Gereja
Mula-mula
Dalam
Konteks Religio Illicito
I.
Pendahuluan
Ada orang bijak
mengatakan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya”
mengapa kami memulai dengan perkataan itu karena menurut kami sejarah itu unik.
Mengapa? Karena sejarah hanya terjadi sekali saja sehingga membuatnya unik. Sama
halnya dengan bangsa atau negara Gereja juga mempunyai sejarah berdiri di mulai
dari hari lahirnya Pentakosta sekitar tahun ± Tahun 33 Masehi dimana dalam
perjuangannya gereja sempat tidak diakui para tokohnya sering disiksa atau yang
biasa di sebut para martir tentu hal ini sangat menarik untuk kita
perbincangkan nah semoga saja sajian kami kali ini dapat menarik dan menambah
minat kita dalam membahas sejarah perkembangan gereja dan kami berharap semoga
sajian kami dapat berguna buat kita.
II.
Pembahasan
2.1 Pengertian Sejarah
Kamus Umum Bahasa
Indonesia memberikan 2 arti untuk kata sejarah yaitu kejadian dan peristiwa,
dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.[1]
2.1.1
Pengertian Gereja
Pada tahun 251 M
sejarah gereja. Gereja katanya adalah lembaga ilahi yaitu mempelai kristus, dan
hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan
keselamatan di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar
Gereja, sakramen dan para rohaniawan –bahkan Alkitab- tidak ada arti nya.[2] Kata Gereja dalam bahasa
Portugis adalah “igreja” yang berasal
dari bahasa Yunani Ekklesia. Ekklesia
berarti mereka yang di panggil.[3]sedangkan dalam pemahaman
kami berdasarkan lagu pada Kidung Agung no 257 yaitu Gereja bukanlah gedungnya
dan bukan menaranya gereja adalah orangnya yaitu orang yang bergereja.
2.2
Konteks/Keadaan
2.2.1
Peradaban
Kekaisaran Romawi
2.2.2 Konteks Ekonomi
Pada saat Yesus
dilahirkan orang-orang Yunani tanpa henti-hentinya berhubungan dengan
bangsa-bangsa di Timur Tengah selama hampir delapan abad, membangun kota-kota
yang lengkap di pantai Asia kecil, membangun pos-pos perdagangan di pantai
Syiria, berdagang dengan orang-orang Fenisia dan mengadaptasi sistem tulisan
mereka, serta mengunjungi Mesir untuk berdagang, berwisata dan bekerja sebagai
tentara bayaran.[4]
Sistem keagamaan di kekaisaran Romawi yang menganut Politeisme dan penyembahan
berhala secara tidak langsung telah menyumbang bagi kehidupan ekonomi
masyarakat pada waktu itu terutama penyembahan patung. Hal itu adalah propesi
dari para pengrajin-pengrajin, tukang-tukang bahkan ada kuil-kuil yang dibuat
dari perak, sehingga ini sangat membantu dalam hal kehidupan ekonomi.[5]
2.2.3 Konteks Politik
Dalam sistem pemerintahan
raja-raja, para bangsawan pun sangat terbatas kesempatannya ambil bagian dalam
pelaksanaan pemerintahan. Apalagi rakyat jelas tidak dapat berbuat banyak,
kecuali menjadi pelaku atas setiap hal yang dikehendaki raja. Untuk menjalankan
roda pemerintahan, di Roma, dibentuklah konsul senat dan majelis. Konsul
merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dan dijabat oleh dua orang
yang masing-masing mempunyai hak veto (hak menolak atas yang lain). Dengan cara
demikian tiap konsul akan bersikap hati-hati dan tidak sewenang-wenang. Hanya
dalam situasi darurat perang konsul menyerahkan kekuasaannya kepada seseorang
yang dianggap mampu, yaitu yang dinamakan “sang diktator”. Senat yang
anggotanya terdiri atas 30 orang. Kebanyakan anggotanya berasal dari kelompok patrchia atau bangsawan dan petani kaya.
Senat itu sama dengan dewan penasihat. Anggota-anggotanya diangkat oleh konsul.
Namun senat mempunyai hak memveto keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh
pihak konsul. Adapun mengenai majelis merupakan lembaga perwakilan yang terdiri
atas wakil-wakil suku (commitia curiata)
dan utusan dari kelompok militer (commitia
centuriata). Namun demikian dalam praktiknya majelis itu dikuasi
orang-orang dari kelompok patricia.
Akibatnya rakyat jelata merasa tidak terwakili aspirasinya.
Mereka kemudian melakukan
tuntutan agar dibentuk tribun rakyat sehingga bisa memilih pejabat sesuai yang
dikehendaki rakyat. Dengan pola pembagian kekuasaan seperti itu Roma dapat
menghindarkan diri dari pemerintahan yang absolut atau mutlak. Hak-hak rakyat
juga memperoleh perhatian baik. Sehingga mereka terhindar dari
kesewenang-wenangan penguasa seperti yang biasa terjadi dalam pemerintahan
raja. Sistem pemerrintahan Roma pada akhirnya menjadi dambaan masyarakat modern
untuk mewujudkannya kembali.[6]Situasi politik pada saat
masuknya kekristenan di Roma pada saat mengalami krisis yang buruk. Ekonomi
yang sulit sehingga kekaisaran hampir runtuh. Namun setelah Diocletianus naik
tahta, dia memiliki banyak ide dan memerintah sangat lama (284-395). Dia
membuat perubahan yang besar terhadap pengumpulan pajak dan membagi wilayah
provinsi Roma menjadi wilayah bagian kecil sehingga lebih mudah diurus. Dia
menggandakan pelayanan masyarakat untuk meningkatkan kontrolnya terhadap negara
dan dalam rangka untuk menekankan angka pemberontakan dia membawa sistem 4
kaisar dan dirinya sebagai yang pertama, Maxsimianus dan dua kaisar junior
(Konstantinus I dan Galerius). Selain memperkuat militer hukum pernikahan yang
lebih detail.5Diakhir abad ke III, keadaan politik romawi tengah
berada dalam ancaman dan agar dapat melawan bangsa-bangsa pesaing maka perlu
adanya kontrol terhadap penduduk kian sulit diatur. Pemerintah Romawi
menciptakan tindakan pengalihan, yang dapat menyita perhatian penduduk. Mereka
mempertontonkan “hiburan” berupa drama penyiksaan yang mengerikan, diawali para budak sebagai
pemainnya. Selama abad ke III, para budak Romawi semakin gencar memprotes
takdir atau nasib mereka yang keras. Sebagian besar karena kecewa terhadap para
kaisar yang menyadari bahwa masyarakat membutuhkan hiburan massal dan oleh
karena masyarakat Romawi karena masyarakat Romawi kekurangan sarana untuk
meluapkan frustrasi terpendam maka mereka mulai turun kejalan-jalan untuk
melakukan kekacauan dan kerusuhan.6
2.2.4
Konteks
Sosial dan Budaya
Kebudayaan dimana gereja
lahir dan berkembang adalah kebudayaan helenisme. Helenisme pada dasarnya
adalah kebudayaan Yunani yang disebarkan diseluruh wilayah kekaisaran Romawi,
khususnya dibagian Timur, karena penyebaran ini wilayah ini mulai bercampuran dengan
unsur-unsur dari kebudayaan lain, umpamanya diAsia Barat, Mesir dan Itali.
