Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Sunday 13 September 2015

GELAR-GELAR KRISTUS YANG LAIN



GELAR-GELAR KRISTUS YANG LAIN
I.         Pendahuluan
Sebelumnya kita telah banyak mengetahui sebutan-sebutan Yesus kristus. Tetapi pada sajian kali ini kita akan mengenal lagi apa-apa saja sebutan yang diberikan oleh orang banyak kepada Yesus Kristus. Semoga sajian ini menambah wawasan bagi kita, saran dan kritik kami terima.

II.      Pembahasan
2.1  Arti Gelar
Di dalam KBBI gelar adalah sebutan untuk kehormatan, kebangsawanan, atau keilmuwan yang ditambahkan kepada orang yang biasanya disebut seperi raden, tengku, doktor, insinyur.[1]

2.2  Gelar-gelar Kristus yang lain
2.2.1        Yesus sebagai Nabi
Dalam kepercayaan orang Yahudi, terdapat gagasan yang kuat mengenai seorang nabi yang akan datang. Hal ini didasarkan kitab Ulangan 18:15 yang menyatakan bahwa nanti Tuhan akan membangkitkan seorang nabi seperti Musa. Dengan demikian tidaklah mengherankan bila di dalam kelompok tertentu nabi yang akan datang itu dianggap sebagai Musa yang hidup kembali. Dan ada juga tentang kepercayaan tentang  kembalinya Elia. Dalam kitab-kitab Injil terdapat gagasan-gagasan umum tentang Yesus yang didasarkan pada pemikiran di atas, serta suatu gagasan yang lain lagi mengenai nama nabi Yeremia. Dengan mengingat latarbelakang yang demikian, tidaklah mengherankan jika Yohanes pembaptis dianggap sebagai nabi, tetapi timbul pertanyaan apakah ia merupakan nabi yang akan datang pada zaman akhir itu?. Yesus sendiri menyebut Yohanes pembaptis sebagai Elia yang akan datang itu (Mat 11:7-8); jelaslah bahwa Ia mengangap Yohanes pembaptis sebagai nabi yang luar biasa. Dalam kasus ini, peranan Yohanes pembaptis bukan hanya untuk memberitakan kerajaan Allah, tetapi juga meliputi persiapan kedatangan Mesias.
Dalam membahas peranan Yesus sebagai nabi yang dinubuatkan itu, kita perlu memperhatikan beberapa hal yang mendukung pandangan bahwa Ia secara populer dianggap menggenapi peranan nabi itu. Dia pernah disamakan dengan Yohanes pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang nabi-nabi (Mrk 8:27-28= Mat 16:14-15=Luk 9:18-19). Dalam Luk 4:24 Yesus secara tidak langsung menerapkan gelar “nabi” pada diri-Nya. Ada banyak hal dalam pelayanan Yesus yang sesuai dengan peranan seorang nabi. Pengajaran-Nya berpusat pada penyataan kerajaan Allah. dalam pelayanan pengajaran-Nya, Ia bergerak lebih jauh, tidak hanya sekedar memproklamasikan Kerajaan seperti yang dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu. Dia sendirilah nabi yang akan datang itu, seorang pembuka zaman baru. Ada banyak alasan mengapa konsep kenabian Yesus tidak lagi memegang peranan dalam perkembangan kristologi setelah kebangkitan-Nya. Konsep kenabian tersebut tidaklah merupakan dasar yang cukup untuk pengertian tentang siapa Dia.[2]   Bagi Yesus dan para pengikut-Nya “nabi” jelas-jelas sama artinya dengan “pembuat mujizat”. Karena itu, pantas Yesus melakukan banyak penyembuhan atas bermacam-macam penyakit khususnya sakit dirasuk setan. Ia adalah seorang suci pembuat mujizat. Yesus juga menunjukkan kepedulian-Nya yang khusus kepada orang-orang tersingkir, yang menderita, yang hina. Orang-orang yang diperhatikan Yesus disebut dalam Kitab-kitab Injil dengan bermacam-macam istilah: orang miskin, orang buta, orang timpang, orang lumpuh, orang berpenyakit kusta, orang yang lapar, orang yang sengsara, orang yang dirasuk setan, orang berdosa, para tuna susila, pemungut cukai, rakyat jelata, dll. Kepada merekalah Ysusu memberitakan kabar baik tentang kerajaan Allah.[3]

