Gereja Roma Katholik dan
Zaman Renaisans
I.
Pendahuluan
Pada
pertemuan sebelumnya kita telah membahas dan mempelajari tentang Skisma Barat
dan pada kesempatan kali ini kami para penulis akan mencoba memaparkan dan
menjelaskan tentang Renaisans. Semoga sajian ini dapat memberikan baru dan
wawasan serta pengetahuan yang baru bagi kita semua dan semoga sajian ini
berguna kelak dalam pelayanan kita.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian Renaisans
Ada banyak pengertian dari kata “Renaisans” yang
dikemukakan para ahli dan para penulis memaparkan tiga diantaranya ialah
sebagai berikut yaitu :
a)
Renaisans ialah era
sejarah yang penuh dengan kemauan dan perubahan yang mengandung arti bagi
perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkan tantangan gerakan
reformasi terhadap keesaan dan supremasi gereja Katholik Roma, bersamaan dengan
berkembangnya humanisme. Zaman ini merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian,
dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa Leonardo da Vinci.
Penemuan percetakan (1440 M), dan ditemukanya benua baru (1492 M) oleh Columbus,
dan kelahiran kembali sastra Inggris, Prancis, dan Spanyol, yang diwakili oleh
Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan Ronsard dan saat itu juga muncul penemuan
para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang
merupakan titik balik dalam pemikiran ilmu dan filsafat.[1]
b) Renaisans
ialah kelahiran kembali atau semangat untuk kembali kepada kejayaan masa lalu.
Untuk itu perlu kembali kepada sumber-sumber yang berasal dari zaman Yunani-
Romawi yang berbahasa Yunani dan Latin dan sering diindetikan pada Humanisme
yang muncul di Italia pada abad ke 14.[2]
c) Renaians
ialah kelahiran kembali, maksudnya kelahiran kembali kebudayaan, khususnya
kebudayaan Yunani- Romawi, pembaharuan ini yang berlangsung dari abad ke 14
sampai abad ke 16 mulai di Italia dan dari sana disebarkan ke Prancis, Spanyol
Inggris dan Jerman. Tujuanya untuk mengali sumber- sumber gereja yang ada di
gereja kuno, dan lebih luas untuk kembali kepada sumber kebudayaan Kristen yang
ada di kebudayaan Yunani dan Romawi[3]
2.2.Latar Belakang Renaisans
Renaisans
muncul pada masa krisis yang dialami oleh kepausan karena pada masa ini gereja
dan jemaat gereja sangat merasa kecewa terhadap kepausan terhadap terjadinya dan timbulnya skisma barat yang sangat
merugikan gereja dan pihak-pihak yang ada di dalam gereja dan hal ini
menyebabkan orang-orang tidak percaya lagi kepada gereja dan mencari hal-hal di
luar gereja yang bersifat akaliah dan juga menekankan budaya Romawi-Yunani.[4]
Renaisans dimulai di Italia dengan yang ditandai dengan munculnya minat
baru pada pengkajian sastra Yunani dan
Romawi klasik, renaisans ini memusatkan pada manusia dan hubungan dengan dunia
ini dan bukan lagi pada Tuhan dan dunia akhirat seperti selama abad
pertengahan.[5]
Dan gerakan renaisans juga meluas hingga kearah Prancis, dan dalam hal ini para
pengikut renaisans memberi perhatian pada pembaharuan gereja sesuai dengan
prinsip apostolik.[6]
Meskipun
istilah Prancis “Renaisans” sekarang secara umum menunjukan pada kebangkitan
kembali sastra dan seni pada abad ke 14 sampai abad ke 15 di Italia,
penulis-penulis kontemporer cenderung merujuk pada gerakan itu dengan memakai
istilah-istilah lain seperti “restorasi, revival, kebagunan dan kesadaran dan
perkembangan kembali. Pada tahun 1546 Paolo Giovio merujuk ke abad 14 sebagai
