Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 13 September 2015

Partisipasi Umat Kristen Dalam Pembangunan Nasional



Partisipasi Umat Kristen Dalam Pembangunan Nasional
       I.            Pendahuluan
Negara Indonesia adalah Negara yang berkembang sehingga banyak sekali pertumbuhan-pertumbuhan yang terjadi hususnya ddalam bidang pembangunan.Agar terciptanya Negara yang teratur dan sejahtera.untuk mendukung hal itu gereja juga harus ikut serta berpartisipasi didalam membangun Negara yang aman dan sejahtera. Apa dan bagaimana partisipasi umat Kristen dalam Pembangunan Nasional maka pada sajian kali ini kita akan mebahasnya. Seoga sajian kali ini dapat menambah wawasan bagi kita semua.
    II.            Pembahasan
2.1. Pengertian Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global (Tap. MPR No.IV/MPR/1999).[1]Pembangunan Nasional merupakan cerminan kehendak terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.[2]

2.2. Tujuan Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun batiniah.Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil dan daya guna yang efektif bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang terprogram secara bertahap dengan memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.Oleh karena itu pemerintah merancang suatu perencanaan pembangunan yang tersusun dalam suatu Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan dalam suatu Repeta (Rencana Pembangunan Tahunan).[3]

2.3. Partisipasi Umat Kristen dalam Pembangunan Nasional
Dalam GBHN telah dirumuskan bahwa agama-agama bertugas dalam memberi kerangka landasan moral, etik danspritual bagi pembangunan Nasional sebagai pengamalan pancasila.Demikan juga dalam GBHN 1999, secara tegas dikatakan bahwa fungsi dan peran dan kedudukan agama adalah sebagai landasan moral, spritual dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak bertentengan dengan moral agama-agama.[4]
Agama Akan dapat mengembangkan peranan yang positif, kreatif, kritis dan realitas dalam pembangunan atau tidak jika agama mendapat dukungan.Peranan agama dalam pembangunan hanya dapat berkembang secara positif, kreatis dan realistis, apabila perenan itu didukung dan didorong serta diarahkan oleh pemikiran theologi dari agama yang bersangkutan.[5]
Gereja-gereja di indonesia berpartisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional berdasarkan panggilanNya yang bersumber pada injil Yesus Kristus. Gereja-gereja di Indonesia dengan sikap sebagai hamba dan pelayan menurut teladan Yesus, mengambil bagian penuh secara positif, kreatif, kristis dan realistis dalam pelaksanaan pembangunan sebagai pengalaman pancasila. Positif artinya terbuka bagi yang baik, kreatif artinya dalam kuat dan kuasa roh kudus menggantikan yang lama yang tidak berguna bagi yang baru, atau menambahkan yang baru kepada yang sudah ada; kritis artinya melihat segala sesuatu dalam terang firman Tuhan; realistis artinya sadar akan waktu dan batas-batas kenyataan dan tidak terbawa oleh impian kosong. Tugas tersebut tidak hanya memberikan ruang bagi gereja-gereja untuk berpartisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional, tetapi juga untuk mengajak dan mengharapkan partisipasi secara bertanggung jawab dari semua warga Negara dan semua golongan, dalam pembangunan nasional berdasarkan hak dan kewajiban yang sama. Factor terpenting dalam kegagalan atau keberhasilan mencapai tinggal landas pada pelita VI adalah sumber daya manusia.Masalah pengangguran yang diperkirakan bertambah berat ditahun-tahun yang datang, masalah kemiskinan dan pemerataan harus ditanggulangi secara bersama-sama sebagai partisipasi gereja dalam pembangunan sebagai pengalaman pancasila. Hasil musyawarah nasional pertisipasi gereja dalam pembangunan PGI, tanggal 13-18 Oktober 1993 di Bali merupakan pelengkap bagi PTPB ini.[6]
Gereja tidak dapat diidentikkan dengan kekuatan sosial politik, tetapi gereja senantiasa terpanggil untuk mengupayakan agar semua kekuatan social politik berjuang bagi terwujudnya keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan dalam kehidupan bangsa.[7]
2.4.Tujuan Berpartisipasi Dan Melayani Dalam Pembangunan Nasional
Kita berpartisipasi dan melayani pembangunan nasional dengan tujuan agar kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara, Negara pancasila yang sedang melaksanakan pembangnan nasional sebagaimana pengalaman pancasila dapat menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah yaitu kesejahteraan, keadilan, kebebasan, persaudaraan, perdamaian, dan kemanusiaan yang dikehendaki oleh Tuhan untuk dunia ini dengan kedatangan kerajaannya. Dalam menghadapi tantangan berprtisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional secara bersam-sama dengan melihat seluruh nusntara sebagai satu wilayah bagi kesaksian dan pelayanan bersama, kita sekaligus membaharui, membangun, dan mempersatukan gereja dan ,mengusahan kemandirian di bidang teologi daya dan dana. Pembangun nasioanl bertjuan untuk membangun masyarakat industry modern yang adil, makmur, dan lestari berdasarkan pancasila.

