Media Dan
Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Untuk Anak
I.
Pendahuluan
Pendidikan sudah menjadi bagian dari hidup dan
panggilan sejak awal, didalam melaksanakan pendidikan ini diperlukan metode
serta media sebagai alat bantu seorang guru untuk mempermudah proses belajar
mengajar tersebut. Sehingga pada sajian kali ini kami akan memaparkan tentang
media-media dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen terkhusus untuk
anak. Semoga sajian kali ini dapat menambah wawasan kita.
II.
Pembahasan
2.1.
Pengertian Anak
2.1.1
Pengertian
Anak secara Etimologi
Dalam bahasa Yunani
merupakan suatu terjemahan yang aneh dari kata bahasa Aram : bar nasha,
dan dalam bahasa Ibrani ben aram.
Anak merupakan gambar dan rupa Allah.[1]
2.1.2
Pengertian
Anak Secara Umum
Secara
umum anak merupakan suatu sosok yang menarik karena anak itu lucu dan polos.
Disamping itu juga dapat dikatakan bahwa anak itu perlu bimbingan karena belum
mengerti banyak hal. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia anak adalah
keturunan yang kedua. Anak bisa juga dikatakan sebagai manusia yang masih kecil
(kecil disini bukan diukur dari bentuk badannya melainkan usianya).[2]
2.2.
Pengertian Pembelajaran
2.2.1
Pengertian
Pembelajaran
Kata pembelajaran
tentunya sudah sangat familiar dan sering kita dengar. Tetapi dalam bagaian ini
kembali kita mengingat apa sebenarnya pembelajaran tersebut.
a. Pembelajaran
adalah suatu sistem belajar yang terencana dan sistematis dengan maksud agar proses belajar
seseorang dapat berlangsung sehingga terjadi perubahan yakni menikkatnya
potensi diri.[3]
Dari hal ini tentunya kita telah melihat bahwa pembelajaran tersebut adalah
suatu hal yang ada dalam susuna kegiatan mengajar dalam memberikan suatu hasil
atau mempunyai tujuan yang berisikan perubahan dalam diri seseorang nara didik.
b. Kemudian
pembelajaran juga merupakan atau dapat dikatakan merupakan bahan yang diajarkan
kepada siswa dengan memliki tujuan yang hendak dicapai dan perencanaan terubut
dapat mempngaruhi pola pikir, para nara didik.[4]
Sehingga dapat kita lihat bahwa pusat yang menjadi perhatian dalam pembelajaran
adalah nara didik.
Dalam hal ini juga kita
perlu mengetahui penjelasan lain dari pembelajaran itu. Dimana pembelajaran itu merupakan suatu
sistem. Seperti dikatakan diatas tadi. Maksutnya sistem yang disebutkan disini
ialah menjurus kepada pelaksanaannnya. Kemudian juga dalam pembelajaran dapat
kita ketahui bahwa bahwa pembelajaran itu sendiri merupakan suatu bahan yang
hendak diajarkan kepada siswa yang dimana semuanya itu mempengaruhi pola pikir
dari siswa tersebut. Kemudian lagi tentang pembelajaran ini bahwa ini merupakan
suatu program dalam kegiatan belajar mengajar yang mengandung sistem dan
komponen. Sehingga dari keseluruhan itu dapat kita kemukakan bahwa pengajaran
merupakan suatu bagaian yang memiliki prinsip-prinsip dasar dan merupakan
sistem yang terencana dan sistematis, yang didalamnya terdapat program yang
bertujuan membina dan memberdayakan, serta merupakan bahan ajar yang menjadi
dasar proses belajar-mengajar.