abad kebahagian yang dalam tulisan-tulisan latin dipandang telah lahir kembali
(renate). Sejarawan yang paling perlu dicatat adalah Jacob Burckhardt telah
mengemukakan bahwa renaisans melahirkan era modern, dan dalam era inilah umat
manusia untuk pertama kali mulai berpikir tentang diri mereka sebagai
individu-individu.[7]
Munculnya
renaisans di Italia pada abad ke 14 ini
membuat cara hidup di Italia mendapat bentuk baru, terutama di Italia utara
kota-kota bertambah oleh perniagaan, perusahaan dan kerajinan penduduk. Golongan
orang kota itu makin lama makin makmur dan makin sadar akan kepentingan dirinya
dan makin berkuasa, dan dengan demikian berkembanglah suatu pandangan hidup
yang baru yang antara lain teryata syair-syair pujangga Petrarca (1304- 1374)
yang menyatakan bahwa sebenarnya manusia
tak usah mengikuti kuasa apapun diatasnya karena pusat hidup manusia adalah
dirinya sendiri. Sikap ini berhubungan rapat dengan pandangan penyair-penyair
Romawi dan Yunani zaman purba yang telah lama dikenal dan baru sekarang diinsafi
dan diulangi pula. Kesadaran baru akan keindaha dunia dan manusia ini biasanya
disebut dengan kata Prancis “renaissance”
yakni kelahiran kembali dari kebudayaan dan kesenian kuno, dan pusat pergerakan
ini ialah Florensa dan Roma.[8]
Ada
beberapa faktor yang meyebabkan renaisans lahir di Florensa, yaitu:[9]
a)
Italia masih memiliki
sisa-sisa kejayaan masa lampau, seperti yang ditunjukan oleh Roberto weiss dalam bukunya Renaissance Discovery Of Classical Antiquity,
reruntuhan ini memperlihatkan hubungan yang sangat penting dalam suatu masa
lalu yang jaya. Reruntuhan tersebut tampaknya mengungah minat para pemikir
renaisans untuk melihat peradaban Roma kuno yang juga merangsang mereka untuk
memperoleh kembali vitalitas dari kebudayaan Roma klasik untuk ditempelkan
dalam masa yang mereka anggap kering dan gersang secara kultural.
b)
Teologi Skolastik yaitu
kekuatan intelektual utama dari periode abad pertengahan tidak pernah secara
khusus mempunyai pengaruh di Italia. Meskipun banyak orang Italia yang
memperoleh kemasyuran sebagai teolog besar seperti Thomas Aquinas dan Gregorius
yang pada umunya mereka aktif di
universitas Eropa Utara dan dengan demikian terdapat kekosongan intelektual di
Italia selama abad ke 14 dan kekosongan ini diisi oleh humanias renaisans.
c)
Kestabilan politik di
Florence bergantung pada pemeliharaan akan pemerintahan republiknya. Jadi wajar
untuk berbalik ke penelitian Republik Roma yang mencakup kesusastraan dan
kebudayaan sebagai model untuk Florence.
d)
Kemakmuran ekonomis dari
Florence menciptakan waktu luang dan dengan demikian menciptakan pula tuntutan
akan kesusastraan dan kesenian.
e)
Karena Byzantium mulai
runtuh dan akhirnya Konstantinopel jatuh pada tahun 1453 yang mengakibatkan
terjadinya eksodus para intelektual berbahas Yunani ke arah barat. Italia
kebetulan berdekatan dengan Konstatinopel dan mudah didatangi sehingga banyak
imigran tinggal di Italia.
Renaisans
ini menciptakan lapangan-lapangan baru di Negara Italia sendiri seperti
lapangan ilmu pengetahuan, gerakan ini dinamai “humanisme” yang arti kata
sebenarnya ialah “kemanusian” tetapi arti yang lebih luas ialah peradaban yang
diperoleh dari kebudayaan kuno, peradaban bangsa Romawi yang mendahului
peradaban Kristen sekarang dipelajari pula “Pulanglah kepada sumber-sumber”
itulah semboyan humanisme dan segala karangan para filsuf dan pujangga kafir
diselidiki dengan teliti oleh orang humanis itu[10]
2.2.1.