2.5. Tugas Umat Kristen dalam Pembangunan Nasional
Tugas gereja-gerja dalam berpartisipasi dan melayani dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari beberapa segi yang saling memperkuat dan saling memperkaya:
a.       Dari segi tanggung jawab untuk mengelola, memelihara dan melestarikan ciptaan Allah (kej 1:26-28; Mazmur 8)
b.      Dari segi pemberitaan injil, untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah yang telah datang, telah berada diantara kita dan sedang dinantikan kegenapannya dalam  “langit yang baru dan bumi yang baru, dimana terdapat kebenaran ” (2 Petrus 3:13). Dalam hubungan ini sidang raya VII DGI pematang siantar (1971) menyatakan “gereja disuruh kedalam dunia untuk memberitakan injil yesus kristus” dan konsultasi pekabaran injil tanggal 6-8 Juni 1944 di Sukabumi menyatakan bahwa PI merupakan bagian dari misi gereja yang bertujuan memanusiakan manusia berlandaskan misi Allah dalam Yesus Kristus.
c.       Dari segi tanggung jawab untuk mengusahakan agar kehidupan masyrakat didasarkan atas keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang tanpa membedakan suku, ras, agama, budaya sebagai wujud kasih Allah bagi dunia (Yer. 22:23; Amos 5:15-24). [8]
Ajakan dan harapan dari negara pancasila agar semua warga Negara dan semua golongan dan berpartisipasi secara bertanggungjawab dalam pembangunan nasional atas dasar hak dan kewajiban yang sama, antara lain diungkapkan dalam hal-hal lain :
a.       Pembukaan UUD 1945, berbicara mengenai mengantarkan raktyat Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat , adil dan makmur.
b.      Pasal 1:2 UUD 1945 mengatakan bahwa: kedaulatan adalah ditangan rakyat…”
c.       Pasal 27 UUD 1945:
1.      “segala warga Negara bersamaaan kedudukannya didalam hokum dan pemerintahaan dan wajib menjungjung hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”
2.      Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan .
d.      GBHN 1993 menegaskan bahwa “berhasilnay pembanguna nasional sebagai pengalaman pancasila tergantung pada peran aktf masyarakat serta pada sikap mental, tekad dan semangat serta keadilan dan disiplin para penyelenggara Negara serta seluruh rakyat Indonesia. sehubungan dengan itu, semua kekuatan politik organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya perlu menyususn program menurut fungsi dan kemapuan masing-masing dalam rangka melaksanakan GBHN ini”.[9]
2.6.Tantangan yang dihadapi Umat Kristen dalam Pembangunan Nasional[10]
I.       Tantangan internal
a.       Penyediaan SDM dikalangan gereja/ pendidikan Kristen
Gereja/ pendidikan Kristen semakin disadarkan bahwa penyiapan SDM adalah sangat penting.Saat ini kita merasakan bahwa kita masih kekurangan SDM. Misalnya, gereja/PGI memberikan beasiswa tapi ajab kali beasiswa itu belum dikaitkan dengan antisipasi kebutuhan sati budang studi dimasa depan dalam rangka kesaksian dan pelayanan.
b.      Pengorganisasian
Pentingnya yayasan pendidikan Kristen memiliki relasi yang secara jelas kepada gereja, karena gereja akan memberikan visi teologis atau pandangan teologisnya. Disamping itu, perlu diperbuat profesionalisme mengurus yayasan , kepala sekolah atau guru-guru.
c.       Keragaman/ kemajemukan denominasi aliran gereja di Indonesia
Belum adanya kesatuan visi teologis, misalnya tentang visi tentang sekolah Kristen.Ada yang mengatakan bahwa visi sekolah Kristen adalah Alat pekabaran injil.PGI memahami sekolah Kristen atau rumah sakit Kristen/ rumah sakit Kristen merupakan sarana kesaksian dan pelayanan serta bentuk pelibatan gereja dalam pembangunan nasional sebagai pengalaman pancasila.
d.      sikap minority complex atau merasa diri sebagai minoritas dalam segala hal menjadi suatu beban psikologis yang dapat menghambat perkembangan.

II.    Tantangan Eksternal
a.       Kehidupan social keagamaan yang makin semarak/ masa kebangkitan agama.
b.      Iklim kehidupan politik
c.       Kemajemukan tingkat persepsi tentang kekristenan
d.      Ketentuan peraturan dan perundang-undangan, meskipun UUD 1945, pancasila, GBHN sangat memberikan tempat terhadap kemajemukan itu, namun yang menjadi kendala atau tantangan adalah aras operasionalnya.

