Jenis-Jenis
Penyakit dan Kesembuhan Menurut Perjanjian Lama
I.
Latarbelakang Masalah
Sering sekali umat manusia memahami bahwa penyakit itu
hanya sebagai penderitaan yang melekat pada dirinya, dan tanpa memahami apa dan
kenapa penyakit itu bisa datang ke dalam dirinya. Banyak pemahaman yang keliru
tentang sumber dari penyakit yang hanya melihatnya dari satu sisi-saja. Sehingga
penulis mencoba menggali permasalahan penyakit dalam konteks Yahudi atau selama
perjalanan Perjanjian lama. Mencoba melihat jenis-jenis penyakit dan bagaimana
kesembuhan dan penyembuhan dalam prespektif Yahudi.
II.
Pembahasan
2.1 Pengertian
Penyakit Secara Umum
Penyakit adalah suatu
keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan,
disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk meneymbuhkan
penyakit biasanya orang-orang berkonsultasi kepada dokter. Klarifikasi penyakit
terbagi berapa hal yaitu Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh
kuman yang menyerang tubuh manusia. kuman dapat berupa virus, bakteri, ameba,
atau jamur, penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh
kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolism pada
jaringan tubuh manusia, penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung sangat
lama. Beberapa penyakit kronis yang sering menyebabkan kematian kepada si
penderitanya.[1]
2.2 Pengertian
Penyakit Dalam Perjanjian
Lama
Allah
berbicara tentang jalan keselamatan dan Dia jugalah yang berbicara tentang
penyakit dan cara menghadapinya, yang disaksikan-Nya dalam kitab suci. Adam dan
Hawa jatuh kedalam dosa, memiliki tubuh dengan segala bagian anggota tubuh yang
dijaluri pembuluh darah yang besar dan sampai yang terhalus sekali dengan
sungguh amat baik dan sempurna. Setalah manusia jatuh kedalam dosa, maka
murkalah Tuhan terhadap manusia. “Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit
binatang untuk manusia dan untuk istrinya, lalu mengenakannya kepada mereka”
Kej. 3:21. Tuhan Allah mengusir manusia itu dari taman Eden serta
menempatkannya ditempat yang penuh perjuangan dan penderitaan, baik itu
kehidupan sehari-hari atau juga menghadapi penyakit. Setelah jatuh kedalam
dosa, tubuh manusia itu tidak lagi sempurna, sudah tercemar oleh dosa yang
dapat mendatangkan sakit ataupun penyakit.[2]
Ihwal
penderitaan dan penyakit dalam Alkitab sangat erat sekali dengan masalah watak
dan asal segala kejahatan. Penderitaan adalah pengalaman manusia, yang oleh
berbagai sebab mereka merupakan salah satu akibat dari dosa manusia. dalam hal
penderitaan sebagai akibat sakit atau penyakit, hubungannya dengan kejahatan
biasanya tidak langsung terlihat, kendati kadang-kadang penyakit itu adalah
disebabkan perbuatan jahat. Dalam cerita kejatuhan manusia kedalam dosa, jelas
bahwa segera sesudah kejatuhan manusia kedalam dosa itu jelas bahwa segera
sesudah kejatuhan itu manusia menyadari keadaanya yang tidak aman, ketakutan
dan rasa sakit (Kej. 3:16-17). Disini itstsavon
diterjemahkan sebagai “kesakitan” dan kemudian “Hukumanku” (Kej. 4:13). Pada
umumnya, penderitaan manusia, apakah itu ditimbulkan oleh penyakit atau suatu
sebab lain akibat hukuman yang dialami secara perseorangan karena kemerosotan
rohani masyarakat. Dalam kitab ayub terutam pasal pertama nampak kegiatan
iblis. Hal ini nampak juga dalam kisah pra rasul 10:38 dikatakan bahwa orang
sakit ibarat orang yang dikuasai oleh
iblis. Penderitaan kadang-kadang dipakaiNya sebagai hukuman atau sarana
mengajar.[3]
Penulis
tidak hanya diasumsikan berporos dalam kaitan fisik atau kemungkinanan dari
mental, tetapi konsep Yahudi tentang sakit mengijinkan juga bahwa dipengaruhi
oleh moral, spiritual atau masalah relasi.[4]orang
zaman kuno mempunyai hampir semua penyakit seperti yang kita miliki sekarang
dan lebih banyak lagi, sebab tidak terjaganya sanitasi dan kebersihan. Beberapa
epidermi disebutkan didalam Alkitab, sepertinya lima wabah di Mesir yang
menyerang hewan ternak (Kej.9:3-7) dan penyakit para tentara Sanherib (2Raj.
