Teolog Gereja Katholik Roma Pada Abad Pertengahan
I.
Pendahuluan
Pada Pertemuan yang
sebelumnya kita telah membahas tentang Perang Salib. Dan pada kesempatan ini,
Kami para penyaji akan memaparkan tentang Teolog Gereja Roma Katholik pada abad
pertengahan, untuk lebih memperjelas bagaimana Teolog Gereja di Roma Katholik pada
abad pertengahan. maka kami akan memaparkan latar belakang gereja pada Abad
pertengahan, pemikiran para teolog, serta dampaknya pada abad pertengahan
tersebut. Semoga sajian kali ini dapat menambah pemahaman dan wawaasan kita
bersama.
II.
Pembahasan
2.1 Latar Belakang
Gereja Pada Abad Pertengahan
Kata “Abad Pertengahan” mempunyai istilah timbul setelah
reformasi untuk menuju waktu antara zaman Gereja kuno dan pemulihan kembali
gereja pada zaman Reformasi. Untuk sejarah gereja awal Abad Pertengahan dikaitkan
dengan kepausan Gregorius Agung(590-604) yang meletakkan dasar untuk penyebaran
agama kristen ke suku-suku Eropa Barat dan untuk pengkristenan Eropa. Dasar
pengkristenan suku-suku German di Eropa Barat diletakkan oleh Paus (uskup Roma)
Greogorius Agung(590-604). Dengan mempunyai strategi “Pengkabaran injil”. Seringkali
dikatakan bahwa pertumbuhan kepercayaan Takhyul dalam gereja Abad pertengahan
adalah hasil Germanisai iman Kristen, yaitu akibat penyesuaian gereja terhadap
kebudayaan suku-suku German. Pengkabaran injil
ditengah-tengah suku-suku German mendapat dorongan besar dari paus
Gregorius Agung (590-604). Paus ini dijuluki ”Bapak Ketahkyulan”, karena ia
mencoba membangkitkan semangat iman dengan cerita-cerita tentang orang-orang
santo dan mujizat- mujizat yang dilakukan mereka. dengan demikian ia memberi
tempat kepercayaan rakyat dalam kehidupan gereja.[1]
Selama zaman Abad Pertengahan (590-1492/1517) gereja di
Eropa Barat memainkan peranan yang menentukan diseluruh kehidupan masyarakat.
Ketika kuasa kekaisaran Romawi hilang sebagai kuasa yang mempersatukan Eropa
dan situasi ini dapat berlangsung terus sampai akhir abad pertengahan. Pada
awal abad pertengahan(590-910) Agama Kristen mulai disebar ke batas-batas Utara
dan Timur laut Benua Eropa, sedangkan Timur Tengah dan Afrika Utara Gereja
diancam oleh serbuan dari pihak Islam. mulai periode ini Gereja di Barat dan
Gereja di Timur menjalankan sejarahnya masing-masing secara tersendiri.[2]
Pada zaman abad pertengahan, bangsa-bangsa yang muda di
Eropa Barat dan Utara menerima saja segala ajaran teologia yang diwarisi dari
gereja lama. Pada masa ini gereja tidak hanya memainkan peranan dibidang agama
tetapi juga dalam bidang politik dan kebudayaan sehingga dapat dikatakan Gereja
Khatolik Roma menentukan seluruh kehidupan masyarakat.[3] Hal ini juga tampak dalam
kehidupan jemaat yang mempercayai sisa-sisa tubuh atau barang-barang dari
seorang kudus yang telah meninggal berupa rambut, tulang, pakaian dan
sebagainya (Relikwi) dan juga kekuasaan Paus untuk mengatur negara(kehausan
paus akan uang semakin besar). Namun sesudah sekitar tahun 100, penduduk Eropa
Barat mulai memperhatikan kembali karangan-karangan Filsafat Yunani.
