PERANG SALIB
I.
Pendahuluan
Pada
kesempatan kali ini kami para penyaji akan membahas mengenai perang salib. Apa
yang melatarbelakangi perang salib, proses terjadinya perang salib dan apa
dampak dari perang salib itu. semoga sajian kami bermanfaat bagi teman teman
semua.
II.
Pembahasan
2.1
Definisi
Perang Salib dan Tujuannya
Menurut
kamu sejarah gereja perang salib adalah suatu perang yang dilaksanakan oleh
orang Kristen barat untuk merebut kembali tanah suci dai kekuasaan islam turki.
Perang salib ini disebabkan oleh gangguan yang dialami oleh orang Kristen eropa
yang berjiarah ke yerusalem dan atas permintaan Alexius Komnenus, kaisar
konstantinopel, yang terancam oleh serangan turki. Perang salib dimulai dari
tahun 1095 dan berakhir pada tahun 1207. [1]
2.2
Latar
Belakang Terjadinya Perang Salib
Kira-kira
tahun 1070 palestina, siria, dan asia
kecil jatuh ke dalam tangan orang turki. Bangsa yang beragama islam itu
mengancam kebudayaan dan agama Kristen di eropa. Orang-orang musafir Kristen
yang mengunjungi tempat-tempat suci di palestina, sangat diganggu dan disiksa
oleh orang turki itu. Mereka menyampaikan keberatannya kepada paus.[2]
Disisi lain perang salib ini dimulai di spanyol sekitar tahun 1050 sampai 1450.
Di spanyol perang ini merupakan perang pembebasan; yang dimana agama bukan
factor utama di dalamnya. Kemudian orang orang eropa barat berpaling ke usaha
yang pada hemat mereka jauh lebih mulia, yaitu pembebasan tanah suci,
palestina, dari kekuasaan orang orang islam. Namun disini factor agama lebih
tampil kemuka. Walaupun demikian, dalam babak kedua inipun perang salib bukanlah
perang antara umat Kristen dan umat islam, melainkan perang antara “peranggi”
dan turki. Di dalamnya bercampur factor agama dan factor lain. [3] Perang
salib juga terjadi karena situasi orang Kristen di palestina dan di asaia kecil
pada akhir abad ke 11 menjadi lebih sulit khususnya tahun 1071 tentara
benzantium dikalahkan oleh tentara turkey saljuk dimantzikert sehingga
benzantium kehilangan control atas perbatasannya di asia kecil. Pada tahun 1071
yerusalem juga ditaklukkan oleh tentara turkey saljuk sehingga tradisi orang
Kristen melakukan zairah sering terganggu. Dengan tekanan-tekanan yang dialami
orang Kristen maka Byzantium meminta pertolongan dari Paus Gregorius
VII(1073-1085).[4] Paus Gregorius ke VII mengembulkan jeritan
minta tolong kaisar benzantium dengan tujuan membebaskan yerusalem dan inilah
yang pertama kalinya melatarbelakangi munculnya perang salib.[5]
Perang salib juga ditimbulkan karena kaisar konstatinopel yaitu Alexius
Komnenus yang terancam oleh serang turki. Sehingga kaisar itu mendukung perang
dalam merebut Tanah Suci termasuk juga yerusalem yang sebagai tempat orang
Kristen eropa berziarah.[6]
Ketika kaisar Konstatinopel meminta bantuan paus melawan orang muslim turki,
Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama untuk mencapai tujuannya. Maka dalam
Khotbahnya dalam konsili Clermont pada tahun 1095 “Telah tersebar sebuah cerita mengerikan... sebuah golongan terkutuk yang
sama sekali diasingkan Allah...telah menyerang tanah atau negara orang kristen
dan memerangi penduduk setempat dengan pedagang, mengajar dan membakar. Ia
berseru pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah
sebagai milikku.” Khotbah inilah yang mampu
menggerakkan awal terjadinya Perang Salib dengan teriakan “Deus Vult! Deus Vult!”(Allah Mengkehendakinya).[7]
2.3
Proses
Terjadinya Perang Salib
2.3.1
Perang
Salib I (1095-1099)
Perang
salib pertama dimulai pada tahun 1095. Perang ini dipimpin oleh Godfey dari
Boulion, Raymond dari Touluse, Uskup Adhemar dari La Puy sebagai wakil paus,
Bohemud dari Taranto, Robet dari Flanders, dan Stephen dari Blois. Dengan
jumlah tentara sekitar 60.000-100.000
orang.[8]
Untuk mendorong perang salib ini Urbanus dan para paus yang mengikutinya
menekankan “keuntungan” spiritual dari perang melawan orang orang muslim itu.