19:35 ; Yes 37:36), yang mungkin saja disebut disentri, suatu penyakit yang
bisa menyerang para tentara lapangan.[5]
Kebutaan salah satu penyakit yangpaling umum, mungkin dikaitkan dengan,
trakoma, suatu infeksi pada syaraf mata dan kornea, yang ditularkan karena
kebersihan yang buruk dan khususnya oleh lalat. [6]
Sakit atau penyakit bagaimanapun dipandang sebagai bagian interkoneksi terhadap
seluruh aspek kehidupan dan kesehatan.[7]
2.3 Pengertian
Kesembuhan Dalam Konteks Biblika PL
Di zaman Yahudi upaya-upaya
penyembuhan kepada orang sakit masih menggunakan alat-alat atau bahan-bahan
tradisional yang juga sering dipakai dalam kehidupan sehari hari. Bahan utama
tersebut adalah minyak. Di Yahudi kuno, pemeliharaan kesehatan terutama terjadi
didalam rumah. Tidak ada rumah sakit, meskipun ada bangsa penyembuhan yang
dikaitkan dengan kuil-kuil.
Mereka
juga percaya bahwa apabila Allah telah memberikan hidup kepada manusia, maka
Allah yang sama juga dapat mengusir semua penyakit manusia. kitab suci memahami
bahwa Allah yang menyembuhkan, karena dialah tabib yang sejatimanusia(Kel.
15:26). Dialah sumber penyembuh itu (Yes. 38:2). Dia adalah Allah yang
memberikan hidup dan dia pulalah Allah yang menyembuhkan penyakit.[8]
Dalam
kehidupan umat Israel, gambaran mengenai Tuhan sebagai penyembuh cukup dikenal.
Meskipun tidak msemua teks mengatakan bahwa yang bersangkutan menyebutkan
penyakitnya, jelas mereka menyadari bahwa Tuhan dapat menyembuhkan penyakit apa
saja bila ia berkenan. Peran Tuhan sebagai penyembuh menjadi amat tegas
terungkap dalam kitab para nabi. Seperti nabi Yesaya, berungkali mengingatkan
agar umat kembali kepada Tuhan agar mereka dapat disembuhkan dari penyakit yang
mereka derita (Yes. 6:10 ; 19:22 ; 30:26). Gambaran Tuhan sebagai sang
penyembuh ini menjadi semakin nyata dalam kutukan nabi Yehezkiel terhadap
mereka yang menelantarkan orang yang sakit dan cacat, yakni orang-orang yang
tidak akan dilupakan oleh Tuhan sendiri, (Yeh. 34:4 bnd. Za. 11:15-17). Tentu
saja, juga terasa adanya kesatuan antara peran Tuhan yang menyembuhkan dan
Tuhan yang juga membiarkan orang yang terkena malapetaka penyakit sebagai
hukuman terhadap mereka yang tidak mematuhi-Nya dan khususnya mereka yang
memusuhi umat-Nya.[9]
Di
dalam Perjanjian Lama kata Sembuh adalah rif’uf
yang artinya memperbaiki. Kata ini terdapat dalam Amsal 12:18 dan juga kata Rapha yang artinya ‘’menyembuhkan” atau
“mengobati”. Kata ini terdapat dalam 2 Raja-raja 20:5.[10]
Kata Rapha juga biasanya diartikan
atau dipakai untuk penyembuhan, dan dipakai untuk tabib (Kej. 50:1-2).[11]
Dalam perjanjian lama istilah raphe
berarti usaha manusia untuk menyembuhkan yaitu berasal dari kata
menjahit/menambal, menyatukan luka-luka itu biasanya dijepit, diolesi dengan
minyak lalu diikat (Yes 1:6, Yer. 8:22).[12]
Penyembuh dipakai dengan kata Marpe.