Demikianlah Helenisme menjadi kebudayaan yang menentukan cara berfikir dan
percaya semua pendidikan yang berada dikekaisaran Romawi termasuk orang
Kristen.7Dunia Barat tidak pernah mengalami persatuan. Hanya satu
bahasa pergaulan yang dipakai, yaitubahasa Yunani, yang pada zaman itu disebut
bahsa Koine, artinya bahasa umum (bandingkan
dengan bahasa Indonesia sekarang). Perjanjian Baru juga dikarang dalam bahasa
Koine itu. Tak ada batas-batas didalam kekaisaran Romawi itu, yang mungkin
merintangi kesatuannya. Sekalipun bangsa-bangsa didaerah-daerah perbatasan takhluk
kepada Roma secara politik tetapi kebudayaan tinggi, yang menguasai hidup
rohani pusat kekaisaran Romawi itu, kurang mempengaruhi bangsa-bangsa itu.
Mereka masih memelihara sifat dan adatnya sendiri.[7] Kehidupan dikekaisaran
pada masa itu populasinya sangat banyak terdapat budak-budak. Walaupun banyak
budak-budak pekerja ditambang yang dieksploitasi dengan kejam namun yang berada
dikota tidak begitu keras. Banyak yang berubah dari orang bebas budak dan
sebaliknya. Ada perbedaan yang sangat kontras antara kelas atas dikota besar
dari pada orang-orang biasa.[8]
2.2.5 Konteks Agama
Walaupun dunia romawi
terkhusus Athena seperti yang pernah diungkapkan Paulus “ sangat agamawi”,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa skeptis dan ateis juga ditemukan diantara
kaum kelas atas. Agama pada masa ini kebanyakan adalah politeistik dan menyembah patung. Seperti menyembah dewa Zeus,
Apolo, Aphrodite, dll. Begitu banyak kuli-kuil yang dibangun menunjukan
penyembahan dalam bentuk kuno yang berkelanjutan. Banyak orang pada saat itu
beragama karena beralasan yang egois, mereka bukan melayani Tuhan tapi mereka
ingin dilayani Tuhan. Gambaran ini
terlihat dari magis. Kaisar Agustus pernah mengumpulkan dan membakar lebih dari
2000 buku magis. Keajaiban-keajaiban sangat terkenal. Kuil-kuil penuh dengan
persembahan-persembahan yang orang-orang telah disembuhkan oleh para dewa. Ini
menunjukan betapa dekatnya agama dengan kesehatan terutama dihubungkan dengan
tempat-tempat “Spa kelas tinggi” dan ramalan-ramalan masih dipercayai. Selain
itu kepercayaan akan keilahian raja juga tidak sepenuhnya bersifat politis,
namun ini juga bagian kepercayaan bersifat kuno. Bahkan seperti Kaisar Gaiyus
Cali Gula dan Nero menyebut diri mereka putra Allah atau Tuhan.[9] Didalam wilayah yang luas
itu terdapat aneka ragam agama. Di wilayah kekaisaran Romawi dan di Mesopotamia
terdapat sejumlah besar agama suku, akan tetapi banyak orang yang tidak puas
lagi dengan agama-agama yang lama. Diseluruh daerah itu dapat ditemukan pula
banyak penganut agama Yahudi. Penganut agama Yahudi hanya merupakan minoritas
saja. Mayoritas penduduknya agama-agama dan kebudayaan lain, yaitu kebudayaan
helenisme. Kedalam lingkungan inilah gereja terjun masuk, ketika injil mulai
dikabarkan kepada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 11:20).
2.2.6
Hambatan-hambatan Gereja Bertumbuh dan Berkembang
Hambatan
dari dalam
Ø
Marcion
Marcion
adalah seorang kaya dibandar sinope di pesisir laut hitam, dan ada perusahaan
perkapalanya di daerah itu gereja
pandangan-pandanganya yang baru tentang injil. Akan
tetapi gereja menolak ajaranya pada tahun 144 ia dikucilkan oleh jemaat di
Roma. Marcion mengatakan bahwa Kristus bukan manusia sejati dan Marcion sangat
bersemangat dan seorang organisator yang cakap. Ia membentuk sebuah gereja baru
, yang berkembang dengan cepat , sehingga beberapa puluhan kemudian hamper sama
berkembang dengan gereja katolik.[10]
Ø
Montanisme
Montanisme adalah serangan yang dialami gereja pada
abad ke-11 disamping serangan gnostik dan marcion adalah serangan dari pihak
Montanisme. Gerakan pembangunan rohani timbul di kedalaman Asia kecil kira-kira
tahun 160 M. Kaum Kristen hanya mementingkan jabatan yang tetap dan
organisasinya.[11]
Ø
Gnostik
Kata “Gnostik” berasal dari kata Yunani “Gnosis” sama
dengan Pengetahua. Istilah “Gnostik” secara khusus dipakai sebagai sebutan bagi
beberapa “aliran kepercayaan” Para mazhab-mazbah Gnostik lainnya menyatakan
bahwa mereka mempunyai pengetahuan “gnosis” yang lama dan yang lebih tinggi
daripada iman Kristen sperti yang dianut oleh anggota jemaat biasa.Iman ini
hanyalah pengungkapan kasar yang dinyatakan jauh lebih sempurna dalam ajaran
gnoystik.[12]
Pada umumnya berbagai pengetahuan rahasia. Ajaran bersifat dualistik dan
sinkretistik. Ajarannya mrupakan campuran unsur-unsur filsafat agama Yunani dan
agama Timur bahkan dengan unsure-unsur agama Kristen. Ajaran gnostik berbeda
dengan ajaran-ajaran Kristen terutama tentang penebusan,manusia dan dunia.