Karangan-karangan itu, terutama karya Plato dan Aristoteles yang bertentangan
dengan ajaran Gereja. Maka itu yang menjadi cita-cita Teologi Abad Pertengahan
ialah menyelaraskan ajaran gereja itu dengan filsafat Yunani, aliran teologi
itu disebut dengan Teologi Skolastik.[4] Ilmu Skolastik tidak
bermaksud menciptakan pasal-pasal kepercayaan yang baru, karena tidak ada lawan
kafir atau sekta-sekta Kristen yang perlu dibantah. Pokok teologia ini telah
ditetapkan oleh tradisi gereja lama. Ahli-ahli Skolastik berkeyakinan bahwa segala
ajaran gereja itu bukan saja harus dipercayai tetapi juga dapat dimengerti oleh
manusia. Sebab itu mereka berusaha untuk membuktikan bahwa segala sesuatu yang
dinyatakan Allah dapat diterangkan dan dibenarkan terhadap akal budi manusia.
Dengan demikian pokok utama yang diperbincangkan skolastik adalah Relasi antara
pernyataan (Wahyu) Tuhan dengan akal budi Manusia.[5]
2.2 Teolog Pada Abad Pertengahan
2.2.1 Anselmus dari Canterbury
Anselmus adalah
seorang teolog dan filsuf yang hidup pada Abad pertengahan. Ia adalah seorang
yang sangat termuka diantara pemikir-pemikir skolastik. Anselmus dilahirkan pada tahun 1033 di Aosta, Italia.
Ayahnya adalah Bangsawan di Italia yang bernama Gundulph dan ibunya bernama
Ermenberga. Anselmus memasuki biara Bec yang dipimpin oleh Lanfranct seortang
pemimpin biara. Tahun 1060, Lanfranc diangkat menjadi uskup agung di
Canterbury, inggris dan Anselmus diangkat menjadi penggantinya. Tahun 1093
Anselmus mengantikan Raja William sebagai uskup Agung Canterbury. Anselmus
menulis beberapa karya dalam bidang teologi maupun dalam bidang filsafat.[6] Pemikiran Anselmus adalah
teologi barat pertama pada abad pertengahan ia sebagai pendiri aliran
Skolastisme. Anselmus memiliki ide yang dikenal dengan sebagai “Teori
Pengorbanan” bagi penebusan. Sampai saat ini teori tersebut merupakan
penjelasan teologi terkenal tentang karya penebusan kristus. Ia memiliki
sumber-sumber Alkitabiah seperti: “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh
kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka (2 Kor.5:19). Meskipun
Anselmus mengetahui Alkitab dengan baik, tetapi ia ingin menguji kekuatan
logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya. Dalam karyanya Proslogium Intellectum(Iman mencari
Pengertian), Anselmus juga membuat pernyataan yang terkenal dengan ”Saya
Percaya Agar dapat mengerti”. Yang dimaksud dengan pernyataan itu adalah bahwa
mereka yang mencari kebenaran harus beriman dahulu, singkatnya ia menyatakan
bahwa rasio manusi membutuhkan ide mengenai ada(Being) yang sempurna(Allah),
oleh sebab itu Being tersebut harus ada.
