Arti
Dan Makna Hari Tuhan Dalam Perjanjian Lama
I.
Pendahuluan
Hari
ini, hari ini harinya Tuhan, mari kita mari kita bersukaria.....Ini
merupakan penggalan lagu yang sering sekali dilantunkan ditengah-tengah anak
sekolah minggu. Sehingga yang memberikan pemahaman yang kuat ditengah – tengah umat
Kristen yang memahami bahwa hari minggu adalah Hari Tuhan. Dan pemahaman Hari
Tuhan hanya dipahami dalam batasan untuk memuji dan memuliakannya. Tetapi banyak
makna yang terkandung dari ungkapan Hari Tuhan dan ada satu hakikat yang akan
terjadi di hari Tuhan, sehingga untuk itu penulis (Bona Sumbayak) telah menuliskan apa yang
menjadi arti dan makna dari Hari Tuhan ini dalam terkusus di kitab Perjanjian
lama dan menurut nubuatan para nabi.
II.
Pembahasan
2.1.
Pengertian Hari Tuhan Secara Umum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dituliskan bahwa kata hari berarti Waktu
dari pagi sampai pagi lagi (yaitu satu edaran bumi pada sumbunya, 24 jam) dan
waktu adalah selama matahari menerangi tempat kita (dari matahari terbit sampai
matahari terbenam, hari juga berrti keadaan yang terjadi di waktu 24 jam.[1]Sedangkan
yang dimaksud dengan ata Tuhan adalah sesuatu yag diyakini, yang dipuja, yang
disembah sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa.[2]
Jadi dapat dikatakan bahwa hari Tuhan secara umum adalah Waktu atau keadaan
yang dipakai untuk sesuatu yang diyakini dan dipuja oleh manusia, yang ia sebut
sebagai Tuhan.
Menurut Matthew S. Demoss dan J. Edward
Miller, Hari Tuhan merupakan periode di masa depan ketika Tuhan akan menghakimi
orang yang tak beriman. Dalam Perjanjian Lama, istilah tersebut ditandai dengan
adanya hukuman atas Israel (Yl. 1:15 ; Zef.1:7 ; 14) atau beberapa bangsa
spesifik lainnya (Yer. 46:10) atau Manusia pada umumnya. Hari Tuhan pada
Perjanjian Baru mengacu pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Secara
sederhana “hari Tuhan” disebut dengan “hari itu”[3].
Begitu juga dengan pendapat Jenni yang mengatakan bahwa Hari Tuhan, merupakan
satu dari pertunjukan yang akan datang yang berkaitan dengan intervensi Allah
dalam antisipasi yang bersifat ramalan masa depan. Ini merupakan kepercayaan
populer dimana konsepnya pertama kali ditemukan dalam kitab Amos. Menurut
ramalan mereka, hari Tuhan itu akan menjadi hari kemalangan dan kegelapan bagi
bangsa Israel yang tidak mematuhi hukum Tuhan, dan sebalinya hari ini akan
menjadi keselamatan bagi bangsa Israel dan Allah akan ikut campur tagan dalam
melawan musuh-musuh Israel.[4]
Jadi, berbeda dengan pandangan umum
tentang hari Tuhan, hari Tuhan berkaitan dengan kedaulatan atau kuasa Tuhan
yang dinyatakan melalui kehendak-Nya dalam suatu periode kedatangan-Nya, untuk
mendatangkan kasih dan penghakiman bagi manusia. Jadipada periode ini, Allah
akan mendatangkan kemalangan dan kegelapan bagi orang-orang yang tidak
mengikuti hukum-Nya, dan keselamatan bagi mereka yang hidup dalam kehendak
Tuhan.
2.2.
Pengertian Hari Tuhan Menurut Yudaisme
Hari Tuhan merupakan kepercayaan populer
di kalangan Yahudi dimana hari Tuhan diartikan dengan akan datangnya suatu hari
ketika allah secara dramatis campur tangan melepaskan umat Israel dari berbagai
ketakutan dan penindasan. Harapan ini kemungkinan dirayakan melalui perayaan
tahunan dengan mengadakan upacara-upacara korban, yang diharapkan menjamin
kemakmuran dan kemenangan mereka atas musuh-musuhnya.[5]
Dalam Yudaisme awal, pengharapan yang dimaksud terkait dengan pembangunan
kembali kerajaan Israel pada masa yang akan datang. Maka dapat dikatakan,
pengharapan itu bersifat nasional, historis, dan dapat ditelusuri sebab dalam
sejarah, tetapi tidak mesti bersifat eskatologis. Masa depan yangmuncul deng
segera berasal dari realitas konkret yang ada.[6]
Jika dikaitkan dengan akhir Zaman, maka
dalam kaum Yahudi hal ini biasanya disebut sebagai akhir hari-hari (aharit ha-yaim, jjjj), yaitu sebuah
ungkapan yang beberapa kali muncul dalam Tenakh[7].