Sehingga Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
2.3. Pengertian
Media
Kata
“media” berasal dari kata
latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium” yang secara harafiah berarti “perantara
atau pengantar”. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas
media dapat diartikan dengan manusia, benda, atau pun pristiwa yang
memungkinkan anak didik memproleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses
belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena
dalam kegiiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media
dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabsrtakan
bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Jadi dapat dipahami bahwa
media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
2.4. Fungsi
Media Pembelajaran Untuk Anak
Media pengajaran adalah suatu alat bantu dalam proses
belajar mengajar bukan merupakan fungsi. Nana Sudjana (1991) merumuskan fungsi
media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut:
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang
integral dari keluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran
merupakan salah satu unsure yang harus dikembangkan guru
3. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaan integral
dengan tujuan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan
media harus melihat kepada tujuan dan bahan pembelajaran
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata
alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapai proses belajar
supaya lebih menarik perhatian siswa
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap penegrtian yang diberikan guru
6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.[5]
Menurut Donal P.reiger ada empat fungsi media dalam
kegiatan pembelajaran:
a. Membangkitkan minat peserta didik
b. Mempercepat proses pembelajaran
c. Mencegah terjadinya kesalahpahaman
d. Meningkatkan daya ingat
eroy Ford mengemukakan bahwa media atau alat peraga
itu memiliki banyak manfaat didalam
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a.
Menarik
perhatian peserta didik
b.
Memusatkan
perhatian peserta didik
c.
Mengehemat waktu
pembelajaran sehingga dapat diberlangsungkan lebih cepat
d.
Membangkitkan
perhatian peserta didik secara mendalam
e.
Meningkatkan
pemusatan perhatian peserta didik
f.
Mendorong
peserta didik untuk mengambil bagian dalam kegiatan belajar.[6]
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi media adalah
sebagai alat bantu, sebagai melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran.
Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan
meda mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup
lama. Itu berarti kegiatan belajar mengajar anak didik dengan bantuan media
akan mengahasilkan proses dan hasil belajar yag lebih baik dari pada tanapa
bantuan media.[7]
2.5. Media
Pembelajaran Untuk Anak
Adapun media untuk pengajaran dilihat dari jenisnya
yaitu :
a. Media
pandang (Visual aids).[8]
Media pandang dapat berupa benda-benda alamiah, orang
dan kejadian, tiruan dan benda-benda alamiah, orang dan kejadian (Effendi,
1984). Benda-benda alamiah yang dapat dihadirkan dengan mudah atau dapat
ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk digunakan,
misalnya benda-benda disekitar gereja dan berhubungan dengan tema/topic yang
disampaikan. Jika benda alamiah tidak mungkin dihadirkan maka dapat diganti
dengan tiruannya yang sekarang ini cukup mudah didapatkan, misalnya buah-buahan
dari plastik, mobil-mobilan, perkakas rumah tangga, dan sebagain kartu
dengannya. Jika tiruan benda alamiah itu pun tidak ada maka dapat diganti
dengan gambar, baik gambar sederhana maupun gambar hasil peralatan mutakhir.
Media pandang lainnya adalah kartu dengan segala bentuknya, papan flanel, papan
magnet, papan saku, dan lain sebagainya.
b. Media
dengar (Audio aids)
Media dengar yang digunakan untuk pengajaran antara
lain radio, tape recorder, dll. Tape recorder untuk media dengar merupakan
pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran. Hal ini karena dengan alat ini dapat
diputar kaset-kaset rekaman sesuai yang diinginkan guru. Namun, kendala drai
pemakaian tape recorder adalah minimnya kaset-kaset rekaman siap pakai yang
dirancang khusus untuk topic tertentu.
c. Media
dengar-pandang (Audio-visual aids)
Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah
media dengar pandang. Karena dengan media ini terjadi proses saling membantu
antara indra dengar dan indra pandang. Secara umum sering digunakan televise,
VCD, atau pemutar slide. Dalam konteks pengajaran/penyampaian Firman Tuhan
kepada anak dapat digunakan media yang lebih sederhana seperti panggung boneka,
wayang atau dalam bentuk drama.[9]
2.6.
Kriteria Pemelihan Media
Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya
tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan
pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan
tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu
dipertimbangkan factor atau kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan
media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran
menurut Nana Sudjana, yakni:
1.
Ketepatan media
dengan tujuan pengajaran
2.
Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran
3.
Kemudahan
memperoleh media
4.
Keterampilan
guru dalam menggunakannya.
5.
Tersedia waktu
untuk menggunakannya.
6.
Sesuai dengan
taraf berpikir anak.[10]
2.7.
Langkah-Langkah Pemilihan Media
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
pemilihan media pembelajaran. Pendapat Gagne dan Briggs yang dikutip oleh
Mohammad Ali menyarankan langkah-langkah dalam memilih media pengajaran yaitu:
1.