Ide ini telah menawan hati banyak filsuf dan teolog sepanjang masa.[7]
2.2.2 Innocentius III
Innocentius III adalah seorang paus pada abad pertengahan
yang berhasil melepaskan gereja dari kekuasaan dan pengawasan pemerintahan
duniawi(negara). Nama aslinya adalah Lotario
dei Conti di segni. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga bangsawan di
italia. Innocentius III belajar teologi Skolastik di Universitas Paris dibawah
bimbingan Petrus dari Corbeil. Kemudian ia belajar ilmu hukum dan hukum kanon
pada universitas Bologna dibawah bimbingan Uguccio dari ferrara. Setelah
selesai pendidikannya di Bologna, ia kembali ke Roma dan
segera menempati kedudukan yang penting dalam kepausan di Roma. Pada tahun 1198 Paus Celestinus IV
meninggal dunia dan Lotario terpilih menjadi paus. sepanjang hidupnya ia
berjuang untuk mempersatukan Eropa dibawah kekuasaan seorang raja dan satu
hukum moral kristen. Ia menyebut dirinya sebagai “Wakil Kristus”. menyatakan bahwa ia adalah duta Kristus dibumi, ia
berkata bahwa paus adalah perantara antara Allah dan manusia, dibawah Allah
tetapi diatas manusia. Kristus bukan saja
menyerahkan kekuasaan atas gereja kepada petrus, melainkan juga kekuasan
atas seluruh dunia. Raja-raja adalah wali paus yang diangkat oleh paus untuk
mengurus perkara-perkara duniawi. Oleh karena itu, raja-raja harus taat kepada
paus. Raja dapat memerintah dengan benar bila raja melayani gereja. Innocentius
III memakai gambaran matahari dan bulan. Matahari memerintah siang dan bulan (yang
lebih kecil) memerintah malam. Begitu juga dalam gereja, Allah mengadakan dua
pangkat besar, yaitu yang paling besar untuk memerintah jiwa dan yang kurang
besar untuk memerintahkan tubuh. Pangkat-pangkat itu adalah kekuasaan paus dan
kekuasaan raja. Puncak karya kepausannya adalah pemanggilan Konsili Lateran IV
pada tahun 1215, pada konsili Lateran IV Gereja menyerap banyak ide-ide
Innocentius. Dalam sidang yang selama tiga hari ini menghasilkan ratusan
Dekrit, karena Innocentius merasa peduli bahwa setiap orang kristen yang telah
dibaptis harus menampilkan citra kekristenan, sidang tersebut mewajibkan setiap
orang mengaku dosa kepada seoranmg pastor dan mengambil komuni setiap tahun.
Melalui Konsili Lateran IV ini doktrin “Transubstansiasi” (Doktrin bahwa
substansi roti dan anggur berubah menjadi substansi tubuh dan darah kristus). [8] Konsili ini memutuskan
beberapa aliran sesat seperti golongan kathar, mewajibkan para raja dan
pemimpinan negeri kristen menindas ajaran sesat dan mewajibkan uskup memeriksa
pengajaran dijemaatnya.[9] Dalam Konsili IV
dilateran(1215) yang berlangsung dibawah pimpinan Innocentius III telah
disahkan menjadi dogma gereja.[10] Gereja memandang
pengambilan komuni sebagai bagian penting untuk mendapatkan keselamatan;
penyangkalan, seperti halnya dengan pengucilan, berbahaya bagi jiwa. Dengan
kesempatan berhubungan langsung dengan tubuh dan darah Kristus, para imam
memegang peranan penting dalam otoritas gereja. Pengucilan berkekuatan besar
karena hal itu menyangkal hubungan seseorang dengan Kristus. Konsili itu juga
menyerukan agar orang Yahudi diharuskan mengenakan identitas khusus.
Orang-orang kristen dilarang mengadakan transaksi dagang dengan mereka, lambat
laun hal ini mewujudkan perkampungan Yahudi tersendiri.[11]
2.2.3
Fransiskus dari Asisi
Fransiskus dari Asisi
adalah pendiri Ordo saudara-saudara Hina(Ordo Fransiskus, OFM). Ayahnya adalah
seorang saudagar kain yang kaya di Asisi bernama Pietro Bernardone dan ibunya
bernama Pica. Fransiskus dilahirkan pada tahun 1182. Pada Tahun 1205 ia
mengadakan perjalanan Jiarah ke Roma, ketika memasuki pintu gerbang gereja St
Petrus. Ia bertemu seorang yang berpenyakit kusta dan terdorong oleh rasa
kasihannya, Fransiskus memeluk orang itu. Pada tahun 1206 Fransisikus berdoa
dalam gereja St Damian di Asisi. Ia mendengar suara dari lukisan Kristus yang
berkata supaya ia memperbaiki gedung gereja yang hampir runtuh. Fransiskus
membagi-bagikan uang ayahnya kepada orang-orang miskin dan menjual kain-kain
ayahnya dan dipergunakan untuk memperbaiki gedung tersebut sehingga ayahnya
marah akibat tindakannya tersebut. Hak waris faransiskus dicabut ayahnya, Fransiskus
adalah seoarng birawan dekat St damian. Pada tahun 1209 ia membantu melayankan
misa dalam gereja diPortiuncola dekat Asisi, Fransiskus mendengar firman
Tuhan(Matius 10:7-19) ia menganggap kata-kata itu adalah nasihat pribadi
kepadanya. Fransiskus mengajarkan tentang kemiskinan, pertobatan, kasih
persatuan dan perdamaian serta ia meninggalkan kekayaannya. Pada tahun 1210
Fransiskus pergi ke Roma untuk memperoleh persetujuan paus Innncentius III.