Meskipun gagasan tentang bencana Mesianik memiliki tepat yag menonjol dalam
pemikiran Yahudi, tetapi gagasan ini ditemukan bersama-sama dengan gagasan
tentang penebusan dan penderitaan. Akhir zaman dalam eskatoloi Yahudi, meliputi
sebuah tema yang saling terkait.
1. Mesianisme Yahudi
·
Penumpulan kembali orang-orang yang
hidup dari pembuangan
·
Pembangunan kembali bait suci
2. Dunia yang akan datang (Olam Ha-ab,nnnn), sebuah istilah yang
ambigu yang mungkin merujuk kepada kehidupan setelah kematian, dunia mesianik,
atau kehidupan setelah kebangkitan.[8]
Menurut tradisi Yahudi, mereka yang
hidup pada akhir zaman akan menyaksikan: Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di
pembuangan ke Israel yang ada secara geografis dikalahkannya semua musuh
Israel, pembangunan (penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem dan dipulihkan
kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah, kebangkitan orang mati.
Selain dari pada itu hari Tuhan yang dipahami menyangkut hari akhir adalah
dimana pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi raja Israel. Allah juga akan
ikut bertempur dalam suatu pertempuran hebat yang dirujuk sebagai Harmagedon.
Setelah memusnahkan musuh-musuh ini untuk selama-lamanya, Allah akan
mengenyahkan semua kejahtan dri keberaaan manusia sehingga sampailah kepada
masa kesucian, ketenagan, kehidupan rohani,dan perdamaianan di seluruh dunia,
yang disebut sebagai Olam habba (dunia
masa depan), dimana semua orang akan mengenal Allah secara langsung. Dalam
Tulisan atau literatur para nabi ditemukan pengharapan eskatologis akan Hari
Tuhan yang berkaitan dengan kehadiran kerajaan Allah. Mereka memandang kerajaan
Allah sebagai pelaksana kedaulatan Allah.[9]Dalam
Yudaisme juga memiliki ide eskatologi yang menyatakan adanya penghakiman kepda
orang-orang jahat, yaitu musuh-musuh Israel da pemberian upah kepada orang
benar yaitu bagsa Israel sendiri. Pandangan ini sesuai dengan konsep
pemerintahan Allah yang dipimpin oleh Mesias terpilih dari keturunan Daud yang
akan membawa kebahagiaan yang tidak terhingga kepada bangsa Yahudi. Jadi dalam
pemahaman mereka, hari Tuhan itu berkaitan dengn kedatangan kerajaan Allah yang
diperintah oleh Allah sendiri. Hal ini akan terjadi pada datangnya hari Tuhan.[10]
2.3.
Hari Tuhan Menurut Perjanjian Lama
Ungkapan hari Tuhan juga merupakan
ungkapan eskatologi Perjanjian Lama. Istilah yang dipakai dalam bahasa Ibrani
untuk hari Tuhan adalah Yom Yahweh.
Yom Yahweh merupakan hari yang mengerikan dan dahsyat dari Tuhan, dan ini bukan
merupakan ekspresi hari sabbat atau hari Minggu Gereja atau hari kiamat
sebagaimana yang diasumsikan. Yoh Yahweh dalam Perjanjian Lama merupakan
ekspresi kolektif pemenuhan yang diharapkan dari nuuat besar Israel. Yom Yahweh
adalah dimana Tuhan secara aktif bertindak menghukum dosa yang sudh mencapai
puncak. Hukum ini bisa saja datang melalui penyerbuan (Ams. 5 dan 6 ; Yes.13 ; Yeh 13:5), atau melalui bencana
alamseperti serangan belalang (Yl 1-2 ). Pad hari itu orang yang bertobat dan
percaya akan diselamatkan (Yl. 2:28-32) tetapi orang yang tetp memusuhi Tuhan,
baik orang Yahudi taupun bukan, akan dihukum. Hal itu mempunyai akibat-akibat
alami juga terhadap alam semesta (Yes. 2)[11] Dalam
Perjanjian Lama, “Hari Tuhan” dapat menunjukan hari dalam historis masa depan
yang akan segera terjadi ketika Allah melawat umat-Nya dalam penghukuman (Ams.
