa ke pulau Patmos. Dibawah Trayanus (98-117) penganiayaan berkurang karena ternyata bahwa orang-orang Kristen bukanlah penjahat-penjahat yang mengancam keamanan negeri. Sejak waktu itu sampai tahun 250, kedudukan Kristen dalam kerajaan Roma adalah seperti berikut: pemerintah curiga terhadap orang Kristen, tetapi pada umunya mereka dibiarkan saja. Sekalipun demikian acapkali berkobar api kebencian, sehingga disana-sini jemaat disiksa sangat bengis.20Beberapa pejabat Romawi mulai sadar bahwa kekristenan sama sekali berbeda dengan agama Yahudi. Orang-orang Yahudi menolak orang-orang Kristen dan lebih banyak melihat sebagai agama yang tidak sah. Jauh sebelum kebakaran kota Roma, masyarakat telah memulai memusuhi keyakinan yang masih muda ini. Meskipun sikap orang Romawi ingin menerima dewa-dewa baru, namun Kekristenan tidak mau mengakui kepercayaan-kepercayaan lain. Karena kekristenan menentang Politeisme, kekaisaran Romawi yang telah berakar, maka kekaisaran itu pun mulai membalas. Pada tanggal 19 Juli, kebakaran disektor kumuh di Roma. Selama 7 hari api yang tak kunjung padam itu memusnahkan perumahan yang padat. Banyak orang meminta pertanggungjawaban kepada kaisar Nero. Untuk mengelakkan tuduhan atas dirinya, kaisar mengkambinghitamkan orang Kristen. Ia menuduh bahwa merekalah yang memicu kebakaran tersebut, akibatnya Nero bersumpah untuk memburu dan membunuh orang Kristen. Pada masa kepemimpinan Nero, orang Kristen disalibkan dan dibakar. Jasad-jasad mereka berjejer dijalan-jalan Roma. Orang-orang Kristen lainya dikenakan pakaian hewan dan dimasukan kedalam kandang untuk dicabik-cabik anjing.[25] Oleh karena itu Tuhan tidak meninggalkan Gereja di dalam bahaya yang mengancamnya, maka segala serangan terhadapnya malah mendatangkan kebaikan. Diantara tahun 150 dan 200 Gereja sanggup menolak segala ajaran sesat, dan menginsafi wujud dan tugasnya. Kemenangan ini barulah tercapai sesudah pergumulan yang hebat. Gereja terpaksa melengkapi senjatanya untuk melawan sekta. Senjata itu pula menjadi ciri dan penyataan yang tegas dari wujud Gereja itu sendiri. Ketiga senjata itu ialah:
1.      Kanon dari kitab-kitab Perjanjian Baru, yang diakui sah di samping Perjanjian Lama
2.      Pengakuan Iman untuk menetapkan ajaran Gereja
3.      Jabatan uskup, selaku pengganti rasul-rasul dan pembela kebenaran.[26]
2.3.4        Tokoh-tokoh Gereja dan Pengaruhnya Gereja Dalam konteks Religio Illicito
A.Stefanus
              Stefanus merupakan orang Kristen yang pertama yang mati karena mempertahankan imanya kepada Kristus. Stefanus adalah seorang dari tujuh orang yang diangkat oleh para rasul untuk menjadi diaken. Pengangkatan para diaken itu disebabkan oleh timbulnya keresahaan dikalangan oleh para janda anggota jemaat yang berbahasa Yunani di Yerusalem, yang diabaikan dalam pelayanan diakonia. Stefanus adalah seorang yang memproleh karunia dari Tuhan Allah, sehingga ia dapat mengadakan tanda-tanda mujizat. Ia berkotbah dengan penuh kuasa kepada orang-orang Yahudi, sehingga banyak orang yang bertobat. Dalam perdebatan, orang-orang Yahudi tidak dapat mengalahkaNya sehingga muncullah kedengkian di kalangan orang-orang Yahudi. Mereka menuduh Stefanus menghujat Allah dan melanggar hukum Musa. Dengan tuduhan itu,Stefanus diseret kedepan Mahkamah Agama Yahudi dan mereka menampilkan saksi-saksi dusta yang memperkuat tuduhan terhadap Stefanus. Stefanus menyampaikan pembelaanNya mulai dari pemanggilan Abraham sampek aksi pembunuhan Yesus Kristus. Ia berbalik menuduh orang-orang Yahudi yang menerima hukum taurat, namun tidak memperlakukanNya di kehidupan mereka anggota Mahkamah Agama sangat marah kepada Stefanus. Tetapi Stefanus melihat langit terbuka lalu Yesus berdiri disebelah kanan Allah anggota Mahkamah Agama bersama dengan orang Yahudi menyerbu serta menyeret Stefanus keluar kota. Disana Ia dilempari batu sampai meninggal sementara dilemapari batu, Stefanus berdoa kepada Allah dengan mengatakan, “Ya Tuhan Yesus terimalah rohku. Tuhan, janganlah tanggukan dosa ini kepada mereka.” Demikianlah Stefanus menjalankan kemartiranya sekitar tahun 37.[27]
B.Petrus
Petrus merupakan murid Yesus yang terkemuka.dalam beberapa peristiwa terpenting. Petrus juga merupakan seorang yang selalu ingin  tampil terdepan diantara para murid yang lain, namun imanya sering goyah. Petrus adalah juru bicara para murid.Dialah yang bertanya kepada Tuhan Yesus tentang arti perumpaan yang diucapkanNya (Mat 15:15). Pada hari Pentakosta,Petrus berkotbah dengan sangat berani sehingga mendorong banyak orang yang bertobat (Kis 2:14;3:12).Ia giat memberitakan injil di Yerusalem dan banyak membuat tanda mujizat. Sesudah kematian Stefanus, Petrus pergi memberitakan Injil ke Lidda Yoppe, dan Kaesarea.kemudian Petrus ditangkap dan dipenjarakuan.Namun malaikat Tuhan segera melepaskanNya dan ia pergi ke tempat lain. Kitab Apokrif yang berjudul kisah Petrus dan Paulus mengisi kekosongan tersebut kisahNya begini : Petrus sudah berada di Roma ketika Paulus datang. Penduduk Roma  kepada meminta kepada Gubernur agar keduanya dibunuh.baik Paulus maupun Petrus mengajar di Roma dan banyak yang telah bertobat Istri Nero yaitu Libia dan Agripa,bertobat dan meninggalkan suaminya.banyak tentara Roma yang bertobat dan tak mau menjadi tentara lagi. Di Roma adapula seorangf tukang sihir yang bernama Simon banyak orang yang percaya kepadaNya.
