Diakonia
Sosial Dalam Perjanjian Lama
I.
Pendahuluan
Kata
diakonia adalah sebuah kata yang tidak asing lagi bagi kita di dalam kehidupan
gereja. Tetapi pada sajian kali ini kita akan membahas siapakah yang melakukan
diakonia yang pertama di dalam Perjanjian Lama. Apakah yang dilakukan oleh
tokoh pertama di dalam perjanjian Lama di dalam bentuk diakonia tersebut. Mari
kita memahami sajian ini, saran dan kritik kami terima.
II.
Pembahasan
2.1
Pengertian
Diakonia Sosial
Secara
harafiah kata : Diakonia berarti memberi Pertolongan atau Pelayanan. Kata ini
berasal dari baha Yunani “Diakonia (Pelayanan), Diakonei (Melayani), Diakonos
(Pelayan) ”. Diakonia mencakup arti yang luas, yaitu semua pekerjaan yang
dilakukan dalam pelayanan bagi Kristus di Jemaat untuk membangun dan memperluas
Jemaat mereka yang di panggil sebagai pejabat dan oleh anggota jemaat biasa.
Dalam Diakonia secara luas terdapat tempat untuk Diakonia dalam arti khusus,
yaitu memberi bantuan kepada semua orang yang mengalami kesulitan dalam
kehidupan masyarakat.[1]
Dan sosial adalah dimana orang-orang menjalin kontak dan berkomunikasi saling
pengaruh-mempengaruhi dalam pikirin dan
tindakan. Yang terpenting dalam interaksi sosial adalah timbal-balik.[2]
Jadi diakonia sosial adalah suatu pelayanan yang dilakukan kepada semua orang
dan menjalin hubungan yang saling mempengaruhi sehingga ada timbal-balik.
Diakonia
dikategorikan ke dalam 3 bentuk yaitu diakonia karitatif, diakonia reformatif,
dan diakonia transformatif.[3]
Diakonia Karitatif adalah diakonia yang paling tua yang dipraktekkan gereja dan
pekerja sosial. Diakonia ini sering diwujudkan dalam bentuk makanan dan pakaian
untuk orang miskin, menghibur orang sakit, dan perbuatan amal kebajikan.
Diakonia reformatif sering dikenal dengan diakonia pembangunan. Berbeda dengan
diakonia karitatif yang digambarkan menolong orang yang sedang kelaparan dan
memberikan sepotong ikan, diakonia reformtif ini digambarkan dengan menolong
orang lapar dengan memberi dia pancing dan mengajar dia untuk memancing.
Sedangkan diakonia transformatif ini digambarkan dengan mata terbuka. Yang
artinya diakonia ini adalah pelayanan yang mencelikkan mata yang buta dan
memampukan kaki seseorang untuk kuat berjalan sendiri. Jadi diakonia
transformatif ini bertujuan terjadinya perubahan total dalam fungsi dan
penampulan dalam kehidupan masyarakat.[4]
2.2
Latar
belakang Diakonia dalam PL
Istilah
diakonia sebenarnya, sudah terlihat sejak dari Perjanjian lama. Dalam Kitab
Kejadian jelas dikatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dari yang tidak
ada menjadi ada (Ex Nihilo) dan semua yang diciptakan Allah sungguh amat baik
(Kej. 1:10-31).[5] Allah
seperti yang dinyatakan dalam PL adalah pencipta dunia dan umat manusia. Allah
mempercayakan dunia kepada keluarga manusia. Allah memelihara seluruh
ciptaanNya dan melihat bahwa itu baik.[6]
Allah juga membuktikan pemeliharaan penuh kasih kepada seluruh ciptaannya,
terkhusus ditunjukkannya kepada manusia yang dalam ciptaannya ditempatkan oleh
Dia sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya, sebagai anak dan
pelayan –Nya (Kej.1:20-28). Dan manusia ditugaskan sebagai “Wakil raja” dibawah
Tuhan Allah untuk melayaninya dalam mengurus bumi dan segala yang hidup di
atasnya. Bumi adalah milik Tuhan Allah, wilayah kerajaan-Nya, milik-Nya yang
tidak dapat diambil dari-Nya (Mazmur 24:1) Manusia telah menerima panggilannya
untuk menjadikan bumi ini tempat kediaman yang baik dan ditempat kediaman itu
membentuk kehidupan masyarakat yang baik, yang ditunjukkan untuk kemuliaan nama
Tuhan Allah dan demi kebaikan manusia serta semua ciptaan-Nya.[7]
2.3
Tujuan
Diakonia
Tujuan
diakonia adalah untuk mewujudkan manusia dan dunia baru. Diakonia ini tidak
dmaksudkan sekedar untuk menciptakan hubungan antara pemberi dan penerima.