5:18; Yes.2:12). Istilah ini juga menunjukan lawatan akhir Allah ketika i
mendirikan kerajaan-Nya di dunia da membawa keseamatan kepada umat-Nya yang
setia dan hukuman keapda yang jahat (Zef. 1:14; Yl. 3:14).[12]
Perjanjian Lama melihat Allah bekerja dalam sejarah untuk mewujudkan
tujuan-tujuan penebuasan-Nya, namun ini juga merujuk pada hari lawatan ilahi
ketika Allah akan datang dengan pengukuman dan keselamatan dan mendirikan
kerajaan Allah.[13]
Konsep Yom Yahweh ditemukan di sebagian
besar kitab para nabi, baik nabi besar maupun nabi kecil, sebagai tema sentral
dan jarang dibicarakan dalam masyarakat modern. Hal ini sering ditandai dengan
tema yang berulang. Sekitar 70% dari bagian pertama dari kitab Yesaya atau Yesaya
bab 1-32 terdiri dari ekspresi “Hari itu” karena berkaitan dengan nasib atau
masa depan Israel, bangsa-bangsa dan iblis.[14]
Yom Yahweh adalah hari yang mengerikan dan dahsyat dari Tuhan, dan bukan
merupakan ekspresi hari sabat atau ari minggu gereja sebagaimana yang telah
diasumsikan oleh beberapa orang. Tetapi ini merupakan ekspresi kolektif
pemenuhan yang diharapkan dari nubuat besar Israel. Hari Tuhan mengacu pada
intervensi Allah dimasa depan dalam sejarah.[15]Hal
ini berhubungan dengan aktivitas terakhir Allah baik untuk atau melawan Israel.
Hari Tuhan akan membawa penghakiman dan kebiasaan sekaligus membewa
perlindungan dan pembersihan (Zak. 13). Ini prospek khusus Eskatologis yang
sering juga disebut dengan “Akhir Hari”.[16]
2.4.
Hari Tuhan Menurut Yesaya
Yesaya (ibrani: y’sya’yahu, Yahweh adalah Keselamatan) adalah putra Amos (ibrani amots, harus dibedakan dari nabi Amos,
Ibrani amos), dan tinggal di
Yerusalem (Yes.7:1-3; 37:2). Nubuatan-nubuatan pad periode, Yesaya paling awal
terdapat dalam Yesaya 2:1-5:30, nubuat tentng kerajan damai yang akan datang
(Yes. 2:2-5). Hari Tuhan akan merendahkan semua orang yang sombong dan yang
memegahkan diri (Yes. 2:6-22).[17]
Nubuat masa depan Yesaya adalah ebagai
berikut: ia menggambarkan keruntuhan Israel (Yes. 3:8). Hari Tuhan merupakan
berita hukuman bagi semua bangsa yang meninggikan diri dan menolak jalan-jalan
Tuhan (Yes.2:6-22). Dalam Yesaya 2:12-19 dikatakan betapa hebtnya hari Tuhan
itu. Tuhan semesta alam akan ditinggikan, mengatasi segala bentuk yang tinggi
dan mulia di alam semesta. Tempat-tempat pertemuan kultus dan patung-patung
berhala akan dimusnahkan. [18]
Ia mengatakan bahwa Sion, tempat Allah tinggal (Yes.8:8), menyimpan api-Nya di
Sion dan dapur perapia di Yerusalem (Yes. 31:9), tidak dikuasai musuh (Yes.
29:7 dan 31:5). Pada masa keselamatan semua yang bertobat akan menjadi warga
kerajaan baru. Pada hari itu, umat akan melihat Yahweh, Pencipta dan memandang
orang-orang suci Israel yang kembalidatang ke Israel. Sebab Sion adalah tempat
Allah, orang-orang yang bertobat itu akan dikumpulkan di Yerusalem. Semua dosa
akan dihapuskan dan mereka yang terjerat dosa akan dimusnahkan (Yes. 29:20).