2.7   Jenis-jenis Partisipasi Umat Kristen dalam Pembangunan Nasional
a.      Bidang ekonomi
Dibidang perekonomian, gereja-gereja di Indonesia memberikan perhatiannya pada keuangan gereja dan usaha-usaha pelayanan pengasihan.Mengenai keuangan, gereja sudah terlatih pada pendudukan Jepang.Jemaat-jemaat diatur sedemikian rupa sehingga kiranya mampu membiayai jemaat sendiri.Gereja ikut serta dalam pembangunan desa, perburuhan, pendidikan, koperasi, pertanian, menaggulangi kemelaratan masyarakat serta keuangan gereja sambil memperhatikan latar belakang dari golongan agama dan aliran berbeda.[11]
b.      Bidang pendidikan
Pelayanan gereja dalam bidang pendidikan diarahkan pada usaha pembangunan SDM yang mencakup dua hal yakni pendidikan nilai (pembinaan spiritual, moral, etik) dan pembinaan keterampilan dan professional.Pendidikan nilai adalah peningkatan kualitas pribadi yang bertujuan membina citra diri, karakter, etos dan etika.Pendidikan keterampilan dan profesi adalah pembinaan yang bertujuan memampukan warga gereja dalam masyarakat pada umumnya untuk memiliki keterampilan-keterampilan dasar, pengetahuan dasar dan profesionalisme dalam segala bidang.[12]
III. Kesimpulan
Jadi dari pemaparan di atas dapat kami simpulkan bahwasanya gereja harus ikut berperan di dalam pembangunan Nasional untuk mensejahterakan bangsa dan Negara Indonesia.Umat Kristen tidak hanya berjuang untuk mendapatkan kekuasaan politik tetapi juga melaksanakan terjadinya revolusi intelektual agar seluruh masyarakat Indonesia bisa memiliki kemampuan intelektual dalam semua disiplin ilmu.


IV. Refleksi
Kita percaya bahwa Tuhan telah menempatkan gerejanya di Indonesia dengan tujuan agar gereja itu menjadi berkat bagi semua orang, dan kita percaya bahwa Roh Kudus terus bekerja untuk membaharui, membangun dan mempersatukan.Sehingga gereja diharapkan berpartisipasi dalam pembangunan Nasional demi kesejahteraan bangsa dan Negara.Selain itu juga kita diharapkan untuk senantiasa  bertanggung jawab untuk mengelola, memelihara dan melestarikan ciptaan Allah (kej 1:26-28; Mazm.8). Dalam hal partisipasi gereja terhadap pembangunan nasional kita jangan melihat hanya sebelah mata, dan hanya salah satu bidang pembangunan saja melainkan kita harus  melihat dari berbagai bidang pembangunan.
V.    Daftar Pustaka
Ali,  Mohammad, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, Jakarta: GRASINDO
Arief,  Sritua, Teori Dan Kebijaksanaan Pembangunan, Jakarta: Cides, 1998
Sairin,  Weynata,Identitas dan ciri khas pendidikan Kristen di Indonesia antara konseptual dan operasional, Jakarta: BPK-GM, 2006
 Sairin, Weynata, Iman Kristen dan pergumulan kekinian, Jakarta: BPK-GM, 1996
Sairin, Weynata, Lima Dokumen keesaan gereja, Jayapura: Keputusan Sidang Raya XII PGI, 1994
Sairin, Weynata, Lima Dokumen keesaan gereja, Jayapura: Keputusan Sidang Raya XII PGI, 1994
Sidjabat,  W. B., Partisipasi Kristen dalam Nation Building di Indonesia, Jakarta: BPK-GM, 1968
Sihombing, Tunggul S., Pelayanan Kontemporer dalam MasyarakatMajemuk, Clergy, 2002
Yewangoe,  A.A., Agama dan Kerukunan, Jakarta: BPK-GM, 2009
Sumber lain:
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pembangunan-nasional-definisi.html.



[2]Sritua Arief, Teori Dan Kebijaksanaan Pembangunan, (Jakarta: Cides, 1998),  148,149
[3]Mohammad Ali, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, (Jakarta: GRASINDO), 2-5
[4] A.A.Yewangoe, Agama dan Kerukunan, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 1-2
[5]  Tunggul S. Sihombing, Pelayanan Kontemporer dalam MasyarakatMajemuk, (Clergy, 2002), 164
[6] Weynata Sairin, Lima Dokumen keesaan gereja, (Jayapura: Keputusan Sidang Raya XII PGI, 1994), 29-31
[7] Weynata Sairin, Iman Kristen dan pergumulan kekinian, (Jakarta: BPK-GM, 1996), 135 
[8] Weynata Sairin, Lima Dokumen keesaan gereja, (Jayapura: Keputusan Sidang Raya XII PGI, 1994), 29-30
[9] Weynata Sairin, Lima Dokumen keesaan gereja, 31
[10]Weynata Sairin,Identitas dan ciri khas pendidikan Kristen di Indonesia antara konseptual dan operasional, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 116-117
[11] W. B. Sidjabat, Partisipasi Kristen dalam Nation Building di Indonesia, (Jakarta: BPK-GM, 1968), 181
[12] Weynata Sairin, Lima Dokumen keesaan gereja,, 37

No comments:

Post a Comment