Menurut gnostik dunia diciptakan oleh Allah yang lebih rendah Yang disebut
Demiurgu. Dalam diri manusia terdapat terang ilahi. Manusia tidak dapat
menyelamatakan dirinya sendiri. Manusia hanya diselamatkan oleh hanya dengan
pengetahuan rahasia yang hanya dimiliki oleh kaum gnostik. Pengetahuan rahasia
tersebut menyebabkan manusia mengetahui dirinya sendiri dan dari mana dia
berasal sebenarnya. Gereja, dipimpin oleh Irenaeus, mengadakan perlawanan yang
gigih terhadap ajaran gnostikdalam melawan ajaran gnostik, gereja menetaptakan tiga
benteng pertahanan, yaitu Kanon,Pengakuan Iman Rasuli,Sussecio Apostolika.[13]
Hambatan dari luar
Munculnya
filsafat Yunani yang menganggap bahwa manjadi Kristen adalah sebuah kebohongan,
dan dari agama – agama lain. Untuk membela diri terhadap kritik dari kebudayaan
Helenisme ini, gereja mulai membuktikan bahwa agama Kristen bukanlah kebodohan,
melainkan filsafat yang lebih gunung dan
jalan yang benar kekeselamatan yang sejati. Dalam perkembangan gereja banyak sekali
hambatan dan rintangan yang dialami .
1)
Kaisar
Nero (37-68 M)
Kaisar Nero memerintah pada tahun 54-68
M, ia dikenal sebagai kaisar yang tidak berperikemanusiaan , karena iatelah
membunuh ibunya, istri dan guru filsafatnya,. Pada tahun 61 M telah menjadi huru – hara pad tahun 64 M, dua
per tiga kota Roma terbakar hingga 6 hari lamanya. Pada saat itu ia menyalahkan
orang Kristen dan menuduh merekalah sebagai dalang dari kebakaran itu. Setelah
kebakaran itu, Kaisar Nero dikenal sebagai orang yang membangun gedung – gedung
baru yang megah setelah kebakaran itu. Maka tidak heran bahwa rakyat mencurigai
kaisar sebagai sumber malapetaka itu dan kemungkinan kecurigaan itu benar.[14]
2)
Dominitianus
(89-96 M)
Di bawah pemerintahan
Dominitianus seorang kaisar yang lalim, jemaat Kristen sangat ditindas di
beberapa bagian kerajaan. Agama Kristen dilarang dengan maklumat – maklumat
kaisa, sebab dianggapberbahaya bagi negara. Menurut tradisi pada masa inilah
rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos.
3)
Trayannnus
(98-117 M)
Penganiayaan berkurang karena ternyata bahwa orang –
orang Kristen bukanlah penjahat – penjahat yang mengancam keamanan negeri.
Dalam suratnya yang terkenal itu kepada Plinius,
wali negeri Bitinia di Asia Kecil maka Trayanus memberi perintah, supaya surat
– surat buta yang mengadukan orang Kristen tak usah diperhatikan. Hanya apabila
kaum Kristen sungguh – sungguh mengharu-birukan masyarakat, barulah pegawai –
pegawai boleh mengambil tindakan untuk menangkap dan mengadili orang yang
bersangkutan.
Sejak
waktu itu sampai tahun 250, kedudukan gereja Kristien dalam kerajaan Roma
adalah seperti berikut: pemerintah curiga terhadap orabg Kristen, tetapi pada
umumnya mereka dibiarkan saja. Sekalipun demikian acap kali juga berkorban api
kebencian, sehingga disana- sini jemaat
disiksa dengan bengis. Agaknya penganiayan itu tidak ditetapkan langsung oleh
kaisar-kaisar, tetapi perlu ada cara melaksanakannya, diaerahkan kepada
pengusaha-pengusaha daerah, dan mereka pun biasanya barulah menganiaya kaum
Kristen, apabila didesak dan dihasut olehrakyat.[15]
2.3
Gereja
Lahir dan Berkembang
2.3.1 Munculnya Gereja Mula-mula
Hari kelahiran gereja
adalah hari keturunan Roh Kudus pada pesta Pentakosta. Murid-murid dipenuhi
dengan Roh Kristus, sehingga mereka berani bersaksi tentang kelepasan yang
dikaruniakan Tuhan pada dunia. Di mana orang menyambut injil dengan percaya
kepada Yesus Kristus, di sanalah terbentuk jemaat-jemaat kecil. Keadaannya
nampaknya seperti mazhab Yahudi saja, karena mula-mula orang Kristen masih
mengunjungi Bait Allah dengan rumah ibadat serta taat kepada taurat Musa.
Walaupun demikian, nyata juga perbedaan besar antara orang Kristen Yahudi ini
dengan kawan sebangsanya, karena mereka percaya mengajarkan bahwa Yesus dari
Nazaret ialah Mesias yang dijanjikan itu. Dengan demikian taurat, Bait Allah
dan Sinagoge lambat laun menjadi kurang penting bagi orang Kristen. Permulaan
Gereja dapat kita pelajari dari kitab Para Rasul yang melukiskan kehidupan
jemaat yang mula-mula itu, yang rukun dan dalam suasana gembira dan berbahagia.[16] Pola ibadah orang-orang
Kristen perdana tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh para penerus
mereka hingga saat ini. Mereka mengadakan pertemuan pada hari minggu- hari
kebangkitan, bukan hari sabtu-sabat orang Yahudi. Dalam pertemuan itu
mereka merayakan ekaristi, mempelajari
kitab Suci, berdoa, dan menyanyikan lagu pujian. Kelompok-kelompok kristen ini
biasanya mengadakan pertemuan pagi-pagi sekali. Mereka membaca kitab nabi-nabi
Yahudi dan tulisan para rasul serta para penginjil. Pemimpin liturgi
menguraikan teks yang dibaca itu, dan orang-orang yang hadir menambahkan
pemikiran-pemikiran dan penemuan-penemuan mereka sendiri. Mereka berdoa bagi
mereka yang membutuhkan dan mereka yang sakit, mereka menyanyikan lagu pujian
bagi Kristus Tuhan.[17] Perluasan Gereja bertolak
dari wilayah Palestin-Syria. Dari sana injil dibawah kedaerah-daerah sebelah
Barat, Timur dan Selatan. Pada parohan ke II abad ke II, agama Kristen sudah
tersebar didaerah yang terbentang dari Eropa Barat sampai Asia Tengah. Paulus
dan sejumlah orang lainmembawa injil kedaerah-daerah sebelah Barat Palestina.