Paus menyetujuinya dan nama ordonya adalah OFM.[12]
2.2.4 Bernhard dari Clairvaux
Bernhard lahir tahun
1090 di Fontaines( dekat Dijon) dari keluarga bangsawan. Sejak kecil ia telah
bercita-cita untuk menjadi seorang biawaran. Pada tahun 1112, bersama tiga
orang saudaranya serta 30 orang pemuda bangsawan lainnya, ia memasuki Biara
Citaeux. Bernard dipilih menjadi pemimpin biara yang baru ini dan ia tokoh
gereja yang termuka di Eropa pada Abad Pertengahan. [13] Bernhard disebut” Bapa
Gereja yang terakhir”. Ia tokoh penting terakhir dari tradisi teologi monastik
atau kebiaraan awal abad pertengahan. Ia seorang penulis yang hebat, sehingga
digelari “ mengalirkan madu” atau semanis madu. Ia menulis serangkaian karya
penting mengenai hidup kebiaraan. Mula-mula Bernhard menulis karya teologi yang
bersifat akademis: De Gratia et libero
Arbitrio (Anugerah dan kehendak Bebas). Ia mempertahankan pendapat bahwa
pekerjaan-pekerjaan baik atau amal kita sekaligus semata-mata anugerah
Allah(dengan demikian tidak ada tempat untuk bermegah) dan semata-mata hasil
kehendak bebas kita, dalam arti bahwa kita yang mengerjakannya (sehingga layak
untuk diberi ganjaran). Karya Spiritual Bernhard yang paling tenar ialah 86 Sermones in Canticum Canticorum (86
Khotbah tentang Kidung Agung). Melalui Khotbah-khotbah itu Bernhard mengajar
para biarawan asuhannya mengenai kehidupan rohani dengan Allah secara mistik. Bernhard
sangat menghormati kepausan. Paus adalah “satu-satunya wakil kristus yang bukan
saja mengepalai satu bangsa tetapi semua bangsa dan ia berkuasa penuh ”.[14]
2.2.5 Thomas
Aquinas
Thomas Aquinas (1225-1274)
adalah seorang teologi yang paling besar pengaruhnya pada Abad-abad
pertengahan.[15]
Thomas Aquinas lahir di Roccaseca, dekat Aquino Italia 1225. Ayahnya adalah
pangeran landh uuf dari aquino. Orang tuanya adalah orang Khatolik yang saleh,
karena itulah pada usia 5 tahun Thomas diserahkan di Biara Benecditus di Monthe
Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang Biarawan. Setelah 10 tahun
Thomas berada di Monthe Cassino, kemudian ia dipindahkan ke Naples untuk
menyelesaikan pendidikan bahasanya. Ia mulai tertarik kepada pekerjaan
kerasulan gereja dan ia berusaha untuk pindah ke ordo Dominikan, suatu Ordo
yang sangat berperan pada abad itu. Sebagai anggota ordo dominikan, Thomas
dikirim belajar ke universitas Paris, yaitu sebuah universitas yang sangat
termuka saat itu. Ia belajar disana selam tiga tahun(1245-1248). Akan tetapi
keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di
Reccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang
tuanya menyerah pada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi
anggota ordo dominikan.[16] Ia berhasil menampung
azas-azas filsafat dalam sistem teologi yang menyeluruh. Pola pemikirannya dapat
dilihat dari cara ia membahas hubungan antara Rahmat Allah dan kemampuan
manusia untuk berbuat baik. Thomas yang menyusun sistem teologi Skolastik yang