Renaisans
di Italia
Semankin
nyatalah bahwa humanisme Eropa bagian utara dalam perkembanganya sangat
dipengaruhi oleh humanisme-renaisans Italia. Humanisme kemasyarakatan sebagai
contoh yang berkaitan dengan keadaan di kota Florence tidak diambil secara luas
di Eropa bagian utara. Ada tiga hal penting yang mendukung penyebaran cita-
cita reanisans Italia ke Eropa bagain utara:
a)
Para ahli Eropa bagaian utara berkunjung ke
selatan, ke Italia untuk belajar sebagai anggota dari suatu misi diplomatik,
dan sekembalinya ke tanah air mereka membawa semangat renaisans.
b)
Surat menyurat ke luar
negeri oleh orang-orang humanisme Italia, dan humanisme memusatkan perhatian
pada penigkatan kefasihan tulis menulis.
c)
Buku-buku yang
diterbitkan oleh Aldino Press di Venice sering dicetak ulang oleh percetakan-percetakan
di Eropa bagian utara khusunya di Basel, Swis.
2.2.2.
Renaisans-
Humanisme Swis Bagian Timur
Mungkin
karena letak geografisnya, bagian timur Swis sangat terbuka bahkan menerima
dengan baik ide-ide renaisans Italia. Humanism Swis timur menjadi subjek
penelitian intensif dan etos dasarnya dimengerti dengan cukup baik. Bagi
wakil-wakilnya yang menonjol yaitu Vadian, Xylotectus, Beatus Rhenanus,
Glarean, dan Myconius, mereka melihat bahwa pembaruan memang diperlukan tetapi
pembaruan yang terutama berkaitan dengan moralitas gereja dan pembaruan moral
pribadi dari setiap orang percaya bukan pembaruan ajaran gereja. Program
pembaruan Zwingli di Zurich yang bermula dalam tahun 1519 mempunyai tanda resmi
moralisme humanis Swis, namun akhirnya Zwingli memutuskan hubungan dengan
moralisme dari humanisme Swis (1523- 1525) tetapi pada saat ini program
pembaruan didasarkan pandangan moralis yang menandai perhimpunan-perhimpunan
humanis Swis dalam periode itu.
2.2.3.
Renaisans-
Humanisme Legal Prancis
Pada
awal abad ke 16 di Prancis pelajaran ilmu hukum mengalami pembaruan yang
radikal, kerajaan Prancis dibawah Francis I dengan kecenderunganya yang
semankin meningkat kearah sentralisasi administrasi pemerintah, segala sesuatu
yang esensial bagi modernisasi Prancis. Seorang pelopor diantara para ahli
ialah Guillaume Bude, yang berpendapat agar mereka kembali langsung ke sistem
perundang-undangan baru yang dibutuhkan Prancis. Orang Prancis mengembangkan
prosedur untuk mendekati secara langsung sumber-sumber perundang-undangan klasik
yang asli dalam bahasa mereka yang asli pula.
2.2.4.
Renaisans-
Humanisme Inggris
Mungkin
pusat humanisme yang paling penting pada awal abad ke 16 di Inggris ialah
Universitas Cambridge, meskipun peranan dari Oxford dan London tidak dapat
dianggap ringan. Humanisme Inggris sama sekali bukan merupakan gerakan asli
Inggris, melainkan import. Robert Weiss memperlihatkan bahwa asal usul
humanisme Inggris dapat ditelusuri ke sejarah Italia pada abad ke 15. Pada awal
abad ke 16 Cambridge cenderung mengangkat orang Italia menjadi dosen, seperti
Gaio Auberino, Stefano Surigone dan Lorenzo Traversagni, namun para ahli
Inggris juga mengunjungi Italia untuk menyerap semangat renaisans langsung dari
tangan pertama. Dan pada pertengahan abad ke 15 john Gunthorpe dan William
Selling mengunjungi Italia, perkunjungan mereka itu meletakkan suatu pola dasar
bagi mereka- mereka yang mengunjungi Italia pada abad berikutnya. Satu pengangkatan
pengajar di universitas renaisans Cambridge tampil menyolok melebihi semua yang
lain sebagai kesaksian bagaimana Inggris menerima ide-ide renaisans. Dalam
tahun 1511 seorang penulis humanis terkenal dari negeri Belanda ditunjuk
sebagai pengajar dalam bidang teologi, yang baru saja didirikan oleh Lady
Margaret Beaufort, namanya ialah Erasmus.[11]
2.2.5.