2.2.2        Yesus sebagai Guru
“GURU” kawan dan lawan menyebut Yesus dengan gelar guru. Misalnya seorang ahli Taurat yang bertanya kepada Yesus, “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?” (Luk 10:25 dan 18:18). Yesus memang tampil sebagai guru, bukan guru sekolah melainkan seorang guru yang berkeliling dari desa ke desa, selalu diikuti oleh rombongan murid, yang sellau tinggal bersama dengan gurrunya. Memamng mengherankan bagaimana Yesus selalu memakai segala kesempatan untuk mengajar. Seringkali Yesus mengajar di lapangan terbuka pada suatu tempat yang datar (Luk 6:17), atau di atas bukit (Mat 5:1) atau dari sebuah perahu, seperti ketika Ia naik ke dalam perahu Simon Petrus dan menyuruhnya supaya menolakkan perahu sedikit jauh dari pantai, “lalu Ia  duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu”(Luk 5:3). Sebagai guru Yesus mempunyai kewibawaan yang besar. Hal itu disebabkan karena semua orang dapat melihat bahwa perkataan Yesus selalu sama denagn perbuatan-Nya. Yesus tampil sebagai guru yang menuntun, menguduskan, dan menyelamatkan; seorang guru yang membuat terharu, yang mnegur, menuduh, ttetapi juga mengampuni; yang menyertai orang dari hari ke hari di perjalanan hidupnya dan akhirnya akan datang kembali dengan kemuliaan.
Nabi: sebagai nabi Yesus hanya diakui oleh orang yang percaya kepada-Nya. Seorang nabi adalah orang yang dipanggil Tuhan dan diutus oleh-Nya untuk menyampaikan pesan dari Tuhan. Yesus juga di utus oleh Allah dan berbicara atas nama-Nya. Namun, lain daripada nabi yang lain, Yesus menyebut Allah sebagai bapa_nya dan diri—Nya sebagai Putra. Gaya pengajaran Yesus mirip dengan para nabi semasa PL. Ia menunjukkan dir sangat peka terhadap tanda-tanda zaman (Mat 16:2-3) serta memaklumkan keruntuhan kota Yerusalem dengan baitu sucinya serta akhir zaman (Mat 24-25). Yesus tidak segan-segan mengkritik penyakit-penyakit masyarakat pada zaman-Nya: kemunafikan, formalisme, rasa puas diri, serta penyalahgunaan kekuasaan oleh golongan pimpinan. Namun para nabi selalu meneguhkan pengajaran mereka dengan mengatakan “Demikianlah Firman Tuhan,” sedangkan Yesus berani mengatakan, “sesungguhnya Aku berkata kepadamu (Mat 5:18)”. Bagi orang banyak Yesus bukan hanya salah seorang nabi, melainkan sang nabi yang telah dijanjikan dan yang melebihi para nabi sebelumnya. Setelah Yesus melakukan mujizat besar dengan memberi makan kepada 5000 orang, mereka berseru, “dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia” (Yoh 6:14). Juga di Yerusalem, setelah mendengar pembicaraan Yesus, orang berseru, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang” (Yoh 7:40). [4]
2.2.3        Yesus sebagai Alfa dan Omega
Alfa adalah huruf pertama dari kata abjad Yunani sedangkan Omega adalah huruf terakhir. Alfa omega merupakan ungkapan kitabbiah yang menggambarkan tahap sejarah yang pertama dan yang terkemudian, awal dan akhir dari segala yang ada. Alfa-Omega juga menjadi sebutan atau simbol untuk Yesus Kristus. “Akulah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang terkemudian, yang awal dan yang akhir”.(Why.22:13). [5] Dalam suatu percakapan dengan orang-orang Yahudi, dengan tegas Yesus menjelaskan asal usul-Nya. kataNya : “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini”(Yoh.8:23). Kepada nikodemus ia menjelaskan : “tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga yaitu Anak manusia” (Yoh.3:13). Kalimat ini tentu saja membuat Nikodemus harus menafsir ulang seluruh pemahamannya tentang kitab suci, Yesus juga menyatakan kehadirannya di segala tempat dan waktu. kataNya:“Jika ada dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka”(Mat.18:20). Ucapan ini menunjukkan keilahian-Nya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal yang sama Dia sampaikan kepada Yohanes di pulau patmos tentang kekuasan-Nya yang tak terbatas. “Aku adalah Alfa dan Omega firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, yang Mahakuasa,” kata-Nya (Why.1:8).[6]
Bagi Yohanes apa yang menjadi hak Allah adalah hak Yesus Kristus. Pertama-tama harus dikatakan bahwa gelar Alfa dan Omega, awal dan akhir adalah khas gelar Allah. Yesaya mendengar seruan ilahi itu demikian (41:4; 44:6; 48:12). Tetapi kemudian Yesus juga disejajarkan dengan Allah. dan kedua Alfabet ini menunjukkan keutuhan dan kelengkapan. Alfa dan Omega merupakan kesinambungan tidak ada pemotongan dan gangguan. hidup Yesus, karya dan kuasa-Nya adalah kesinambungan karya kuasa ilahi. Ia berkarya dulu, kini dan selanjutnya. Ia abadi. Hidup Yesus dan pertolongan-Nya trus-menerus dalam hidup kita. Tak ada momon hidup kita yang terpisahkan dari-Nya. Gelar Alfa dan Omega untuk Yesus bukan hanya sekedar gelar terhormat bagi-Nya, melainkan juga mengandung dinamika hidup yang amat mendalam bagi kita. Dengan demikian gelar itu bukan hanya sekedar pemikiran teologi yang tinggi, melainkan juga mengembangkan sikap ibadah yang asasi. Gelar itu adalah gelar penyembahan, seperti yang diserukan Thomas, “Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28).[7]