paling digemari dan yang ada dalam Gereja Khatolik Roma merupakan teologi
teladan yang sampai pada abad ini. Untuk menampung ajaran-ajaran filsafat, ia
menggunakan bagan, yakni Bagan Kodrati-adikodrati.[17] Contohnya, para filsuf
mengaku keesaan Allah; hal itu merupakan pokok pengetahuan yang kodrati. Akan tetapi
orang-orang Kristen mengaku Allah Tritunggal, itu merupakan pengetahuan yang
adikodrati. Dengan menggunakan bagan ini, Thomas dan pengikut-pengikutnya dapat
menampung hasil-hasil pemikiran filsafat Yunani-Romawi. Karena itu, teologinya
bersifat”Ilmiah” dan dapat memuaskan selera para cendikiawan zaman itu. Namun
demikian, pengaruh filsafat atas teologi Thomas dapat dilihat dari pemikirannya
mengenai Allah. Teologinya berbicara tentang Allah dengan cara filsafat Plato
dan Aristoteles. Allah adalah yang tertinggi, yang mempunyai keadaan yang
paling tinggi; kita berada di tingkat yang lebih rendah, tetapi Allah mau
mengangkat kita ketingkatnya sendiri(plato). Sekaligus Allah adalah Dia yang
menggerakkan segala sesuatu, tetapi yang sendiri tidak bergerak(Aristoteles).
Oleh karena itu, Rahmat Allah semata-mata karena rahmat-Nya, mencurahkan anugerahNya
ke atas manusia. Anugerah itu adalah kekuatan yang adikodrati, yang disalurkan
kepada manusia melalui sakramen.[18] Dengan sakramen-sakramen
maka hidup Rahmat dari atas itu dilahirkan oleh Gereja ke dalam hidup kodrati
manusia. Dengan demikian tabiat manusia beroleh tambahan ilahi itu, yang
dibutuhkannya untuk mengembangkan hidupnya di dunia dan supaya diselamatkan
untuk selama-lamanya. Jadi berdasarkan theologinya, Thomas sangat setuju dengan
pendirian Innocentius bahwa kaisar patut taat kepada paus. Dan Theologia Thomas
dijunjung tinggi oleh Gereja Roma dan ajaran Thomas telah disahkan sebagai
theologia resmi dari Gereja Roma khatolik oleh paus Leo XIII (1879).[19] Thomas memiliki karya
Teologi yang terkenal, yaitu:
a.
Summa Contra Gentiles (pegangan Melawan Orang Kafir) yang ditulis pada permulaan tahun 1260 an
dalam empat jilid. Karya ini menjelaskan pendekatan Thomas terhadap masalah
kodrat/anugerah. Dengan dasar ini Thomas memastikan keberadaan Allah, apa
sifat-sifatnya(seperti kasih, bijaksana dan mahakuasa) bahwa ia menciptakan
dunia, pemeliharan dan predestinasi,
b.
Summa Theologiae (Ikhtisar
Teologi) ditulis dalam sepuluh tahun menjelang akhir kematiannya dan
dimaksudkan sebagai buku pegangan untuk menggantikan karya sententiarum
dari petrus lombardus. Tulisan ini ditujukan kepada kaum Khatolik. Isi buku ini
menguraikan tentang Tuhan Allah sebagai Pencipta, tujuan Allah sebagai manusia,
kembalinya manusia kepada Tuhan Allah dan tentang Kristus sebagai jalan manusia
kembali kepada Tuhan Allah.[20]
Dalam teologinya Thomas Aquinas juga mencetuskan ada
beberapa mengenai tujuh sakramen-sakramen yang diperintahkan Kristus atau menyalurkan
Anugerah Allah kepada orang-orang Kristen selama hidupnya. Ketujuh sakramen
tersebut, yaitu:
1.