Renaisans
Di Jerman
Di
Jerman gerakan ini dari mulanya lain sifatnya daripada Italia, humanisme sangat
mempengaruhi ilmu dan kesusastraan di tanah Jerman, tetapi renaisans yang
berhaluan kafir tidak terdapat di sana. Sebab itu kaum humanis di Jerman tidak
menolak gereja sebagai perbendaharaan kebudayaan, tetapi berusaha melayani
gereja dengan pendapat-pendapat yang baru itu. Seorang humanis Jerman yang
kenamaan ialah Reuchlin yang membuka jalan bagi pelajaran baru bahasa Yunani
dan Ibrani, dengan demikian disediakannya alat-alat untuk membaca Alkitab nas
asli.[12]
2.3.Tokoh-tokoh Renaisans
a)
Desiderius
Erasmus
Desiderius
Erasmus ialah tokoh humanisme yang paling termasyhur, ialah seorang Belanda,
yang lahir dekat Gouda pada tahun 1469, tempat kediamanya ialah Rotterdam
tetapi lama juga ia tinggal dan bekerja di Italia, Inggris, Belgia dan Swis,
dan tahun 1536 ia meninggal di kota Basel. Bagi Erasmus Injil adalah suatu
ajaran yang indah tentang kebajikan manusia, Yesus ialah kegenapan yang
sesempurna- sempurnanya dari segala perkara yang baik dan benar, yang sudah
terdapat juga dalam agama-agama kafir.[13]
Adapun
naskah yang disunting oleh Erasmus sebagai berikut: [14]
1. Laus Stultitiae
(Pujian pada Kebodohan) ditulis pada tahun 1509 di rumah temanya Thomas More
yang dipersembahkan kepadanya yang berisikan sindiran cemerlang terhadap rahib
dan teolog.
2. Pada
tahun 1516, Erasmus menerbitkan PB dalam bahasa Yunani dengan terjemahan bahasa
Latin yang diusahakanya sendiri.
3. Erasmus
mengawasi penerbitan banyak edisi buah tangan Bapa-bapa gereja purba. Ini
adalah sebagian dari usaha mengadakan pembaruan gereja, yakni kembali pada
Alkitab dan Bapa-bapa gereja.
4. Pada
tahun 1524 Erasmus menulis De Libero
Arbtrio (Kebebasan Berkehendak), suatu serangan terhadap doktrin Luther,
bahwa kehendak orang berdosa terbelenggu tidak mampu berbuat baik.
b)
Francesco
Petrarca (1304- 1374)
Petrarca
ialah seorang yang lahir pada tanggal 20 Juli 1304 di Tuscan, dan ia belajar
hukum di Montplellier dan melanjutkan ke universitas Bologna. Namun ia tertarik
pada seni sastra dan juga seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal
serba naturalis, polos, apa adanya dan salah satu ungkapanya yang terkenal pada
alam dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikaros, yang menekankan
keagungan manusia.
c)
Giovani
Boccacio (1313- 1375)
Boccacio
lahir di Certaldo, Italia tahun 1313, ayahnya seorang pedangang yang berasal
dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti Thebaid dan Aenid,
prosa seperti Armeto, puisi seperti Armoroso Visione dan Ninfale Fiesolan.
Puncak karyanya Decamerome adalah karya sastra berjudul De Genealogis Deorum
Gentilium yang tersusun dalam 15 jilid.
d)
Lorenzo
Valla (1405- 1457)
Valla
lahir pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum, salah satu ungkapanya yang
sangat terkenal adalah “mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan, adalah
jalan menuju kebajikan tertinggi dan pada hal tertinggi”. Hasil karyanya antara
lain adalah De Volupte (kesenangan)
yang terbit pada tahun 1440, yang berisi kekagumanya pada etika Stoisisme yang
mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan
keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De
Libero Erbitrio (keinginan bebas)
yang mengatakan individualitas manusai berakar pada kebesaran dan keunikan
manusia, khusunya kebebasan sehingga kehendak awal sang pencipta tidak membatasi
perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam
sejarahya.
e)
Dante
Alinghiere (1265- 1321)
Dante
lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze yang berasak dari keluarga kaya raya.
