KITAB ROMA
I.
Pendahuluan
Pada pertemuan kita saat ini kita akan membahas
mengenai Kitab Roma. Kitab Roma adalah kitab yang ditulis oleh Paulus untuk
disampaikan kepada jemaat di Roma, kitab ini terdiri dari 16 pasal. Yang
mendapat penekanan ialah pergumulan Paulus menghadapi orang Yahudi yang
menentangnya, surat ini ditujukan kepada orang non-Yahudi, orang Roma. Untuk
menambah pengetahuan kita, marilah kita membahasnya secara bersama-sama.
II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Kitab
Dalam surat ini, Paulus secara terperinci memberikan
rangkuman tentang Injil Yesus Kristus. Surat Roma bukan sekedar sebuah surat,
tetapi terutama sebuah uraian teologis yang disusun dengan rapi. Pada zaman
jemaat perdana, orang Kristen Yahudi dan Kristen bukan Yahudi kadang-kadang
tidak sepakat bagaimana manusia “dibenarkan”, diterima oleh Allah dan bagaimana
para pengikut Kristus seharusnya hidup. Dalam surat Roma, Paulus dengan berani mengatakan
bahwa injil adalah “Kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya,
pertama-tama orang yahudi, tetapi juga orang Yunani”.[1] Kitab
Roma adalah kesatuan yang teratur dan lengkap, kecuali bagian penghabisaN,
khususnya pasal 16. Hal ini dibuktikan oleh salinan-salinan dan oleh Bapa-bapa
Gereja yakni menurut Origenes, Marcion memotong semuanya sesudah “segala
sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa” (Rm. 14:23).[2]
2.2. Latar Belakang Kitab
Sebagai persiapan bagi langkah selanjutnya dari usaha
pelayanannya, Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Roma. Surat ini
dikirimkan dari Korintus, menurut pendapat lama, atau dari Filipi, sebelum
berlayar ke Troas, karena Paulus menyatakan dalam pasal-pasal terakhir bahwa ia
sudah memberitakan injil sepenuhnya sampai Ilirikum, bahwa ia membawa serta
sumbangan dari jemaat di Makedonia dan Akhaya bagi orang-orang miskin di
Yerusalem. Ia sadar bahwa kedatangannya di Yudea mungkin tidak akan bisa
disambut baik oleh beberapa orang, tetapi ia ingin kembali sebentar sebelum
mengunjungi Roma.[3]
Dalam surat ini terkesan bahwa tugas Paulus di kawasan Timur kekaisaran
Romawi, antara lain untuk mengumpulkan dana bagi jemaat di Yerusalem, telah
selesai. Nampaknya surat ini merupakan surat terakhir Paulus yang ditulisnya di
daerah Yunani. Ada anggapan bahwa surat ini adalah sebuah ringkasan
komprehensif dari seluruh teologi Paulus. Hal ini disebabkan keadaan jiwa
Paulus yang lebih reflektif ketika menulis surat ini daripada surat Galatia atau surat Korintus.
Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungan Paulus kepada mereka, dan selain itu, Paulus
juga sedang memperhalus beberapa aspek pemikirannya yang ternyata
disalahtafsirkan, sehingga hal ini menjadi prioritas Paulus saat itu.[4]
2.3. Waktu dan Tempat
Penulisan
Pasal 16:1 menyatakan bahwa Surat Roma diantarkan oleh
Febe, “saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea”. Kengkrea terletak di
sebelah Timur Korintus pada tanah genting, yang menghubungkan Peloponesus dan
Akhaya khususnya, merupakan pelabuhan untuk kapal dari jurusan Timur (a.l. dari
Siria).
Berhubungan dengan catatan Kisah Para Rasul 20:3, kita
menarik kesimpulan bahwa surat ini dikirim darikengkrea ketika paulus terpaksa
mengambil keputusan untuk menempuh jalan darat. Agaknya surat yang panjang dan
teratur ini sudah didiktekan terlebih dahulu, yaitu dalam jangka waktu tiga
bulan, ketika Paulus berada di tanah Yunani (Kis. 20:2), antara lain juga di Korintus.