Oleh sebab itu, Istilah Hari Tuhan
menurut Yesaya mempunyai arti khusus sebagai suatu hari tertentu dimana Tuhan
akan meyatakan murkaNya dan penghukumanNya secara universal, yang artinya bahwa
penghukuman Tuhan itu adalah menyeluruh dan meliputi seluruh alam dan
kehidupanmanusia di bumi.[19]Namun
dalam arti mutlak, hari tersebutbarulah akan dinyatakan pada akhir zaman,
dimana Tuhan akan menghakimi segala kuasa duniawi di seluruh bumi untuk
dibaharui secara radikal. Tetapi hari Tuhan dalam kitab Yesaya ini juga
bermakna bahwa Mesias yang dinubuatkan akan datang membawa hukum keadilan dan
kebenaran bagi seluruh dunia, tidak hanya pada manusia.
2.5.
Hari Tuhan Menurut Yeremia
Yeremia hidup dan bernubuat selama
bertahun-tahun yang terakhir abad ke-7 dan tahun-tahun yag pertama dari abad
keenam.[20]
Pengharapan Mesianis/Eskatologis, terkait dengan kelestarian bangsa Daud
kenyataan ini berkaitan dengan Perjanjian Allah dalam 2 Samuel 1:17; 23:1-7 dan
Kej. 49:10. Jadi timbulh nubuat-nubuat yang menjanjikan pemerintahan seorang
keturunan Daud yang mempunyai kemampuan luar biasa, Yaitu Mesias. Konteks pada
masa itu adalah dimana bangsa Israel berada dalam pembuangan babel. Walaupun
demikian, bangsa itu tidak mau bertobat, hatinya telah tergila-gila kepada
berhala sehingga hidup mereka semakin merosot ke dalam kejahatan. Dengan demikian
Yehezkiel mengatakan bahwa keberdosaan manusia,sangat berlawanan engan
kekudusan Allah. Yehezkie menubuatkan bahwa hari tuhan akan dinyatakan atas
semua bangsa-bangsa yang berpaling dari Tuhn (Yeh, 30.3). Penghukuman akan
diberikan terhadap bangsa-bangsa yang tidak mau berbalik kepada Tuhan. Tetapi orang
yang brtobat akan mendapatkan anugerah Tuhan (Yeh. 36:25-37) dan akan
melaksanakan ibadah yang benar dalam bait suci (Yeh. 40-48).[21]
2.8.
Hari Tuhan Menurut Yoel
Nama Yoel, yang
adalah nama biasa di Israel yang berarti “Tuhan adalah Allah”. Tempat nubuatan
Yoel adalah Yehuda, dengan pusatnya di Yerusalem. Hari Tuhan dalam kitab Yoel
terdapat dalam Yoel 2:1-11. Disana ia merujuk kepad hubungan tulah dengan hari
Tuhan. Hari Tuhan adalah sumber ketakutan. Kejadian ini juga diumumkan dengan
tanda-tanda kosmis. Pasukan belalang digambarkan tepat sekali dengan api yang
menjalar ke segala penjuru. Tanah subur didepannya berubah menjadi gurun tandus
hitam. Sejumlah metafora menggambarkan hari Tuhan dalam konteks pengharapan
(ayat 4-9) kekuatan kosmis bergetar dan gelap.[22]
Hari Tuhan menurut Yoel adalah keseluruan
pengharapan-pengharapan eskatologis yang memuncak dalam kedatangan Tuhan, unsur
yang paling penting berkenaan dengan itu adalah hukuman (Yl. 1:15). Gambaran-gambaran
lain yang menjelaskan tentang manifestasi dari hari Tuhan dapat ditemukan dalam
Yoel 2:1, 2:11, 2:31. Hukuman itu dilakukan atas bangsa-bangsa lain dan juga
bangsa Israel. Bangsa-bangsa dihukum pada hari Tuhan karena mengancam
keberadaan Israel dan di dalam permusuhan itu mereka berbuat dosa dengan
berbuat jahat terhadap semua manusia. Oleh karena itu, Jatuhnya Yerusalem dan
pembinasaan bait allah oleh raja Nebukanezer merupakan bencana didalam seluruh
Israel yang setelah terjadi berfungsi sebagai latar belakang pengertian hari
Tuhan, walaupun di dalam pengertian hari Tuhan unsur hukum dititikberatkan,
namun tidak boleh dilupakan bahwa hari Tuhan tersebut selalu ditempatkan
didalam terang masa dpan dan dalam konteks harapan. Istilah hari Tuhan
menunjukan baha bukanlah Allah yang asing dan tidak dikenal yang menyatakan
diri melainkan Allah perjanjian yang dipercayai dan yang telah menyatakan diri
didalam sejarah keselamatan. Didalam bencana alam yang dialami oleh rakya yang
mengancam ekonomi dan kehidupan rohani juga.