Urbanus meyakinkan para pejuang itubahwa melakukan perbuatan ini akan langsung
masuk surge atau sekurang-kurangnya dapat memperpendek waktu di purgatory. [9]
Keberhasilan perang salib ini diraih oleh tentara Salib karena tentara Turki
yang melemah, mereka terkepung Sembilan bulan lamanya. Mereka menderita
kelaparan diserang penyakit. [10]
Perang Salib pertama merupakan yang paling sukses. Meskipun agak dramatis dan
bersemangat, berbagai upaya kemiliteran ini tidak menahan orang-orang Muslim
secara efektif.[11]
2.3.2
Perang
Salib II (1147-1149)
Perang
Salib yang kedua dipelopori oleh Benhard dari Clairvaux, yang merupakan tokoh
gereja yang terkemuka di abad pertengahan. Benhardlah yang mempropagandakan
perang salib ke 2 dikarenakan jatuhnya Edessa, benteng kekristenan terakhir di
Palestina (1145). Namun perang salib yang kedua menuai kekalahan dimana tentara
salib dikalahkan oleh Damascus dan Benherd kembali dengan kecewa. [12]
Atas seruan dan Mandat dari paus Eugenis III dan mengatakan bahwa barang siapa
yang ikut dalam perang ini akan mendapat pengampunan dosa yang istimewa dan
dibebaskan dari hutang hutang. Oleh sebab itu ada 140.000 orang yang ikut dalam
perang salib kedua ini.[13]
Setelah kegagalan ini Sultan Saladin berhasil mempersatukan kembali wilayah
Islam dari Mesir hingga Siria dan berhasil menduduki Yerusalem, tetapi tidak
berhasil sebab sudah lumpuh di muka kota Damaskus.[14]
Akibat dari kekalahan ini maka Paus dan Benhard dari Clairvaux dihina sebagai
nabi-nabi palsu. [15]
2.3.3
Perang
Salib III (1189-1192)
Pada
tahun 1187 Yerussalem kembali direbut kembali oleh Sultan Saladin dari mesir.
Hal inilah yang menyebabkan Perang Salib yang ke Tiga. Raja Inggris Richard I
(hati singa), Prancis Philip August, Jerman Frederick Barbarossa (janggut
merah) berusaha menggabungkan usahanya, tetapi kaisar Frederick mati lemas di
Asia Kecil, sehaingga sebagian besar pasukannya kembali ke negrinya dan
raja-raja yang lain berbantah-bantah saja. Sehingga mengakibatkan perang salib
inipun gagal. [16]
2.3.4
Perang
Salib IV (1202-1204)
Dimulai
oleh Paus Innocentius III dengan tujuan yang sebenarnya adalah untuk memajukan
perniagaan Venetia yang bersaing hebat dengan Byzantium.[17]
Paus Innocentius III menggerakkan perang salib ini berharap agar
tentara-tentara salib yang diberangkatan dari eropa barat menyerang benteng
pertahanan Islam di Mesir. Akan tetapi pemerintahan Venezia yang membiayai
perang salib ini mengalihkannnya untuk mengalahkan saingannya dibidang
perdagangan Asia Konstantinopel yang ahirnya merea menjarah kota
Konstantinopel.[18]
Hasil dari perang salib ke 4 ini hanyalah kota Konstantinopel yang berhasil
direbut.