Diakonia harus dijalankan dalam rangkan Missi
Dei , yaitu kehadiran pemerintahan allah di dunia.[8]
2.4
Kehidupan
Sosial Bangsa Israel
Menetapnya
suku-suku Israel di kanaan berarti terjadinya benturan antara kepercayaan
kepada Tuhan dan agama serta kebudayaan kanaan. Sementara hukum Israel
ditentukan oleh prinsip-prinsip perjanjian kesetiaan, solidaritas antar anggota
bangsa, hidup kemasyarakatan orang kanaan berupa kebudayaan kota yang mempunyai
ciri pertentangan antara yang kaya dan yang miskin sejak zaman Dau dan Salomo
masyarakat semakin melihat berkembangnya militerisasi, penguasaan tanah, usaha
besar-besaran yang disertai proses pemiskinan, dan perbedaan yang semakin besar
antara yang kaya dan miskin. Makin lama makin tajamlah benturan-benturan yang
terjadi antara hukum sosial yang diamanatkan Torah dan pengaturan masyarakat
dibawah pengaruh kebudayaan kanaan. Juga kerajaan mengalami akibat-akibatnya.
Sebenarnya raja di Israel dipanggil melaksanakan Torah Allah untuk menjadi
berkat bagi yang lemah dan yang miskin. Tetapi yang terjadi raja-raja Israel
meniru tingkah laku raja-raja di timur dan tidak melakukan apa yang
diperintahkan Tuhan Allah di dalam hukum-hukumnya. Pengabdian kepada Baal,
dewa-dewa darah dan tanah, Eros dan kuasa berjalan bersama dengan perkembangan
masyarakat yang di dalamnya korupsi, perluasan kekuasaan, pencemaran hukum
semakin meluas. Jurang antara yang kaya dan yang miskin bertambah lebar (1 Raj
21).[9]
2.5
Diakonia
Sosial dalam PL
2.5.1
Diakonia
Allah
Allah
sebagai pembebas yang telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir
merupakan peristiwa mendasar dalam sejarah orang yahudi di Perjanjian Lama.
Peristiwa itu disebut pada perintah yang pertama dari sepuluh perintah Tuhan :
“Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir... jangan
ada padamu Allah lain dihadapanku.” Pembebasan umat manusia merupakan
pernyataan Allah. dalam perjanjian lalam ia mengajar makna hidup ini pada
umatnya: Penderitaan, keadilan, perjuangan, kemenangan. Ia menuntut kesetiaan
dari umatNya, mereka harus percaya pada-Nya. Ia akan menyert ai umat-Nya, Ia
akan mengatakan apa yang harus mereka lakukan, Ia akan memimpin mereka dan mencukupi
mereka. Allah adalah kudus karena Ia adalah adil dan Ia adalah sang pembebas.
Umat Israel meninggalkan Mesir dan berjalan kearah yang belum mereka ketahui.