Inilah yang dilihat Yoel sebagai hari Tuhan itu, dimana ada satu aktu dimana
Tuhan akan menyatakan diri secara khusus[23]. Konteks
pada masa itu ialah dimana hampir seluruh timur tengah dikuasai Asyur. Kerajaan
utama Israel sudah musnah, dan perbuatan dengan Asyur hanya tinggal beberapa
kilometer saja di utara Yerusalem; dan Yehuda tidak lebih dari satelit dari
kerajaan raksasa Asyur. Mulai tahun 630 sM. Asyur mulai bergetar di bawah
kekuasaan beberapa raja lemah. Harapan timbul dimana-mana. Bangsa-bangsa
terjajah mulai bangkit dan juga Israel (Yehuda) mengharapkan kebebasannya. Zefanya
menubuatkan baha, walaupun Asyur runtuh, jatuhnya kegelapan pada hari Tuhan
akan tetap datang.[24]
2.9.
Hari Tuhan Menurut Amos
Konteks pada masa itu adalah dimana
orang-orang miskin dan orang-orang ky sangat dibedakan. Masyarakat miskin
merupakan masyarakat yang terpinggirkan dan sering mengalami penindasan. Keadaan
sosial dimas itu berpengaruh terhadap kebiasaan agamawi. Agama tidaklah
diabaikan tetapi diperbaiki. Ditempat-tempat suci agama nasional (Am. 5:5)
upacara-upacara terus dipelihara (Am. 4:4-5), tetapi hal itu diadakan
bergandengan dengan sifat kefasikan yang tidak mengenal Allah dan menyalahi kesusilaan.[25]Di
tengah ancaman dan penindasan, Tentu umat sudah merindukan kepada hari depan
yang indah, dimana pada satu kali Tuhan itu akan datang, yaitu dimaa Tuhan
dihadapan seluruh umat akan naik takhta-Nya untuk menghakimi dan mewujudkan
kekuasaanNya. Tetapi dalam bayangan umat itu, bukanlah Tuhan dan kekuasaan-Nya
yang menjadi pusat dan harapan kerinuan mereka, melainkan untuk kepentingan
mereka sendiri, yaitu untuk menghukum musuh umat Israel dan akan menghukum
musuh itu karena segala apa yang mereka lakukan kepada bangsa pilihan Allah. Dengan
demikian hari Tuhan yang besar itu akan menjadi hari perayaan bagi Israel, hari
kemenangan dan kebahagiaan.[26]
Amos mengatakan memang musuh-musuh
Israel akan dihukum (Am. 1:2 - 2:3), yaitu karena segala perbutan jahat mereka
(bukan oleh karena mereka musuh Israel), sebab memang hari Tuhan itu akan
menjadi hari hukuman, hati yang suram, tetpi juga untuk orang Israel sendiri
karena kejahatan mereka (Am. 2:6-16). Apa yang dimaksud Amos disini adalah
pertama-tama dimaksudkan sebagai reaksi atas harapan-harapan palsu yang hidup
diantara rakyat, yaitu seakan-akan hari Tuhan itu adalah dengan sendirinya hari
kemenangan dn kegembiran untuk bangsa pilihan Tuhan yang begitu rajin melakukan
upacara agamanya. Kepada orang-orang seperti itu, yang hidup dengan kerinduan
yang palsu dan yang dalam hidup sehari-hari tidak menghiraukan Allah dan hukum-hukumnya,
hanya dapat dikatakan: Allah akan datang untuk menghakimi, hari depn adalah
suram. Tetapi ketika bangsa itu melkukan apa yng baik dimata Tuhan (Am.
5:14-15), dengan demikian mungkin Allah akan menaruh bels kasihan atas
sisa-sisa Israel (Am. 5:15)
2.10.
Hari Tuhan Menurut Zefanya
Nabi Zefanya hidup dan tampil sebagai
nabi pada masa raja Yosia (Zef.1:1) tahun 622 sM. Waktu itu Asyur mesih kuat
(Zef. 2:13). Ditafsirkan ia bernubuat kira-kita pada tahun 615 sM. Jadi kira-kira
pada masa yang sama dengan nabi Habakuk. Sama seperti nabi Amos, dia
memberitakan hari Tuhan merupakan hari kegelapan bagi bangsa-bangsa Israel
selatan.
