Kata Inspisari Terindah

Orang Malas Tidak Akan Menangkap Buruannya, Tetapi Orang Rajin Akan Memperoleh Harta Yang Berharga (Amsal 12 : 27) By : Bona Sumbayak
ff

Monday 19 March 2018

Jenis- Jenis Penyakit dan Kesembuhan dalam Perjanjian Lama


Jenis-Jenis Penyakit dan Kesembuhan Menurut Perjanjian Lama
I.                   Latarbelakang Masalah
      Sering sekali umat manusia memahami bahwa penyakit itu hanya sebagai penderitaan yang melekat pada dirinya, dan tanpa memahami apa dan kenapa penyakit itu bisa datang ke dalam dirinya. Banyak pemahaman yang keliru tentang sumber dari penyakit yang hanya melihatnya dari satu sisi-saja. Sehingga penulis mencoba menggali permasalahan penyakit dalam konteks Yahudi atau selama perjalanan Perjanjian lama. Mencoba melihat jenis-jenis penyakit dan bagaimana kesembuhan dan penyembuhan dalam prespektif Yahudi.
II.                Pembahasan
2.1  Pengertian Penyakit Secara Umum
            Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk meneymbuhkan penyakit biasanya orang-orang berkonsultasi kepada dokter. Klarifikasi penyakit terbagi berapa hal yaitu Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. kuman dapat berupa virus, bakteri, ameba, atau jamur, penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolism pada jaringan tubuh manusia, penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung sangat lama. Beberapa penyakit kronis yang sering menyebabkan kematian kepada si penderitanya.[1]
2.2  Pengertian Penyakit Dalam Perjanjian Lama
            Allah berbicara tentang jalan keselamatan dan Dia jugalah yang berbicara tentang penyakit dan cara menghadapinya, yang disaksikan-Nya dalam kitab suci. Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, memiliki tubuh dengan segala bagian anggota tubuh yang dijaluri pembuluh darah yang besar dan sampai yang terhalus sekali dengan sungguh amat baik dan sempurna. Setalah manusia jatuh kedalam dosa, maka murkalah Tuhan terhadap manusia. “Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya, lalu mengenakannya kepada mereka” Kej. 3:21. Tuhan Allah mengusir manusia itu dari taman Eden serta menempatkannya ditempat yang penuh perjuangan dan penderitaan, baik itu kehidupan sehari-hari atau juga menghadapi penyakit. Setelah jatuh kedalam dosa, tubuh manusia itu tidak lagi sempurna, sudah tercemar oleh dosa yang dapat mendatangkan sakit ataupun penyakit.[2]
            Ihwal penderitaan dan penyakit dalam Alkitab sangat erat sekali dengan masalah watak dan asal segala kejahatan. Penderitaan adalah pengalaman manusia, yang oleh berbagai sebab mereka merupakan salah satu akibat dari dosa manusia. dalam hal penderitaan sebagai akibat sakit atau penyakit, hubungannya dengan kejahatan biasanya tidak langsung terlihat, kendati kadang-kadang penyakit itu adalah disebabkan perbuatan jahat. Dalam cerita kejatuhan manusia kedalam dosa, jelas bahwa segera sesudah kejatuhan manusia kedalam dosa itu jelas bahwa segera sesudah kejatuhan itu manusia menyadari keadaanya yang tidak aman, ketakutan dan rasa sakit (Kej. 3:16-17). Disini itstsavon diterjemahkan sebagai “kesakitan” dan kemudian “Hukumanku” (Kej. 4:13). Pada umumnya, penderitaan manusia, apakah itu ditimbulkan oleh penyakit atau suatu sebab lain akibat hukuman yang dialami secara perseorangan karena kemerosotan rohani masyarakat. Dalam kitab ayub terutam pasal pertama nampak kegiatan iblis. Hal ini nampak juga dalam kisah pra rasul 10:38 dikatakan bahwa orang sakit ibarat  orang yang dikuasai oleh iblis. Penderitaan kadang-kadang dipakaiNya sebagai hukuman atau sarana mengajar.[3]
            Penulis tidak hanya diasumsikan berporos dalam kaitan fisik atau kemungkinanan dari mental, tetapi konsep Yahudi tentang sakit mengijinkan juga bahwa dipengaruhi oleh moral, spiritual atau masalah relasi.[4]orang zaman kuno mempunyai hampir semua penyakit seperti yang kita miliki sekarang dan lebih banyak lagi, sebab tidak terjaganya sanitasi dan kebersihan. Beberapa epidermi disebutkan didalam Alkitab, sepertinya lima wabah di Mesir yang menyerang hewan ternak (Kej.9:3-7) dan penyakit para tentara Sanherib (2Raj. 19:35 ; Yes 37:36), yang mungkin saja disebut disentri, suatu penyakit yang bisa menyerang para tentara lapangan.[5] Kebutaan salah satu penyakit yangpaling umum, mungkin dikaitkan dengan, trakoma, suatu infeksi pada syaraf mata dan kornea, yang ditularkan karena kebersihan yang buruk dan khususnya oleh lalat. [6] Sakit atau penyakit bagaimanapun dipandang sebagai bagian interkoneksi terhadap seluruh aspek kehidupan dan kesehatan.[7]