2.2.4        Yesus sebagai roti Hidup
Dalam suatu kesempatan ketika sejumlah orang mencari Dia untuk mendapatkan roti, Yesus menjelaskan kepada halayak, bahwa yang mereka perlukan sebenarnya adalah makanan yang mampu bertahan samapi kepada hidup kekal, bukan makanan yang dapat binasa. Oleh karena itu, pernyataan pertama yang diucapkan Yesus adalah : “Akulah roti hidup; barang siapa yang datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”(Yoh.6:38). Yesus menyampaikan pernyataan ini kara Dia mengetahui motifasi orang-orang yang mencari-Nya salah yakni semata-mata hanya untuk memperoleh kemudahan mendapatkan roti. Roti yang hanya mampu mengenyangkan perut. Meskipun urusan perut itu penting, nmun Yesus ingin mengubah  paradigma berpikir mereka untuk tidak melulu berpikir tentang urusan perut semata-mata. Mukjizat memang menarik banyak orang, tapi jarang mendorong pertobatan dan iman jangka panjang. Yesus menegaskan, bahwa tujuanNya datang kedunia ini bukan untuk memberikan makanan yang hanya dapat mengenyangkan tubuh jasmani yang bersifat sementara, melainkan makanan yang memelihara kehidupan rohani dan memberi kehidupan yang kekal. Dengan mentransformasikan diri-Nya menjadi roti hidup, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pusat dan pemilik kehidupan universal. Sebab siapapun yang memakan daging-Nya dan meminum darah-Nya, pasti mendapatkan hidup yang kekal, bahkan dibangkitkan pada akhir zaman (Yoh.6:54).[8]
Pernyataan Yesus sebagai roti hidup berkaitan dengan peristiwa di gurun, ketika manna, “roti sehari-hari”, disediakan bagi Musa dan umat Israel dalam perjalan mereka di padang gurun. Yesus mengetahui bahwa kebanyakan orang-orang itu, jika tidak seluruhnya mengenal kisah tersebut (orang-orang Yahudi yang saleh pasti mengetahuinya). “Janganlah bingung katanya.” Apa yang kamu semua alami kemarin dilereng gunung ketika 5.000 orang makan janganlah bingung oleh akrena peristiwa itu. Bukan musa yang member kamu roti dari surge. Bapa-Ku yang memberimu roti sejati. Sebab roti dari Allah turun dari surge dan member hidup pada dunia. Jadi, tidaklah mengherankan kalau mereka berkata kepada-Nya : “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa”. Kemudian, datanglah pernyataan : “Aku-lah roti hidup : Barang siapa dating kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi. Dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”. [9]
Dalam Injil Yohanes masih diegskan bahwa pemberi manna bukan Musa, melainkan Allah (6:32). Merupakan bagian kepercayaan Yahudi bahwa manna diberikan karena berkat Musa. Maka sesudah Musa wafat, manna juga berhenti. Yesus menolak keyakinan itu dan menegaskan bahwa Allahlah yang menganugerahkan manna. Oleh karena itu, bila Yesus menegaskan roti hidup, Ia mewahyukan diri sebagai utusan Allah yang menjadi roti hidup.[10]