Baptisan,
dianggap menghapuskan dosa turunan dan diperlukan secara mutlak untuk
keselamatan.
2.
Konfirmasi (peneguhan) , diberikan oleh uskup kepada anak-anak yang sudah mencapai umur sekitar 7
tahun.
3.
Pengakuan Dosa,
yang diucapkan di hadapan imam
4.
Misa atau Ekaristi.
Roti dan Anggur yang bagi-bagikan itu dianggap adalah benar-benar tubuh dan
darah kristus(transubstansiasi= perubahan menjadi zat lain, yang ditetapkan
menjadi dogma resmi pada tahun 1215).
5.
Peminyakan, yang terjadi dengan minyak “ Suci” atas
orang-orang sakit yang akan meninggal.
6.
Nikah, yang dipandang
sebagai sakramen juga, supaya hal yang “jamani” itu diangkat ke tingkat”rohani”
7.
Penahbisan Imam.
Dengan penahbisan itu, maka imam menjadi pengantara yang dipakai Tuhan untuk
menyampaikan Anugerah-Nya kepada manusia.
Dari ketujuh sakramen itu lah yang diakui sebagai
sakramen sejak abad ke 12 dan yang dalam gereja khatolik roma dipertahankan
sampai sekarang. Anggapan bahwa sakramen merupakan saluran anugerah yang utama
menjadi tampak juga dalam tata kebaktian.[21]
2.2.6 Desiderius Roterodamus Eramus
Eramus merupakan
Tokoh kaum humanisme yang ingin mengatasi Abad pertengahan itu kembali ke
ajaran Gereja lama. Eramus berasal dari negeri Belanda, Eramus dilahirkan 27
oktober 1466. Ia adalah anak dilliuar pernikahan antara Gerard dan Margaret.
Setelah ibunya meninggal, pada tahun 1486 Eramus dimasukkan ke dalam biara
Augustinus oleh walinya tanpa kehendak Eramus sendiri. Ia tinggal dalam biara
selama 5 tahun (1486-1491). Selama didalam biara ia menulis sejumlah puisi dan
karangan prosa lainnya. Didalam tulisan-tulisannya tersebut berisi kritik
keburukan-keburukan gereja dan keburukan hidup para biarawan. Kemudian Eramus
keluar dari biara pada tahun 1492 dan ia ditahbiskan menjadi imam oleh uskup
Cambray dan jabatan yang diterima Eramus merupakan jabatan yang tidak ia sukai,
walaupun ia tetap menjadi imam seumur hidupnya dan tidak menikah. Ia
menyerahkan dirinya kepada model kehidupan seorang humanisme. Atas bantuan uskup
Camberay, Eramus meneruskan studinya ke Universitas Paris(1485). Dan ia hidup
menjadi seorang humanisme yang sejati. Sebagai seorang tokoh humanisme ia
menginginkan pembaharuan gereja dengan cara lemah lembut, karena ia tidak
menyukai kekerasan dalam pembaharuan gereja. Eramus juga disebut Bapa aliran
Kekristenan yang serba bebas. Dimana ia berpendapat bahwa injil merupakan suatu
ajaran yang indah tentang kebajikan manusia, ajaran yang istimewa yaitu Khotbah
Yesus dibukit. Dimana Yesus adalah kegenapan yang sempurna dari segala perkara
yang baik dan benar, yang belum ada terdapat dalam agama-agama kafir.[22] Aliran humanisme ini
sudah muncul pada abad yang ke -14, abad pertengahan menurut Eramus ialah hanya
abad kegelapan. Dalam gereja lama sinar injil masih bercahaya dengan lebih
terang, pada waktu itu anggota jemaat belum terikat berbagai- bagai takhyul dan
pada segala upacara yang menurut gereja Abad pertengahan mendatangkan anugerah.