2.3  Pengertian Kesembuhan Dalam Konteks Biblika PL
            Di zaman Yahudi upaya-upaya penyembuhan kepada orang sakit masih menggunakan alat-alat atau bahan-bahan tradisional yang juga sering dipakai dalam kehidupan sehari hari. Bahan utama tersebut adalah minyak. Di Yahudi kuno, pemeliharaan kesehatan terutama terjadi didalam rumah. Tidak ada rumah sakit, meskipun ada bangsa penyembuhan yang dikaitkan dengan kuil-kuil.
            Mereka juga percaya bahwa apabila Allah telah memberikan hidup kepada manusia, maka Allah yang sama juga dapat mengusir semua penyakit manusia. kitab suci memahami bahwa Allah yang menyembuhkan, karena dialah tabib yang sejatimanusia(Kel. 15:26). Dialah sumber penyembuh itu (Yes. 38:2). Dia adalah Allah yang memberikan hidup dan dia pulalah Allah yang menyembuhkan penyakit.[8]
            Dalam kehidupan umat Israel, gambaran mengenai Tuhan sebagai penyembuh cukup dikenal. Meskipun tidak msemua teks mengatakan bahwa yang bersangkutan menyebutkan penyakitnya, jelas mereka menyadari bahwa Tuhan dapat menyembuhkan penyakit apa saja bila ia berkenan. Peran Tuhan sebagai penyembuh menjadi amat tegas terungkap dalam kitab para nabi. Seperti nabi Yesaya, berungkali mengingatkan agar umat kembali kepada Tuhan agar mereka dapat disembuhkan dari penyakit yang mereka derita (Yes. 6:10 ; 19:22 ; 30:26). Gambaran Tuhan sebagai sang penyembuh ini menjadi semakin nyata dalam kutukan nabi Yehezkiel terhadap mereka yang menelantarkan orang yang sakit dan cacat, yakni orang-orang yang tidak akan dilupakan oleh Tuhan sendiri, (Yeh. 34:4 bnd. Za. 11:15-17). Tentu saja, juga terasa adanya kesatuan antara peran Tuhan yang menyembuhkan dan Tuhan yang juga membiarkan orang yang terkena malapetaka penyakit sebagai hukuman terhadap mereka yang tidak mematuhi-Nya dan khususnya mereka yang memusuhi umat-Nya.[9]
            Di dalam Perjanjian Lama kata Sembuh adalah rif’uf yang artinya memperbaiki. Kata ini terdapat dalam Amsal 12:18 dan juga kata Rapha yang artinya ‘’menyembuhkan” atau “mengobati”. Kata ini terdapat dalam 2 Raja-raja 20:5.[10] Kata Rapha juga biasanya diartikan atau dipakai untuk penyembuhan, dan dipakai untuk tabib (Kej. 50:1-2).[11] Dalam perjanjian lama istilah raphe berarti usaha manusia untuk menyembuhkan yaitu berasal dari kata menjahit/menambal, menyatukan luka-luka itu biasanya dijepit, diolesi dengan minyak lalu diikat (Yes 1:6, Yer. 8:22).[12] Penyembuh dipakai dengan kata Marpe. Kata ini dalam perjanjian lama selalu diartikan dengan mengobati (Jer. 14, 19).[13]
2.4  Jenis-Jenis Penyakit  dan Penyebabnya Masa Perjanjian Lama
2.4.1        Jenis Jenis Penyakit
2.4.1.1  Penyakit Fisik
Dalam Mazmur 90: 10 tertulis: Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya  adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Doa Musa ini mengandung pengertian bahwa daya tahan hidup manusia berkisar antara usia 70 – 80 tahun. Jika seseorang mencapai usia melebihi usia tersebut, artinya kesengsaraan  dan kesulitanlah yang sering dialaminya seiring dengan merosotnya daya tahan tubuh (stamina) disebabkan usia yang sudah menua. Dengan kata lain, orang yang berada dalam kisaran usia tersebut, menderita sesuatu penyakit adalah sesuatu hal yang lumrah. Inilah yang kemudian disebut sebagai sakit fisik. Jika usia muda sudah lewat, proses kemunduran daya tahan tubuh pun dimulai, seperti gigi mulai rontok, ketajaman pendengaran mulai berkurang, mata rabun, dan kondisi tubuh secara keseluruhan semakin lama semakin melemah. Gejala-gejala inilah yang disebut sebagai kelemahan dan kesulitan fisik. Tua karena usia, daya tahan yang menurun karena virus dan lain-lain, dikatakan sebagai penyakit fisik.