Dante mulai menjadi pengkritik dan penetang otoritas moral kepausan yang
dinilainya tidak bermoral dan tidak adil. Puncaknya ialah ketika ia menulis
buku yang berjudul De Monarchia yang
mengambarkan tentang kedudukan dan kebebasan Sri paus sebagai pemimpin spiritual
tertinggi gereja Katolik, mengapa menjadi raja dunia yang otoriter. [15]
Dan
Dante juga pernah menulis buku yang berjudul The Divine Comedy (komedi ilahi) yang terbagi atas tiga bagian
yaitu ”Inferno”yang berarti neraka,
kedua “Purgatory” (pembersih jiwa)
yang ketiga ialah “Paradise” yang
berarti sorga.[16]
2.4.Hasil Dari Renaisans
a)
Leonardo
Da Vinci (1452- 1519)
Leonardo
lahir di daerah Italia tepatnya di daerah Vinci provinsi Firenze pada tanggal
15 april 1452. Leonardo ialah anak arsitek, musisi, pematung, dan pelukis pada
zaman renaisans. Ia digambarkan sebagai Arketipe
(manusia Renaisans) dan sebagai genius universal dan Leonardo terkenal dengan
lukisan Perjamuan Kudus dan lukisan Monalisa.[17]
b)
Michelangelo
(1475- 1564)
Di
bawah Julius II, Michelangelo menerima proyek melukis langit-langit kapael Sistina
yaitu kapel pribadi paus. Dari tahun 1508- 1512 dia mewujudkan dengan fresco yang hebat yang mengambarkan
lelaki dan wanita yang berdarah daging, yang tampaknya menerima hidup ini
dengan senang hati. Kisah-kisah Alkitab yang dilukiskan secara duniawi adalah
hal asing bagi seni lukis abad pertengahan, meskipun bertemakan spiritual
orang-orang tersebut tampaknya bercitra duniawi ketimbang surgawi. Pada tahun
1534, Michelangelo kembali ke kapel Sisitina untuk melukis tembok di belakang
altar, dan Last Judgment (penghakiman
terakhir) melukiskan Yesus yang teguh dan figure-figur massif yang diselamatkan
bangkit, sementara yang terkutuk jatuhdengan sedih tanpa harapan untuk mengubah
nasib mereka, dan ketika paus Paulus I pertama kali melihat karya ini dengan
rasa kagum ia berdoa “Tuhan, janganlah menghukum aku akan dosa-dosa ku bila
engkau datang pada hari penghakiman”.[18]
c)
Christoper
Columbus (1451- 1506)
Coloumbus ialah seorang penjelajah
dan pedanang asal Genoa, Italia. Yang menyebrangi samudera Atlantik dan sampai
ke benua Amerika pada tahun 1492, perjalanan tersebut di danai oleh ratu
Issabella dari Kastillia Spanyol setelah ratu tersebut berhasil menaklukan
Andalusia, Columbus percaya bahwa bumi berbentuk bola kecil dan beranggapan
bahwa sebuah kapal dapat sampai ke timur melalui jalan barat dan hasil dari perjalanan
Columbus ini membuat orang-orang Eropa melakukan eskpansi perjalanan ke seluruh
dunia.
d)
Nicolaus
Copernicus (1478- 1543)
Copernicus yang mengembangkan teori
Heliossentrime (berpusat di Matahari), tata surya dalam bentuk terperinci
sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Teorinya tentang Matahari
sebagai pusat tata surya yang menjungkirbalikan teori geosentrisme (bumi pusat
alam semesta) dianggap salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa dan
merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern.
e)
Galileo
Galilei
Galilei ialah salah satu tokoh yang
memiliki peranan besar dalam revolusi ilmiah, Galilei memberikan sumbangan yang
besar bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang astronomi karena ia berhasil
menemukan teleskop untuk mengamati tata surya dan ia juga dikenal sebagai
pendukung Copernicus mengenai peredaran
bumi mengelilingi Matahari dan akibat pandanganya itu ia dianggap merusak iman.
Pemikrinya tentang Matahari sebagai pusat atat surya bertentangan dengan ajaran
Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta dan ia
dihukum pengucilan sampai akhir hidupnya dan ini menjadi konflik awal antara
otoritas agama dengan kebebasan berpikir (sains) di abad pertengahan.[19]
f)
Johann
Gutenberg (1400- 1468)
Selama abad pertengahan tidak banyak
orang memiliki Alkitab atau buku-buku apa pun. Para biarawan menyalin teks
dengan tangan di atas lembaran-lembaran papyrus atau kertas kulit hewan. Biaya
bagi bahan maupun waktu penyalinan adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai
orang-orang biasa, bahkan mengharapkan buku yang mungkin di butuhkan tersedia.