Untuk mendukung ajarannya Eramus, ia menerbitkan karya-karya Irenaeus, Origenes,
Ambrosius dan Augustinus. Akan tetapi, usaha yang utama yaitu menerbitkan
Perjanjian Baru dalam Bahasa Asli, yaitu bahasa Yunani(1516). Selama Abad
pertengahan kaum teolog pun menempuh ilmu Alkitab perjanjian lama
berdasarkan(dalam bahasa latin). Berkat usaha-usaha Eramus, orang dapat kembali
ke sumber-sumber sendiri.[23]
2.2.7 Jhon Wyclief
Jhon Wycielf hidup di
Inggris pada abad ke – 14. Disamping itu, ia dikenal sebagai orang filsuf.
Wycielf dilahirkan di Yorkshire pada tahun 1325 dan belajar pada Universitas
Oxford. Ia memperoleh gelar Doktor Teologi pada tahun 1372. Meskipun menduduki
beberapa posisi penting dalam gereja, namun dimuka umum ia belum dikenal hingga
tahun 1374.[24] Pada tahun 1379 Wycielf memulai
kegiatan- kegiatan keluar. Ia mengutus para sarjana dan orang-orang awam untuk
berkhotbah dan membaca Alkitab kepada umat. Ia pun memulai menerjemahkan
Alkitab ke dalam bahasa Inggris untuk memenuhi kebutuhan kegiatannya. Dan
pandangan Gereja yang realistis tentang perjamuan kudus dilawannya dengan keras
ajaran transsubtansiasi dianggapnya sebagai ibadat kepada berhala.[25] Perlawanannya dengan paus
sebenarnya dimulai dengan pembelaan terhadap harta milik gereja di Inggris.
Paus menutut bahwa hak milik Gereja di Inggris adalah milik Paus, namun Wycielf
menolak tuntutan seperti itu. Ia berpendapat bahwa harta milik gereja di
Inggris adalah milik negara. Persoalan pemilikan harta milik gereja itu
mendorong Wycielf untuk menyelidiki dasar pemilikan dalam Alkitab. Ia menarik
kesimpulan bahwa sebaiknya gereja jangan mempunyai harta milik duniawi. Gereja
harus menjadi miskin dan sederhana sebagaimana gereja pada masa Perjanjian
Baru, pada waktu itu Gereja sangat kaya dan memiliki kurang lebih sepertiga
dari seluruh tanah di Inggris.[26] Wycielf memberikan tekanan
utama kepada Alkitab. Ia menyelidiki Alkitab secara teliti sehingga ia
menemukan bahwa sakramen konfirmasi tidak terdapat di dalam Alkitab. Ia pun
menolak pemujaan kepada orang kudus, relikwi dan gambar didalam itu gereja. Dan
akhirnya Wycielf bersama pengikutnya ditindas di Inggris dan akhirnya pada
tahun 1384 Wycielf meninggal dunia.
2.3
Dampak Pemikiran Para Teolog Terhadap Gereja
Roma Khatolik Pada Abad Pertengahan
Dari pemikiran para teolog diatas memiliki dampak bagi
Gereja Khatolik Roma yaitu, Gereja ada yang mengikuti para pemikiran teolog
diatas, seperti pemikiran Thomas Aquinas hubungan antara Rahmat Allah dan
kemampuan manusia untuk berbuat baik dan dengan ke tujuh sakramennya, gereja
menggunakan ketujuh sakramen itu sampai sekarang. Pemikiran ia sangat terkenal
pada Abad pertengahan dan pemikiran para teolog lainnya juga ada yang
mengikutinya. Tetapi dalam mengikuti itu dengan cara mempertimbangkannya
terlebih dahulu, maka dari itu dampaknya terhadap Gereja Khatolik Roma untuk menyeimbangkan
ilmu pengetahuan teologi yang berasal dari pemikiran para teolog abad
pertengahan. Dan supaya filsafat yang sudah dikemukakan boleh dipakai sebagai
suatu dasar Theologia Gereja.[27]
III.
