( Uppasa
Dalam Suku Batak Simalungun dan Hubungannya dengan Kitab Sastra )
A. Uppasa Ni Simalungun
1.
Ia bagod na i takkih
Ilambung ni sappuran
Ia jaman on jaman canggih
Ulang lupa hubani Tuhan
Artinya :
Pohon Aren
yang di panjat
Di
dekat air mancur
Dimana
jaman ini jaman canggih
Jangan
lupa kepada Tuhan
Arti Dan Makna :
Arti yang dapat diperoleh dari
Uppasa Simalungun ini adalah bagaimana pun keadaan kita dijaman ini, kita hidup
di tengah-tengah kenikmatan dunia di tengah-tengah keterpurukan dunia, jangan
pernah lupakan Tuhan. Di dalam Kitab Mazmur 103:1-23 di sana dikatakan pujilah
Tuhan dan jangan lah lupakan kebaikannya. Tuhan yang kita puji disini adalah
Tuhan yang selalu menjalankan keadilan, yang mengerti akan kita Dia adalah
Tuhan yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Dari uppasa tadi dan ayat alkitab ini kita diingatkan apapun keadaan yang
sedang dialami dan bagaimanapun keadaan yang dihadapi mari ingat ada sosok
Tuhan yang perduli yang pengasih yang akan menopang. Mazmur 103:2 “Pujilah
Tuhan, hai jiwaku, dan jangan lupakan segala kebaikannya”.
2.
Ratting ni hayu bor-bor
Ibaen hu pingging pasu
Anggo rajin martonggo
Jumpahan pasu-pasu
Artinya :
Ranting
kayu
Kalau
rajin berdoa
Akan
mendapatkan Berkat
Makna dan
Ayat pendukung
apa yang kau tabur itu yang kau tuai, mintalah maka akan diberikan, ketuklah maka akan di bukakan kalimat-kalimat yang telah sering kita lontarkan memiliki arti yang dekat dengan uppasa simalungun diatas. Yang dimana kalau kita menabur benih kebiasaan untuk rajin berdoa maka akan menuai hasil yaitu berkat dari Tuhan. Mazmur 122:6 menyatakan “berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa.” Berdoa bukan berarti untuk diri sendiri tetapi dapat juga berdoa kepada orang lain, biar setiap orang mendapatkan berkat. Yerusalem yang dimaksudkan adalah sebagai kesejahteraan, dalam bahasa Ibrani dengan pelafalannya Yerusalem yang berbunyi seperti Syalom yang artinya damai sejahtera. Mazmur 123 menyatakan berharap kepada anugrah Tuhan. Jadi sebagai orang percaya haruslah berharap kepada Tuhan. Rajinlah berdoa karena doa adalah satu-satunya komunikasi kepada Tuhan.
apa yang kau tabur itu yang kau tuai, mintalah maka akan diberikan, ketuklah maka akan di bukakan kalimat-kalimat yang telah sering kita lontarkan memiliki arti yang dekat dengan uppasa simalungun diatas. Yang dimana kalau kita menabur benih kebiasaan untuk rajin berdoa maka akan menuai hasil yaitu berkat dari Tuhan. Mazmur 122:6 menyatakan “berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa.” Berdoa bukan berarti untuk diri sendiri tetapi dapat juga berdoa kepada orang lain, biar setiap orang mendapatkan berkat. Yerusalem yang dimaksudkan adalah sebagai kesejahteraan, dalam bahasa Ibrani dengan pelafalannya Yerusalem yang berbunyi seperti Syalom yang artinya damai sejahtera. Mazmur 123 menyatakan berharap kepada anugrah Tuhan. Jadi sebagai orang percaya haruslah berharap kepada Tuhan. Rajinlah berdoa karena doa adalah satu-satunya komunikasi kepada Tuhan.
3.
Lirik lagu
simalungun
urdou-urdou
Ur . . . ma lo dayok ….., Ur . . ma lo
dayok (sampiran)
Modom ma ham, na modom anakku/ boruku (tidurlah ya
anakku/ putriku)
Ulang be ham ringisan (jangan lagi
menangis)
Ur . . . ma lo dayok ….., Ur . . ma lo
dayok (sampiran)
Podas ma ham marganjang anakku/ boruku
(cepatlah besar ya anakku/ putriku; raihlah
cita-citamu setinggi-tingginya ya nak)
Marganjang hansa hotang
(panjang seperti panjangnya rotan, yang terus semakin
panjang)
Pori pe ham marganjang anakku/ borukku
(tapi anakku/ putriku, kalaupun kamu menjadi orang
besar nantinya)
Ulang sundol bukkulan
(jangan karena panjangnya sampai merusak asbes rumah;
janganlah sampai kebesaranmu membuat orang lain tergangggu atau tidak menjadi berkat)
Ur . . . ma lo dayok ….., Ur . . ma lo
dayok (sampiran)
Podas ma ham marbaggal anakku/ boruku
(cepatlah besar ya anakku/ putriku; raihlah
cita-citamu setinggi-tingginya ya nak)
Marbaggal hansa hobon
(besar seperti lumbung padi yang siap sedia saat musim
paceklik menimpa)
Pori pe ham marbaggal anakku/ boruku
(tapi anakku/ putriku, kalaupun kamu menjadi orang
besar nantinya)
Ulang sukkot i labah
(janganlah karena begitu besarnya lumbung, sampai
merusak pintu agar lumbung tersebut dapat dibawa keluar dari rumah; janganlah
kiranya kiranya kesuksesanmu membawa petaka bagi lingkungan sekitarmu)
Ur . . . ma lo dayok ….., Ur . . ma lo
dayok (sampiran)
Makna :
Selain lagu yang
dinyanyikan untuk menidurkan anak, lagu ini juga merupakan doa dan harapan
seorang ibu bagi anaknya kelak saat dia sudah menjadi dewasa. Seperti yang
tertulis di dalam Amsal 19:18 yang mengatakn hajarlah anakmu selama ada harapan,
tetapi jangn engkau mengiginkan kematiannya. Sebagai orang tua layaklah memberi
bimbingan kepada anaknya, agar di dalam diri anak tersebut tertanam jiwa bahwa
apa yang di dapat nanti bukan untuk disombongkan.
No comments:
Post a Comment