Kata ini dalam perjanjian lama selalu diartikan dengan mengobati (Jer. 14, 19).[13]
2.4 Jenis-Jenis
Penyakit dan Penyebabnya Masa Perjanjian
Lama
2.4.1
Jenis Jenis Penyakit
2.4.1.1 Penyakit
Fisik
Dalam Mazmur
90: 10 tertulis: Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat,
delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan
penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Doa Musa ini
mengandung pengertian bahwa daya tahan hidup manusia berkisar antara usia 70 –
80 tahun. Jika seseorang mencapai usia melebihi usia tersebut, artinya
kesengsaraan dan kesulitanlah yang sering dialaminya seiring dengan
merosotnya daya tahan tubuh (stamina) disebabkan usia yang sudah menua. Dengan
kata lain, orang yang berada dalam kisaran usia tersebut, menderita sesuatu
penyakit adalah sesuatu hal yang lumrah. Inilah yang kemudian disebut sebagai
sakit fisik. Jika usia muda sudah lewat, proses kemunduran daya tahan tubuh pun
dimulai, seperti gigi mulai rontok, ketajaman pendengaran mulai berkurang, mata
rabun, dan kondisi tubuh secara keseluruhan semakin lama semakin melemah.
Gejala-gejala inilah yang disebut sebagai kelemahan dan kesulitan fisik. Tua
karena usia, daya tahan yang menurun karena virus dan lain-lain, dikatakan
sebagai penyakit fisik.
Berkaitan
dengan usia tua ini, Pengkhotbah 12:1 juga mengingatkan kita
agar senantiasa mengingat Tuhan. “Ingatlah akan Penciptamu pada masa
mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau
katakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”
Adapun yang
menjadi jenis-Jenis Penyakit yang berhubungan dengan fisik adalah:
1. Buta
Dalam
Perjanjian Lama penyakit ini merupakan kutukan dari Allah (Ulangan 28:28-29)
didalam perjanjian baru penyakit ini ditemukan dalam Markus 8:22-25, dimana
Yesus menyembuhkan orang buta di daerah yang masih belum mengenal injil di
Betsaida
2. Penyakit Kulit (Lepra atau Kusta)
Septuaginta menterjemahkan penyakit kulit tsara’at dengan lepra
(Imamat 13-14). Perjanjian baru juga memakai istilah Lepra.
Penyakit ini bukan saja mengusik orang yang menderita, tetapi juga membahayakan
kehidupan manusia disekitarnya, karena penularannya mengenai seluruh tubuh
(Ayub 2:7 ; Hizkia dalam Yes. 38:21 ; Naaman dalam 2 Raja-raja 5:1,6). Penyakit
ini dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat disembuhkan oleh Tuhan
Yesus (Luk. 17:11-20)
Kusta adalah sebutan untuk
berbagai penyakit kulit. Penyakit ini juga kita kenal sekarang sebagai lepra
dengan pemborokannya dan kelumpuhannya, tidaklah sama dengan penyakit kusta
dalam Alkitab. Orang-orang kusta dalam Alkitab disiksa oleh bintil-bintil
kehijau-hijauan atau kemerah-merahan (Imamat 13:49). Penyakit ini dinyatakan
menular, maka orang yang berpenyakit kusta ini dikucilkan dari masyarakat.
Apabila ia sembuh, harus diadakan upacara pentahiran oleh seorang imam (Imamat
14:2-20; Lukas 1:44). Kusta di dalam PL juga dipakai untuk cacat maupun cendawan/jamur
pada dinding rumah (Imamat 14:33-53). Orang yang menderita kusta itu dalam
sakit maupun penyembuhannya harus ditentukan oleh imam (Imamat 13:1-59,
14:1-32). Orang yang sudah ditentukan menderita kusta lalu dinyatakan najis dan
harus dibuang dari tengah masyarakat orang-orang sehat (Imamat 13:45-46).
Mereka yang dinyatakan kusta dalam PL adalah Musa (Keluaran 4:6),
Miriam
(Bilangan 12:9-10), Naaman (2 Raja
5:1-27), Azarya
(2 Raja 15:5 dsj) dan mungkin juga Ayub (2Raj
2:7-8). Penyakit
Kusta
juga masih dikenal di dalam PB. Di sini juga kelihatan adanya penetapan
kesembuhannya oleh imam. Bila kesembuhan itu benar seketika itu imam
memberitakan ketetapan kebersihan kulitnya. Yesus menyembuhkan banyak orang
kusta dengan menumpangkan tanganNya (Markus 1:40-42 dsj) atau dari kejauhan
(Lukas 17:11-19).