Merumuskan
tujuan pembelajaran.
2.
Mengklasifikasikan
tujuan berdasarkan domein atau tipe belajar.
3.
Memilih
peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung.
4.
Menentukan tipe
perangsang untuk tiap peristiwa.
5.
Mendaftar media
yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran.
6.
Mempertimbangkan
(berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai.
7.
Menentukan media
yang terpilih akan digunakan.
8.
Menulis rasional
(penalaran) memilih media tersebut.
9.
Menuliskan tata
cara pemakaiannya pada setiap peristiwa, dan
10. Menuliskan scrip pembicaraan dalam penggunaan media.[11]
Selaran dengan hal diatas, Anderson menyarankan
langkah-langkah yang perlu ditempu dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
1.
Langkah 1: penerangan
atau pembelajaran
Langkah pertama menentukan apakah penggunaan media
untuk keperluan informasi atau pembelajaran. Media untuk keperluan informasi,
penerima informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi
kemampuan/keterampilannya dalam menerima informasi, sedangkan media untuk
keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus menunjukkan kemampuannya
sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.
2.
Langkah 2:
Tentukan Transmisi Pesan
Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan
pilihan, apakah dalam proses pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu
pengajaran’ atau ‘media pembelajaran’. Alat bantu pengajaran alat yang
didesain, dikembangkan, dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam
mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara produk pengembang media dan peserta didik/anak.
Atau dengan kata lain peran guru sebagai penyampai materi pembelajaran/Firman
Tuhan digantikan oleh media.
3.
Langkah 3:
Tentukan Karakteristik Materi yang akan disampaikan
Asumsi kita bahwa kita telah menyusun desain
pembelajaran, dimna kita telah melakukan analisis tenteng mengajar, merumuskan
tujuan pembelajaran telah memilih materi dan metode. Selanjutnya perlu di
analisis apakah tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, apektif atau psikomotor.
Masing-masing rana tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.
4.
Langkah 4:
Klasifikasi Media
Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan cirri
khusus masing-masing media. bedasarkan persepsi manusia normal media dapat di
klasifikasikan menjadi media audio, media video, dan audio visual. Bedasarkan
ciri dan bentuknya media dapat di kelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan
gerak) dan media non-proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika di
klasifikasikan bedasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menadi dua yaitu
media yang berada di dalam runag kelas dan media-media yang berada diluar ruang
kelas. Masing-masing media tersebuat memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan
dengan media yang lainnya.
5.
Langkah 5:
Analisis karakteristik masing-masing media.
Media pembelajaran yang banyak macamnya perlu di
analisis kelebihan dan kekurangnya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah di tetapkan. Pertimbangan pula dari aspek ekonomi dan ketersediannya.
Dari berbagai alternative kemudian di pilih media yang yang paling tepat.
2.8. Metode
yg efektif untuk pengajaran anak
Guru boleh
memilih dari tujuh metode yaitu:
1.
seni
Anak” menikmati
aktifitas seni dan belajar mengekspresikan diri melalui cara itu. Apa yang
mereka ciptakan menggambrkan hal” dalm Alkitab untuk diri mereka sendiri dan
anak” yang lain di dalam kelas. Metode secara seni ini digunakan untuk anak” yg
sulit untuk mengekspeesikan secara verbal. Ada beberapa aktivitas kesenian yang
mudah digunakan anak” yaitu:
a.
Kartun
b.
Lukisan dinding
c.
pameran
d.
grafik atau
gambar-gambar
e.
Peta
f.
Mobiles
g.
Poster
h.
Membuat slide
i.
Garis waktu
2.
drama
Drama yg kreatif
mengakak anak” untuk menciptakan ulang konsep Dan kenyataan juga perasaan akan pengalaman yang mereka rasakan dalam
drama. Aktifitas drama yang dapat dilakukan antara lain:
a.