Pada masa pertama salah satu pusat pekabaran injil yang utama adalah Antiokhia.
Utusan jemaat Antiokhia yang terkenal adalah Paulus. Dia mengabarkan iniil
diwilayah Asia Kecil dan Yunani (47-57M).
Dalam abad-abad pertama
jemaat-jemaat Kristen terutama terdapat dikota-kota, karena penyebaran injil
mengikuti lalulintas dijalan raya. Berhubungan dengan itu penginjilan di Timur
tidak diselenggarakan oleh orang-orang Kristen yang berbahasa Yunani melainkan
orang-orang Yahudi Kristen dari Syria dan Palestina. Mereka ini berbahasa Aram
sama seperti penduduk Partia Barat (Mesopotamia). Orang-orang Kristen Yahudi
ini bisa mengatasi rintangan yang ditimbulkan oleh tapal batas politik melalui
hubungan yang ada antara umat Yahudi di Syria dan jemaat-jemaat Yahudi yang
berserak diwilayah kerajaan Partia. Itulah sebabnya sehingga dalam beberapa hal
kekristenan di Timur dipengaruhi oleh pandangan-pandangan Yahudi. Salah satu
pusat kekristenan di Syria Timur dan di Mesopotamia adalah Edessa. Selama abad
ke II, kota ini merupakan negara merdeka
yang kecil yang menjadi penyanggah antara Roma dan Partia. Pada tahun
179, Raja Edessa masuk Kristen, sehingga Edessa merupakan negara Kristen yang
pertama. Salah seorang yang menginjil disebelah Timur adalah Addai. Pada tahun
104 Addai menahbiskan uskup Kristen yang pertama dikota Abil ( Mesopotamia
Utara). Dari situ, injil menyebar kearah Timur dan Tenggara. Namun daerah
disekitar pegunungan Abil tetap merupakan wilayah yang paling banyak orang
Kristennya. Dikemudian hari, daerah inilah yang menjadi pusat kekristenan di
Asia dan pangkalan usaha pekabaran injil di situ agama Kristen sudah memasuki
berbagai lingkungan kebudayaan dan bahasa. Masing-masing lingkungan itu
mempengaruhi orang Kristen yang bersal dari padanya. Maka pada zaman ini sudah
timbul sebagai cara yang berbeda untuk mengungkapkan keselamatan yang diberikan
Allah didalam diri Yesus Kristus.[18]
2.3.2
Gereja
Dalam Peradaban Kekaisaran Romawi
Gereja Kristen lahir
ketika dunia Romawi tengah masuk ke dalam dunia internasional. Dibawah
kekaisaran Romawi yang damai, orang-orang Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah,
harta benda mereka, ide-ide mereka dan agama-agama mereka, semuanya bercampur
dengan cara yang belum pernah mereka alami. Bagi agama khususnya pada masa itu
merupakan masa kegelisahan yang aneh. Agama Romawi Kuno masih ditaati sebagian
besar masyarakat di Barat. Pada umumnya orang Romawi membenci namun mengagumi
orang Yahudi. Sebab mereka setia kepada agama leluhur dan beribadah didalam
gedung Sinagoge dengan cara yang terbuka. Akan tetapi mereka menghina orang
Kristen yang dikatakan telah menghianati agama nenek moyang dan berkumpul dirumah
tertutup dengan sembunyi-sembunyi, apalagi orang Kristen lebih rajin berdakwa
daripada orang Yahudi untuk meyakinkan orang lain untuk menjadi anggota baru,
mereka hidup sederhana, bergaul dengan orang-orang miskin dan menjamu para
musafir.[19]
Meskipun sebagian dari
mereka dipengaruhi oleh Para filsuf yang skeptis. Sementara itu para kaisar
mulai memberlakukan pemujaan kepada kaisar, sebagian besar sebagai cara untuk
meningkatkan loyalitas rakyat mereka dalam istilah modern. Hal itu lebih
bersifat politis daripada praktek religius. Julius Caesar adalah kaisar yang
pertama didewakan dan setelah dia demikian juga semua kaisar. Rakyat diharuskan
mengikuti ritual pengorbanan. Bagi para kaisar sebagai bagian dari religius
mereka tanpa menghiraukan apakah mereka percaya atau tidak. Seseorang bisa saja
mengikuti semua agama itu jika dia memiliki uang. Oleh karena itu dengan penuh
kecurigaan masyarakat memperhatikan orang Kristen. Dan penolakan mereka untuk
ambil bagian dalam ibadah manapun kecuali ibadah mereka sendiri. Tentu saja,
jika bencana terjadi mereka menyalahkan orang Kristen yang tak beriman itu
karena membuat para dewa marah.Pada mulanya Kristianitas hanya tampak sebagai
agama baru dan berasal dari Timur jauh, salah satu di antara banyak agama baru.