Kusta
adalah penyakit yang dalam Alkitab dinyatakan dengan kata Ibrani צָרַעַת
- TSARA'AT dan kata Yunani λέπρα-
LEPRA: "Kusta" dalam Alkitab mungkin
tidak hanya mencakup penyakit yang sekarang dikenal dengan nama itu, karena
selain menyerang manusia, "kusta" ini juga menyerang pakaian dan
rumah (Imamat 14:55). Kusta modern juga dikenal sebagai penyakit Hansen, karena dr. Gerhard A. Hansen menemukan kuman
yang secara umum diyakini sebagai penyebab penyakit ini. Namun, meskipun
penyakit "TSARA'AT"
tidak hanya mencakup kusta modern,
tidak ada keraguan bahwa kusta manusia yang sekarang disebut penyakit Hansen juga ada di Timur
Tengah pada zaman Alkitab.
3. Tuli
Tuli dalam bahasa ibrani Heres artinya “diam” dalam bahasa Yunani
Kophoi artinya tuli. Tuli ini
menunjukan bahwa telinga tidak berfungsi lagi
(Yes. 29:18 ; 35:5 ; 42:18), namun akan disembuhkan dalam rangka
pemenuhan nubuat Mesianis (Mat. 11:5, Mark.7:37). Zakaria pernah buta dan tuli
untuk sementara, hal ini menyangkut kedatangan Mesias Yesus (Luk. 1:20)
4. Borok (Ma-zohr)
Borok adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan biasanya
penyakit ini timbul akibat seseorang yang mengingkari perjanjian dengan Allah
(Ul. 28:27). Penyakit ini pernah menimpa orang Asdot yang ditimpakan Allah
untuk menghajar mereka (1 Sam. 6:5, 19). Jenis penyakit ini sering disebut
sebagai penyakit kangker pada masa kini.
2.4.1.2 Penyakit
Jiwa
Dalam Daniel 4 diceritakan tentang Raja Nebukadnezar yang
sudah seperti orang gila karena bertingkah seperti binatang yang makan rumput
sembarangan. Ini terjadi karena dia mengalami penghukuman. Di dalam Mazmur 102
juga ada lukisan yang sangat jelas sekali, bagaimana ada satu tekanan, himpitan
sehingga pemazmur berteriak bahwa dia sudah seperti bukan manusia lagi.
Orang-orang yang maniak pada kekuasaan sehingga mereka merasa kuat dan hebat
luar biasa, juga merupakan salah satu gejala penyakit jiwa. Gejala seperti ini
ada pada Raja Nebukadnezar yang merasa dirinya penguasa dan
pemilik dunia ini (Daniel 4). Akhirnya dia ditegur oleh Tuhan sampai ia seperti
orang gila. Jadi kalau ada orang yang berambisi merebut kekuasaan secara tidak
sah, atau pejabat yang maunya menduduki kursi jabatannya itu terus-menerus,
kemungkinan besar dia sakit jiwa. Kemudian orang-orang yang depresi dan
tertekan itu juga disebut sakit jiwa.
2.4.2
Penyebab Orang Bisa Sakit
Penyebab penyakit dalam
Alkitab ada dua bagian prinsip yaitu : umum dan khusus. Secara umum dalam Kej 3
:16 – 19, dilukiskan tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Setelah jatuh ke
dalam dosa, Allah memberitahu Adam dan Hawa akan mengalami sakit dalam
perjalanan hidupnya. Sebagai perempuan, Hawa akan melahirkan dan mengalami
sakit yang luar biasa pada saat melahirkan. Adam mencari makan dengan susah
payah sampai akhirnya, mereka yang berasal dari debu kembali menjadi
debu. Puncak dari penyakit adalah kematian.
Jadi pada saat manusia jatuh
ke dalam dosa, dia sudah sakit. Tapi, bagaimana manusia mengalami sakit dalam
hidupnya, di bawah ini ada beberapa uraian.[14]
1.
Penyakit karena iblis.
Dalam Lukas 13: 16
dikisahkan mengenai seorang perempuan yang sudah bungkuk belasan tahun karena
diikat oleh iblis. Diduga, penyebab kebungkukannya itu karena sejak dulu dia
bermain okultisme (berhubungan dengan setan)
2.