Mereka tidak mengetahui apa yang akan dialami dimasa mendatang. Mereka hanya
memiliki keyakinan dalam janji Allah bahwa ia akan menyediakan bagi mereka
tanah yang berlimpah dengan susu dan madu, suatu kota suci Yerusalem inilah
pengharapan bangsa.[10]
Allah
Israel memperhatikan orang miskin di tengan umat-Nya yang tidak mempunyai
kedudukan istimewa karena diri-Nya. Buka karena ia tergolong pada kelas
masyarakat tertentu, bukan karena ia lebih saleh atau lebih baik tetapi karena
ia tidak dapat menolong dirinya sendiri.Misikin mempunyai pengertian yang luas
yang dapat diartikan miskin secara materil, jadi yang lemah, yang menderita,
yang tidak mempunyai hak, yang cacat. Tetapi miskin dapat juga mengenai yang
kaya raya, seorang raja umpamanya yang hidup dibawah penderitaan ketidakadilan
atau fitnah. Di dalam pembebasan keluar dari perbudakan, Tuhan telah menyatakan
dirinya sebagai penyelamat orang miskin. Menyatakan kemurahan hati dan
melakukan keadilan terhadap yang miskin senantiasa berhubungan dengan
memuliakan nama Allah dibumi dan melakukan kehendaknya. Kita tidak boleh lupa
bahwa kemiskinan itu adalah pengertian relasional dan selalu berada dalam suatu
konteks tertentu. Orang miskin di masyarakat Israel Kuno tidak sama dengan
kedudukan orang miskin diwaktu yang lain. Dalam PL kelompok-kelompok masyarakat
tertentu, yaitu para janda dan anak yaitm piatu banyak menderita karena
penindasan, ketidak pastian hukum, yang tidak berhak dan sering menjadi mangsa
empuk dari penagih utang dan yang mengambil keuntungan dengan cara tidak
terpuji (bnd. 2 Raj 4 :1-7).[11]
Kasih
sayang Allah yang membebaskan ini mempunyai tujuan supaya bangsa perbudakan
yang sudah dibebaskan itu akan melayani Tuhan dalam kebebasan dan menjawab
kasihNya dengan balasa kasih. Tindakan penyelamatan Tuhan Allah adalah
menyeluruh; Ia mengampuni, membebaskan dan membarui. Hal ini terjadi ditengah-tengah
kenyataan politik konkret, yakni kehidupan bangsa yang dijajah dan serentak
juga adalah suatu peristiwa rohani. Firaun raja Mesir ditegur untuk membiarkan
bangsa Allah pergi supaya mereka dapat melayani (Kel 5:1-2). Satu bagian
penting dalam hubungan ini adalah Ul 26:5-9 yang disebut “Kredi Diakonal” Israel
(Karres). Pada waktu orang israel mengantarkan hasil panen pertamanya
kepada Allah, pengakuan ini diucapkan dengan memuji dan mensyukuru Allah yang
menyelamatkan tindakan Allah yang membebaskan bukanlah tujuan akhir. Tindakan
Allah bermaksud membawa Israel kepada iaman dan ketaatan, kepada hidup baru di
haapan Allah “Tinggallah bersama penyelamatmu” adalah kesimpulan dari sepuluh
hukum.[12]
2.5.2
Diakonia
para Nabi
Allah
mengutus nabi-nabi Israel untuk memprotes praktik-praktik sisoal yang tidak
benar. Hal ini dapat kita lihat ketika
Amos menentang lapisan masyarakt atas Samaria (Am 3:9-10; 4: 1-3), orang Kaya
(5:11), penyalahgunaan kepercayaan oleh pedagang (8:4-8). Hosea melawan
lingkunagn perdagangan yang menyenangkan diri dengan pemerasan dan penipuan
(12:8-10). Yesaya mengamuk melawan penyalahgunaan yang ditemukannya di kalangan
pejabat tinggi, orang-orang istana sekitar raja, hakim-hakim (1:10-17; 10:1-4),
dan terutama tuan-tuan tanah yang kaya raya (5:8-11). Dan Mikha mengenai
pengurusan masalah sosial yang salah, keadaan buruk bahwa yang lemah menjdi
korban serta kritiknya terhadap pejabat-pejabat tinggi (2:1-3; 3:9-12). Dan
Yeremia bahkan mengkritik raja-raja seperti Yoyakim dan Zedekia (22:13-19; 34:8-22),
dan di dalam Yehezkiel 34 mengajukan gugatan mengharukan terhadap
gembala-gembala Israel, raja-raja dan pejabat-pejabat pemerintah yang
bertanggungjawab, yang lebih banyak memikirkan kekayaan sendiri daripada
kesejahteraan rakyat.