Berkaitan dengan usia tua ini, Pengkhotbah 12:1 juga mengingatkan kita agar  senantiasa mengingat Tuhan. “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” 
Adapun yang menjadi jenis-Jenis Penyakit yang berhubungan dengan fisik adalah:
1.      Buta
      Dalam Perjanjian Lama penyakit ini merupakan kutukan dari Allah (Ulangan 28:28-29) didalam perjanjian baru penyakit ini ditemukan dalam Markus 8:22-25, dimana Yesus menyembuhkan orang buta di daerah yang masih belum mengenal injil di Betsaida
2.      Penyakit Kulit (Lepra atau Kusta)
      Septuaginta menterjemahkan penyakit kulit tsara’at dengan lepra (Imamat 13-14). Perjanjian baru juga memakai istilah  Lepra. Penyakit ini bukan saja mengusik orang yang menderita, tetapi juga membahayakan kehidupan manusia disekitarnya, karena penularannya mengenai seluruh tubuh (Ayub 2:7 ; Hizkia dalam Yes. 38:21 ; Naaman dalam 2 Raja-raja 5:1,6). Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat disembuhkan oleh Tuhan Yesus (Luk. 17:11-20)
      Kusta adalah sebutan untuk berbagai penyakit kulit. Penyakit ini juga kita kenal sekarang sebagai lepra dengan pemborokannya dan kelumpuhannya, tidaklah sama dengan penyakit kusta dalam Alkitab. Orang-orang kusta dalam Alkitab disiksa oleh bintil-bintil kehijau-hijauan atau kemerah-merahan (Imamat 13:49). Penyakit ini dinyatakan menular, maka orang yang berpenyakit kusta ini dikucilkan dari masyarakat. Apabila ia sembuh, harus diadakan upacara pentahiran oleh seorang imam (Imamat 14:2-20; Lukas 1:44). Kusta di dalam PL juga dipakai untuk cacat maupun cendawan/jamur pada dinding rumah (Imamat 14:33-53). Orang yang menderita kusta itu dalam sakit maupun penyembuhannya harus ditentukan oleh imam (Imamat 13:1-59, 14:1-32). Orang yang sudah ditentukan menderita kusta lalu dinyatakan najis dan harus dibuang dari tengah masyarakat orang-orang sehat (Imamat 13:45-46). Mereka yang dinyatakan kusta dalam PL adalah Musa (Keluaran 4:6), Miriam (Bilangan 12:9-10), Naaman (2 Raja 5:1-27), Azarya (2 Raja 15:5 dsj) dan mungkin juga Ayub (2Raj 2:7-8). Penyakit Kusta juga masih dikenal di dalam PB. Di sini juga kelihatan adanya penetapan kesembuhannya oleh imam. Bila kesembuhan itu benar seketika itu imam memberitakan ketetapan kebersihan kulitnya. Yesus menyembuhkan banyak orang kusta dengan menumpangkan tanganNya (Markus 1:40-42 dsj) atau dari kejauhan (Lukas 17:11-19).