Kristianitas mungkin ditentang orang Romawi yang konserpatif, seperti
sejarahwan Suetunius (69-140), “semua yang menjijikan berasal dari Timur ia
memandang Kristianitas sebagai “kelompok orang yang cenderung sebagai tahkyul
dan jahat.” Akan tetapi, kelahiran agama baru tidak tampak penting semata-mata hanya
sensasi lokal disuatu provinsi yang tak kenal dan miskin lalu bagaimana
Kristianitas banyak memberikan kemajuan ditengah-tengah masyarakat, dan
memberikan banyak posisi yang berbahaya bagi orang-orang Kristen? Bagaimana
gereja pada masa itu mengubah para penyembah berhala yang mentang Kristianitas
dengan apati atau permusuhan? Barang kali hal itu disebabkan oleh kekuatan
ajaran dan para imamnya. Barangkali kisah mengenai, kematian, dan kebangkitan
Yesus sungguh kuat untuk menentang ketidakpercayaan. Bagi mereka yang baru
pertama kali mendengar Kristianitas, ajaran-ajarannya sangat menarik. Allah
atas segala allah, menjadi manusia dalam diri Yesus agar meyakinkan orang-orang
untuk menyembah Allah yang penuh kasih. Didalam Dia ada belas kasihan dan sama
sekali tidak ada ketakutan. Kerinduan akan kematian dijawab oleh janji Yesus
yang bangkit bahwa para pengikut-Nya akan bersama-sama dengan dia dalam
kehidupan yang abadi.Kemajuan Kristianitas juga dipengaruhi oleh kehidupan
komunitas orang Kristen pada waktu itu, yang sangat menekankan persaudaraan dan
kemurahan hati. Membangun kesatuan merupakan salah satu perhatian utama
kepemimpinan gereja, sekarang dilakukan oleh para uskup, yang mendapat wewenang
dari apa yang kemudian dikenal sebagai
successio apostolica.[20] Istilah ini menunjuk pada
fakta bahwa para uskup perdana ditunjuk oleh para Rasul, dan mereka menerima
giliran untuk menetapkan para penerus mereka, yang dipandang sebagai ahli waris
yang sah dari pada rasul sebagai pemimpin senior komunitas Kristen. Untuk
menjaga kesatuan gereja para uskup berkomunikasi sesering mungkin. Lagipula
para rasul menunjuk yang lain untuk membantu mereka dalam penyebaran Injil yang
dikenal sebagai presbyter[21]dan
dikenal sebagai penatua yang membentuk tugas diakon untuk membantu tugas kepemimpinan gereja dalam hal-hal yang
praktis, seperti menyalurkan bantuan. Pada abad pertama diakones pun sudah ada. Pada zaman para rasul struktur kepemimpinan
para rasul hampir selalu berubah. Menjelang akhir abad I, pola sandar muncul
dimanapun gereja dibangun. Disetiap kota satu orang uskup mengambil
kepemimpinan secara keseluruhan atas komunitas Kristen, ia dibantu oleh para
penatua yang lebih dikenal sebagai imam.
Diakon tetap membantu
dalam hal praktis meskipun peranan mereka sudah berkurang. Setelah gereja
Yerusalem hancur akibat perang Yahudi 66-70, para uskup dari kota-kota penting
dalam kekaisaran Roma, Alexandria dan Anthiokia, memiliki wibawa dan pengaruh
terbesar diantara para uskup. Pemujaan kekaisaran ada diantara berbagai bentuk
pemujaan religius yang terdapat dalam kekaisaran Romawi. Pemujaan kaisar ini
berasal dari provinsi-provinsi sebelah Timur, yang dikembangkan oleh pengikut
Alexander, namun sistem religius ini belum diwajibkan hingga abad ke-3. Akan
tetapi sementara itu ada usaha-usaha untuk menekankan orang-orang Kristen untuk
menyembah kaisar, tetapi hal ini memperoleh perlawanan yang keras. Orang
Kristen perdana menolak memberi gelar kehormatan (Kyrios) karena nama itu hanya diperuntukkan bagi Tuhan dan Kristus.
Kekaisaran Romawi biasanya membiarkan agama-agama tetap hidup jika para
pengikutnya mau berkorban bagi kaisar. Itu merupakan ujian loyalitas. Meskipun
orang-orang Yahudi menolak hal itu, sangat tidak bisa dipungkiri bahwa mereka
dibiarkan tetap hidup, seolah-olah mereka tetap loyal. Selama Kristianitas
masih ilegal, orang-orang Kristen masih hidup dengan belas kasihan negara yang
tidak menyukai mereka dan kebencian rakyat. Untunglah hingga tahun 249 tidak
ada kaisar yang menganggap mereka sebagai ancaman yang menganggap mereka
sebagai ancaman yang akan mengadakan kampanye secara sistematis diseluruh
kekaisaran untuk melawan mereka. Akan tetapi, sejumlah daerah pada waktu
tertentu terjadi penganiayaan dan ada beberapa martir, istilah bahasa Yunani
yang berarti “saksi”.[22]Namun demikian, sering
kali orang Kristen baru itu pertama-tama mendengar berita Kristen pada tingkat
kontak pribadi yang lebih intim, melalui teman-teman dan kenalan yang kemudian
membawa mereka kesalahsatu pertemuan minggu kelompok. Sebuah sel Kristen yang
khas, biasanya dibatasi oleh daya tampung fisik, rumah tempat mereka berkumpul. Pemilik rumah berfungsi sebagai tuan rumah
atau pelindung, namanya sering kali digunakan sebagai identifikasi. Kelompok
ini jelas diorganisasikan berdasarkan kesetaraan. Orang-orang Kristen pertama
di Yerusalem mempraktekan kebersamaan milik komunitas. Kaum perempuan memainkan
peranan yang sama mencoloknya dengan kaum laki-laki. Kesalahpahaman memberikan kesan
buruk terhadap Kristianitas dalam pandangan umum. Para budak dan orang-orang
yang dimerdekakan sama-sama berbagi dengan mereka yang dilahirkan merdeka.[23]Ajaran ekaristi mengenai
makan “tubuh dan darah Tuhan” disalahartikan sebagai kanibalisme, dan refrensi-refrensi
komuni sebagai “perjamuan kasih” menimbulkan rumor mengenai inses pesta pora,
dan pengorbanan bayi. Pada tahun 115, Tacitus menggambarkan orang Kristen
sebagai “kelompok manusia yang disegani karena perbuatan mereka yang jahat” dan
mengatakan bahwa terbakarnya kota Roma
pada tahun 64, mereka dihukum bukan alasan kriminal karena membakar rumah
dengan sengaja, melainkan lebih disebabkan oleh rasa benci umat manusia.[24]
2.3.3
Tantangan
dan Hambatan Gereja Sebagai Religio Illicito di Wilayah Romawi
Penghambatan pertama
terjadi dikota Roma pada tahun 64 Masehi atas perintah Nero yang mempersalahkan
orang Kristen. Karena kebakaran besar yang memusnahkan sebagian dari ibu negeri
itu, padahal Nero sendirilah yang menyuruh orangnya untuk melakukan pembakaran
itu. Orang Kristen dianiaya sangat ngerinya, umpamanya dilabur dengan
gala-gala, lantas dibakar hidup-hidup dan dijadikan obor pada pesta
malam.Dibawah pemerintahan Domitianus, seorang kaisar yang lalim, jemaat
Kristen sangat ditindas dibeberapa bagian kerajaan. Agamanya dilarang dengan
maklumat-maklumat kaisar, sebab dianggapnya berbahaya bagi negara. Menurut tradisi
pada masa ini Yohanes dibawa ke pulau Patmos. Dibawah Trayanus (98-117)
penganiayaan berkurang karena ternyata bahwa orang-orang Kristen bukanlah
penjahat-penjahat yang mengancam keamanan negeri. Sejak waktu itu sampai tahun
250, kedudukan Kristen dalam kerajaan Roma adalah seperti berikut: pemerintah
curiga terhadap orang Kristen, tetapi pada umunya mereka dibiarkan saja.