Salah satu perubahan besar pada abad ke 15 mempunyai dampak besar bagi keadaan
ini, tepatnya pada tahun 1440 an, Gutenberg bereksperimen dengan keeping-keping
cetakan logam yang dapat dipindah-pindahkan. Degan menyusun buku dalam cetakan
timah ia dapat menghasilakan salinan dalam jumlah besar dan dengan dana yang
jauh lebih kecil dari pada sistem tangan, dan pada tahun 1456 Gutenberg dan
sekelompok orang mencetak 200 salinan Alkitab vulgate terjemahan Hieronymus.[20]
Dan dari renaisans ini juga timbul
suatu gerakan baru di dalam gereja suatu jaman pencerahan. Pencerahan ialah
suatu gerakan yang menyatakan bahwa dalam segala hal tidak perlu manusia tunduk
pada kepercayaan atau keyakinan apa saja yang dianjurkan kepadanya oleh
kekuasaan di luar dirinya sendiri, misalnya Alkitab dan gereja atau oleh adat
istiadat yang dijalankan secara turun-temurun. Selama abad 16 ilmu-ilmu
pengetahuan maju dengan pesat. Kopernikus membuktikan bahwa Bumi berputar di
sekitar Matahari dan sebaliknya dan Newton yang menemukan daya berat sebagai
hukum yang memerintah alam semesta.
Dan renaisans yang menyebabkan
timbulnya pencerahan memiliki dampak pula dalam bidang agama, mereka menyusun
agama rasional yang percaya kepada Allah pencipta yang dapat dikenal lewat
alam, tetapi Allah tidak mencampuri jalanya alam dan kehidupan manusia sebab
alam itu berjalan menurut hukum-hukum yang ditanamkan padanya saat penciptaan.[21]
2.5.Dampak Renaisans Terhadap
Gereja Roma Katholik
Perkembangan zaman renaisans ini
sangat memberikan dampak yang sangat besar bagi gereja maupun di luar gereja
dari berbagai bidang yang ada baik secara sosial politik, dan sosial ekonomi yaitu:[22]
a)
Bidang
Sosial- Politik
Di
bidang sosial politik, sejak akhir abad ke 15 terjadi perkembangan sebagai
berikut:
1. Cita-
cita persatuan semua orang Kristen dibawah pimpinan Paus sudah pudar.
2. Timbul
semangat emansipasi politik di hampir seluruh Eropa.
3. Banyak
raja yang ingin mengatur urusan negeri atau wilayah kekuasaanya masing-masing,
dan tidak mau lagi mengakui supremasi gereja atau Paus atas Negara.
4. Raja-raja
tidak suka tunduk kepada kaisar dan kaisar lebih sering dipandang sebagai antek
Paus daripada tokoh pemersatu khususnya di Jerman.
5. Bangsa
Jerman bangkit semangat nasionalisme yang menekankan kesetaraan bangsa- bangsa
lain dan tidak mau tunduk dibawah kekuasaan bangsa lain, dalam hal ini Paus di
Roma.
b)
Bidang
ekonomi
Eropa barat sedang mengalami
perkembangan yang pesat, sejak akhir ke 15 bangkit kelas pedangang dan pengusaha
di bidang perdangangan dan industri yang menjadi cikal balan kapitalisme.
Perkembangan ini didukung oleh meningkatnya jumlah penduduk Eropa sejak awal
abad ke 16 secara sangat mengesankan dan yang diikuti dengan ekspansi ke
berbagai penjuru dunia.
Dan menurut para penulis dapat juga dikemukakan
beberapa dampak positive dan negative dari zaman renaisans ini terhadap gereja
Roma Katholik, yaitu sebagi berikut:
a)
Dampak
Positive
1. Di
dalam gereja dapat ditemukan lukisan-lukisan di sekitar langit-langit dan di
belakang altar. Seperti di kapel Sistina yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci.
Dan Vinci juga memberikan suatu gambaran atau lukisan yang bagaimana perjamuan
terakhir dan lukisan inilah yang sampai sekarang dipedomani oleh setiap orang
Kristen khusunya Roma Katholik tentang perjamuan terakhir atau perjamuan kudus.