Penyakit merupakan hukuman dari Tuhan
Dalam 2 Tawarikh 26 ; 16 – 22,
diceritakan tentang Raja Uzia yang dilarang oleh imam untuk mengumpulkan korban
bakaran. Merasa diri seorang penguasa yang hebat, dia menentang para imam
dengan gaya yang sombong. Menyaksikan ulahnya itu, Tuhan marah lalu menjatuhkan
tulah kusta yang sangat menyakitkan. Begitu pula dengan Ananias dan Safira yang
mengalami kematian karena berbohong kepada Tuhan.
3.
Teguran atau pendidikan.
Dalam Ibrani 12 ; 6 – 12 Tuhan
mengatakan bahwa anak-anak yang Dia cintai akan Dia hajar, Dia sesah, dan
menerima ganjaran yang sulit dalam bentuk penyakit. Memang, penyakit saat itu
mendatangkan duka cita, tetapi kita akhirnya mengerti dan bersukacita. Itulah
teguran dan didikan Tuhan.
4.
Penyakit untuk kemuliaan Tuhan.
Dalam Yoh 9:3, sewaktu Yesus
berjalan bersama murid-muridnya mereka bertemu dengan seseorang yang buta sejak
lahirnya. Lalu mereka bertanya, “Guru, ini dosa siapa? Dosa orang tuanyakah?”
Yesus menjawab bahwa dia mengalami kebutaan bukan lantaran dosa siapa-siapa,
tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia (orang buta
tersebut).
5.
Penyakit karena kelemahan fisik.
Dalam 1 Timotius 5 : 23
disebutkan, “Jangan minum air saja melainkan tambahkan anggur sedikit,
berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.”
2.5 Cara
Penyembuhan Penyakit Masa Perjanjian Lama
2.5.1
Konsultan Kesehatan
Bagi banyak penuls alkitabiah, khususnya para penulis
Ulangan, penyakit adalah hukuman Allah atas dosa, yaitu bagi pelanggaran
hukum-hukum perjanjian antara Yahweh dan orang Israel: “TUHAN akan menghajar
engkau dengan batuk kering, demam, demam kepialu, radang, kekeringan, hama dan
penyakit gandum; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau binasa” (Ul.
28:22).[15]
Setelah
orang Israel menyebrangi laut merah dan masuk kepadang gurun Sur, Yahweh
berjanji untuk menyembuhkan semua penyakit mereka dengan jaminan: “Aku tidak
akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah kutimpakan kepada orang
Mesir: Sebab Aku Tuhan yang menyembuhkan (Rope)
engkau” Kel. 15:26. Demikian, juga dalam sebuah madah pujian si pemazmur
menggambarkan Yahweh Sebagai Dia yang menyembuhkan (Rope) segala penyakitmu (Mzm. 103:3). Rope Merujuk pada tabib tetap di isrel kuno, tidak seperti di Mesir,
tabib dianggap sebagai sebuah profesi dipandang rendah. Berkaitan dengan
penyembuhan, kata kerja yang umum adalah rapa,
membuat sehat dan kata bendanya adalah marpe
atau peneymbuhan. Kita mengharapkan syalom,
tetapi yang ada hanya kengerian (Yer. 8:15). Perlu diperhatikan kesejajaran
antara syalom/rapa yang ada disini.
Yeremia sering merujuk kepada Allah sebagai tabib atau penyembuh yang sejati,
seperti didalam doa: Sebuhkanlah (rapa)
aku ya Tuhan (Yer. 17:14). Melalui Yeremia Yahwe Menjanjikan pemulihan bagi
Israel dan Yehuda: sebab aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, aku akan
mengobatimu (Rapa) (Yer. 30:17 ;
33:6). Bagi Yeremia, Yahwe adalah satu satunya Penyembuh (Rope) yang sejati.[16]
2.5.2
Agama dan Penyembuhan
a. Doa
dan Penyembuhan[17]
Pengaitan doa dengan
penyembuhan adalah jelas didalam Alkitab. Beberapa mazmur merupakan permohonan
atas kesembuhan; khususnya ratapan untuk membuktikan keampuhan doa dalam
keadaan sakit. Didalam Mazmur 30, sebuah ungkapan syukur atas kesembuhan dari
penyakit yang serius, hubungan antara doa dan sakit adalah jelas: “Tuhan,
Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan (rapa) aku”(Ayat 3). Mazmur 38 adalah
sebuah permohonan untuk kesembuhan bagi seorang yang penyakitnya adalah nyata,
bukan hanya bersifat metafora:” tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena
amarah-Mu, dan tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku”
(ayat 4);”luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku” (ayat 6;
“sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku” (ayat 8)
Pengembaraan
Yesaya atas penyakit Hizkia dan doanya untuk kesembuhan adalah hal yang klasih.