      Kusta adalah penyakit yang dalam Alkitab dinyatakan dengan kata Ibrani צָרַעַת - TSARA'AT dan kata Yunani λέπρα- LEPRA: "Kusta" dalam Alkitab mungkin tidak hanya mencakup penyakit yang sekarang dikenal dengan nama itu, karena selain menyerang manusia, "kusta" ini juga menyerang pakaian dan rumah (Imamat 14:55). Kusta modern juga dikenal sebagai penyakit Hansen, karena dr. Gerhard A. Hansen menemukan kuman yang secara umum diyakini sebagai penyebab penyakit ini. Namun, meskipun penyakit "TSARA'AT" tidak hanya mencakup kusta modern, tidak ada keraguan bahwa kusta manusia yang sekarang disebut penyakit Hansen juga ada di Timur Tengah pada zaman Alkitab.
3.      Tuli
      Tuli dalam bahasa ibrani Heres artinya “diam” dalam bahasa Yunani Kophoi artinya tuli. Tuli ini menunjukan bahwa telinga tidak berfungsi lagi  (Yes. 29:18 ; 35:5 ; 42:18), namun akan disembuhkan dalam rangka pemenuhan nubuat Mesianis (Mat. 11:5, Mark.7:37). Zakaria pernah buta dan tuli untuk sementara, hal ini menyangkut kedatangan Mesias Yesus (Luk. 1:20)

4.      Borok (Ma-zohr)
      Borok adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan biasanya penyakit ini timbul akibat seseorang yang mengingkari perjanjian dengan Allah (Ul. 28:27). Penyakit ini pernah menimpa orang Asdot yang ditimpakan Allah untuk menghajar mereka (1 Sam. 6:5, 19). Jenis penyakit ini sering disebut sebagai penyakit kangker pada masa kini.
2.4.1.2  Penyakit Jiwa
            Dalam Daniel 4 diceritakan tentang Raja Nebukadnezar yang sudah seperti orang gila karena bertingkah seperti binatang yang makan rumput sembarangan. Ini terjadi karena dia mengalami penghukuman. Di dalam Mazmur 102 juga ada lukisan yang sangat jelas sekali, bagaimana ada satu tekanan, himpitan sehingga pemazmur berteriak bahwa dia sudah seperti bukan manusia lagi. Orang-orang yang maniak pada kekuasaan sehingga mereka merasa kuat dan hebat luar biasa, juga merupakan salah satu gejala penyakit jiwa. Gejala seperti ini ada pada Raja Nebukadnezar   yang merasa dirinya penguasa dan pemilik dunia ini (Daniel 4). Akhirnya dia ditegur oleh Tuhan sampai ia seperti orang gila. Jadi kalau ada orang yang berambisi merebut kekuasaan secara tidak sah, atau pejabat yang maunya menduduki kursi jabatannya itu terus-menerus, kemungkinan besar dia sakit jiwa. Kemudian orang-orang yang depresi dan tertekan itu juga disebut sakit jiwa.
2.4.2        Penyebab Orang Bisa Sakit
Penyebab penyakit dalam Alkitab ada dua bagian prinsip yaitu : umum dan khusus. Secara umum dalam Kej 3 :16 – 19, dilukiskan tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Setelah jatuh ke dalam dosa, Allah memberitahu Adam dan Hawa akan mengalami sakit dalam perjalanan hidupnya. Sebagai perempuan, Hawa akan melahirkan dan mengalami sakit yang luar biasa pada saat melahirkan. Adam mencari makan dengan susah payah  sampai akhirnya, mereka yang berasal dari debu kembali menjadi debu. Puncak dari penyakit adalah kematian.
Jadi pada saat manusia jatuh ke dalam dosa, dia sudah sakit. Tapi, bagaimana manusia mengalami sakit dalam hidupnya, di bawah ini ada beberapa uraian.[14]
1.            Penyakit karena iblis.
Dalam  Lukas 13: 16 dikisahkan mengenai seorang perempuan yang sudah bungkuk belasan tahun karena diikat oleh iblis. Diduga, penyebab kebungkukannya itu karena sejak dulu dia bermain okultisme (berhubungan dengan setan)
2.            Penyakit merupakan hukuman dari Tuhan
Dalam 2 Tawarikh 26 ; 16 – 22, diceritakan tentang Raja Uzia yang dilarang oleh imam untuk mengumpulkan korban bakaran. Merasa diri seorang penguasa yang hebat, dia menentang para imam dengan gaya yang sombong. Menyaksikan ulahnya itu, Tuhan marah lalu menjatuhkan tulah kusta yang sangat menyakitkan. Begitu pula dengan Ananias dan Safira yang mengalami kematian karena berbohong kepada Tuhan.