2. Penyebaran
injil ke seluruh penjuru dunia menjadi lebih mudah karena Columbus mengatakan
bahwa dengan kapal dapat mencapai wilayah timur dan wilayah-wilayah lainya
serta semangat melakukan ekspansi ke berbagai daerah yang dimotivasi oleh
Columbus ynag berhasil menemukan benua Amerika. Serta pendapat Marcopollo yang
mengatakan bahwa bumi bulat dan tidak memiliki ujung karena dia telah berlayar
dari titik dan kembali ke titik tersebut lagi dan ini mematahkan prinsip bahwa
bumi memiliki ujung.
3. Perekonomian
semakin maju baik dalam bidang perniagaan dan juga perdangangann karena terjadi
jual beli antar wilayah yang diikuiti oleh semangat ekspansi ke penjuru dunia
dan hal ini menyebabkan penyebaran agama Kristen secara tidak lansung
diserbarkan oleh para pedangang dan para penjelajah dari eropa menuju Timur
khsuusnya.
4. Alkitab
sudah dapat dibaca oleh semua orang karena Gutenberg menemukan percetakan dan
Alkitab dapat diproduksi dengan jumlah yang besar dengan waktu yang singkat dan
membutuhkan lebih sedikit biaya dari pada sebelum- sebelumnya.
b)
Dampak
Negative
1. Semankin
banyak orang yang ingin menemukan dunia baru yang lebih masuk akal dari pada
gereja yang terlalu bersifat abstrak dan tidak memberikan kepuasan bagi orang
yang ada di dalam gereja maupun di luar gereja.
2. Kepercayaan
kepada paus sudah sangat berkurang, karena paus dan gereja memandang paham Geosentrisme
yaitu Bumi sebagai pusat tata surya dan hal ini ditentang oleh pendapat Copernicus
yang mengemukakan Heliosentrisme yaitu Matahari sebagai pusat tata surya dan
pendapat ini didukung oleh Galilei yang menemukan Teleskop sebagai teropong
jarak jauh yang dapat melihat tata surya dan hal ini kemudian semankin
dipercaya karena Columbus menemukan benua Amerika dan ini mematahkan pandangan
paus dan gereja bahwa Bumi memiliki ujung.
3. Orang-orang
tidak memengang Alkitab sebagai pedoman hidup lagi karena diangap tidak
menjawab persoalan dari masyarakat dan kemudian mereka beralih kepada tulisan
dan karya-karya orang kafir dan budaya Romawi-Yunani.
Selain dari pemaparan diatas ada
beberapa dampak yang terjadi terhadap gereja menurut Van Den End terhadap
timbul dan lahirnya Renaisans, yaitu sebagai berikut:
a)
Asas
Ilmu Teologi
Di samping Alkitab akal budi pun dapat
mengenal Allah, yaitu dari alam meskipun pengetahuan itu terbatas.
b)
Biblika
Alkitab bukan hasil penyataan ilahi
saja, tetapi mungkin dalam satu proses sejarah dan proses itu dapat diselidiki
sehingga jelaslah baga kita orang atau golongan siapa yang menghasilkan
bagianya yang tertentu.
c)
Sitematika
Di bidang ini pengaruh pencerahan
cenderung mengurangi peranan dogma-dogma poko tradisional seperti Trinitas dan
penebusan dosa oleh Kristus, dalam Kristologi kemanusian Kristus mendapat
tekanan lebih besar.
d)
Tata
Gereja Iman
Batas antar gereja menjadi kurang
penting, dalam gereja Katholik penganut pencerahan meragukan keutamaan paus dan
mementingkan peranan uskup-uskup.
e)
Tempat
Agama Dalam Masyarakat
Pencerahan cendrung memandang iman
sebagai urusan pribadi.[23]
III.
Kesimpulan
Dari
pemaparan diatas kami para penyaji dapat menarik kesimpulan bahwa istilah
renaisans ialah kata yang berasal bahasa Prancis yang berarti menujuk pada
kebangkitan kembali sastra dan seni pada abad ke 14 dan ke 15 di Italia. Dan
Renaisans dapat juga diartikan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan Romawi
yang ada pada jaman Yunani Romawi kuno, dan Renaisans menjadi era sejarah yang
penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengadung arti bagi perkembangan ilmu.