Ketika Hiskia menjadi sakit dan hampir mati, Yahwe melalui Yesaya, berkata
kepadanya agar membereskan segala urusannya, “sebab engkau akan mati , tidak
akan sembuh lagi”. Kemudian Hizkia berdoa kepada Yahwe, yang menjawabnya “telah
Ku dengar doamu dan telah kulihat airmatamu. Sesungguhnya Aku akan
memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi” (Yes. 38:1-5)
b. Ibadat
Penyembuhan
Pengaitan
doa dengan penyembuhan adalah jelas didalam Alkitab. Beberapa Mazmur merupakan
permohonan atas kesembuhan: khususnya ratapan untuk membuktikan keampuhan doa
dalam keadaan sakit. Didalam Mazmur 30, sebuah ungkapan syukur atas kesembuhan dari
penyakit yang serius, hubungan doa dan sakit adalah jelas: Tuhan Allahku
kepadamulah aku berteriak minta tolong, dan engkau telah menyembuhkan (Rapa) aku. (Ayat 3).
Penggambaran
Yesaya atas penyakit Hizkia dan doanya untuk kesembuhan adalah hal yang klasik.
Ketika Hizkia menjadi sakit dan hampir mati, Yahweh, melalui Yesaya, berkata
kepadanya agar membereskan segala urusannya/. Kemudian Hizkia Berdoa kepada
Yahweh, yang menjawabnya Aku telah
mendengar doamu dan telah kulihat air matamu, sesungguhnya aku akan
memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi (Yes. 38:1-5)[18]
c. Obat-obatan Alamiah
Obat-obatan Alamiah
Alkitab menggambarkan beberapa obat alamiah yang digunakan untuk penyembuhan
Kata syori (pada
umumnya''balsem", terutama yang terbuat dari "minyak damar') muncul
enam kali di dalam Alkitab, tiga kali dikaitkan dengan Gilead di Transyordania
(Kej 37:25; Yer. 8:22; 46:11). Jelas dari enam teks tersebut bahwa syori merupakan produk dan obat ekspor.
Ketika saudara-saudara Yusuf duduk untuk makan, "Ketika mereka mengangkat
muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead
dengan untanya yang membawa neko't ('tanaman
obat syori ('balsem') dan lof ('larutan opium') [TB-LAI: damar,
balsam, dan damar ladan, peny.], Dalam
perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir' (Kej. 37:25; juga 43:11). Syori mungkin diekspor dari Gilead ke
Mesir dan Fenisia, maka namanya disebut "balsem dari Gilead''. Demikian
juga jika Syori adalah balsem yang
terbuat dari Pistacia atlantica, atau palaestina, ketiga jenis pohon itu tumbuh
di Gilead, juga di tempat-tempat lain Menurut Yehezkiel 27:17, Israel dan
Yehuda mengekspor Syori ke Tirus.