Grup percakapan
b.
wawancara
dramatikal
c.
monolog
d.
cerita pantomim
e.
wayang
f.
memainkan peran
g.
membicarakan
desas-desus
3. Komunikasi Tulisan
Aktivitas menulis dapat dilakukan kepada banyak anak,
mereka dapat melakukan laporan dari tape recording perasaan refleksi dan
mengekspresikan ide dan perasaan. Adapun yang dilakukan antara lain:
a.
menulis diary
b.
menulis surat
c.
menulis surat
kabar
d.
puisi
e.
menulis cerita
f.
permainan
kata-kata
g.
puzzle kata-kata
h.
slogan
4. Komunikasi Lisan
Komunikasi ini selalu melingkupi antara lain, bentuk
lisan, guru – siswa, siswa – guru, siswa – siswa. Pelajaran Alkitab akan bergantung
kepada komunikasi lisan yang dapat dilakukan antara lain:
a.
penggungkapan
pendapat
b.
diskusi
c.
filim dan
scenario filim
d.
kuis bebas
e.
ceramah
f.
tim mendengar
g.
diskusi beregu
h.
Tanya jawab
5. permainan
Anak-anak mencari dunia mereka melalui permainan.
Permainan adalah cara yang efektif untuk menghadirkan dan memutar ulang
informasi serta mengajarkan ayat-ayat Alkitab. Adapun yang dilakukan adalah:
a.
permainan ayat
Alkitab
b.
menghubungkan
kata-kata
c.
mencocokkan
gambar sesuai dengan gambaran
d.
mencocokkan kata-kata
e.
permainan
pengulangan
f.
penambahan kata
g.
pertunjukan TV
h.
bola kasti
i.
bola basket
j.
bola kaki
k.
perlombaan lacak
Alkitab
l.
mengisi yang
kosong
m.
mencocokkan
6.
music
Anak-anak menikmati dan merespon terhadap musik, musik
digunakan untuk memuji Tuhan, tetapi aktifitas musik juga berguna untuk
mengajar dan mengulang kenyataan atau konsep dan sebagai respon untuk
mengekspresikan materi-materi Alkitab adapun yang dilakukan adalah:
a.
Memilih lagu
untuk mengilustrasikan konsep
b.
Menciptakan lagu
ciptaan sendiri
c.
Lagu ilustrasi
d.
Mendengarkan
musik.
e.
Membuat teka-teki
dari lagu
7.
Pencarian
Metode mencari dan melaporkan sangat bekerja dengan
baik untuk anak-anak khusunya jika tipe karya mencari itu berkreasi. Pencarian
yang dapat dilakukan antara lain:
1.
Latihan objek
2.
Mengisi bagian
yang kosong
3.
Tuntunan belajar
4.
wawancara
5.
Melaporkan.[12]
III.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa media
merupakan
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media
adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda,
atau pun pristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Dalam proses belajar mengajar ada tiga macam
bentuk media yaitu; media audio, media visual, media audiovisual. kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidak
jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media.
IV.
Daftar Pustaka
…….., KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
Ali, Mohamad, Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1984
Browning, W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta:BPK-GM,2011
Daniel, Eleanor dkk, Introduction
to Christian Education, USA: The Standart Publishing, 1980
Djamarah, Syaiful Bahri &
Aswan Zain, Strategi belajar mengajar, 152
Hombrighausen, E.G., Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK. Gunung
Mulia, 1985
Hutabarat, Odikta R., Model-Model Pembelajaran Aktif, Bandung: Bina Media Informasi, 2005
Kadarmanto, Ruth S., Tuntunlah ke Jalan yang Benar, Jakarta: BPK-GM, 2010
Sidjabat, S., Mengajar secara Profesional, Jakarta:IKAPI,1993
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1991
[1]
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab,
(Jakarta:BPK-GM,2011), 22
[2]
…….., KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka,
1991), 35
[3] Odikta R. Hutabarat, Model-Model
Pembelajaran Aktif, (Bandung: Bina
Media Informasi, 2005), 27
[4] E.G. Hombrighausen, Pendidikan
Agama Kristen, ( Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1985), 158
[9] Ruth S.
Kadarmanto, Tuntunlah ke Jalan Yang Benar,
(Jakarta: BPK-GM, 2010), 120
[12] Eleanor Daniel, dkk, Introduction to Christian Education,
(USA: The Standart Publishing, 1980), 118-121
No comments:
Post a Comment