Pesan dasarian nabi Zefanya terdapat
dalam pasal 2:3 dan pasal 3:12-13. Dia berkata tentang “orang rendah hati” dan “sisa”
dari umat Tuhan akan selamat dan terluput dari hukuman. Zefanya menggambarkan
hari Tuhan pada pasal 1:2-18. Menurut Zefanya, hari Tuhan yang menggoncangkan
semesta dunia akan mendatangi kerjaan Yehuda, khususnya kota Yerusalem oleh
karena pemujaan dewa/i kafir yang merajalela di jaman raja Manasye, Amon dan
pada aal pemerintahan raja Yosia, dan juga dikarenakan adanya ketidakadilan
yang dilakukan oleh para pemuka yang terpengaruh tata cara asing (Zef. 1:8-9)
III.
Kesimpulan
Melalui Pemaparan diatas, kita dapat
melihat bagaimana gambaran Perjanjian Lama mengenai hari Tuhan. Mereka tidak
perlu berspekulasi tentang bagaimana Allah memperlakukan umat-Nya. Karena mereka
mempunyai banyak kesempatan untuk menyaksikannya. Semuanya ini membuat mereka
yakin bahwa Allah akan menyelamatkan mereka dimasa yang akan datang ketika Hari Tuhan tiba. Jadi Hari Tuhan adalah
ketikaAllah bertindak dan menyelamatkan setiap umat Allah. Allah akan datang
ketengah tengah manusia dan akan menghakimi setiap umat yang tidak hidup
menurut kehendak-Nya dan menyelamatkan setiap umat yang percaya, Allah hadir
dengan caranya tersendiri boleh mungkin melalui bencana alam atau itulah, dan
yang pasti Allah hadir dengan kemuliannya.
IV.
Daftar
Pustaka
.....
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 1999
Boland
B.J., Tafsiran Kitab Amos, Jakarta:BPK-GM,
2007
Caragounis
C.C.,Kingdom Of God Kongdom Of Heaven, in
Dictionary Of Jesus And The Gospels, Op Cit,
D.W.Watts
John, Word Biblical Commentary Isaiah
1-33, Texas: Word Book, Publishers, 1985
Delling
Rad, ημέρα, dalam Theological Dictionary
Of The New Testament Vol 2, Michigan: Eedmans Publishing Company, 1964
Demons
Mathew S. & Miller J. Edward,Dictionary
Of Bible and Theology Words, Grand Rapids Michigan USA: Zondervan, 2002
Hadiwinata
A.S.,Tafsiral Alkitab Perjanjian Lama,
Yogyakarta:Kanisus, 2002
Huguenot
Caleb Ben,Yom Yahweh, New York:N.P
Jenni
E.,Day Of The Lord, In The Interpreter
Dictionary Of The Bible Volume 1, Nashville:Abigdon Press, 1962
Karman
Yonky, Kupulan Karangan Simposium Ikatan
Sarjana Biblika Indonesia 2006, Jakarta:LAI, 2007
Kim
S.,Kingdom Of God, in TheDictionary Of The New Testament, Leicester:InterVarsity
Press, 2004
Klappert
B.,King, Kingdom, in The New
International Dictionary Of New Testament Theology Vol 2, Michigan:Zondervan
Publishing House, 1978
M.Paterson
Robert,Tafsiran Alkitab:Kitab Yeremia,
Jakarta: BPK-GM, 2003
Pazdan
Mary Margaret,Tafsir Alkitab Perjanjian
Lama, Yogyakarta:Kanisus, 2002
Rowley
H.H.,The Faith Of Israel, Philadelphia:
The Westminster Press, 1965
Soden
Von, Bergman, dkk,Theological Dictionary
Of The Old Testament Vol VI, Michigan: William. B. Eedmans Publishing
Company, 1982
Tescher
Achim,Kitab Yesaya, Jakarta:YKBK-OMF,
2001
Ucko
Hans,Akar Bersama, Beljar Dari Iman
Kristen dri Dialog Kristen-Yahudi, Jakarta:BPK-GM, 1995
W.R.F.
Browning, A Dictionary of the Bible, 2nd Edition
(Oxford Quick Reference), 132
Widyapranawa
S.H.,Tafsiran Alkitab Kitab Yesaya, Jakarta:BPK-GM,
2006
[1] .....