Orang memberitahukan tentang Simon tukang sihir itu, kepada Nero yang bersimpatik kepadaNya. Nero memanggil Simon keistana untuk memperlihatkan kebolehanya, antara lain dapat berubah dalam berbagai bentuk Nero menyangka bahwa Simon adalah Anak Allah. Petrus mengatakan bahwa Simon adalah penipu semua perbuatan Simon menentang kehendak Allah yang benar. Simon mengatakan kepada Nero bahwa ialah anak Allah yang telah turun dari surga. Ia mengatakn bahwa sekarang ia mengalami kesulitan kepada Petrus karena Petrus dan Paulus menyatakan diri sebagai Rasul. Mereka ingin mengahancurkan kekaisaran Roma melihat itu kaisar Nero marah dan menyuruh untuk menyiksa Petrus. Setelah itu, ia dimasukan ke dalam penjara. Kaisar Nero meminta pendapat Herodes Agripa dengan cara apa Petrus dan Paulus dihukum mati. Agripa mengusulkan agar Paulus dipacung dan Petrus disalibkan terbalik. Petrus berkata kepada oarang sekelilingNya: “Janganlah bersedih melainkan bersukacitalah karena hari ini aku menerima hasil pekerjaanku.” Kemudian Petrus berdoa dan menyerahkan nyawaNya kepada Allah. Dengan demikian , matilah Petrus sebagai martir tahun 64.[28]
C. Polikarpus  (69-156)
Polikarpus dilahirkan sekitar tahun 69. Menurut Irenaeus,Polikarpus adalah murid g KristenAsia kecil pada pertengahaan abad kedua dan Ia dikenal sebagai seorang mata dari tradisi pengajaran gereja yang masih berbentuk lisan. Ia mmengenal dengan baik Anicetus,uskup Roma. Polikarpus juga dikenal sebagai uskup yang sangat membela ajaran gereja yang ortodoks serta sangat membenci ajaran sesat. Sebagai seorang uskup di Smirna,Asia kecil, ia berhadapan dengan kelompok Marcion disebut sebagai anak sulung iblis. Sikap kerasnya terhadap aliran-aliran sesat nampak dalam suratnya kepada jemaat Filipi, antara lain berbunyi sebagai berikut : “Barang siapa tidak mengakui bahwa Kristus telah datang dalam daging, maka ia adalah antikristus; dan barangsiapa tidak mengakui rahasia salib, maka ia adalah jahat dan ia yang berpegang pada firman Tuhan menurut keinginannya sendiri ; dan berkata bahwa tidak ada kebangkitan dan penghakiman, maka ia adalah anak sulung iblis.
            Pada tahun 154 Polikarpus pergi ke Roma untuk menyelesaikan pertikaian tentang perayaan paskah, dengan jemaat Roma. Tidak lama sesudah kembali dari Roma ditangkap dan digiring ke Roma. Ia diminta oleh kaisar untuk menyangkal Kristus serta mengutuk Kristus, namun Polikarpus tidak mau. Dengan tegas dan teguh imanya Kristus Polikarp[us menjawab kepada kaisar dengan perkataan sebagai berikut : “Aku telah melayani Kristusku 86 tahun lamanya,namun belum pernah sekalipun dia berbuat jahat kepadaku. Bagaimana aku dapat ,mengutuk Kristusku,Juruselamatku ?”. Kemudian Polikarpus dibakar dan sisa-sisa tubuhnya dibawa orang dan dikuburkan di Smirna.[29]
2.3.5        Teologi yang berkembang sampai tahun 312
Teologi yang berkembang pada konteks religio illicito adalah teologi “kepemilikan bersama”, dimana apa yang menjadi milikku itu juga yang menjadi milikmu, demikian juga dengan sebaliknya. Dapat kita lihat dalam Kisah Para Rasul 2:44-45 “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing”.