Sekalipun demikian acapkali berkobar api kebencian, sehingga disana-sini jemaat
disiksa sangat bengis.20Beberapa pejabat Romawi mulai sadar bahwa
kekristenan sama sekali berbeda dengan agama Yahudi. Orang-orang Yahudi menolak
orang-orang Kristen dan lebih banyak melihat sebagai agama yang tidak sah. Jauh
sebelum kebakaran kota Roma, masyarakat telah memulai memusuhi keyakinan yang
masih muda ini. Meskipun sikap orang Romawi ingin menerima dewa-dewa baru,
namun Kekristenan tidak mau mengakui kepercayaan-kepercayaan lain. Karena
kekristenan menentang Politeisme, kekaisaran Romawi yang telah berakar, maka
kekaisaran itu pun mulai membalas. Pada tanggal 19 Juli, kebakaran disektor
kumuh di Roma. Selama 7 hari api yang tak kunjung padam itu memusnahkan
perumahan yang padat. Banyak orang meminta pertanggungjawaban kepada kaisar
Nero. Untuk mengelakkan tuduhan atas dirinya, kaisar mengkambinghitamkan orang
Kristen. Ia menuduh bahwa merekalah yang memicu kebakaran tersebut, akibatnya
Nero bersumpah untuk memburu dan membunuh orang Kristen. Pada masa kepemimpinan
Nero, orang Kristen disalibkan dan dibakar. Jasad-jasad mereka berjejer
dijalan-jalan Roma. Orang-orang Kristen lainya dikenakan pakaian hewan dan
dimasukan kedalam kandang untuk dicabik-cabik anjing.[25] Oleh karena itu Tuhan tidak
meninggalkan Gereja di dalam bahaya yang mengancamnya, maka segala serangan
terhadapnya malah mendatangkan kebaikan. Diantara tahun 150 dan 200 Gereja
sanggup menolak segala ajaran sesat, dan menginsafi wujud dan tugasnya.
Kemenangan ini barulah tercapai sesudah pergumulan yang hebat. Gereja terpaksa
melengkapi senjatanya untuk melawan sekta. Senjata itu pula menjadi ciri dan
penyataan yang tegas dari wujud Gereja itu sendiri. Ketiga senjata itu ialah:
1. Kanon
dari kitab-kitab Perjanjian Baru, yang diakui sah di samping Perjanjian Lama
2. Pengakuan
Iman untuk menetapkan ajaran Gereja
3. Jabatan
uskup, selaku pengganti rasul-rasul dan pembela kebenaran.[26]
2.3.4
Tokoh-tokoh
Gereja dan Pengaruhnya Gereja Dalam konteks Religio Illicito
A.Stefanus
Stefanus merupakan orang Kristen yang pertama yang mati karena mempertahankan imanya kepada Kristus. Stefanus adalah seorang dari tujuh orang yang diangkat oleh para rasul untuk menjadi diaken. Pengangkatan para diaken itu disebabkan oleh timbulnya keresahaan dikalangan oleh para janda anggota jemaat yang berbahasa Yunani di Yerusalem, yang diabaikan dalam pelayanan diakonia. Stefanus adalah seorang yang memproleh karunia dari Tuhan Allah, sehingga ia dapat mengadakan tanda-tanda mujizat. Ia berkotbah dengan penuh kuasa kepada orang-orang Yahudi, sehingga banyak orang yang bertobat. Dalam perdebatan, orang-orang Yahudi tidak dapat mengalahkaNya sehingga muncullah kedengkian di kalangan orang-orang Yahudi. Mereka menuduh Stefanus menghujat Allah dan melanggar hukum Musa. Dengan tuduhan itu,Stefanus diseret kedepan Mahkamah Agama Yahudi dan mereka menampilkan saksi-saksi dusta yang memperkuat tuduhan terhadap Stefanus. Stefanus menyampaikan pembelaanNya mulai dari pemanggilan Abraham sampek aksi pembunuhan Yesus Kristus. Ia berbalik menuduh orang-orang Yahudi yang menerima hukum taurat, namun tidak memperlakukanNya di kehidupan mereka anggota Mahkamah Agama sangat marah kepada Stefanus. Tetapi Stefanus melihat langit terbuka lalu Yesus berdiri disebelah kanan Allah anggota Mahkamah Agama bersama dengan orang Yahudi menyerbu serta menyeret Stefanus keluar kota. Disana Ia dilempari batu sampai meninggal sementara dilemapari batu, Stefanus berdoa kepada Allah dengan mengatakan, “Ya Tuhan Yesus terimalah rohku. Tuhan, janganlah tanggukan dosa ini kepada mereka.” Demikianlah Stefanus menjalankan kemartiranya sekitar tahun 37.[27]
Stefanus merupakan orang Kristen yang pertama yang mati karena mempertahankan imanya kepada Kristus. Stefanus adalah seorang dari tujuh orang yang diangkat oleh para rasul untuk menjadi diaken. Pengangkatan para diaken itu disebabkan oleh timbulnya keresahaan dikalangan oleh para janda anggota jemaat yang berbahasa Yunani di Yerusalem, yang diabaikan dalam pelayanan diakonia. Stefanus adalah seorang yang memproleh karunia dari Tuhan Allah, sehingga ia dapat mengadakan tanda-tanda mujizat. Ia berkotbah dengan penuh kuasa kepada orang-orang Yahudi, sehingga banyak orang yang bertobat. Dalam perdebatan, orang-orang Yahudi tidak dapat mengalahkaNya sehingga muncullah kedengkian di kalangan orang-orang Yahudi. Mereka menuduh Stefanus menghujat Allah dan melanggar hukum Musa. Dengan tuduhan itu,Stefanus diseret kedepan Mahkamah Agama Yahudi dan mereka menampilkan saksi-saksi dusta yang memperkuat tuduhan terhadap Stefanus. Stefanus menyampaikan pembelaanNya mulai dari pemanggilan Abraham sampek aksi pembunuhan Yesus Kristus. Ia berbalik menuduh orang-orang Yahudi yang menerima hukum taurat, namun tidak memperlakukanNya di kehidupan mereka anggota Mahkamah Agama sangat marah kepada Stefanus. Tetapi Stefanus melihat langit terbuka lalu Yesus berdiri disebelah kanan Allah anggota Mahkamah Agama bersama dengan orang Yahudi menyerbu serta menyeret Stefanus keluar kota. Disana Ia dilempari batu sampai meninggal sementara dilemapari batu, Stefanus berdoa kepada Allah dengan mengatakan, “Ya Tuhan Yesus terimalah rohku. Tuhan, janganlah tanggukan dosa ini kepada mereka.” Demikianlah Stefanus menjalankan kemartiranya sekitar tahun 37.[27]
B.Petrus
Petrus
merupakan murid Yesus yang terkemuka.dalam beberapa peristiwa terpenting.