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999), 298
[2] .....
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999), 965
[3] Mathew
S. Demons & J. Edward Miller,Dictionary
Of Bible and Theology Words, (Grand Rapids Michigan USA: Zondervan, 2002),
64
[4] E.
Jenni,Day Of The Lord, In The Interpreter
Dictionary Of The Bible Volume 1, (Nashville:Abigdon Press, 1962), 784
[5] W.R.F. Browning, A Dictionary of
the Bible, 2nd Edition (Oxford Quick Reference), 132
[6] Yonky
Karman,Beberapa Pendekatan Asa-usul
Apokaliptisme Perjanjian Lama, dalam Apokaliptik: Kupulan Karangan Ssimposium Ikatan Sarjana Biblika Indonesia 2006,
Seto Marsunu (Peny,,,),(Jakarta:LAI, 2007), 10
[7] Tenakh
merupakan sebutan bagi kaum Yahudi, dimana dari antara 66 dalam Alkitab, 39
diantaraya dimiliki bersama baik orang-orang Yahudi maupun Kristen, yaitu dari
kitab Kejadian sampai dengan Maleakhi, orang-orang kristen meyebut tersebut
dengan Perjanjian Lama, sementara orang Yahudi menyebutnya dengan Tenakh, yaitu
singkatan kata Ibrani; T menunjuk pada torah (lima kitab pertama, Pentateukh),
N menujuk pada Neviim (para Nabi), dan K menunjuk pada Ketavim (tulisan-tulisan
lainnya) Lih, Hans Ucko,Akar Bersama,
Beljar Dari Iman Kristen dri Dialog Kristen-Yahudi,(Jakarta:BPK-GM, 1995),
655
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Akhir_zaman,
diakses pada hari Sabtu, 19 November 2017
[9] C.C.
Caragounis,Kingdom Of God Kongdom Of
Heaven, in Dictionary Of Jesus And The Gospels, Op Cit, hlm 419
[10] B.
Klappert,King, Kingdom, in The New
International Dictionary Of New Testament Theology Vol 2,(Michigan:Zondervan
Publishing House, 1978), 377
[12] H.H.
Rowley,The Faith Of Israel,(Philadelphia:
The Westminster Press, 1965), 177
[13] Dalam
PL, istilah Kerajaan Allah dikenal dengan sebutan Malkut Samayim. Kata itu menunjuk kepada kedaulatan atau
peratura-peraturan dalam sebuah istana. Dalam PL dan kepustakaan orang Yahudi,
kata ini sering dihubungkan dengan keberadaan Allah an untuk menjelaskan
wilayah kekuasaan suatu kerajaan sebagai tempat atau panggung dimana kekuasaan
itu dinyatakan. S.Kim,Kingdom Of God, in TheDictionary Of The New Testament,(Leicester:InterVarsity
Press, 2004), 641
[14] Caleb
Ben Huguenot,Yom Yahweh,(New
York:N.P),8-10
[15] Von
Soden, Bergman, dkk,Theological
Dictionary Of The Old Testament Vol VI,(Michigan: William. B. Eedmans
Publishing Company, 1982), 18
[16] Rad
Delling, ημέρα,
dalam Theological Dictionary Of The New
Testament Vol 2(Michigan: Eedmans Publishing Company, 1964), 945-946
[17] John
D.W.Watts, Word Biblical Commentary
Isaiah 1-33,(Texas: Word Book, Publishers, 1985), XXV
[18] S.H.
Widyapranawa,Tafsiran Alkitab Kitab
Yesaya,(Jakarta:BPK-GM, 2006), 18
[19] Achim
Tescher,Kitab Yesaya,(Jakarta:YKBK-OMF,
2001), 67
[20] Robert
M.Paterson,Tafsiran Alkitab:Kitab Yeremia,(Jakarta:
BPK-GM, 2003), 2
[21] A.S.
Hadiwinata,Tafsiral Alkitab Perjanjian
Lama,(Yogyakarta:Kanisus, 2002), 605
[22] Mary
Margaret Pazdan,Tafsir Alkitab Perjanjian
Lama,(Yogyakarta:Kanisus, 2002), 649-650
[25] B.J.
Boland, Tafsiran Kitab Amos,(Jakarta:BPK-GM,
2007),64
[26] B.J.
Boland, Tafsiran Kitab Amos,(Jakarta:BPK-GM,
2007),64