Barang ini juga sangat laku keras untuk diekspor ke Mesir. Contohnya, ratu
Ugarit mengirimkan satu buli-buli Syori kepada ratu Mesir, yaitu satu "buli-buli
wewangian.[19]
Labu liar (Paqqu’ot sadeh) dihubungkan dengan
keluarga labu, adalah buah yang kecil, rti buah melon dari Citrullus (abu
liar), bagai anggur yang merambat di sepe asir dll. 31). Labu ini tumbuh di
padan gurun dekat Laut Mati, dan mungkin dikenal bagai "apel dari
Sodom". Buah ini tetapi bijinya bisa dimakan. Dalam dosis yang kecil, buburnya merupakan obat pencahar
efektif, tetapi dalam dosis ini mematikan. Ada sebuah kisah yang menarik
tentang "rombongan nabi mudanya" Elisa, yang di tengah kelaparan
secara tidak sadar menyiapkan sekuali rebusan labu-labu liar. Ini terjadi
setelah salah seorang dari mereka entara mengumpulkan rempah-rempah untuk
rebusan itu, salah mengambil labu labu liar (apel pahit) dan menambahkan labu
labu itu ke dalam rebusan. Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi
orang-orang itu untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya,
berteriaklah mereka serta berkata: "Maut ada dalam kuali itu, hai abdi
Allah!' Dan tidak tahan mereka memakannya. Tetapi ber Elisa: Ambillah tepung
(gemakb Dilemparkannyalah itu ke dalam kuali serta berkata Cedoklah sekarang
bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!' Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya
dalam kuali itu" (2 Raj. 4:40-41). Dengan menambahkan gemakh tepung yang
dicampur dengan air, garam, dan ke dalam rebusan yang ada bubur atau apa pun,
Elisa mencairkan rebusan itu sampai mencapai titik di mana tiap porsi
"apel pahit" dari tiap-tiap nabi, dosisnya dikurangi sampai tidak
lagi menyebabkan kematian, tetapi hanya mencapai dosis pencahar saja.[20]
2.6 Sikap Setelah Menerima Kesembuhan
Setiap
umat manusia yang telah menerima berkat kesembuhan yang hanya datangnya dari
Tuhan, sudah seharusnya ia yang telah menerima kesembuhan mengucap syukur
didalam doa dan pujiannya kepada Allah sang maha agung dan mulia. Kitab Imamat
14:1-57 menjelaskan bagaimana seorang yang telah ditahirkan dari sakit
penyakitnya terkhusus sakit kusta, ia harus memeriksakan dirinya ke Imam dan
kalau ternya dia telah sembuh ia harus membuat korban persembahan kepada Allah
sebagai tanda ucapan syukur atas kesembuhan yang ia terima. Kitab imamat
mencatat bahwa korban bakaran itu berupa dua ekor burung yang hidup dan tidak
haram, juga kayu aras, kain kirmizi dan hisop. Kemudian ia harus memercikkan
tujuh kali kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu dengan cara
demikian mentahirkan dia, lalu burung yang hidup itu haruslah dilepaskannya
kepadang. Orang yang telah ditahirkan itu harusah mencukur seluruh rambutnya
dan mencuci semua pakaiannya. Artinya disini ada proses pemulihan total dengan
penyerahan diri sepenuhnya dihadapan Allah dan dalam ucapan syukur atas
kesembuhan yang diterima.
III.
Refleksi Bagi Kehidupan
Bergereja Masa Kini
Siapa saja
pasti pernah mengalami yang namanya sakit penyakit. Tidak sedikit orang yang
tidak bisa menerima keadaanya dengan keadaan yang sakit. Banyak pemahaman-pemahaman
yang terlintas dalam pikirannya atas apa yang dia alami, ada orang yang secara
sadar bahwa ini adalah penyakit yang layak dia terima karena suatu kesalahan
dirinya dan menimbulkan iman yang menjadi lebih dekat pada Tuhan atas kesadaran
bahwa Tuhan lah yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Tetapi pada beberapa orang
banyak yang tidak bisa menerima kenyataan yang akan membuatnya menjadi semakin
jauh dari Tuhan, malahan ia menghakimi Tuhan. lantas apa kata gereja untuk hal
ini ? ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jemaat gereja untuk melawat
setiap jemaat yang sedang mengalami sakit penyakit. Gereja harus mampu
mengobati jemaatnya secara rohani maupun fisik. Gereja harus mampu menumbuhkan
pemahaman jemaat tentang penyakit yang dialami, gereja harus lebih meringankan
langkahnya untuk melakukan kunjungan diakonia ke umatnya yang sedang mengalami
penyakit tersebut.
IV.
Kesimpulan
Penyakit
adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak lagi berfungsi secara normal. Dalam
pemahaman Perjanjian Lama penyakit bukan merupakan sebuah gejala fisiologis,
melainkan sebuah hukuman yang dikirimkan oleh Tuhan (Kel 9:14-15 ; Bil.
12:9-14), dari Yehwe Sendiri (2Sam. 6:7 ; Maz. 69:27), atau berhubungan dengan
malaikat Allah (2Sam. 24:16-17), atau dari setan (ayub. 2:7). Tujuan dari
penyakit tidak selamanya karena hukuman Allah kepada manusia itu tetapi juga
Tuhan mengijinkan penyakit itu hadir sebagai salah satu upaya untuk mempermuliakan
nama Allah. Adapun yang menjadi
kerinduan dari seorang yang mengalami sakit penyakit adalah hanya Kesembuhan.