3.            Teguran atau pendidikan.
Dalam Ibrani 12 ; 6 – 12 Tuhan mengatakan bahwa anak-anak yang Dia cintai akan Dia hajar, Dia sesah, dan menerima ganjaran yang sulit dalam bentuk penyakit. Memang, penyakit saat itu mendatangkan duka cita, tetapi kita akhirnya mengerti dan bersukacita. Itulah teguran dan didikan Tuhan.
4.            Penyakit untuk kemuliaan Tuhan.
Dalam Yoh 9:3, sewaktu Yesus berjalan bersama murid-muridnya mereka bertemu dengan seseorang yang buta sejak lahirnya. Lalu mereka bertanya, “Guru, ini dosa siapa? Dosa orang tuanyakah?” Yesus menjawab bahwa dia mengalami kebutaan bukan lantaran dosa siapa-siapa, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia (orang buta tersebut).
5.            Penyakit karena kelemahan fisik.
Dalam 1 Timotius 5 : 23 disebutkan, “Jangan minum air saja melainkan tambahkan anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.”
2.5  Cara Penyembuhan Penyakit Masa Perjanjian Lama
2.5.1        Konsultan Kesehatan
      Bagi banyak penuls alkitabiah, khususnya para penulis Ulangan, penyakit adalah hukuman Allah atas dosa, yaitu bagi pelanggaran hukum-hukum perjanjian antara Yahweh dan orang Israel: “TUHAN akan menghajar engkau dengan batuk kering, demam, demam kepialu, radang, kekeringan, hama dan penyakit gandum; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau binasa” (Ul. 28:22).[15]
      Setelah orang Israel menyebrangi laut merah dan masuk kepadang gurun Sur, Yahweh berjanji untuk menyembuhkan semua penyakit mereka dengan jaminan: “Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah kutimpakan kepada orang Mesir: Sebab Aku Tuhan yang menyembuhkan (Rope) engkau” Kel. 15:26. Demikian, juga dalam sebuah madah pujian si pemazmur menggambarkan Yahweh Sebagai Dia yang menyembuhkan (Rope) segala penyakitmu (Mzm. 103:3). Rope Merujuk pada tabib tetap di isrel kuno, tidak seperti di Mesir, tabib dianggap sebagai sebuah profesi dipandang rendah. Berkaitan dengan penyembuhan, kata kerja yang umum adalah rapa, membuat sehat dan kata bendanya adalah marpe atau peneymbuhan. Kita mengharapkan syalom, tetapi yang ada hanya kengerian (Yer. 8:15). Perlu diperhatikan kesejajaran antara syalom/rapa yang ada disini. Yeremia sering merujuk kepada Allah sebagai tabib atau penyembuh yang sejati, seperti didalam doa: Sebuhkanlah (rapa) aku ya Tuhan (Yer. 17:14). Melalui Yeremia Yahwe Menjanjikan pemulihan bagi Israel dan Yehuda: sebab aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, aku akan mengobatimu (Rapa) (Yer. 30:17 ; 33:6). Bagi Yeremia, Yahwe adalah satu satunya Penyembuh (Rope) yang sejati.[16]



2.5.2        Agama dan Penyembuhan
a.      Doa dan Penyembuhan[17]
            Pengaitan doa dengan penyembuhan adalah jelas didalam Alkitab. Beberapa mazmur merupakan permohonan atas kesembuhan; khususnya ratapan untuk membuktikan keampuhan doa dalam keadaan sakit. Didalam Mazmur 30, sebuah ungkapan syukur atas kesembuhan dari penyakit yang serius, hubungan antara doa dan sakit adalah jelas: “Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan (rapa) aku”(Ayat 3). Mazmur 38 adalah sebuah permohonan untuk kesembuhan bagi seorang yang penyakitnya adalah nyata, bukan hanya bersifat metafora:” tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, dan tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku” (ayat 4);”luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku” (ayat 6; “sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku” (ayat 8)
            Pengembaraan Yesaya atas penyakit Hizkia dan doanya untuk kesembuhan adalah hal yang klasih. Ketika Hiskia menjadi sakit dan hampir mati, Yahwe melalui Yesaya, berkata kepadanya agar membereskan segala urusannya, “sebab engkau akan mati , tidak akan sembuh lagi”. Kemudian Hizkia berdoa kepada Yahwe, yang menjawabnya “telah Ku dengar doamu dan telah kulihat airmatamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi” (Yes. 38:1-5)
b.      Ibadat Penyembuhan
            Pengaitan doa dengan penyembuhan adalah jelas didalam Alkitab. Beberapa Mazmur merupakan permohonan atas kesembuhan: khususnya ratapan untuk membuktikan keampuhan doa dalam keadaan sakit. Didalam Mazmur 30, sebuah ungkapan syukur atas kesembuhan dari penyakit yang serius, hubungan doa dan sakit adalah jelas: Tuhan Allahku kepadamulah aku berteriak minta tolong, dan engkau telah menyembuhkan (Rapa) aku. (Ayat 3).