Menurut catatan Kisah Para Rasul 20:6, surat ini ditulis dalam bulan-bulan
pertama tahun 57.[5]
2.4. Tujuan Penulisan Kitab
Roma
Pada saat Paulus menulis surat ini, pekerjaannya
disebelah Timur, kerajaan Roma dianggap sudah selesai. Oleh karena Paulus tidak
berniat memberitakan injil ditengah-tengah jemaat yang sudah ia masuki terlebih
dahulu, maka ia memandang ke arah Barat yaitu Spanyol, daerah yang masih luas,
dan juga menurut anggapan pada masa itu ujung bumi. Akan tetapi, sebelum ia
memenuhi cita-citanya itu, ia mau berkenalan dulu di kota Roma.[6]
Niat Paulus memberitakan Injil di Spanyol menyebabkan dia meminta bantuan
jemaat Roma mendukungnya melaksanakan niat itu (bnd. Rm. 15:24). Saat
memikirkan kunjungannya ke jemaat Roma, ia terpikir karunia rohaninya dapat ia
layankan kepada mereka, dan ia maupun mereka akan terhibur dan ditopang (Rm.
1:11-12).[7]
Paulus telah mendengar beberapa kesulitan praktis yang
dialami orang Kristen Roma, jadi dalam suratnya pada bagian (terutama pasal 14)
ia berusaha memperbaiki penekanan yang salah tersebut. Dalam Roma 16:17-19,
disinggung tentang guru palsu yang harus dihindari, tapi hal ini tidak dapat
dianggap tujuan utama Surat Roma, kendati hal itu muncul kemudian sebagai
renungan. Dan adalah jelas, bahwa tujuan menentang ajaran palsu tidak
mendominasi Roma.[8]
Soal pokok ialah bahwa seluruh bagian ini membicarakan permasalahan mengenai
soal iman dan Taurat, jadi mengenai soal yang khas Yahudi. Padahal surat ini
ditujukan kepada orang non-Yahudi, orang Roma termasuk bangsa-bangsa (ps. 1,
5-6), yakni “bangsa non-Yahudi” (ps. 1, 13-14).[9]
Orang Yahudi oleh Paulus disebut “kaum sebangsaku secara jasmani”. Paulus
menulis surat ke Roma supaya mereka diselamatkan. Paling jelas adalah Roma
11:13-14: “Aku berkata kepada kamu, hai bagsa-bangsa bukan Yahudi. Justru
karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal
itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di
dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa
orang dari mereka.[10]
2.5. Struktur Kitab Roma[11]
I.
Kata
pembuka 1:1-17
Salam pembuka 1:1-7
Penulis 1:1-5
Pembaca yang
dituju 1:6-7a
Salam 1:7b
Alasan 1:8-15
Tema 1:16-17
II.
Kebutuhan
akan pembenaran ilahi 1:18-3:20
Kefasikan
bangsa-bangsa lain 1:18-32
Kebinasaan bagi
yang menghakimi 2:1-16
Dilema bangsa Yahudi 2:17-3:8
Hukuman bagi semua
orang 3:9-20
III.
Perwujudan
pembenaran illahi 3:21-8:39
Jalan menuju
pembenaran: iman 3:21-31
Dasar pembenaran:
janji 4:1-25
Hasil
pembenaran 5:1-21
Beberapa aspek
pembenaran praktis 6:1-7:25
Akibat pembenaran:
hidup oleh roh 8:1-39
IV.
Hubungan
antara pembenaran dan
Bangsa
Yahudi 9:1-11:36
Pilihan atas
Israel 9:1-31
Keselamatan Israel 10:1-21
Kegagalan Israel 11:1-36
V.
Penerapan
pembenaran pada kehidupan Gereja 12:1-15:13
Himbauan unyuk
menguduskan diri 12:1-2
Pemanfaatan
karunia 12:3-8
Hubungan pribadi 12:9-21
Hubungan politik 13:1-7
Hubungan
masyarakat 13:8-14
Hubungan
persaudaraan 14:1-15:13
VI.
Kesimpulan
15:14-33
Rencana pribadi 15:14-29
Permintaan untuk
berdoa 15:30-33
VII.