Petrus juga merupakan seorang yang selalu ingin
tampil terdepan diantara para murid yang lain, namun imanya sering
goyah. Petrus adalah juru bicara para murid.Dialah yang bertanya kepada Tuhan
Yesus tentang arti perumpaan yang diucapkanNya (Mat 15:15). Pada hari
Pentakosta,Petrus berkotbah dengan sangat berani sehingga mendorong banyak
orang yang bertobat (Kis 2:14;3:12).Ia giat memberitakan injil di Yerusalem dan
banyak membuat tanda mujizat. Sesudah kematian Stefanus, Petrus pergi
memberitakan Injil ke Lidda Yoppe, dan Kaesarea.kemudian Petrus ditangkap dan dipenjarakuan.Namun
malaikat Tuhan segera melepaskanNya dan ia pergi ke tempat lain. Kitab Apokrif
yang berjudul kisah Petrus dan Paulus mengisi kekosongan tersebut kisahNya
begini : Petrus sudah berada di Roma ketika Paulus datang. Penduduk Roma kepada meminta kepada Gubernur agar keduanya
dibunuh.baik Paulus maupun Petrus mengajar di Roma dan banyak yang telah
bertobat Istri Nero yaitu Libia dan Agripa,bertobat dan meninggalkan
suaminya.banyak tentara Roma yang bertobat dan tak mau menjadi tentara lagi. Di
Roma adapula seorangf tukang sihir yang bernama Simon banyak orang yang percaya
kepadaNya.
Orang
memberitahukan tentang Simon tukang sihir itu, kepada Nero yang bersimpatik
kepadaNya. Nero memanggil Simon keistana untuk memperlihatkan kebolehanya, antara
lain dapat berubah dalam berbagai bentuk Nero menyangka bahwa Simon adalah Anak
Allah. Petrus mengatakan bahwa Simon adalah penipu semua perbuatan Simon
menentang kehendak Allah yang benar. Simon mengatakan kepada Nero bahwa ialah
anak Allah yang telah turun dari surga. Ia mengatakn bahwa sekarang ia
mengalami kesulitan kepada Petrus karena Petrus dan Paulus menyatakan diri
sebagai Rasul. Mereka ingin mengahancurkan kekaisaran Roma melihat itu kaisar
Nero marah dan menyuruh untuk menyiksa Petrus. Setelah itu, ia dimasukan ke
dalam penjara. Kaisar Nero meminta pendapat Herodes Agripa dengan cara apa
Petrus dan Paulus dihukum mati. Agripa mengusulkan agar Paulus dipacung dan
Petrus disalibkan terbalik. Petrus berkata kepada oarang sekelilingNya:
“Janganlah bersedih melainkan bersukacitalah karena hari ini aku menerima hasil
pekerjaanku.” Kemudian Petrus berdoa dan menyerahkan nyawaNya kepada Allah. Dengan
demikian , matilah Petrus sebagai martir tahun 64.[28]
C.
Polikarpus (69-156)
Polikarpus
dilahirkan sekitar tahun 69. Menurut Irenaeus,Polikarpus adalah murid g KristenAsia
kecil pada pertengahaan abad kedua dan Ia dikenal sebagai seorang mata dari
tradisi pengajaran gereja yang masih berbentuk lisan. Ia mmengenal dengan baik
Anicetus,uskup Roma. Polikarpus juga dikenal sebagai uskup yang sangat membela
ajaran gereja yang ortodoks serta sangat membenci ajaran sesat. Sebagai seorang
uskup di Smirna,Asia kecil, ia berhadapan dengan kelompok Marcion disebut
sebagai anak sulung iblis. Sikap kerasnya terhadap aliran-aliran sesat nampak
dalam suratnya kepada jemaat Filipi, antara lain berbunyi sebagai berikut :
“Barang siapa tidak mengakui bahwa Kristus telah datang dalam daging, maka ia
adalah antikristus; dan barangsiapa tidak mengakui rahasia salib, maka ia
adalah jahat dan ia yang berpegang pada firman Tuhan menurut keinginannya
sendiri ; dan berkata bahwa tidak ada kebangkitan dan penghakiman, maka ia
adalah anak sulung iblis.