            Penggambaran Yesaya atas penyakit Hizkia dan doanya untuk kesembuhan adalah hal yang klasik. Ketika Hizkia menjadi sakit dan hampir mati, Yahweh, melalui Yesaya, berkata kepadanya agar membereskan segala urusannya/. Kemudian Hizkia Berdoa kepada Yahweh, yang menjawabnya Aku telah mendengar doamu dan telah kulihat air matamu, sesungguhnya aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi (Yes. 38:1-5)[18]
c.       Obat-obatan Alamiah
            Obat-obatan Alamiah Alkitab menggambarkan beberapa obat alamiah yang digunakan untuk penyembuhan Kata syori (pada umumnya''balsem", terutama yang terbuat dari "minyak damar') muncul enam kali di dalam Alkitab, tiga kali dikaitkan dengan Gilead di Transyordania (Kej 37:25; Yer. 8:22; 46:11). Jelas dari enam teks tersebut bahwa syori merupakan produk dan obat ekspor. Ketika saudara-saudara Yusuf duduk untuk makan, "Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa neko't ('tanaman obat syori ('balsem') dan lof ('larutan opium') [TB-LAI: damar, balsam, dan damar ladan, peny.], Dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir' (Kej. 37:25; juga 43:11). Syori mungkin diekspor dari Gilead ke Mesir dan Fenisia, maka namanya disebut "balsem dari Gilead''. Demikian juga jika Syori adalah balsem yang terbuat dari Pistacia atlantica, atau palaestina, ketiga jenis pohon itu tumbuh di Gilead, juga di tempat-tempat lain Menurut Yehezkiel 27:17, Israel dan Yehuda mengekspor Syori ke Tirus. Barang ini juga sangat laku keras untuk diekspor ke Mesir. Contohnya, ratu Ugarit mengirimkan satu buli-buli Syori  kepada ratu Mesir, yaitu satu "buli-buli wewangian.[19]
            Labu liar (Paqqu’ot sadeh) dihubungkan dengan keluarga labu, adalah buah yang kecil, rti buah melon dari Citrullus (abu liar), bagai anggur yang merambat di sepe asir dll. 31). Labu ini tumbuh di padan gurun dekat Laut Mati, dan mungkin dikenal bagai "apel dari Sodom". Buah ini tetapi bijinya bisa dimakan. Dalam dosis yang  kecil, buburnya merupakan obat pencahar efektif, tetapi dalam dosis ini mematikan. Ada sebuah kisah yang menarik tentang "rombongan nabi mudanya" Elisa, yang di tengah kelaparan secara tidak sadar menyiapkan sekuali rebusan labu-labu liar. Ini terjadi setelah salah seorang dari mereka entara mengumpulkan rempah-rempah untuk rebusan itu, salah mengambil labu labu liar (apel pahit) dan menambahkan labu labu itu ke dalam rebusan. Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang-orang itu untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya, berteriaklah mereka serta berkata: "Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!' Dan tidak tahan mereka memakannya. Tetapi ber Elisa: Ambillah tepung (gemakb Dilemparkannyalah itu ke dalam kuali serta berkata Cedoklah sekarang bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!' Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya dalam kuali itu" (2 Raj. 4:40-41). Dengan menambahkan gemakh tepung yang dicampur dengan air, garam, dan ke dalam rebusan yang ada bubur atau apa pun, Elisa mencairkan rebusan itu sampai mencapai titik di mana tiap porsi "apel pahit" dari tiap-tiap nabi, dosisnya dikurangi sampai tidak lagi menyebabkan kematian, tetapi hanya mencapai dosis pencahar saja.[20]
2.6  Sikap Setelah Menerima Kesembuhan