III. Refleksi Teologis
Di dalam kehidupan Yesus di dunia, Ia memiliki banyak gelar dari orang-orang yang melihat bagaimana karya-karya Yesus. Sehingga Yesus memiliki banyak sebutan seperti hal nya pembahasan di atas yaitu Yesus sebagai nabi, guru, roti hidup dan sebagai Alfa dan Omega. Yesus adalah seorang tokoh yang memberikan motivasi kepada banyak orang melalui karya-karya-Nya di dunia. Kita yang mengimaninya sebagai sang jurus’lamat harus bisa meneladaninya di dalam setiap ruang lingkup kehidupan kita. Agar setiap orang yang melihat tingkah laku kita dapat melihat ceriminan Kristus yang meninggalkan banyak karya kepada umat manusia. Seperti halnya yang tertulis di dalam 1 Petrus 2 : 21 “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya”. Ayat ini mengajak kita untuk tetap mengikuti jejak-Nya melalui bentuk-bentuk gelar yang diberikan kepada-Nya.

III.             Kesimpulan
Banyak gelar-gelar yang diberikan oleh setiap orang kepada Yesus Kristus dan pemberian gelar itu diberikan sesuai pekerjaan yang sudah dilakukan Yesus di tengah-tengah masyarakat. Sekarang yang paling penting ialah bagaimana kita mengimani hal tersebut dan dapat kita aplikasikan dalam hidup kita sehari-hari.

IV.             Daftar Pustaka
..., KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, Jakarta: BPK-GM, 2012
Dunnan,Maxie Akulah, Jakarta : BPK-GM,2001
A. Roy Eckardt, Menggali Ulang Yesus Sejarah, Jakarta: BPK-GM. 2000
Pankat Kas, Ikutilah Aku, Yogyakarta: KANISIUS, 1986
Ernest Maranto, Kamus Liturgi Sederhana, (Yogyakarta: KANSIUS, 2004), 12
Elisa B.Surbakti, Benarkah Yesus Juru selamat Universal, Jakarta: BPK-GM, 2005
Darmawijaya, Gelar-gelar Yesus, Yogyakarta: KANISIUS, 1987



[1]..., KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 301
[2] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK-GM, 2012), 361-363
[3] A. Roy Eckardt, Menggali Ulang Yesus Sejarah, (Jakarta: BPK-GM. 2000), 28
[4] Pankat Kas, Ikutilah Aku, (Yogyakarta: KANISIUS, 1986), 46-48
[5]  Ernest Maryanto, Kamus Liturgi Sederhana, (Yogyakarta: KANSIUS, 2004), 12
[6] Elisa B.Surbakti, Benarkah Yesus Juru selamat Universal, (Jakarta: BPK-GM, 2005),78
[7] Darmawijaya, Gelar-gelar Yesus, (Yogyakarta: KANISIUS, 1987),  237-239
[8]  Elisa B.Surbakti, Benarkah Yesus Juru selamat Universal, 47
[9] Maxie Dunnan, Akulah, (Jakarta : BPK-GM,2001),6
[10] Darmawijaya, Gelar-gelar Yesus, (Yogyakarta: KANISIUS, 1987), 163

No comments:

Post a Comment