Kesimpulan
Dari pemaparan sajian yang diatas dapat kami simpulkan
Bahwa Abad Pertengahan mempunyai istilah timbul setelah reformasi untuk menuju
waktu antara zaman gereja kuno dan pemulihan kembali gereja pada zaman
Reformasi. Pada zaman abad pertengahan, bangsa-bangsa yang muda di Eropa Barat
dan Utara menerima saja segala ajaran teologia yang diwarisi dari gereja lama.
Adapun para teolog pada zaman Abad pertengahan, yaitu: Anselmus dari
Canterbury, ia memiliki pemikiran terhadap gereja khatolik Roma memiliki ide yang
dikenal dengan sebagai “Teori Pengorbanan” bagi penebusan dan karyanya Proslogium Intellectum(Iman mencari
Pengertian), Anselmus juga membuat
pernyataan yang terkenal dengan”Saya Percaya Agar dapat mengerti”. Teolog Innocentius
III pemikirannya Ia menyebut dirinya sebagai “wakil Kristus” menyatakan bahwa
ia adalah duta Kristus dibumi, ia berkata bahwa paus adalah perantara antara
Allah dan manusia, dibawah Allah tetapi diatas manusia. Pemikiran Teolog
Fransiskus dari Asisi mengajarkan tentang kemiskinan, pertobatan, kasih
persatuan dan perdamaian dan meninggalkan segala kekayaannya, Teolog Bernhard
Melalui Khotbah-khotbah itu Bernhard mengajar para biarawan asuhannya mengenai
kehidupan rohani dengan Allah secara mistik. Teolog Thomas Aquinas dengan
hubungan antara Rahmat Allah dan kemampuan manusia untuk berbuat baik, bagan
Kodrati-adikodrati dan melalui ketujuh sakramen untuk keselamatan. Teolog Eramus
menginginkan pembaharuan gereja dengan cara lemah lembut, karena ia tidak
menyukai kekerasan dalam pembaharuan gereja. Dan dalam pemikiran para teolog
memiliki dampak bagi Gereja Khatolik Roma yaitu, menyeimbangkan ilmu
pengetahuan Teologi.
IV.
Daftar Pustaka
Abineno J.L.Ch.,Ibadah
jemaat dalam Abad-Abad Pertengahan, Jakarta: BPK-GM,1965
Berkhof .H, Sejarah
Gereja, Jakarta:Gunung Mulia, 1986
C Ira, Semakin
Dibabat semakin Merambat, Jakarta:Gunung Mulia, 2000
de Christian,Gereja
mencari jawab kapita selekta sejarah gereja, Jakarta:Gunung Mulia,1994
De Jonge .C, Pembimbing
ke dalam Sejarah Gereja, Jakarta:Gunung Mulia,2012
Kenneth Curtis .A,dkk,100 peristiwa penting dalam sejarah kristen,
Jakarta:Gunung Mulia,2011
Lane Tony, Runtut
Pijar Sejarah Pemikiran kristiani, Jakarta:Gunung Mulia,2012
Van Den End .Th, Harta
Dalam Bejana, Jakarta:Gunung Mulia,2012
Wellem F.D, Riwayat
Hidup Singkat Tokoh tokoh dalam Sejarah Gereja, Jakarta:BPK-GM, 2003
Wellem F.D.,Kamus Sejarah Gereja,Jakarta:Gunung Mlia,2011
[1] Christian de,
Gereja mencari jawab kapita selekta
sejarah gereja, (Jakarta:Gunung Mulia,1994), 12-13,62
[7]A.Kenneth
Curtis, dkk, 100 peristiwa penting dalam sejarah kristen, (Jakarta:Gunung
Mulia,2011), 53
[11] A.Kenneth Curtis,dkk, 100
peristiwa penting dalam sejarah kristen, (Jakarta:Gunung
Mulia,2011), 62
[18] Th.Van Den
End,Harta Dalam Bejana,(Jakarta:Gunung
Mulia,2013),132
[22]F.D.Wellem,Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam
Sejarah Gereja,( Jakarta:BPK-GM,2009),74
[24] F.D. Wellem, Riwayat
Hidup Singkat Tokoh- tokoh Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia,
2003), 191
No comments:
Post a Comment