            Setiap umat manusia yang telah menerima berkat kesembuhan yang hanya datangnya dari Tuhan, sudah seharusnya ia yang telah menerima kesembuhan mengucap syukur didalam doa dan pujiannya kepada Allah sang maha agung dan mulia. Kitab Imamat 14:1-57 menjelaskan bagaimana seorang yang telah ditahirkan dari sakit penyakitnya terkhusus sakit kusta, ia harus memeriksakan dirinya ke Imam dan kalau ternya dia telah sembuh ia harus membuat korban persembahan kepada Allah sebagai tanda ucapan syukur atas kesembuhan yang ia terima. Kitab imamat mencatat bahwa korban bakaran itu berupa dua ekor burung yang hidup dan tidak haram, juga kayu aras, kain kirmizi dan hisop. Kemudian ia harus memercikkan tujuh kali kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu dengan cara demikian mentahirkan dia, lalu burung yang hidup itu haruslah dilepaskannya kepadang. Orang yang telah ditahirkan itu harusah mencukur seluruh rambutnya dan mencuci semua pakaiannya. Artinya disini ada proses pemulihan total dengan penyerahan diri sepenuhnya dihadapan Allah dan dalam ucapan syukur atas kesembuhan yang diterima.


III.             Refleksi Bagi Kehidupan Bergereja Masa Kini
      Siapa saja pasti pernah mengalami yang namanya sakit penyakit. Tidak sedikit orang yang tidak bisa menerima keadaanya dengan keadaan yang sakit. Banyak pemahaman-pemahaman yang terlintas dalam pikirannya atas apa yang dia alami, ada orang yang secara sadar bahwa ini adalah penyakit yang layak dia terima karena suatu kesalahan dirinya dan menimbulkan iman yang menjadi lebih dekat pada Tuhan atas kesadaran bahwa Tuhan lah yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Tetapi pada beberapa orang banyak yang tidak bisa menerima kenyataan yang akan membuatnya menjadi semakin jauh dari Tuhan, malahan ia menghakimi Tuhan. lantas apa kata gereja untuk hal ini ? ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jemaat gereja untuk melawat setiap jemaat yang sedang mengalami sakit penyakit. Gereja harus mampu mengobati jemaatnya secara rohani maupun fisik. Gereja harus mampu menumbuhkan pemahaman jemaat tentang penyakit yang dialami, gereja harus lebih meringankan langkahnya untuk melakukan kunjungan diakonia ke umatnya yang sedang mengalami penyakit tersebut.
IV.              Kesimpulan
      Penyakit adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak lagi berfungsi secara normal. Dalam pemahaman Perjanjian Lama penyakit bukan merupakan sebuah gejala fisiologis, melainkan sebuah hukuman yang dikirimkan oleh Tuhan (Kel 9:14-15 ; Bil. 12:9-14), dari Yehwe Sendiri (2Sam. 6:7 ; Maz. 69:27), atau berhubungan dengan malaikat Allah (2Sam. 24:16-17), atau dari setan (ayub. 2:7). Tujuan dari penyakit tidak selamanya karena hukuman Allah kepada manusia itu tetapi juga Tuhan mengijinkan penyakit itu hadir sebagai salah satu upaya untuk mempermuliakan nama Allah.  Adapun yang menjadi kerinduan dari seorang yang mengalami sakit penyakit adalah hanya Kesembuhan. Kesembuhan dipahami sebagai anugerah kebaikan yang diterima dari Allah. Didalam Perjanjian lama kesembuhan hanya datangnya dari Tuhan, tetapi bisa saja memiliki media dan cara-cara yang berbeda, seperti kesembuhan melalui Tabib, Obat ramuan, Anjing, atau secara mutlak mujijat yang Allah sampaikan. Sehingga setiap orang yang telah disembuhkan dari penyakit/penderitaanya harusalh mengucap syukur kepada Dia.