Kata-kata
tambahan 16:1-27
Salam 16:1-24
Berkat 16:25-27
2.6. Tema Utama Surat Roma[12]
a. Kebenaran
Allah
Di
awal surat Paulus mengemukakan tema kebenaran Allah, dan ia menyatakan itu
kepada orang percaya (Rm. 1:1-17). Untuk memahami perkembangan argumentasi
Paulus sebagai keseluruhan, maka penting sekali untuk menalar maksud Paulus
menggunakan dikaiosune yang artinya
kebenaran.
b. Kebaikan
Allah
Paulus
khusus mengarahkan perhatian kepada kemurahan, kesabaran dan kelapangan hati
Allah (Rm. 2:4).
c. Kedaulatan
Allah (pasal 9-11)
Paulus
membicarakan nasib Israel dan hubungannya dengan nasib non-Yahudi. Tema ini
segera menimbulkan masalah tentang keadilan Allah, dan Paulus mengemukakan
perihal kedaulatan Allah menentukan pilihan-Nya. Paulus melukiskan pandangannya
dengan merujuk pada zaman bapa-bapa leluhur dan zaman Musa.
d. Kasih
Karunia (Anugerah) Allah
Dalam
pasal 6, Paulus bicara tentang berperannya anugerah Allah. Ia menandaskan bahwa
berlimpahnya anugerah Allah sama sekali tidak boleh dipandang sebagai alasan
untuk berbuat dosa lagi. Hal ini tidak boleh terjadi karena orang percaya
berada dalam Kristus.
e. Hukum
Allah
Penilaian
Paulus yang begitu tinggi akan hukum Yahudi dijelaskan dalam pernyataannya,
bahwa hukum Taurat adalah kudus, benar dan baik (Rm. 7:12). Roh Allah
dipertentangkan dengan daging (Rm. 8:4), memberikan hidup ganti maut (Rm.
8:11), bersaksi tentang orang Kristen sebagai Anak Allah (Rm. 8: 14), dan
endoakan mereka sesuai kehendak Allah (Rm. 8:26). Dengan demikian kehidupan
Kristen bukanlah ihwal tunduk kepada hukum yang sah melainkan kehidupan yang
dituntun dan dihidupi oleh Roh berdasarkan hukum baru, mencakup
kualitas-kualitas kebenaran dan kasih.
III.
Kesimpulan
Di dalam surat ini kita menemukan pernyataan yang matang
tentang injil sesuai dengan pengertian Paulus. Injil itu yang tidak bergantung
pada pemeliharaan hukum-hukum dan peraturan-peraturan. Beritanya cukup
revolusioner, yakni berita tentang Tuhan yag hidup yang ingin menguasai hidup
pengikut-pengikutnya. Di bawah bimbingannya mereka akan menemukan suatu cara
hidup yang menyenangkan hati Allah dan baik orang yahudi maupun orang bukan
yahudi.
Walaupun begitu, Paulus yakin Injil itu adalah
“kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Rm. 1:16).
Keselamatan diperoleh melalui iman di dalam Kristus. Tetapi iman Kristen juga
menuntut penyerahan diri kepada Kristus sebagai Tuhan, dan keterbukaan terhadap
kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup orang percaya.
IV.
Daftar
Pustaka
….,
Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia, 2013
….,
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II
M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011
Drane,
Jhon, Memahami Perjanjian Baru,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Duyverma,
M.E., Pembimbing Dalam Perjanjian Baru,
Jakarta:BPK Gnung Mulia, 2009
Marxsen,
Willi, Pengantar Perjanjian Baru,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
SY.
T. Jacobs, Paulus, Hidup, Karya dan
Teologinya, Yogyakarta: Kanisius, 1983
Tenney,
Merrill C., Survei Perjanjian Baru,
Malang: Gandum Mas, 2003
[2] M.E.
Duyverman, Pembimbing Dalam Perjanjian
Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 95
[3] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum
Mas, 2003 ), 375
[4] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2012), 369-372
[5] M.E. Duyverman, Pembimbing Dalam Perjanjian Baru, 95
[6] Ibid, 92
[7] …., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II M-Z,
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011), 324-325
[8] Ibid, 325
[9] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2012), 112-113
[10] T. Jacobs SY., Paulus, Hidup, Karya dan Teologinya,
(Yogyakarta: Kanisius, 1983), 191-192
[11] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, 377
[12] …., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II M-Z,
325-327
Roma Pasal 5 mengenai apa?
ReplyDeletePuji Tuhan sangat membantu saya, Tuhan Berkati Anda selalu. :)
ReplyDelete