2.3.5
Perang
Salib V (1217-1221)
Tatkala
orang-orang dewasa tidak suka lagi berangkat ke palestina maka diusahakanlah
suatu perang salib anak-anak saja, sehingga perang salib ke 5 ini disebut
sebagai perang salib anak-anak yang dipimpin
oleh seorang yang bernama Ehonte dati
vemonte. Tidak ada seorangpun dari mereka yang
sampai ke Tanah Suci karena kebanyakan dari mereka yang mati kelaparan atau
jatuh ke dalam tangan saudagar-saudagar budak.
[19]
2.3.6
Perang
Salib VI (1228-1229)
Kaisar
Frederik II melancaran perang salib ke enam berhasil mendapatkan Yerusalem,
Betlehem, Nasaret dan pantai laut dengan jalan diplomasi.[20]
Kaisar Frederik II mempunyai pengathuan yang luas mengenai Islam dan berbicara
bahasa Arab sehingga Ia dilukiskan sebagai paus yang murtad[21]
2.3.7
Perang
Salib VII (1248-1254)
Perang
salib yang ketujuh ini oleh Raja Louis IX melancaran perang Salib dengan
kekuatan pasukan yang besar sekali, dan mereka sampai di mesir tahun 1249. Dia
segera menaklukkan Damietta, tetapi pada waktu itu sebagian besar pasukannya
mati karena kelaparan, penyakit dan terbunuh. Dia pun ditangkap dan
dipenjarakan di kairo. Ia bru dibebaskan setelah ditebus banyak uang.
2.3.8 Perang Salib ke VIII (1270-1272)
Perang
salib ini dipimpin noleh Raja Louis ke IX karena ikrarnya untuk menaklukkan
mesir belum selesai. Dia berlayar bersama sejumlah besar pasukan perang salib
dengan maksud darisanalah mereka melakukan serangan ke Mesir tetapi perang yang
direncanakan itu gagal, karena separuh dari pasukan mereka telah meninggal
diserang penyakit sampar, dan Ia sendiri mati dalam peristiwa ini. Sehingga
perang ini tidak menghasilkan apa-apa.[22]
2.4
Dampak
Perang Salib
2.4.1
Dalam Bidang Agama
Perang
Salib ini juga pasti berdampak dalam bidang agama karena salah satu alasannya
adalah agama. Dengan terjadinya perang salib maka pandangan masyarakat pada
saat itu semakin luas memahami segala sesuatunya tentang agama. Dan juga
hubungan antara gereja-gereja Timur dan Barat menjadi rusak dan kekejaman para
tentara perang salib hanya membuat musuh musuh lebih fanatic.[23]
Peristiwa ini juga membuat dendam bagi pihak
pemerintahan Islam yang semakin keras terhadap kalangan Kristen pribumi
di Syria, mereka ditindas karena mereka yang minoritas, juga memperdalam permusuhan
antara Kristen dan Islam.[24]
Secara rohani dan gerejani pandangan orang sangat bertambah luas. Ada yang
mulai menyaksikan kebenaran agama Kristen, tetapi pada umumnya kesalehan sangat
dimajukan, sebab kunjungan-kunjungan ke tempat bekas perang salib menyadarkan
kaum Kristen tentang kerendahan dan pengasihan Kristus.[25]
Perang salib ini membuat jurang yang dalam antara gereja timur dan barat,
menimbulka keretakan yang hebat dalam hubungan Kristen dan Islam, serta
mempercepat runtuhnya kekaisaran Konstatinopel.[26]
2.4.2
Dalam Bidang Budaya
Kebudayaan
setelah perang salib semakin diperbaharui karena terjadi perjumpaan antara
budaya timur dan barat. Kebudayaan, Ilmu dan Kesenian Eropa sangat diperkaya
oleh pertemuannya dengan kebudayaan Timur.[27]
2.4.3
Dalam Bidang Ekonomi
Perdagangan mulai timbul dengan
cepat, teristimewa di tanah eropa trutama di Perancis dan Italia. Oleh sebab
itu kota-kota bertambah besar dan timbullah “lapisan ketiga” dalam masyarakat yaitu tokowan,tukang,pedagang,
pegawai dan sebagainya.[28]
III.