Kritik
yang disampaikan oleh para Nabi yang telah di utus Allah adalah karena
kehidupan bangsa tidak lagi menaati perintah dari Allah. Dosa-dosa sosial yang
konkret ditunjukan Hosea disebabkan oleh fakta bahwa mereka tidak lagi mengenal
Tuhan Allah. dan juga kita lihat di dalam Amos 5 mereka tidak lagi mencari
Tuhan. Nabi-nabi ini datang untuk menghimbau supaya ada hidup diakonal di
hadapan Allah, tetapi kehidupan umat Allah bukanlah itu saja. Karena di dalam
Mikha 6:8 dikatakan “"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang
baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”. Disini
terdapatlah diakonia dan pengalaman, kasih terhadap sesama, dan kelaliman yang
dipersatukan dalam satu kesatuan hidup di hadapan Allah.[13]
III.
Kesimpulan
Dari
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa diakonia yang pertama sudah dilakukan
oleh Allah yang menciptakan segala mahluk dan secara khusus kepada manusia
untuk memelihara segala ciptaanNya. Allah juga membuktikan kasihNya kepada
manusia dengan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Allah
mengaharapkan agar melalui pembebasan yang sudah diterima oleh manusia dapat
dilakukan untuk menjalin kasih dengan sesama terutam dengan Sang Pencipta.
IV.
Daftar
Pustaka
Balasuriya, Tissa. Teologi Siarah, Jakarta : BPK-GM, 1997
Hetty
Siregar, Indra Nababan, Gerakan Rakyat
Merambat Karena Dihambat , Indonesia:
U.R.M, 2002
Lassor, W.S. Pengantar Perjanjian Lama 1, Jakarta:
BPK-GM, 2001
Noordegraaf,
A. Orietasi Diakonia Gereja, Jakarta
: BPK-GM, 2014
Sugiharsono,
dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Jakarta: Kompas Gramedia, 2008
[1]
A.Noordegraaf, Orietasi Diakonia Gereja,
(Jakarta : BPK-GM, 2014), 2,5
[2]
Sugiharsono, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial,
(Jakarta: Kompas Gramedia, 2008), 164
[3] Hetty
Siregar, Indra Nababan, Gerakan Rakyat
Merambat Karena Dihambat , (Indonesia:
U.R.M, 2002), 147
[4] Josef P.
Widyatmadja, Yesus & Wong Cilik,
(Jakarta: BPK-GM, 2010), 31, 41-42
[5] W.S. Lassor, Pengantar Perjanjian Lama 1,
(Jakarta: BPK-GM, 2001), 122
[6] Tissa
Balasuriya, Teologi Siarah, (Jakarta
: BPK-GM, 1997), 166
[7]
A.Noordegraaf, Orietasi Diakonia Gereja,
25-26
[8] Josef P.
Widyatmadja, Yesus & Wong Cilik,
11
[9] A.Noordegraaf,
Orietasi Diakonia Gereja, 38
[10] Tissa
Balasuriya, Teologi Siarah, 173-174
[11]
A.Noordegraaf, Orietasi Diakonia Gereja,
33-34
No comments:
Post a Comment