TERIMAKASI DARI  PENULIS :
BONA SOGI SUMBAYAK

V.                 Daftar Pustaka
A.F. Walls, “sehat”, “Kesehatan dan Penyembuhan”,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Douglas (Ed)
Agustinus Gianto,Tentang penyakit menular, forum Biblika: Jurnal Ilmiah Popule
Albert Simanjuntak, Kesembuhan Illahi, Jakarta: STT. Betlehem, 1996
Avalos, Illness and Health Care
Bill T. Arnold & HGM. Williamson (ed),The Dictionary of The Old Testament: Historical Book, USA:IVP, 2005
D.O. Swanu,”Menyembuhkan”,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Dougles (ed), Jakarta: YKBK/OMF, 2010
Frank M. Cross,Canaanite Myth and Hebrew Epic, Cambridge: Harvard University, 1973
H.J. Stobe,Theological Lexicon Of The Old Testament, Voll III, Erust Jenne & Claus (ed), Western: Mascuchusdts Hendrikson Publisher, 1988
Hector Avalos, Illnes and Health Care In The Acient Near East, HSM 54 Atlanta Scholars Press, 1995
Hepper,Baker Encyclopedia of Bible Plants,
J.C. Lambert, “Healing”, The International Standard Bible Encyclopaedia Vol. II Clement-Heresh,  James Orr (ed), Michigan: WM.B. Eerdmans Publishing, 1952
Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah,  Jakarta:BPK-GM, 2010
Philip J. King, life in Biblical Israel (Library Of Anient Israel),  Westminster John Knox Press Louisville, Kentucky, 2001
RD. Alfons Sebatu, Karunia Penyembuhan, Jakarta: Obor, 2012
The New Topical Textbook (pen), “Sakit Penyakit”,Pedoman Pokok-pokok Isi Alkitab, Bandung:Kalam Hidup, 198
William F. Albright,Yahweh and the Gods of Canaan, Garden City, N.Y: Doubleday, 1968



[1] Wikipedia Indonesia
[2] Albert Simanjuntak, Kesembuhan Illahi, (Jakarta: STT. Betlehem, 1996) 33
[3] A.F. Walls, “sehat”, “Kesehatan dan Penyembuhan”,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Douglas (Ed), 368
[4] Bill T. Arnold & HGM. Williamson (ed),The Dictionary of The Old Testament: Historical Book,(USA:IVP, 2005), 899
[5] Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, (Jakarta:BPK-GM, 2010), 78
[6] Ibid, 85
[7] Bill T. Arnold & HGM. Williamson (ed),The Dictionary of The Old Testament: Historical Book,(USA:IVP, 2005), 899
[8] RD. Alfons Sebatu, Karunia Penyembuhan,(Jakarta: Obor, 2012), 27
[9] Agustinus Gianto,Tentang penyakit menular, forum Biblika: Jurnal Ilmiah Populer,8
[10] D.O. Swanu,”Menyembuhkan”,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Dougles (ed), (Jakarta: YKBK/OMF, 2010), 380
[11] H.J. Stobe,Theological Lexicon Of The Old Testament, Voll III, Erust Jenne & Claus (ed), (Western: Mascuchusdts Hendrikson Publisher, 1988), 1255
[12] J.C. Lambert, “Healing”, The International Standard Bible Encyclopaedia Vol. II Clement-Heresh,  James Orr (ed), (Michigan: WM.B. Eerdmans Publishing, 1952), 1349
[13] A.F Walls, “sehat”, Kesehatan dan Penyembuhan, Ensiklopedi Alkitab Masa KIni,  J.D. Douglas (ed), 369
[14] The New Topical Textbook (pen), “Sakit Penyakit”,Pedoman Pokok-pokok Isi Alkitab,(Bandung:Kalam Hidup, 1984), 319
[15] Hector Avalos, Illnes and Health Care In The Acient Near East, HSM 54 (Atlanta: Scholars Press, 1995), 372
[16] William F. Albright,Yahweh and the Gods of Canaan,(Garden City, N.Y: Doubleday, 1968), 136
[17] Philip J. King, life in Biblical Israel (Library Of Anient Israel), (Westminster John Knox Press Louisville, Kentucky, 2001), 91-92
[18] Frank M. Cross,Canaanite Myth and Hebrew Epic, (Cambridge: Harvard University, 1973), 102-103
[19] Avalos, Illness and Health Care, Hlm. 287
[20] Hepper,Baker Encyclopedia of Bible Plants, hlm 152

No comments:

Post a Comment