Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Wednesday 20 May 2015

KONSEP NILAI, SISTEM NILAI DAN ORIENTASI NILAI BUDAYA



KONSEP NILAI, SISTEM NILAI DAN ORIENTASI NILAI BUDAYA

I.                   PENDAHULUAN
Dalam pemaparan sajian ini kita dapat mengetahui apa itu konsep nilai, sistem nilai,dan orientasi nilai budaya di tengah-tengah masyarakat dan di sekeliling kita. Kita dapat melihat kehidupan yang baik dan pandangan mengenai soal-soal yang paling berharga dalam hidup kita. Melalui sajian ini semoga dapat menambah wawasan kita.
II.                PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Nilai                                                   
                               Nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik/yang buruk.Nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subyek. Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan,atau tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh.[1]
           2.2. Konsep Nilai                                                
             Nilai dalam proses  budaya adalah konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam dalam kehidupan manusia. Robin E.William mengatakan bahwa kajian ilmu budaya dasar adalah nilai-nilai dasar manusia.oleh karena itu,  suatu  proses pengkajiannya,permasalahan nilai tersebut perlu terlebih dahulu dimengerti dan dipahami.Nilai mengcu pada apa atau suatu yang oleh manusia dan masyrakat dipandang sebagai yang paling berharga. Dengan kata lain nilai itu berasal dari sikap manusia terhadap tuhan, terhadap alam semesta dan terhadap sesamanya. Sikap ini dibentuk melalui berbagai pengalaman yang menandai sejarah kehidupan masyrakat yang bersangkutan.   



2.3.  Sistem Nilai Budaya

Nilai budaya adalah bagian dari sistem budaya, yaitu aspek dari sistem gagasan. Dalam kajian itu sistem nilai budaya adalah sejumlah pandangan mengenai soal-soal yang paling berharga dan bernilai dalam hidup.Karena itu
disebut sistem nilai. Sebagai inti dari suatu sistem kebudayaan, sistem nilai budaya menjiwai semua pedoman yang mengatur tingkah laku warga pendukung kebudayaan yang bersangkutan.Pedoman tingkah laku itu adalah adat-istiadatnya,sistem normanya, aturan etikanya, aturan moralnya, aturan sopan-santunnya, pandangan hidup, ideologi pribadi.[2]
Soal-soal yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia dan yang secara universal ada dalam tiap kebudayaan di dunia, menyangkut sedikitnya lima hal, yaitu:[3]
1.      Soal makna hidup
2.      Soal makna pekerjaan karya dan amal perbuatan manusia
3.      Presepsi manusia mengenai waktu
4.      Soal hubungan manusia dengan alam sekitarnya
5.      Soal hubungan manusia dengan sesama manusia.
Kelima masalah yang bernilai dalam hidup tersebut itulah yang biasanya menjadi isi dari sistem nilai budaya dalam nilai kebudayaan didunia. Persepsi dan konsepsi mengenai kelima masalah diatas bisa berbeda-beda dalam berbagai kebudayaan. [4] 
            2.4. Orientasi Nilai Budaya
  Kluckhon mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruang-lingkup luas yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu suatu masyrakat,mengenai apa yang paling berharg dalam hidup.  Menurut Kluckhohn setiap warga masyarakat sejak kecil diresapi oleh nilai-nilai budaya dari masyarakatnya, sehingga konsep-konsep itu tumbuh dan berakar mendalam dalam mentalitas. Hal itu mengakibatkan sikap mental tersebut sukar diubah dan diganti dengan nilai-nilai sosio-budaya lain dalam waktu pendek.[5]
Kluckhohn menampilkan tiga alternative orientasi yaitu:
1.      Hakikat waktu
Hakikat waktu tidak dinilai secara positif, dalam arti waktu adalah  kemajuan yang berorientasi ke masa depan, maka sikap mental yang negative itu termasuk unsur penghambat perubahan atau kemajuan sosial.
2.      Hakikat Karya
Sikap mental yang negative terhadap kemajuan yang muncul dari orientasi karya tampak pada manusia yang memandang bahwa pekerjaan perlu dilakukan sekedar untuk dapat hidup saat ini. Menghasilkan produksi yang melebihi kebutuhan hidup dengan bekerja lebih keras dianggap tidak perlu, demikian pula bekerja untuk menghasilkan produksi, karya atau ilmu, yang menurut logika perlu sebagai landasan untuk membangun produksi atau ilmu berikutnya.
3.      Hakikat Hubungan Manusia
Sikap mental yang berorientasi pada hakikat hubungan manusia dengan manusia yang perlu mendapat perhatian khusus, ialah mentalitas yang berorientasi terlalu ke atas,
karena sikap macam ini menimbulkan hambatan yang cukup berat dalam pembangunan.
Orientasi Nilai Budaya
Masalah Dasar Dalam Hidup              
    Orientasi
       Nilai
     Budaya
Hakikat hidup
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hidup itu buruk tetapi manusia wajib beriktiar supaya hidup itu menjadi baik.
Hakikat karya
Karya itu untuk nafkah hidup
karya itu untuk kedudukan; kehormatan dan sebagainya
Karya itu untuk menambah karya
Persepsi manusia tentang waktu
Orientasi kemasa depan
Orientasi kemasa lalu
Orientasi kemasa depan
Pandangan manusia terhadap alam
Manusia tunduk kepada alam yang dasyat
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam
Manusia berhasrat menguasai alam
Hakikat hubungan antara manusia dengan sesamanya
Orientasi kolateral
( horizontal )rasa bergantungan pada sesama (berjiwa gotonhg royong )
Orientasi vertical, rasa bergantungan pada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat
Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri

        2.5 Refleksi Teologis
            Kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari budaya dan hal-hal yang terkandung didalamnya (konsep nilai, sistem nilai, dan orientasi nilai budaya). Dalam kaitan inilah manusia diharapkan memahami dan menjalankan ketiga hal tersebut dalam kehidupannya, tapi perlu diingat bahwa dalam memahami dan menjalankannya maka manusia harus tetap berpedoman pada firman tuhan. 2 timotius 3:16 “segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermamfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.Melalui nats ini diingatkan bahwa kita harus tetap mengandalkan dan menjadikan firman Tuhan yang tertukis dalam Alkitab sebagai dasar kita dalam berperilaku maupun memposisikan diri dalam berbgai aspek kehidupan baik terhadap sesame manusia, mengenai hakekat hidup, hakekat kerja dan lainnya. Benar bahwa konsep nilai, sistem nilai dan orientasi nilai budaya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, namun hendaknya ketiga hal  tersebut kita pahami dan kita terapkan dengan menjadikan firman Tuhan sebagai dasarnya agar dalam setiap tingkah laku kita senantiasa berdasarkan dengan firman Tuhan.Dalam artian bahwa firman Tuhan lah yang kita gunakan untuk menentukan apakah suatu nilai budaya tersebut baik atau buruk.

       III.Kesimpulan
            Berdasarkan uraian tersebut diatas maka ada beberapa hal yang dapat penyaji simpulkan yaitu sebagai berikut:nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk didalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyrakat secara keseluruhan tentang baik buruk benar salah, patut atau tidak patut. Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konseo-konsep abstrak yang hidup dalam masyrakat,mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan.Suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

       IV.DAFTAR PUSTAKA
 Abdulkadir Muhammad,Ilmu Budaya Dasar,Jakarta:Fajar Agung,1987
Alfian, Manusia Kebudayaan Lingkungan, Jakarta,1971
Drs.D. Hendro Puspito OC Sosiologi Sistematika Yogyakarta,1989
Drs.P. Soedarno, M.SC Ilmu Sosial Dasar, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1996
F.L. Strogtbeck dan F.R. Kluckhohn, Variations In Value Orientations, 1961
        

                           





1.Koentjaraningrat,Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990),
[2] .K.J. Veeger, Ilmu Budaya Dasar Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995)
[3] Rafael Raga Maran, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000)
[4] .Pitirm A. Sorokin, (dalam bukunya Contemporary Sociological Theories)
[5] . M.Munandar Soelaeman,Ilmu Budaya Dasar,Suatu Pengantar,(Bandung:PT.Eresco,1988),18

No comments:

Post a Comment