Zaman
renaisans berarti zaman yang menekankan otonomi dan kedaulatan manusia dan
berpikir untuk kembali mengembangkan seni, sastra, dan yang paling utama ialah
pengembangan ilmu pengetahuan. Renaisans muncul di Italia pada abad ke 14 di
Florence dan Roma dan hal ini semakin berkembang ketika dikenal istilah humanisme
yang menekankan bahwa manusia ialah pusat dari segalanya dan ia berhak
melakukan apa yang diinginkan. Dan dalam perkembangan renaisans ini seorang
humanis Kristen yang terkenal yaitu Erasmus yang menekankan kembali ke
sumber-sumber Alkitab yaitu Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani. Dan ada beberapa
tokoh yang mengambil peran dalam gereja sebagai hasil dari perkembangan
renaisans ini seperti Johann Gutenberg dengan menemukan percetakan untuk
mencetak Alkitab dan juga Michelangeloi yang memberikan warna baru di
langit-langit gereja dan juga kapel Sistina, serta Boccacio, Petrarca,Lenardo Da
Vinci dan Lorenzo Valla. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan ada beberapa tokoh
yang memberikan ajaran dan pemahaman baru yang berlawanan dengan ajaran paus
dan juga gereja yaitu Christoper Columbus, Nicolaus Copernicus, dan Galileo
Galilei. Renaisans memberikan dampak positive dan negative bagi gereja dan
sangat berpengaruh pada perkembangan gereja dan sampai sekarang sehingga kita
dapat merasakan dampak dari Renaisans tersebut
IV.
Daftar
Pustaka
Aritonang, Jan Sihar , Sejarah Reformasi, Bandung: Jurna Info Media, 2007
Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Curtis, A. Kenneth , dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,
Jakarta: BPK GM, 2012
Eberle, Harold R, Kekristenan Tanpa Belenggu- Mengupas Tuntas Perbedaan Sejarah Iman
Kristen Dan Pemikiran Barat, Yogyakarta: Andi, 2011
End, Thomas Van Den, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK GM, 2013
Enklaar, H Berkhof & L. H, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2013
Heuken, A., Ensiklopedi Gereja IV, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1994
Jonge, C. De, Pembimbing Ke Dalam sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 2009
Jonge, C. De, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK GM, 1996
Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK GM, 2012
Mcgrath, Alister E, Sejarah Pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK GM, 2011
[1]Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 49-50
[2]Jan Sihar Aritonang, Sejarah
Reformasi, (Bandung: Jurna Info Media, 2007), 10
[3]C. De. Jonge, Pembimbing Ke
Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 1996), 69- 70
[4]C. De. Jonge, Pembimbing Ke
Dalam sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 2009), 68
[5]Harold R,Eberle, Kekristenan
Tanpa Belenggu- Mengupas Tuntas Perbedaan Sejarah Iman Kristen Dan Pemikiran
Barat, (Yogyakarta: Andi, 2011), 40
[6]A. Heuken, Ensiklopedi Gereja
IV, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1994), 100
[7]Alister E. Mcgrath, Sejarah
Pemikiran Reformasi, (Jakarta: BPK GM, 2011), 51
[8]H Berkhof & L. H. Enklaar, Sejarah
Gereja, (Jakarta: BPK GM, 2013), 99
[9]McGrath, Sejarah Pemikiran
Reformasi, 52
[10]Berkhof & Enklaar, Sejarah
GerejaI, 99-100
[11]McGrath, Sejarah Pemikiran
Reformasi, 59-64
[12]Berkhof & Enklaar, Sejarah
Gereja, 100
[13]Ibid, 100-101
[14] Tony Lane, Runtut Pijar ,
(Jakarta: BPK GM, 2012), 129-130
[15]Heuken,Ensiklopedi Gereja,
101-102
[16]A. Kenneth Curtis dkk,100
Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: BPK GM, 2012), 64
[17]Heuken, Ensiklopedi Gereja,
103
[18]Curtis dkk, 100 Peristiwa
Penting Dalam Sejarah Kristen, 74
[19]Heuken, Ensiklopedi Alkitab,
103-104
[20]Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen,
69-70
[21]Thomas Van Den End, Harta
Dalam Bejana, (Jakarta: BPK GM, 2013), 229-130
[22]Aritonang, Sejarah Reformasi,
13- 14
[23]End, Harta Dalam Bejana,
233
No comments:
Post a Comment