III.             Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa gereja muncul dalam konteks Religio Iiicito tidaklah gampang dan mudah untuk diterima oleh masyarakat baik dalam segi ekonomi, agama,sosial dan budaya dan perkembangan gereja pada masa religio IIIicito memiliki tantangan yang  sulit dan hambatan yang  sangat keras .Dan pada masa Kekaisaran Romawi gereja masih dianggap belum diakui  dan pada masa ini gereja masih kejam,diancam,tidak memiliki kasih dan tidak mendapat perlakuan baik dari kalangan masyarakat dan pemerintahaanya.
pada masa konteks religio Illicito banyak terjadi pembunuhaan yang tidak memiliki kemanusiaan tetapi mereka berjuang keras untuk memperjuangakan hak dan martabat mereka agar gereja dapat hadir di dunia.
IV.             Daftar Pustaka
Berkhof .H. & E. I. Enklar, Sejarah Gereja,Jakarta: BPK-GM, 2011
C, Ira., Semakin Dibabat Semakin Merambat, Jakarta : BPK-GM, 1993
Craig. Clarence Tucker, The Begining of Christianity, Abingdon Press: New York, 1989
Curtis. A.Kenneth, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen Jakarta: BPK-GM 2012
Collins .Michel & Matthew A. Price, Millenium The Stori Of Christianity (menelusuri jejak Kristianitas),Yogyakarta, Kanisius
End .Th. Van The, Harta dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM, 1995
Jonge.C. De, Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2002
           Jonge.C.De., Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2009
King.Jamie, 111 Konspirasi Menghebohkan Dunia, Jakarta: Summersdale Publishers, 2010
McKechnie.Paul, The Firs Christian Centuries, Amerika: Intervarsity Press, 2002
Schie.G. Van, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani Dalam Konteks Agama-Agama Lain, Jakarta: Obor, 1994
Sumardianta.J. dkk, Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X,Jakarta: Grasindo, 1998
Wellem .F. D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011
Stambaugh & David Balch, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula
Wellem .F.D., Hidupku Bagi Kristus, Jakarta:BPK-GM, 2003
Willem .D., Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta:BPK- GM, 1989



              [1]  C. De.Jonge,Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2009) 14
[2]. A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen (Jakarta: BPK-GM 2012), 15
3. Clarence Tucker Craig, The Begining of Christianity, (Abingdon Press: New York, 1989), 218
[4] . J. Sumardianta dkk, Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Grasindo, 1998), 119
[5]. Paul McKechnie, The Firs Christian Centuries, (Amerika: Intervarsity Press, 2002), 221-222
[6].  Jamie king, 111 Konspirasi Menghebohkan Dunia, (Jakarta: Summersdale Publishers,2010), 77
[7]. C. De Jonge, Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 52
[8]. H. Berkhof & E. I. Enklar, Sejarah Gereja,(Jakarta: BPK-GM, 2011), 1
[9]. Tucker Craig, The Begining of Christianity,216-217
[10].H.Berkof ,I.H.Enklar,Sejarah Gereja, 21     
[11].Ibid,24
[12].Van The End, Harta dalam Bejana, 35
[13].Ibid, 49
[14]. Ira C, Semakin  Dibabat Semakin Merambat, (Jakarta: BPK-GM,2009), 8    
[15].  H. Berkhof & L.H. Enklaan,Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 1993), 1
[16].  Tucker Craig, The Begining of Christianity, 118-120
[17].  Van The End, Harta dalam Bejana, (Jakarta: BPK-GM, 1995), 3
[18] . Berkhof & E. I. Enklar, Sejarah Gereja, 7-8
[19]. Ibid,9
[20]. Van The End, Harta Dalam Bejana, 17-19
[21] .G. Van Schie, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani Dalam Konteks Agama-Agama Lain, (Jakarta: Obor, 1994), 390
[22]. Successio Apostolica, istilah ini berarti warisan jabatan rasuli. Pewarisan jabatan rasuli dipergunakan oleh gereja untuk menangkis ajaran sesat yang menggerogoti gereja, terutama gnostik. F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 441
[23] . Presbiter adalah suatu  jabatan dikalangan Kristen pertama yang diambil alih dari Synagoge Yahudi. Ibid, 371
[24]. Michel Collins & Matthew A. Price, Millenium The Stori Of Christianity (menelusuri jejak Kristianitas),(Yogyakarta, Kanisius, 2006), 37-44
[25] . Stambaugh & David Balch, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula,  55
[26].  Berkhof & E. I. Enklar, Sejarah Gereja,16
[27].  F.D.Wellem, Hidupku Bagi Kristus, (Jakarta:BPK-GM,2003),57-58
[28] F.D.Wellem, Hidupku Bagi Kristus, 4-10
21 A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2009),
22 Berkhof & E. I. Enklaar,Sejarah Gereja,26
[29] D. Willem, Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK- GM, 1989), 213-214