Kesimpulan
Perang
Salib diawali karena perpecahan antara Romawi Barat dan Romawi Timur sehingga
peluang bagi Islam untuk masuk dan memanfaatkan keadaan oleh karena itu Paus
Urbanus yang meneriakkan perang salib dalam Khotbahnya dalam konsili Clermont
pada tahun 1095 mampu menggerakkan awal terjadinya Perang Salib dengan teriakan
“Deus Vult! Deus Vult!”(Allah
Mengkehendakinya). Perang salib bukan hanya disebabkan oleh faktor agama
melainkan juga faktor politik yaitu perluasan daerah kekuasaan. Dampak dalam
perang salib adalah negative.
IV.
Daftar
Pustaka
Berkhof.H.
dan I.H.Enklaar, sejarah gereja, Jakarta:
BPK-GM,2012
Kaneth
Curtis A., J.Stephen Lang,dkk, 100
peristiwa penting sejarah Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2011
L.
Haines Byron & Frank L. Coly, Christian
and Muslim Together, Philadepia: The Geneva Press,1987
Panjaitan
M.S.M, Diktat Sejarah Gereja Kristen,
Pematang Siantar: STT-HKBP,2003
Van
Den End Thomas, Harta Dalam Bejana Jakarta
: BPK-GM, 2012
Vand
De End Th, Sejarah perjumpaan Kristen dan
Islam, Jakarta : BPK-GM,1950
Wellem F.D, kamus
sejarah gereja, Jakarta:BPK-GM,2011
Wellem
F.D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh
Gereja dalam Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, 2011
Wetze
Klaus, Kompendium Sejarah Gereja Asia,
Malang: Gandum Mas,2010
Wongso
Peter, Sejarah Gereja, Malang:
SAAT,1992
[1] F.D Wellem, kamus sejarah
gereja, (Jakarta:BPK-GM,2011),350
[2] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja, (Jakarta: BPK-GM,2012),82
[3] Thomas Van Den End, Harta
Dalam Bejana (Jakarta : BPK-GM, 2012), 111
[4] Klaus Wetze, Kompendium
Sejarah Gereja Asia,(Malang: Gandum Mas,2010),87
[5] Byron L. Haines & Frank L. Coly, Christian and Muslim Together,(Philadepia: The Geneva Press,1987),
32
[6] F.D. Wellem,Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM,2011),350
[7] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk, 100 peristiwa penting sejarah Kristen,(Jakarta: BPK-GM, 2011),55
[8] F.D Wellem, kamus sejarah
gereja, 350
[9] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk,100 peristiwa penting sejarah Kristen,55
[10] Th Van End, Harta Dalam Bejana, 112-113
[11] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk,100 peristiwa penting sejarah Kristen,56
[12] Dr. F.D Wellem, Riwayat Hidup
Singkat Tokoh-Tokoh Gereja dalam Sejarah Gereja, (Jakarta : Gunung Mulia,
2011
),37-38
),37-38
[13] Peter Wongso, Sejarah Gereja,
(Malang: SAAT,1992), 350
[14] Dr. F.D Wellem, Kamus Sejarah
Gereja,351
[15] Klaus Wetzel, Kampedium Sejarah Gereja Asia, (Malang: Gandum
Mas,2000), 89
[16] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,83
[17] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,83
[18] M.S.M. Panjaitan, Diktat
Sejarah Gereja Kristen, (Pematang Siantar: STT-HKBP,2003), 74
[19] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,83
[20] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,83
[21] M.S.M. Panjaitan, Diktat
Sejarah Gereja Kristen, 78
[22] M.S.M. Panjaitan, Diktat
Sejarah Gereja Kristen, 79
[23] A.Kaneth Curtis, J.Stephen Lang,dkk, 100 peristiwa penting sejarah Kristen,56
[24] Th.Va3nd De End, Sejarah
perjumpaan Kristen dan Islam,(Jakarta : BPK-GM,1950),44
[25] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,84
[26] Dr. F.D Wellem, Kamus Sejarah
Gereja,35
[27] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,84
[28] H. Berkhof dan I.H.Enklaar, sejarah
gereja,84
No comments:
Post a Comment