Pada tahun 154 Polikarpus pergi ke Roma untuk menyelesaikan pertikaian tentang perayaan paskah, dengan jemaat Roma. Tidak lama sesudah kembali dari Roma ditangkap dan digiring ke Roma. Ia diminta oleh kaisar untuk menyangkal Kristus serta mengutuk Kristus, namun Polikarpus tidak mau. Dengan tegas dan teguh imanya Kristus Polikarp[us menjawab kepada kaisar dengan perkataan sebagai berikut : “Aku telah melayani Kristusku 86 tahun lamanya,namun belum pernah sekalipun dia berbuat jahat kepadaku. Bagaimana aku dapat ,mengutuk Kristusku,Juruselamatku ?”. Kemudian Polikarpus dibakar dan sisa-sisa tubuhnya dibawa orang dan dikuburkan di Smirna.[29]
Pada tahun 154 Polikarpus pergi ke Roma untuk menyelesaikan pertikaian tentang perayaan paskah, dengan jemaat Roma. Tidak lama sesudah kembali dari Roma ditangkap dan digiring ke Roma. Ia diminta oleh kaisar untuk menyangkal Kristus serta mengutuk Kristus, namun Polikarpus tidak mau. Dengan tegas dan teguh imanya Kristus Polikarp[us menjawab kepada kaisar dengan perkataan sebagai berikut : “Aku telah melayani Kristusku 86 tahun lamanya,namun belum pernah sekalipun dia berbuat jahat kepadaku. Bagaimana aku dapat ,mengutuk Kristusku,Juruselamatku ?”. Kemudian Polikarpus dibakar dan sisa-sisa tubuhnya dibawa orang dan dikuburkan di Smirna.[29]
2.3.5
Teologi
yang berkembang sampai tahun 312
Teologi
yang berkembang pada konteks religio illicito adalah teologi “kepemilikan
bersama”, dimana apa yang menjadi milikku itu juga yang menjadi milikmu,
demikian juga dengan sebaliknya. Dapat kita lihat dalam Kisah Para Rasul
2:44-45 “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan
mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta
miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing”.
III.
Kesimpulan
Dari pemaparan
diatas dapat disimpulkan bahwa gereja muncul dalam konteks Religio Iiicito
tidaklah gampang dan mudah untuk diterima oleh masyarakat baik dalam segi
ekonomi, agama,sosial dan budaya dan perkembangan gereja pada masa religio
IIIicito memiliki tantangan yang sulit
dan hambatan yang sangat keras .Dan pada
masa Kekaisaran Romawi gereja masih dianggap belum diakui dan pada masa ini gereja masih
kejam,diancam,tidak memiliki kasih dan tidak mendapat perlakuan baik dari
kalangan masyarakat dan pemerintahaanya.
pada masa konteks religio Illicito banyak terjadi pembunuhaan yang tidak memiliki kemanusiaan tetapi mereka berjuang keras untuk memperjuangakan hak dan martabat mereka agar gereja dapat hadir di dunia.
pada masa konteks religio Illicito banyak terjadi pembunuhaan yang tidak memiliki kemanusiaan tetapi mereka berjuang keras untuk memperjuangakan hak dan martabat mereka agar gereja dapat hadir di dunia.
IV.
Daftar
Pustaka
Berkhof .H. & E. I.
Enklar, Sejarah Gereja,Jakarta:
BPK-GM, 2011
C, Ira., Semakin Dibabat
Semakin Merambat, Jakarta : BPK-GM, 1993
Craig. Clarence Tucker, The Begining of Christianity, Abingdon
Press: New York, 1989
Curtis. A.Kenneth, J. Stephen Lang & Randy Petersen,
100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen Jakarta: BPK-GM 2012
Collins .Michel & Matthew A. Price, Millenium The Stori Of Christianity
(menelusuri jejak Kristianitas),Yogyakarta, Kanisius
End .Th. Van The, Harta dalam Bejana, Jakarta: BPK-GM,
1995
Jonge.C. De, Pembimbing
kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2002
Jonge.C.De., Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2009
King.Jamie, 111 Konspirasi Menghebohkan Dunia,
Jakarta: Summersdale Publishers, 2010
McKechnie.Paul, The Firs Christian Centuries, Amerika:
Intervarsity Press, 2002
Schie.G. Van, Rangkuman
Sejarah Gereja Kristiani Dalam Konteks Agama-Agama Lain, Jakarta: Obor,
1994
Sumardianta.J. dkk, Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X,Jakarta:
Grasindo, 1998
Wellem .F. D., Kamus
Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM, 2011
Stambaugh & David Balch, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula
Wellem .F.D., Hidupku
Bagi Kristus, Jakarta:BPK-GM, 2003
Willem .D.,
Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta:BPK- GM, 1989
[2].
A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy
Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam
Sejarah Kristen (Jakarta: BPK-GM 2012), 15
[4] . J. Sumardianta
dkk, Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta:
Grasindo, 1998), 119
[5]. Paul McKechnie, The Firs Christian Centuries, (Amerika:
Intervarsity Press, 2002), 221-222
[6].
Jamie king, 111 Konspirasi
Menghebohkan Dunia, (Jakarta: Summersdale Publishers,2010), 77
[7]. C. De Jonge, Pembimbing kedalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 52
[8]. H. Berkhof &
E. I. Enklar, Sejarah Gereja,(Jakarta:
BPK-GM, 2011), 1
[9]. Tucker Craig, The Begining of Christianity,216-217
[18] . Berkhof & E. I. Enklar, Sejarah Gereja, 7-8
[19]. Ibid,9
[21] .G. Van Schie, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani Dalam
Konteks Agama-Agama Lain, (Jakarta: Obor, 1994), 390
[22]. Successio Apostolica, istilah ini berarti warisan jabatan rasuli.
Pewarisan jabatan rasuli dipergunakan oleh gereja untuk menangkis ajaran sesat
yang menggerogoti gereja, terutama gnostik. F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 441
[23] . Presbiter adalah suatu
jabatan dikalangan Kristen pertama yang diambil alih dari Synagoge
Yahudi. Ibid, 371
[24]. Michel Collins & Matthew A.
Price, Millenium The Stori Of
Christianity (menelusuri jejak Kristianitas),(Yogyakarta, Kanisius, 2006),
37-44
[25] . Stambaugh & David Balch, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula, 55
[26].
Berkhof & E. I. Enklar, Sejarah
Gereja,16
[27].
F.D.Wellem, Hidupku Bagi Kristus,
(Jakarta:BPK-GM,2003),57-58
[28] F.D.Wellem, Hidupku Bagi Kristus, 4-10