Kesembuhan dipahami sebagai anugerah kebaikan yang diterima dari Allah. Didalam
Perjanjian lama kesembuhan hanya datangnya dari Tuhan, tetapi bisa saja
memiliki media dan cara-cara yang berbeda, seperti kesembuhan melalui Tabib,
Obat ramuan, Anjing, atau secara mutlak mujijat yang Allah sampaikan. Sehingga setiap
orang yang telah disembuhkan dari penyakit/penderitaanya harusalh mengucap
syukur kepada Dia.
TERIMAKASI DARI PENULIS :
BONA SOGI SUMBAYAK
V.
Daftar Pustaka
A.F. Walls, “sehat”, “Kesehatan dan Penyembuhan”,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z,
J.D. Douglas (Ed)
Agustinus Gianto,Tentang
penyakit menular, forum Biblika: Jurnal Ilmiah Popule
Albert Simanjuntak, Kesembuhan Illahi, Jakarta: STT. Betlehem, 1996
Avalos, Illness
and Health Care
Bill T. Arnold & HGM. Williamson (ed),The Dictionary of The Old Testament:
Historical Book, USA:IVP, 2005
D.O. Swanu,”Menyembuhkan”,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Dougles (ed),
Jakarta: YKBK/OMF, 2010
Frank M. Cross,Canaanite
Myth and Hebrew Epic, Cambridge: Harvard University, 1973
H.J. Stobe,Theological
Lexicon Of The Old Testament, Voll III, Erust Jenne & Claus (ed),
Western: Mascuchusdts Hendrikson Publisher, 1988
Hector Avalos, Illnes and Health Care In The Acient
Near East, HSM 54 Atlanta Scholars Press, 1995
Hepper,Baker
Encyclopedia of Bible Plants,
J.C. Lambert, “Healing”,
The International Standard Bible Encyclopaedia Vol. II Clement-Heresh, James Orr (ed), Michigan: WM.B. Eerdmans
Publishing, 1952
Philip J. King & Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, Jakarta:BPK-GM, 2010
Philip J. King, life
in Biblical Israel (Library Of Anient Israel), Westminster John Knox Press Louisville,
Kentucky, 2001
RD. Alfons Sebatu, Karunia
Penyembuhan, Jakarta: Obor, 2012
The New Topical Textbook (pen), “Sakit Penyakit”,Pedoman Pokok-pokok Isi Alkitab,
Bandung:Kalam Hidup, 198
William F. Albright,Yahweh and the Gods of Canaan, Garden City, N.Y: Doubleday, 1968
[3] A.F. Walls, “sehat”,
“Kesehatan dan Penyembuhan”,Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Douglas (Ed), 368
[4] Bill T. Arnold & HGM.
Williamson (ed),The Dictionary of The Old
Testament: Historical Book,(USA:IVP, 2005), 899
[5] Philip J. King &
Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang
Israel Alkitabiah, (Jakarta:BPK-GM, 2010), 78
[7] Bill T. Arnold & HGM.
Williamson (ed),The Dictionary of The Old
Testament: Historical Book,(USA:IVP, 2005), 899
[10] D.O.
Swanu,”Menyembuhkan”,Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini Jilid II M-Z, J.D. Dougles (ed), (Jakarta: YKBK/OMF, 2010), 380
[11] H.J. Stobe,Theological Lexicon Of The Old Testament,
Voll III, Erust Jenne & Claus (ed), (Western: Mascuchusdts Hendrikson
Publisher, 1988), 1255
[12] J.C. Lambert, “Healing”, The International Standard Bible
Encyclopaedia Vol. II Clement-Heresh, James Orr (ed), (Michigan: WM.B. Eerdmans
Publishing, 1952), 1349
[13] A.F Walls, “sehat”, Kesehatan dan Penyembuhan, Ensiklopedi
Alkitab Masa KIni, J.D. Douglas
(ed), 369
[14] The New Topical Textbook
(pen), “Sakit Penyakit”,Pedoman
Pokok-pokok Isi Alkitab,(Bandung:Kalam Hidup, 1984), 319
[15] Hector Avalos, Illnes and
Health Care In The Acient Near East, HSM 54 (Atlanta: Scholars Press, 1995),
372
[17] Philip J. King, life in Biblical Israel (Library Of Anient
Israel), (Westminster John Knox Press Louisville, Kentucky, 2001), 91-92
No comments:
Post a Comment